Kebijakan
NOMOR : 213/R/Dir-SK/XII/2016TENTANG
RUMAH SAKIT
2. Bahwa pengelolaan perbekalan farmasi di troli emergency yang baik dan tepat dapat meningkatkan
mutu pelayanan farmasi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan no 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Pengelolaan perbekalan farmasi di troli emergency menjadi tanggung jawab Instalasi
Farmasi bekerjasama dengan keperawatan.
KEDUA : Setiap ruang keperawatan dan unit khusus menyimpan obat emergency dalam troli
emergency.
KETIGA : Daftar obat dan jenis obat yang disimpan dalam troli emergency terlampir dalam
surat keputusan ini.
KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun
sekali.
KELIMA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Tangerang
Direktur
TEMBUSAN Yth :
2. Komite Medis
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
SURAT PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
1. Perbekalan farmasi emergency disimpan di troli emergency yang terkunci dengan menggunakan
kunci plastik yang bernomor seri berurutan. Troli emergency di bagi atas troli emergency pediatrik dan
dewasa. Kunci troli emergency dipegang oleh perawat penanggung jawab pada shift tersebut.
a. Keperawatan
b. Unit khusus: IGD, ICU, HD, Kamar Bedah, Kamar bayi dan VK, Radiologi, Fisioterapi
3. Jenis dan jumlah obat obat emergensi yang disimpan di dalam troli sesuai dengan daftar yang
telah ditetapkan.
- Oxygen Supply
- Stetoskop
- Aminofilin : 5 ampul
- Dexamethasone : 10 ampul
- Ca Gluconas : 5 ampul
- Orofaringeal airways
- Nasofaringeal airways
- ETT
- Masker oksigen
- Suction Catheter
- Suction Tube
- Nasal Cannula
- Jarum
- Dispo Syringe
- Threeway catheter
- IV cannula
- Alkohol swab
- D5% 500 ml :3
- D10% 500 ml :2
- RL 500 ml :5
- Transfusi set :3
- Infus set : 10
- IV catheter : 10
- ECG Elektroda
- Cardiac needle
- Chest tube
4. Kontrol stok perbekalan di troli emergensi dilakukan setiap sebulan sekali dilakukan oleh tenaga
teknik kefarmasian atau apoteker meliputi jumlah, jenis, kondisi fisik dan tanggal kadaluarsa.
5. Setiap kali setelah obat dan alkes dalam troli emergensi digunakan harus segera diisi kembali oleh
perawat dengan cara permintaan ke depo farmasi rawat inap.
6. Petugas yang melakukan control troly emergensi digunakan harus mencatat setiap pengeluaran
kunci troli emergensi sesuai nomor urutnya.
7. Troli emergensi digunakan hanya untuk keadaan emergensi saja meliputi (kondisi pasien sangat
membutuhkan obat dan apabila obat tidak segera diberi akan membahayakan kondisi pasien).
8. Isi dari troli emergensi bias ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan ruangan masing
masing.