Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI PEMUPUKAN PADA TANAMAN POT/POLYBAG

Annisa Nadhira Hamidah


202010200311047
tiarasandynur@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Pemupukan merupakan upaya penambahan unsur hara esensial dari luar, baik dalam bentuk kimia dan organik.
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap air,
menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian
pupuk anorganik dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya cabang, batang, daun, dan
berperan penting dalam pembentukan hijau daun. Tujuan dari diadakan praktikum adalah agar praktikan dapat
mengetahui cara perhitungan kebutuhan pupuk pada tanah dengan berat tertentu dalam polybag atau pot.
Metode yang digunakan dalam kegiatan praktikum yaitu menggunakan RAK Faktorial yang terdiri dari 2 faktor,
yakni faktor 1 (bibit cabai besar, dan bibit terong) dan faktor 2 (kontrol, NPK dosis 1, NPK dosis 2, pupuk
organik dosis 1, dan pupuk organik dosis 2), persiapan media tanam dan penanaman, serta pengamatan.
Perlakuan tinggi tanaman, jumlah daun, dan pH tanaman cabai pada minggu ke-1 hingga minggu ke-5
memberikan pengaruh nyata terhadap penambahan pupuk. Sedangkan perlakuan pH pada tanaman terong
minggu ke-1 hingga minggu ke-3 memberikan pengaruh nyata terhadap penambahan pupuk. Hal ini
dikarenakan dengan bertambahnya jumlah pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah, maka jumlah unsur
hara juga semakin meningkat, sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah yang diperlukan bagi tanaman
menjadi tercukupi. Sehingga terlihat bahwa ada kecenderungan peningkatan pertumbuhan tanaman dengan
semakin ditingkatkannya dosis pupuk. Serta Unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk NPK Mutiara
diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
Maka dari itu, jumlah daun juga mengalami kenaikan akibat pengaplikasian dari pupuk NPK
Kata Kunci : Cabai, Hara, Terong

PENDAHULUAN
Pemupukan merupakan upaya penambahan unsur hara esensial dari luar, baik dalam bentuk
kimia dan organik. Tujuan pemupukan yaitu mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas
tanaman, mengurangi persaingan unsur hara dengan gulma dan resisten terhadap hama serta penyakit
tanaman. Pertumbuhan tanaman akan lebih optimal apabila kebutuhan unsur haranya makro (N, P, K,
Ca, Mg, S) dan mikro (Fe, Cu, Zn, B, Cl, Co, Na, Si) terpenuhi. (Farrasati, 2018). Di pasaran terdapat
dua jenis pupuk yaitu pupuk anorganik dan organik. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses
rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat
pupuk. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari
bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah. (Dewanto, dkk. 2013)
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan bahan serap tanah
terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi
tanaman. Sedangkan pemberian pupuk anorganik dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan
khususnya cabang, batang, daun, dan berperan penting dalam pembentukan hijau daun (Lingga,
2018). Tanaman yang digunakan dalam kegiatan praktikum antara lain cabai dan terong. Tanaman
cabai rawit dalam bahasa latinnya Capsicum frustescens L. Untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi,
banyak factor yang harus diperhatikan, salah satu di antaranya adalah tersedianya unsur-unsur hara di
dalam tanah, baik unsur hara makro maupun mikro (Assagaf, 2017)
Terong adalah jenis sayuran yang sangat populer dan disukai oleh banyak orang karena
rasanya enak khususnya dijadikan sebagai bahan sayuran atau lalapan. Namun produksi terong di
Indonesia masih rendah dan hanya menyumbang 1% dari kebutuhan dunia. Hal ini disebabkan oleh
luas lahan budidaya terong yang masih sedikit dan bentuk kultur budidaya yang masih bersifat
sampingan dan belum intensif (Simatupang, 2014). Tujuan dari diadakan kegiatan praktikum adalah
agar praktikan dapat mengetahui cara perhitungan kebutuhan pupuk pada tanah dengan berat tertentu
dalam polybag atau pot.

