Anda di halaman 1dari 5

!

4,%,3,2

1.1 Latar belakang
Sektor pertanian di indonesia memang bisa dikatakan cukup luas, hal ini dapat dibuktikan
dengan terdapatnya lahan-lahan pertanian yang terletak di berbagai tempat, oleh sebab itu rata-rata
penduduk indonesia berproIesi sebagai petani. Dalam hal ini tentu tujuan utama mereka melakukan
tanam adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal supaya dapat memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari dengan menggunakan hasil mereka dari bekerja. Untuk menghasilkhan hasil yang
maksimal maka salah satu Iaktor yang harus di perhatikan adalah pola tanam. Pelaksanaan pola tanam
juga harus mengkondisikan tempat/lokasi dimana tanaman itu akan tumbuh nantinya. Pola tanam
yang paling banyak di gunakan adalah sistim monokultur, sedang Monokultur adalah salah satu cara
budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Monokultur
menjadikan penggunaan lahan eIisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat
dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi
seragam.
Selain itu ada juga Iaktor yang harus diperhatikan lagi, yakni siIat Iisika maupun kimia dari tanah
tersebut. Dengan memperhatikan Iaktor-Iaktor yang ada maka pelaksanaan pola tanam tentu akan
mempunyai hasil yang baik dan nantinya akan berdampak pada hasil ahir dari tanaman tersebut.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari pola tanam
Untuk mengetahui potensi dan dampak pengenbangan pola tanam
Untuk mengetahui macam-macam sistem pola tanam

