Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

OBAT – OBAT TRADISIONAL

DISUSUN OLEH :

NURHAYANI

I GUSTI KETUT PUTRA

SAMHARIRA

SINARITA

NI MADE SRIWAHYUNI

NUR AFNI DELFIA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Obat-
Obat Tradisional“

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah karena
dengan tugas yang diberikannya maka kami dapat lebih banyak mengetahui tentang
Obat Tradisional. Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman
sangat berguna untuk memperbaiki penulisan makalah yang selanjutnya.Semoga
penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan terutama bagi saya
sendiri.

Kendari, 4 Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Obat Tradisional....................................................................................3


B. Manfaat Obat Tradisional........................................................................................4
C. Penggolongan dan Jenis Obat Tradisional..............................................................6
D. Tanaman Yang Digunakan Sebagai Obat Tradisional.............................................10
E. Kelebihan Dan Kekurangan Obat Tradisional.........................................................14
F. Bentuk Sediaan Obat Tradisional............................................................................16
G. Pengaruh Obat Tradisional Terhadap Kesehatan....................................................20
H. Prinsip Formulasi Obat Tradisional Bahan Alam....................................................23

BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................24

A. Kesimpulan..............................................................................................................24
B. Saran........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................26

iv
15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang memiliki begitu

banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan fauna yang dimilikinya.

Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati

termasuk juga keanekaragaman tanaman herbal.

Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa perlu terus dilestariakan dan

dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan

perekonomian rakyat. Produksi, dan penggunaan obat tradisional di Indonesia

memperlihatkan kecendrungan terus meningkat, baik jenis maupun volumenya.

Perkembangan ini telah mendorong pertumbuhan usaha di bidang obat tradisional, mulai

dari usaha budidaya tanaman obat, usaha industry obat tradisional, penjaja dan penyeduh

obat tradisional atau jamu. Bersamaan itu upaya pemanfaatan obat tradisional dalam

pelayanan kesehatan formal juga terus digalakkan melalui berbagai kegiatan uji klinik

kearah pengembangan fito farmaka (Ditjen POM, 1999).

Meningkatkan produksi, peredaran dan penggunaan obat tradisional, di sisi lain

dicemari oleh beredarnya obat tradisional yang tidak terdaftar, obat tradisional yang

mengandung bahan kimia obat atau mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya serta obat

tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu. Peredaran dan penggunaan obat

tradisional seperti ini selain sangat membahayakan kesehatan/jiwa konsumen juga merusak

citra obat tradisional secara keseluruhan.

1
16
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud obat tradisional ?

2. Apa saja manfaat obat tradisional ?

3. Apa saja penggolongan dan jenis obat tradisional ?

4. Tanaman apa saja yang bisa digunakan sebagai obat tradisional ?

5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan obat tradisional ?

6. Bagaimana bentuk sediaan obat tradisional ?

7. Apa pengaruh obat tradisional terhadap kesehatan?

8. Jelaskan prinsip formulasi obat tradisional dari bahan alam?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan obat tradisional

2. Untuk mengetahui manfaat obat tradisional

3. Untuk mengetahui penggolongan dan jenis obat tradisional

4. Untuk mengetahui tanaman apa yang digunakan sebagai obat tradisional

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan obat tradisional

6. Untuk mengetahui bentuk sediaan obat tradisional

7. Untuk mengetahui pengaruh obat tradisional terhadap kesehatan

8. Untuk mengetahui prinsip formulasi obat tradisional dari bahan alam

2
17

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OBAT TRADISIONAL

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,

bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara

tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan

tradisional. (Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan)Adalah pengobatan

dan atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman

dan keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat.

Obat tradisional Peraturan menurut Menteri Kesehatan RI.No.

