Anda di halaman 1dari 2

5

Kandungan flavonoid dari kedua jenis Selaginella yang diambil dari alam cukup tinggi (Tabel 2 dan Lampiran 6). Kandungan saponin sangat rendah atau bahkan tidak terdeteksi pada S. willdenovii (Tabel 2 dan Lampiran 7). Pada S. willdenovii, dari seluruh perlakuan tidak dapat meningkatkan kandungan tanin. Kandungan tanin S. willdenovii yang diambil dari alam jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan tanin pada S. plana dari alam (Lampiran 8).

PEMBAHASAN
Tanaman percobaan ditanam pada komposisi media tanam yang telah ditentukan dan ditempatkan di rumah kaca, dengan naungan 80%. Penentuan keseragaman tanaman dilihat dari besar tanaman secara visual. Pada awal percobaan kondisi tanaman mengalami sedikit tercekam. Namun tanaman kembali terlihat tumbuh segar setelah melewati masa aklimatisasi selama satu minggu pada media tanam yang baru. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kombinasi media tanah dan arang sekam (1:1) cenderung memberikan respon jumlah cabang yang terbaik. Kondisi ini memungkinkan tanaman dapat berfotosintesis dengan baik dan menyerap nutrisi dengan lancar. Dari hasil pengamatan menunjukkan perlakuan kombinasi media sekam dan arang sekam (1:3) cenderung menghasilkan jumlah cabang terendah. Hal ini diduga karena sifat porous yang tinggi pada kombinasi arang sekam dan sekam, dan kandungan hara yang rendah sehingga kurang mampu untuk menahan air. Akibatnya tanaman yang ditumbuhkan pada kombinasi media tersebut mudah mengalami kekeringan dan menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik. Hasil pengamatan terhadap bobot basah tanaman menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi tanah dan arang sekam (1:1) memberikan bobot basah tertinggi, baik pada S. plana maupun S. willdenovii. Hal ini mengindikasikan bahwa kombinasi media tanah dan arang sekam (1:1) merupakan kombinasi yang cocok untuk pertumbuhan kedua jenis tanaman tersebut. Diduga kombinasi media ini memberikan kemampuan menyediakan air dan nutrisi yang tinggi, sehingga mempengaruhi bobot basah tanaman. Sebaliknya perlakuan kombinasi media sekam dan arang sekam (3:1) menghasilkan bobot basah tanaman terendah. Hal ini diduga karena kombinasi kedua media

tersebut tidak mampu menahan air dan menyediakan hara dalam jumlah yang cukup. Dengan demikian baik sekam maupun arang sekam harus dikombinasikan dengan media yang memiliki kemampuan menyimpan air yang tinggi dan memiliki kandungan hara yang cukup (Risa 2007). Selaginella plana memiliki bobot kering rata-rata lebih tinggi dari S. willdenovii. Menurut Sitompul dan Guritno (1995), perbedaan jenis tanaman juga sangat menentukan keragaman pertumbuhan pada tanaman yang dikembangbiakkan dari bagian vegetatif. Selaginella pada kombinasi media tanah dan arang sekam (1:1) memberikan bobot kering tanaman tertinggi. Sedangkan media sekam (100%) memberikan respon bobot kering terendah. Dari hasil perbandingan terlihat bahwa kombinasi media tanah dan arang sekam (1:1) memberikan respon pertumbuhan terbaik dari seluruh peubah yang diamati. Hal ini diduga karena komposisi media ini memberikan kecukupan hara dan ketersediaan air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan Selaginella. Menurut Suseno (1972) kesuburan tanah dan tersedianya air sangat penting untuk mempertahankan aktivitas metabolisma, status kandungan mineral, dan kandungan airnya. Adanya perbaikan fisik dan kimia tanah dengan pemberian abu sekam menjadikan tanah lebih gembur sehingga perakaran dapat berkembang baik dan tanaman menjadi lebih kokoh (Dhalimi 2003). Kombinasi media tanah dan arang sekam (1:1) memiliki kandungan N, P, K berturut-turut 0.28%, 0.22%, 0.15%. Namun data ini tidak menunjukkan kandungan unsur hara yang tersedia dari masing-masing media bagi pertumbuhan tanaman (Lampiran 5). Nitrogen (N) merupakan komponen pembentuk banyak jenis molekul, diantaranya protein, asam amino, dan komponen penyusun klorofil. Fosfor (P) berperan penting dalam proses fotosintesis, pembentukkan nukleotida, ADP, ATP, maupun gula terfosforilasi. Sedangkan kalium (K) merupakan unsur yang penting dalam proses enzimatik, yaitu sebagai aktivator enzim termasuk enzim-enzim dalam respirasi dan fotosintesis (Taiz & Zeiger 2002). Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan ketersediaan hara yang cukup. Secara umum pH media tanam bersifat asam mendekati netral (Lampiran 5) sehingga tanaman masih dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tersebut. Kandungan unsur hara makro C, N, P, K, Ca, Mg, serta pH terlihat bervariasi dari seluruh media (Lampiran 5).