2. Pembahasan
2.1 Pengertian pola tanam
Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang
lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu
tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu.
Sedangkan tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik
media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. Dalam penerapannya pada
bidang pertanian pola tanam tentu harus dilaksanakan dengan sistim yang benar dan sesuai dengan
kondisi lahan yang akan di jadikan sebagai media tanam.
Pertanian di indonesia memang sudah mengalami beberapa perubahan hingga kini, walaupun
belum sepenuhnya petani-petani dapat merubah sistim pertanian mereka. Petani modern yang pada
umumnya di kembangkan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi sudah melakukan berbagai
perubahan dalam pengelolaanya mereka sudah tidak menggunakan tenaga manusia, melainkan
menggunakan tenaga mesin. Tapi pada masyarakat pedesaan yang berproIesi sebagai petani
khususnya golongan menengah kebawah mereka tetap menggunakan tenaga manusia,salah satu
penyebanya adalah tidak terjangkaunya harga dari alat-alat pertanian yang biasa di gunakan oleh
petani modern.
Dalam melaksanakan pola tanam tentu yang juga harus diperhatikan adalah keberhasilan
dalam melakukan penanaman,manusia sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya dalam
pelaksanaan tanam tersebut diantaranya adalah pembelajaran dari petani tersebut,banyak petani yang
melakukan pembelajaran secara otodidak hanya dengan beberapa saat sudah dapat menjadi pelaku
pertanian yang ada biasanya ini sering terjadi pada masyarakat pedesan, tapi sebaliknya dengan
pendidikan yang cukup dan tentunya sudah melakukan berbagai pelatihan dalam pelaksanaan
pertanian tentu juga akan mempengaruhi keberhasilan dari tanam tersebut. Selain itu kemampuan juga
sangat diperlukan untuk mencapai suatu keberhasilan,dengan kemampuan yang tinggi tentu juga akan
menghasilkan keberhasilan dalam pelaksanaan tanam tersebut.
2.2 Potensi dan dampak pengembangan pola tanam
Pengembangan diversiIikasi atau pola usaha tani perlu dilakukan secara dinamis dengan
mempertimbangkan pertimbangan lingkungan dan permintaan pasar,agar mendapatkan manIaat yang
maksimal dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani.Beberapa Iaktor yang harus
diperhatikan dalam penyusunan pola tanam(usaha tani) adalah sebagai berikut:
Ketersediaan air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja
air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan.
Keadaan tanah yang meliputi siIat Iisik,kimia dan bentuk permukaan tanah.
Tinggi tempat dari permukaan laut,terutama sehubungan dengan suhu udara,tanah dan ketersediaan
air.
Eksistensi hama dan penyakit tanaman yang bersiIat kronis dan potensial.
Ketersediaan dan aksesibilitas bahan tanaman yang meliputi jenis dan varietas menurut
agroekosistem dan toleransi terhadap jasad penggangu.
Aksesibilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan inIrastruktur dan potensi
pasar yang memadai.
Berdasarkan pada siIat tanah dan tipe iklim, terdapat enam jenis agroekosistem sebagai basis
pola pertanaman dalam setahun (annual cropping pattern) (Setjanata, 1983; Karama et al., 1988;
Karama, 1989). Keenam jenis agroekosistem dan pola tanam yang potensial adalah sebagai berikut:
(1)Lahan sawah irigasi dengan ketersediaan air irigasi 10-12 bulan: (a) Padi sawah-padi sawah-padi
sawah. Pola ini dianjur-kan pada kondisi kesulitan drainase, de-ngan kewajiban menggunakan VUTW
dan pengembalian bahan organik tanaman atau pemakaian kompos(b) Padi sawah-padi sawah-
palawija/sayuran
(2)Lahan sawah irigasi dengan jaminan ketersediaan air irigasi 7-9 bulan: (a) Padi sawah padi sawah
walik jerami-palawija/sayuran(b)Padi sawah-palawija/sayuran- palawija/sayuran
(3)Lahan sawah irigasi dengan ketersediaan air irigasi 5-6 bulan: (a) Gogo rancah padi sawah walik
jerami-palawija(b) Palawija-padi sawah-palawija/sayuran(c) Padi sawah-palawija/sayuran.
(4)Lahan sawah tadah hujan: (a) Gogo rancah-padi sawah-kacang tunggak(b) Padi sawah-
palawija/sayuran(c) Gogo rancah palawija-palawija/sayuran dan (c) Budidaya sistem surjan;
(5)Lahan pasang surut (khusus Kalimantan Selatan): (a) Padi unggul-padi unggul (untuk daerah tipe
A, B, dan C) (b) Padi unggul-padi lokal (untuk daerah tipe A, B, dan C) (c) Padi-palawija (daerah tipe
C dan D) (d) Palawija-palawija-palawija (daerah tipe C dan D) (I) Budidaya sistem surjan.
(6)Lahan kering: (a) Padi gogo tumpangsari dengan jagung yang ditanam pada awal musim hujan (b)
Tanaman substitusi padi gogo seperti kacang tanah atau kedelai (c) Pola tanaman lorong (alley
cropping)dengan tanaman pagar (hedgerow) seperti tanaman legume, buah-buahan atau tanaman
industri (kelapa dan kopi) (d) Pola tanam dengan mengikutsertakan ta-naman perkebunan dan ternak
dalam sistem usahatani lahan kering.
2.3 Sistem pola tanam
Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem monokultur dan polikultur.
Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu penanaman yang sama.
Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang
sama.
Monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis
tanaman pada satu areal. Monokultur menjadikan penggunaan lahan eIisien karena memungkinkan
perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga
kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar
mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit
tanaman).
Polikultur merupakan pemilihan tanaman dan teknis budidaya yang baik dan tepat. Pada
sistem polikultur ini akan memberikan bermacam keuntungan, diantaranya adalah :
Dapat menambah kesuburan tanah. Menanam tanaman kacang-kacangan berdampingan dengan
tanaman jenis lainnya dapat menambah kandungan unsur Nitrogen dalam tanah karena pada bintil
akar kacang-kacangan menempel bakteri Rhizobium yang dapat mengikat Nitrogen dari udara. Dan
menanam secara berdampingan tanaman yang perakarannya berbeda dapat membuat tanah menjadi
gembur.
Meminimalkan hama dan penyakit tanaman. Sistem polikultur dibarengi dengan rotasi tanaman
dapat memutuskan siklus hidup hama dan penyakit tanaman. Menanam tanaman secara berdampingan
dapat mengurangi hama penyakit tanaman salah satu pendampingnya, misalnya : bawang daun yang
mengeluarkan baunya dapat mengusir hama ulat pada tanaman kol atau kubis.
Mendapat hasil panen beragam yang menguntungkan. Menanam dengan lebih dari satu tanaman
tentu menghasilkan panen lebih dari satu atau beragam tanaman. Pemilihan ragam tanaman yang tepat
dapat menguntungkan karena jika satu jenis tanaman memiliki nilai harga rendah dapat ditutupi oleh
nilai harga tanaman pendamping lainnya.
Sistem penanaman polikultur juga memiliki kekurangan terutama jika tidak sesuai dengan
pemilihan jenis tanaman, diantaranya adalah :
Persaingan antara tanaman dalam menghisap unsur hara dalam tanah.
Dengan beragam jenis tanam maka hama penyakit juga semakin banyak atau beragam.
Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat.
Dalam pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilah dari sistem ini, yang mana
pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi alasan
dan tujuannya yang berbeda, yaitu :
1. Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu
yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis tanaman yang satu atau
pendampingnya.
2. Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang
sama dengan barisan-barisan teratur.
3. Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama selama satu
tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.
4. Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman sebagai
pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling melengkapi dalam kebutuhan Iisik
dan unsur hara.
5. Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan
penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur panjang atau
tanaman tahunan.
6. Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak seIamili
secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup hama penyakit
tanaman.
Dalam penanaman sistem polikultur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam dalam penerapannnya yaitu :
Kebutuhan sinar matahari ; pemilihan jenis tanaman yang tinggi, rindang, berdaun lebat dan
membutuhkan sinar matahari lama dengan jenis tanaman yang pendek dan tidak membutuhkan sinar
matahari lama atau perlu naungan.
Kebutuhan unsur hara ; adanya jenis tanaman yang membutuhkan sedikit unsur N dan jenis tanaman
yang membutuhkan banyak unsur N dan ada jenis tanaman yang mampu mengikat unsur N dari udara
yaitu tanaman kacang-kacangan.
Sistem perkaran ; Adanya jenis tanaman yang memiliki perakaran di dalam tanah yang dalam,
dangkal, melebar dan lainnya