179/Men.Kes/Per/VII/1976 Tentang Produksi dan Distribusi Obat Tradisionil adalah obat

jadi atau obat berbungkus yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral dan

atau sediaan galeniknya atau campuran bahan-bahan tersebut yang belum mempunyai data

klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman :

 bahan alam

 bedasarkan pengalaman

obat tradisional menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI.No.246/Men.Kes/Per/V/1990

Tentang Izin Usaha IOT dan Pendaftaran O.T Dan Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992

tentang kesehatan Adalah bahan atau ramuan bahan, yang berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara

turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

3
18

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Material Medika

Indonesia (1995), simplisia dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Simplisia Nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang keluar dari

tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari suatu tanaman dengan cara tertentu

dan belum berupa zat kimia.

b. Simplisia Hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian zat-zat

hewan yang berguna dan belum berupa zat kimia murni.

c. Simplisia pelikan (mineral)

Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa pelican atau mineral yang

belum diolah atau telah di olah dengan cara tertentu dan belum berupa zat

kimia.

B. MANFAAT OBAT TRADISIONAL

Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh komunitas dengan adanyatumbuhan obat.

Tanaman obat dapat dibudidayakan berbagai jenis tumbuhan seperti,tumbuhan obat-obatan,

tumbuhan hias seperti bunga dan berbagai jenis sayur mayur dan tumbuhan buah-buahan.

Bahkan tumbuhan obat-obatan dapat dimanfaatkan menjadiobat kuno bagi

komunitas.Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus

berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan menjadi obat kuno olehkomunitas terus

meningkat dan perkembangannya terus semakin maju.

4
19
Hal ini dapat dilihat terpenting dengan semakin banyaknya obat kuno dan jamu-jamu yang

beredar di komunitas yang diolah oleh industri-industri. ada beberapa manfaat tumbuhan

obat seperti:

1. Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat kuno dalam menunjang kesehatan telah

terbukti secara empirik, penggunaannyapun terdiri dari berbagai lapisan, mulai anak-

anak, remaja dan orang lanjutusia.

2. Memperbaiki status gizi komunitas. Banyak tumbuhan apotik hidup yang dapat

dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatkan gizi,seperti: kacang, sawo dan

belimbing wuluh, sayur-sayuran, buah-buahan sehingga kebutuhan vitamin akan

terpenuhi.

3. Menghijaukan lingkungan, meningkatkan penanaman apotik hidup salah satu cara

untuk penghijauan lingkungan tempat tinggal.

4. Meningkatkan pendapatan komunitas. Penjualan hasil tumbuhanakan menambah

penghasilan keluarga.Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tumbuhan pekarangan

rumah selaindapat digunakan untuk peningkatan gizi keluarga, juga menjadi

pelestarian lingkungan dan meningkatkan pendapatan komunitas.

Untuk itu pembudidayaan tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan komunitas perlu

dilestarikan dengan baik.Tanaman obat yang ditanam di pekarangan rumah penduduk

memiliki banyak manfaatnya, selain dapat dijadikan menjadi obat kuno yang diramu dan

dibua tmenjadi obat, tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapat

keluarga. Dengan demikian disamping dijadikan menjadi penyembuhan penyakit,tumbuhan

obat-obatan juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

5
20
C. PENGGOLONGAN dan JENIS OBAT TRADISIONAL

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang

secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.. Obat

bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat

herbal terstandar, dan fitofarmaka.

a. Jamu atau obat tradisional Indonesia

Jamu harus memenuhi kriteria :

1) aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

2) klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris

3) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional

dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat pembuktian umum dan

medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata:

”Secara tradisional digunakan untuk ….” atau sesuai dengan yang

disetujui pada pendaftaran.

Contoh : Antangin®(tablet), Buyung Upik®(serbuk), Kuku Bima®(kapsul)

Gambar produk jamu yang beredar di masyarakat.

6
21

Gambar 1. Logo jamu


(ranting daun terletak dalam lingkaran)

b. Obat Herbal Terstandar (OHT)

Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan

dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya

telah distandarisasi. Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria :

4) aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

5) klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra klinik

6) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan

dalam produk jadi

7) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu

tingkat pembuktian umum dan medium.

