KELOMPOK 4 2. Oktavian Gulo (21.24.073) 3. Wulandarry (21.24.115) 4. Hazlin syahdabri (21.24.037) 5. Pretti uli romaito simamora (21.24.076) 6. Novi Yani (21.24.069) 7. Ella maulina (21.24.028) 8. Suci Armayani (21.24.104) 9. Putri Ayu Sitompul (21.24.078) 10. Herti ayu (21.24.038) PENGERTIA N Era Pasar disebut juga dengan Era globalisasi Yaitu proses integrasi internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran, produk, dan berbagai aspek kebudayaan lainnya. Proses globalisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: a. Teknologi internet b. Infrastruktur telekomunikasi dan transportasi c. Pertukaran pelajar, dan lain-lain.
“Pada umumnya globalisasi berhubungan dengan
perubahan menyeluruh pada bidang ekonomi, industri, gaya hidup, dan aspek-aspek kehidupan lainnya.” • Farmasi merupakan bidang khusus yang bergerak dalam bidang obat-obatan (medisinal). • Keberadaan sektor farmasi tentu tidak dapat dihilangkan karena bidang ini merupakan salah satu penumpu yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang produktif dan sejahtera. Dampak Era Pasar yang sangat besar bagi bidang Farmasi di Indonesia, yaitu :
• Dampak Negatif : • Dampak Positif:
Seorang farmasis yang Dengan adanya Farmasis yang berkompeten dari negara lain berkompeten, secara tidak memiiki peluang kerja yang langsung hat tersebut akan membantu mewujudkan health sama besar dengan Farmasis care yang lebih baik karena Indonesia untuk bekerja di ditangani oleh pihak yang terlatih Indonesia, baik dalam bidang secara khusus. Begitupun industri maupun dalam sebaliknya, Farmasis Indonesia Instalasi Kefarmasian di yang berkualitas pun dapat Rumah Sakit. mengeksplorasi prospek kerja yang kebanyakan jauh lebih baik di negara- negara lain. 🞭 Farmasis atau apoteker merupakan satu- satunya profesi yang memiliki keahlian tersendiri dalam meracik atau dispensing obat maupun memberi informasi yang akurat mengenai obat-obatan tersebut. 🞭 Profesi seorang farmasis tidak dapat diambil alih oleh pihak lain yang bukan farmasis secara sembarangan, termasuk dokter yang keahlian profesinya berbeda dengan seorang farmasis. KOMPETENSI APOTEKER PADA ERA MEA Kompetensi apoteker pada era MEA meliputi : 🞭 Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek. 🞭 Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya. 🞭 Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi KOMPETENSI APOTEKER PADA ERA MEA 🞭 Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis. 🞭 Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan. 🞭 Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya. 🞭 Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar. KOMPETENSI APOTEKER PADA ERA MEA 🞭 Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. 🞭 Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi. 🞭 Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat. 🞭 Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat KEMAMPUAN APOTEKER UNTUK BERSAING DI ERA MEA 🞭 Menguasai bahasa inggris 🞭 Memiliki dosen pengajar lulusan luar negeri
🞭 Memiliki sertifikat profesi
🞭 Memiliki keterampilan kerja yang tinggi sesuai
standart kerja internasional EKUITAS DAN DAYA KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA DALAM ERA MEA PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS) Kolaborasi para pelaksana pelayanan kesehatan terutama antara dokter dan apoteker (farmasi) merupakan keniscayaan dalam memperkuat system kesehatan dan memperbaiki hasilnya. Berkaitan dengan ini maka revitalisasi farmasi rumah sakit merupakan keharusan agar terjadi peningkatan kreativitas profesi farmasi di rumahsakit, pelayanan akan bermutu, keselamatan dan keamanan pasien serta para pelaksana pelayanan kesehatan terjamin, program pemerintah tentang JKN menjadi sukses yang pada akhirnya Farmasi Rumah Sakit Indonesia siap menyonsong persaingan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2016. EKUITAS DAN DAYA KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA DALAM ERA MEA PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Saat ini daya (IFRS) apresiasi dan antisipasi bangsa Indonesia terhadap tantangan global di sektor kesehatan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, masih jauh dari memadai. Padahal pengalaman mengajarkan bahwa membuka pasar tanpa persiapan yang matang hanya akan membawa lebih banyak dampak negatif dibanding manfaat positifnya. Prasyarat penting untuk memenangkan persaingan dalam era globalisasi adalah tersedianya institusi kesehatan yang kuat, sumber daya manusia yang bermutu dalam jumlah yang memadai, yang didukung oleh pembaharuan sistem kesehatan, birokrasi pemerintah dan pengendalian atas pasar jasa pelayanan kesehatan. EKUITAS DAN DAYA KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA DALAM ERA