Hal ini mengindikasikan bahwa setiap media memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyediakan unsur-unsur tersebut bagi pertumbuhan tanaman. Baik S. plana maupun S. willdenovii memiliki kandungan flavonoid tertinggi pada kombinasi media tanah dan sekam (1:1). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh perlakuan media terhadap kandungan flavonoid. Hasil ini sesuai dengan penelitian Susanti (2006) yang menunjukkan bahwa kandungan flavonoid dipengaruhi oleh kandungan hara media. Kandungan saponin tertinggi jenis S. plana yaitu pada kombinasi media sekam dan arang sekam (1:1). Pada S. willdenovii kandungan saponin tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi media sekam dan arang sekam (3:1). Hal ini menunjukkan bahwa kedua perlakuan media tersebut yaitu media sekam dan arang sekam dengan perbandingan 1:1 dan 3:1 dapat meningkatkan kandungan saponin. Kandungan tanin S. plana paling tinggi terdapat pada perlakuan media tanah (100%) dan kombinasi media tanah dan arang sekam (1:1). Perbedaan kandungan senyawa fenol antar perlakuan menunjukkan bahwa, keberadaan senyawa tersebut bergantung pada spesies atau varietas, bagian yang diekstraksi umur, prosedur pemanenan dan ekstraksi (Nahrsteidt & Butterweck 1997).

juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kuantitatif kandungan bahan bioaktif.

DAFTAR PUSTAKA
Alston AHG. 1937. The Selaginella of the Malay Island:2 Sumatra. Bul Jard. Bot Buitenzorg Serie 3,14:175-186. [BPPT] Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2001. Saponin untuk pembasmi hama udang. Bandung: BPPT Chikmawati T, Setyawan AD. Miftahudin. 2008. Kandungan fitokimia ekstrak tumbuhan Selaginella dari pulau Jawa. Seminar dan Kongres Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia ke VIII Cibinong Science Center. [21-22 Oktober 2008]. de Winter WP, Amaroso VB, Editor.2003. Plant Resources of South-East Asia No. 15(2). Cryptogams: Fern and Ferns allies. Bogor: Prosea Foundation. Dhalimi A. 2003. Pengaruh sekam dan abu sekam terhadap pertumbuhan dan kematian tanaman panili (Vanilla planivolia Andrews) di pembibitan. Bul Tro 14(2):46-55. Erlan. 2005. Pengaruh berbagai media terhadap pertumbuhan bibit mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) di polibag. J. Akta Agrosia 7(2):72-75. Gayathri V, Asha VV, Subramoniam A. 2005. Preliminary studies on immunomodulatory and antioxidant properties of Selaginella spesies. Indian J. Phar 37:381-385. Harborne JB. 1984. Metode Fitokimia. Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, penerjemah. Bandung: ITB Press. Terjemahan dari Phytochemical methods. Joy et all. 1998. Medicinal Plants. Kerala: Kerala Agricultural University. Lee IS, Nishikawa A, Furukawa P, Kasahara K, dan Kim SU. 1999. Effect of Selaginella tamariscina on in vitro tumor cell growth, p53 expression, G1 arrest and in vivo gastric cell proliferation. Cancer Lett 144(1):93-94. Lin L, Kuo Y, Chou C. 2000. Cytotoxic biflavonoid from Selaginella delicatula. J Nat Prod 63:627-630. Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Kosasih Padmawinata,

SIMPULAN
Bobot basah dan bobot kering Selaginella dipengaruhi oleh jenis media, jenis Selaginella, dan interaksi antara keduanya. Kombinasi media tanah dan arang sekam 1:1 merupakan media terbaik bagi pertumbuhan Selaginella. Kedua jenis Selaginella yang ditanam, S. plana menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan S. willdenovii. Kedua jenis Selaginella memiliki kandungan flavonoid tertinggi pada kombinasi media tanah dan sekam 1:1. Perlakuan media tanam juga dapat meningkatkan kandungan saponin pada kedua jenis. Akan tetapi perlakuan media tanam hanya meningkatkan kandungan tanin pada jenis S. plana.

SARAN
Perlu dilakukan percobaan jenis media tanam yang cenderung memberikan pengaruh paling baik pada pertumbuhan Selaginella pada berbagai tingkat naungan. Selain itu

Anda mungkin juga menyukai