Contoh : Diapet®(kapsul), Lelap®(kaplet), Tolak Angin®(cair)

7
22

Gambar produk Obat Herbal Terstandar yang beredar di masyarakat

Gambar 2. Logo herbal terstandar


(tiga pasang jari-jari daun terletak dalam lingkaran)

b. Fitofarmaka

Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan

dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik,

bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Fitofarmaka harus

memenuhi kriteria :

1) aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

8
23

2) klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik

3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan

4) dalam produk jadi

5) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu

tingkat pembuktian medium dan tinggi. Kode nomor ijin edar digit 1

Gambar 3.

Logofitofarmaka

9
D. TANAMAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

Jenis- jenis tanaman yang digunakan sebagai obat:

10
Nama Tumbuhan Cara pengelolahan Manfaat

Jahe Direbus dan ditumbuk Menghangatkan Badan

Kencur  Direbus Obat Batuk, sakit kepala,

melancarkan dahak

Kunyit  Ditumbuk atau direbus Mengobati diare dan

masuk angin

Lengkuas  Ditumbuk Menghilangkan panu dan

bersifat anti bakteri.

Temulawak  Direbus Mengatasi sembelit dan

memperkuat sekresi

empedu

Alang-alang  Ditumbuk dan direbus Melancarkan air seni

Mengkudu  Dijus Mengobati penyakitradang

usus , susah buang air

kecil, batuk,amandel ,

 lever ,

Jeruk nipis  Dijus Mengobati

penyakitdemam , batuk

kronis ,kurang darah ,

menghilangkan bau badan.

Jintan  Direbus Mengobati batuk, mules,

dan sariawan
Pacar cina  Direbus Mengobati penyakit

gonorhoe 

Saga  Direbus Mengobati batuk dan

sariawan

Sirih  Direbus atau digosok Mengobati

batuk,antiseptika , dan

obat kumur

Daunseledri Direbus Mengobati tekanan darah

tinggi

Daun jambu biji Direbus Mengobati diare

Daun kumis Direbus Bersifat memperlancar air

kucing seni

Daun pegagan Direbus Mengobati sariawan dan

bersifat astringensia

(mampu membasmi

bakteri)

Daun landep Direbus Mengobati rematik

Batang kayu Direbus Mengobati

manis penyakit batuk dan sesak

napas, nyeri lambung ,

diare

Buah Ketumbar Dijus lalu ditempelkan Obat antikembung


Rimpang alang – Direbus Obat untuk memperlancar

alang air seni

Bagian tumbuhan yang digunakan terdiri atas 9 macam yaitu semua

bagian,daun, batang kulit batang, bunga, buah, biji, umbi, getah, rimpang, dan

akar.

13

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBAT TRADISIONAL

a. Kelebihan

1. Tidak Menimbulkan Efek Samping

Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di

alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional,

tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat

dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek

samping sehingga sangat aman digunakan.

2. Bebas Racun

Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak

boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat
herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman

dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai

peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.

3. Menghilangkan Akar Penyakit

Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala

penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain

menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga

menghilangkan akar penyakitnya. Cara kerja yang berbeda ini disebabkan

efek obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistik).

14

Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada penghilangan penyakit,

tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk

melawan penyakit.

4. Mengandung Banyak Khasiat

Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan

habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes,

hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus

serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol.

b. KEKURANGAN

Disamping berbagai keuntungan, bahan obat alam juga memiliki

beberapa kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat


tradisional (termasuk dalam upaya agar bisa diterima pada pelayanan

kesehatan formal). Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain : efek

farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat

higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar

berbagai jenis mikroorganisme. Menyadari akan hal ini maka pada upaya

pengembangan OT ditempuh berbagai cara dengan pendekatan-pendekatan

tertentu, sehingga ditemukan bentuk OT yang telah teruji khasiat dan

keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi

indikasi medis; yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka.

15

Akan tetapi untuk melaju sampai ke produk fitofarmaka, tentu melalui

beberapa tahap (uji

farmakologi, toksisitas dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan

mengatasi berbagai kelemahan tersebut.