MEA PADA INSTALASI FARMASI Rumah sakit RUMAH sebagai SAKIT salah satu sarana (IFRS) kesehatan yang digunakan untuk upaya dan pembangunan kesehatan harus dapat penyelenggaraan meningkatkan dan pelayanan kesehatan yang berorientasi mut mempertahankan tercapainya kepuasan ujug bertujuan pasien. untuk Hal mempertahankan ini eksistensi pada a pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit lain dalam era perdagangan bebas sekarang ini. EKUITAS DAN DAYA KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA DALAM ERA MEA PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS) Dengan demikian, untuk dapat berkompetisi dalam globalisasi kita harus menerapkan rencana strategis untuk meningkatkan SDM terutama dokter dan Apoteker dengan tujuan mengubahnya menjadi faktor kekuatan (strength) kompetitif. Sikap beraliansi dan bersinergi antara tenaga kesehatan dan rumah sakit masih sangat perlu untuk dikembangkan. EKUITAS DAN DAYA KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA DALAM ERA MEA PADA INSTALASI FARMASI Globalisasi RUMAH SAKIT ekonomi dan liberalisasi perdagangan (IFRS) serta investasi adalah lahan dasar untuk sistem pasar bebas. Pasar bebas berarti persaingan bebas, termasuk persaingan bebas dalam jasa pelayanan kesehatan. Dalam persaingan secara umum, ada yang dinamakan segitiga persaingan,yaitu 1. Customer (Pelanggan/ Pasien) 2. Competitor (pesaing) 3. Apoteker itu sendiri EKUITAS DAN DAYA KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA DALAM ERA MEA PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS) 🞭 Instalasi Farmasi Rumah Sakit ( IFRS ) merupakan satu- satunya unit di rumah sakit yang mengadakan barang farmasi, mengelola dan mendistribusikannya kepada pasien, bertanggung jawab atas semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit, serta bertanggung jawab atas pengadaan dan penyajian informasi obat siap pakai bagi semua pihak di rumah sakit. 🞭 Dalam era perdagangan bebas, setiap perusahaan termasuk rumah sakit menghadapi persaingan ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing juga menuntut manajemen untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan pasien serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan pesaing. EKUITAS DAN DAYA KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA DALAM ERA MEA PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS) 🞭 Peningkatan jumlah lembar resep yang masuk ke IFRS merupakan indikasi adanya perbaikan mutu pelayanan. Disamping itu peningkatan persepsi pasien IFR aka memberikan terhadap S n hasil peningkatan IFRS. Oleh pelayanan positif karena bagi itu upay faktorfaktor yang terkait dengan persepsi a pasien perlu memperoleh perhatian dalam manajemen pelayanan farmasi. PELUANG APOTEKER INDONESIA UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN DALAM MEA Adapun langkah-langkah apoteke Indonesia agar dapat r dalam MEA adalah : memenangkan persaingan 1. Dibentuknya Komite Farmasi Nasional (KFN) untuk meningkatkan dan menjamin mutu tenaga kefarmasian, khususnya Apoteker dengan melakukan registrasi, sertifikasi, pendidikan dan pelatihan berkelanjut, pembinaan dan pengawasan apoteker PELUANG APOTEKER INDONESIA UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN Penguatan 2. DALAM MEAsumber daya dalam mendukung pengembangan dan pemberdayaan Apoteker melalui peningkatan kapasitas SDM kesehatan, penguatan sistem informasi tenaga kesehatan, serta peningkatan pembiayaan dan fasilitas pendukung lainnya. 3. Apoteker harus mampu untuk membuat pasien percaya ketika melakukan praktek kefarmasian , karena dengan dasar kepercayaan maka sikap pasien terhadap pelayanan farmasi dapat dibentuk dan tercapaianya kepuasan pasien. PELUANG APOTEKER INDONESIA UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN 4. DALAM ApotekerMEA harus bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilan baik dibidang medis, industri dan teknologi agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan mampu bersaing dengan para apoteker dari luar negeri. 5. Apoteker harus mampu membangun hubungan interpersonal dalam melakukan praktik kefarmasian serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan profesi yang dijalankanya. Dengan peningkatan ilmu, pengetahuan, kualitas, kemampuan serta kuantitas Apoteker di Indonesia diharapkan siap bersaing dan memenangkan persaingan dalam MEA, agar kita tidak menjadi tamu dinegara kita dengan banyaknya Apoteker ASEAN yang bekerja di Indonesia dengan lebih unggul dan lebih baik. SOLUSI APOTEKER INDONESIA UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN DALAM MEA PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS) 1).UPGRADE FORMULARIUM, RUJUKAN, DAN PEDOMAN KEFARMASIAN Demi menghadapi era globalisasi, maka rumah sakit, IFRS seharusnya rujukan yang mengupdate biasa ulang atau digunakan formularium dala menyusun kebijakan disesuaikan m dengan , Internasional standar Asean . / 2).LEGALITAS APOTEKER WARGA NEGARA ASING