III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang
lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu
tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa bera. Dalam penerapannya pada bidang pertanian
pola tanam tentu harus dilaksanakan dengan sistim yang benar dan sesuai dengan kondisi lahan yang
akan di jadikan sebagai media tanam. Manusia sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya dalam
pelaksanaan tanam tersebut diantaranya adalah pembelajaran dari petani tersebut,banyak petani yang
melakukan pembelajaran secara otodidak.Selain itu kemampuan juga sangat diperlukan untuk
mencapai suatu keberhasilan.
Salah satu Iaktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan pola tanam(usaha tani)adalah
ketersediaan air yang menyangkup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja air
irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan. Pola penanaman dapat dengan dua sistem yaitu sistem
monokultur dan polikultur. Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman pada lahan dan waktu
penanaman yang sama. Sedangkan polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada
lahan dan waktu yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2011.http://gurumuda.com/bse/Iaktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-
perkembangan-tumbuhan
Anonymous.2011.http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanamantunggal
Anonymous.2011.http://rickyuntukpertanian.blogspot.com/2010/11/blog-post.html
Anonymous.2011.http://www.ditlin.hortikultura.deptan.go.
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani dalam Usaha
IntensiIikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan Dampak Penelitian Pola Tanam dan
Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983. Pusat Penelitian dan Pengemba-ngan Tanam

Anda mungkin juga menyukai