Efek farmakologis yang lemah dan lambat karena rendahnya kadar

senyawa aktif dalam bahan obat alam serta kompleknya zat balast/senyawa

banar yang umum terdapat pada tanaman. Hal ini bisa diupayakan dengan

ekstrak terpurifikasi, yaitu suatu hasil ekstraksi selektif yang hanya menyari

senyawa-senyawa yang berguna dan membatasi sekecil mungkin zat balast

yang ikut tersari.


E. BENTUK SEDIAAN OBAT TRADISIONAL

Obat tradisional tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat diminum atau

ditempelkan pada permukaan pada permukaan kulit. Tetapi tidak tersedia dalam

bentuk suntikan atau aerosol. Dalam bentuk sediaan obat- obat tradisional ini dapat

berbentuk serbuk yang menyerupai bentuk sediaan obat modren, kapsul, tablet,

larutan, ataupun pil (BPHN, 1993).

1. Larutan

Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,

maka padat tadi terbagi secara molekuler dalam cairan tersebut. Zat cair atau

cairan biasanya ditimbang dalam botol yang digunakan sebagai wadah yang

16

diberikan. Cara melarutkan zat cair ada dua cara yakni zat-zat yang agak sukar

larut dilarutkan dengan pemanasan (Anief, 2000).

2. Serbuk

Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang disebukkan. Pada

pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk nabati, digerus terlebih dahulu sampai

derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih 500C.Serbuk

obat yang mengandung bagian yang mudah menguap dikeringkan dengan

pertolongan bahan pengering yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan

digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai

derajat halus serbuk (Anief, 2000).

3. Tablet
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau

cempung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan. Zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat

pembasah. Contohnya yaitu tablet antalgin (Anief, 2002).

4. Pil

Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung

satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500 mg.

untuk membuat pil diperlukan zat tambahan seperti zat pengisi untuk

memperbesar volume, zat pengikat dan pembasah dan bila perlu ditambah

penyalut (Anief, 2002).

17

5. Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau

lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat

juga terbuat dari pati dan bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras

bervariasi dari nomor paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000), dan ada

juga kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang ( dikenal

sebangai usuran OE), yang memberikan kapasitas isi yang lebih besar tanpa

peningkatan diameter. Contohnya kapsul pacekap (Farmakope IV, 1995).


Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul,

serbuk, cair, simplisia dan tablet, seperti gambar berikut ini :

18
Gambar 2.2 Bentuk Kemasan Obat Tradisional di Pasaran

Bentuk-bentuk sediaan ini saat ini sudah semakin aman dan terstandarisasi serta

dikemas dengan baik untuk menjaga keamanan dari sediaan atau produk

sediaan atau simplisia tanaman obat tradisional tersebut seperti gambar berikut

ini :

19

F. PENGARUH OBAT TRADISIONAL TERHADAP KESEHATAN

Ada masyarakat yang berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat

dibanding obat dari tanaman herbal, padahal reaksi yang lama dalam

pengobatan hal tersebut sangatlah wajar karena obat bukanlah cabai yang saat

dimakan makan rasa pedasnya akan dirasakan saat itu juga sehingga ada

beberapa orang yang bertanya adakah Pengaruh tanaman herbal bagi

kesehatan.
Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjangkit penyakit

infeksi yang memerlukan penanggulangan secara cepat dengan mengunakan

antibiotika (obat modern). Pada saat itu jika hanya mengunakan Obat herbal

atau Jamu yang efeknya lambat, tentu kurang bermakna dan pengobatannya

tidak efektif. Sebaliknya pada periode berikutnya hinga sekarang sudah cukup

banyak ditemukan turunan antibiotika baru yang potensinnya lebih tinggi

sehingga mampu membasmi berbagai penyebab penyakit infeksi.

Akan tetapi timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad

renik, melainkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai

jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan fatal tubuh sejalan dengan

proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit metabolik

dan degeneratif. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes,

hiperlipidemia, asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan penyakit

degeneratif diantaranya : rematik, asma, ulser, haemorhoid dan pikun.