🞭 Untuk meningkatkan dan menjamin mutu tenaga
kefarmasian dala melaksanakan pekerjaannya, telah dibentuk Komite Farmasi Nasional (KFN) yang mempunyai tugas melaksanakan registrasi, sertifikasi, pendidikan pelatiha dan berkelanjutan, n apoteker pembinaan berdasarkan dan Peraturan pengawasa Menteri Kesehatan Republik Indonesia n Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian 🞭 Dalam beberapa tahun terakhir ini, beberapa rumah sakit swasta telah mempekerjakan tenaga kesehatan warga Negara asing (TKWNA). Sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku, penggunaan TKWNA diperbolehkan hany sebagai konsultan. Namu pada kenyataannya a di lapangan, dijumpai n TKWNA juga memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien. Dalam hubungan ini, pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan belum berjalan dengan semestinya. Ke depan sejalan dengan berlakunya pasar bebas, migrasi TKWNA ke tida dihindari.Indonesia k dapa t 🞭 Dengan pembinaan demikian pengawasan TKWNA dan dan dukungan regulasinya perlu ditingkatkan agar Apoteker dalam negeri tidak mengalami ketinggalan dengan masuknya Apoteker Warga Negara Asing. Jangan sampai Orang-orang yang berada dalam instalasi Farmasi mayoritas merupakan Apoteker warga Negara asing. 3).PENGUATAN SUMBER DAYA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN 🞭 Penguatan sumber daya dalam mendukung pengembangan dan pemberdayaan Apoteker dilakukan melalui peningkatan kapasitas SDM Kesehatan, penguatan sistem informasi tenaga kesehatan, serta peningkatan pembiayaan dan fasilitas pendukung lainnya. Di era globalisasi dengan berlakunya pasar bebas termasuk jasa di bidang kesehatan, pendayagunaan tenaga kesehatan Warga Negara Asing, dapat dilaksanakan. 3).PENAMPILAN APOTIK/ SARANA YANG ADA DALAM IFRS 🞭 faktor penting yang terkait langsung dengan keinginan pasien untuk membeli obat di IFRS adalah proses yang berlangsung selama pelayanan dan kenyamanan dalam menunggu, yaitu dengan penampilan fisik yang menarik dan tersedianya sarana penunjang. 5). PENINGKATAN SISTEM TEKNOLOGI •Mereka punya software untuk memberi peringatan dini misalnya satu farmasi dengan melihat obat yang berinteraksi, komputernya langsung kedap- kedip. Untuk alergi yang sudah dimasukkan datanya bila obat tetap diberikan juga kedap-kedip •AIM(Anjungan Internet Mandiri) di RS perlu bagi
pasien dan masyarakat yan
membutuhkan pelanggan informasi jenis g diderita penyakit pasien atau tentang jenis yan obat diperlukan. g yan g 🞭 Meningkatkan pemanfaatan electronic Health (e-Health) atau ubiquteous Health (u-Health) dalam mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu. Mengembangkan sistem hotline dan respon cepat untuk mengawas operasionalisasi pelaksanaa i kesehatan n pelayana n 6).PENINGKATAN JUMLAH APOTEKER BERDASARKAN KUALITAS DAN KEBUTUHAN 🞭 Hal ini tentu saja akan berdampak pada rendahnya penilaian stakeholder terhadap kualitas pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit serta menurunnya kepuasan stakeholder pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Sehingga untuk menghadapi era globalisasi maka sebaiknya Instalasi Farmasi Rumah Sakit meningkatkan tenaga apoteker seiring dengan meningkatnya tuntutan pasien terhadap pelayanan yang cepat, tepat dan lugas. KESIMPULA NBerlakunya AEC/MEA pada tahun 2015 tentu akan membawa dampak yang sangat 🞭 besar bagi bidang farmasi di Indonesia. 🞭 Farmasi merupakan bidang khusus yang bergerak dalam bidang obat-obatan (medisinal). Keberadaan sektor farmasi tentu tidak dapat dihilangkan karena bidang ini merupakan salah satu penumpu yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang produktif dan sejahtera. 🞭 Prasyarat penting untuk memenangkan persaingan dalam era globalisasi adalah tersedianya institusi kesehatan yang kuat, sumber daya manusia yang bermutu dalam jumlah yang memadai, yang didukung oleh pembaharuan sistem kesehatan, birokrasi pemerintah dan pengendalian atas pasar jasa pelayanan kesehatan. 🞭 langkah-langkah agar apoteker Indonesia dapat memenangkan persaingan dalam MEA adalah : Dibentuknya Komite Farmasi Nasional (KFN), Penguatan sumber daya dalam mendukung pengembangan dan pemberdayaan Apoteker , Apoteker harus mampu untuk membuat pasien percaya ketika melakukan praktek kefarmasian , Apoteker harus bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilan baik dibidang medis, industri dan teknologi , Apoteker harus mampu membangun hubungan interpersonal dalam melakukan praktik kefarmasian serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan profesi yang dijalankanya.