20

Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakain obat dalam

waktu lama sehinga jika mengunakan obat modern dikawatirkan adanya efek

samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu

lebih sesuai bila menggunakan obat alam/OT, walaupun penggunaanya dalam

waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga

dianggap lebih aman.


H. PRINSIP FORMULASI OBAT TRADISIONAL

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 51/2009 tentang sediaan obat

dan Permenkes RI No.760, 1992, formulasi farmasetik, sediaan dan kemasan

obat tradisional dengan obat modern adalah sama hanya berbeda dalam hal

bahan baku. Formulasi harus mengikuti aturan Cara Pembuatan Obat

Tradisional yang Baik (CPOB) atau mengikuti aturan GMP (Good

Mnufacturing Practicese untuk 53 menjamin keamanan produknya. Secara

garis besarnya ada beberapa point yang harus dipatuhi antara lain :

(1). Bangunan tempat pembuatan formulasi harus pada lingkungan

yang bersih dan sehat.

(2). Peralatan yang baik dan bersih sesuai persyaratan

(3). Personalia (tenaga kerja) harus mempunyai kualifikasi yang

disyaratkan

21

(4). Kontrol kualitas mulai dari bahan baku, proses formulasi dan

pengemasan harus dijaga keamanan dan kebersihannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian dan

pengembangan obat tradisional adalah :

1. Pengembangan teknologi untuk sebagian besar produksi obat-obatan.


2. Pengembagnanstandard kontrol kualitas baik untuk bahan baku maupun

produk jadi.

3. Pengembangan formulasi baru dan bentuk sediaan yang dibuat

khusus untuk kondisi iklim sekarang dan disesuaikan dengan bahan

baku lokal yang tersedia.

4. Perpaduan antara teknologi yang diperoleh dan pengembangannya

secara kontinyu untuk menghasilkan produk yang kompetitif.

5. Bioekivalensi, bioavailabilitas dan studi farmakokinetik pada

pengembangan bentuk sediaan.

6. Pencarian sumber-sumber tanaman baru untuk obat-obat yang telah

dikenal dan obat baru yang menggunakan tanaman lokal yang tersedia.

22.

Secara garis besarnya penelitian atau eksplorasi SDA dalam upaya

untuk menemukan obat atau bahan obat atau senyawa obat yang baru

biasanya melalui langkah-langkah sebagai berikut :

(1). Ekstraksi dengan beberapa pelarut


(2). Uji biaktivitas atau uji farmakologis ekstrak

(3). Skrening fitokimia

(4) Isolasi senyawa yang diduga aktif

(5) Uji farmakologis isolat

(6). Penentuan struktur isolat aktif

(7). Modifikasi struktur isolat aktif (QSAR= QuantitativeStructureActivityof

Relationship)

(8) Uji farmakologis senyawa hasil modifikasi

(9) Pre-formulasi senyawa aktif untuk uji pra klinik

23

BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan

tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman.

Obat tradisional dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu:

1. jamu

2. Obat Herbal Terstandar

3. Fitofarmaka

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 51/2009 tentang sediaan obat dan

Permenkes RI No.760, 1992, formulasi farmasetik, sediaan dan kemasan obat

tradisional dengan obat modern adalah sama hanya berbeda dalam hal bahan baku.

Formulasi harus mengikuti aturan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOB) atau mengikuti aturan GMP (Good Mnufacturing Practicese untuk 53

menjamin keamanan produknya.

24

B. SARAN

Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang

ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin. serta tetap menjaga kelestarian

lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat.
Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah

yang berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita

berjuang mati – matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang

mati – matian untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit

25

DAFTAR PUSTAKA

Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens


Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya.

Anief, M. 2002. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : UGM press.

Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia jilid IV. Jakarta : Trubus Agriwidya.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Jakarta : Depkes RI.

Ditjen POM. 1986. Kodifikasi Peraturan Perundang-undangan Obat Tradisional.

Jakarta : Depkes RI.

26

Anda mungkin juga menyukai