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Tamnesia Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 14
Oktober 2022.
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah gembor, timbangan analitik, pH meter,
penggaris, polybag ukuran 20 x 25cm, dan cangkul.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah tanah top soil, air, bibit terong, bibit cabai
besar, pupuk NPK, dan pupuk kandang.
Metode kerja
Rancangan percobaan pada praktikum ini ialah menggunakan RAK Faktorial yang terdiri dari
2 faktor, yakni faktor 1 (bibit cabai besar, dan bibit terong) dan faktor 2 (kontrol, NPK dosis 1, NPK
dosis 2, pupuk organik dosis 1, dan pupuk organik dosis 2). Dari dua faktor tersebut diperoleh 10
kombinasi perlakuan dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 30 unit
percobaan yang tiap unitnya terdiri dari 1 tanaman sehingga total populasi tanaman ini adalah 30
tanaman. Adapun perlakuan yang digunakan pada praktikum ini ialah :
TO = Terong ; Organik
TN = Terong ; NPK
CK = Cabai besar ; Kontrol
CN = Cabai besar ; NPK
CO = Cabai besar ; Organik
Persiapan media tanam dan penanaman
Langkah awal yang dilakukan ialah menyiapkan alat dan bahan. Kemudian memasukan 2,5kg
tanah ke dalam polybag. Langkah selanjutnya ialah menanam bibit terong dan bibit cabai pada
polybag sesuai perlakuan. Selanjutnya memberikan perlakuan pemupukan sesuai dengan perhitungan.
Rumus perhitungan dari penambahan dosis pupuk ialah sebagai berikut :
a
X= ×d
b
X = pupuk yang dibutuhkan per pot
a = berat tanah dalam pot
b = berat tanah per hektar
= BV x Vol tanah per hektar
BV = 1,2 g/ml = 1,2 kg/l = 1,2 ton/m3
Vol tanah/Ha = t x p x l = 2 x 106 liter
d = dosis pupuk per hektar (rekomendasi pupuk)
Pengamatan
Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun.
Pengamatan dilakukan setelah pengaplikasian perlakuan selama 6 minggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengaruh jenis pupuk dan tanaman terhadap tinggi tanaman minggu 1 – 5
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Tanaman
Cabai 9,02 b 10,87 b 13,28 b 16,87 b 19,52 b
Terong 6,15 a 8,11 a 9,35 a 14,11 a 16,71 a
BNJ 5% 0,63 0,64 0,77 2,12 1,71
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Pupuk
kontrol 7,37 a 9,11 a 11,19 a 15,22 a 18,62 a
NPK (0,78 gr/tan) 7,40 a 9,76 a 11,73 a 16,03 a 18,33 a
NPK (0,26 gr/tan) 7,85 a 9,47 a 11,68 a 16,33 a 18,71 a
Pupuk kandang
7,66 a 9,27 a 10,89 a 15,39 a 17,31 a
sapi (41,6 gr/tan)
Pupuk kandang
7,65 a 9,83 a 11,08 a 14,49a 17,61 a
sapi (25 gr/tan)
BNJ 5% 1,39 1,42 1,71 4,69 3,77
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jenis tanaman berpengaruh
nyata (BNJ<5%) terhadap tinggi tanaman cabai pada minggu ke 1 hingga minggu ke-5. Perlakuan
perbedaan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap jenis tanaman. Tidak terdapat interaksi antara
perbedaan pupuk dengan perbedaan jenis tanaman terhadap tinggi tanaman. Hasil tinggi tanaman
terhadap jenis tanaman dan perlakuan pupuk disajikan dalam tabel 1. Hal ini dikarenakan dengan
bertambahnya jumlah pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah, maka jumlah unsur hara juga
semakin meningkat, sehingga ketersediaan unsur hara dalam tanah yang diperlukan bagi tanaman
menjadi tercukupi. Sehingga terlihat bahwa ada kecenderungan peningkatan pertumbuhan tanaman
dengan semakin ditingkatkannya dosis pupuk (Rahmi, dkk. 2015)
Tabel 2. Pengaruh jenis pupuk dan tanaman terhadap jumlah daun minggu 1 – 5
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Tanaman
Cabai 6,77 b 7,74 b 9,49 b 13,15 b 17,22 b
Terong 4,53 a 5,59 a 6,82 a 7,51 a 9,19 a
BNJ 5% 0,37 0,39 0,5 1,42 2,43
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Pupuk
kontrol 5,50 a 6,53 a 7,89 a 10,64 a 14,14 a
NPK (0,78 gr/tan) 5,70 a 6,70 a 8,06 a 10,13 a 12,92 a
NPK (0,26 gr/tan) 5,95 a 7,08 a 8,58 a 10,89 a 14,36 a
Pupuk kandang
5,36 a 6,44 a 8,00 a 9,75 a 12,11 a
sapi (41,6 gr/tan)
Pupuk kandang
5,75 a 6,58 a 8,25 a 10,25 a 12,50 a
sapi (25 gr/tan)
BNJ 5% 0,81 0,87 1,1 3,13 5,36
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jenis tanaman berpengaruh
nyata (BNJ<5%) terhadap jumlah daun cabai pada minggu ke 1 hingga minggu ke-5. Perlakuan
perbedaan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap jenis tanaman. Tidak terdapat interaksi antara
perbedaan pupuk dengan perbedaan jenis tanaman terhadap jumlah daun. Hasil jumlah daun terhadap
jenis tanaman dan perlakuan pupuk disajikan dalam tabel 2. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh
(Wijaya, dkk. 2020) menyatakan bahwa Unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk NPK Mutiara
diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan
akar. Maka dari itu, jumlah daun juga mengalami kenaikan akibat pengaplikasian dari pupuk NPK
Tabel 3. Pengaruh jenis pupuk dan tanaman terhadap pH minggu 1 – 5
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Tanaman
Cabai 0,60 a 0,94 a 1,74 a 2,45 a 2,78 a
Terong 0,64 a 0,97 a 1,70 a 2,62 b 3,08 b
BNJ 5% 0,11 0,13 0,15 0,17 0,2
Minggu Ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5
Pupuk
kontrol 0,57 a 0,83 a 1,61 a 2,39 a 2,71 a
NPK (0,78 gr/tan) 0,52 a 0,89 a 1,70 a 2,50 a 2,91 a
NPK (0,26 gr/tan) 0,70 a 1,02 a 1,65 a 2,67 a 3,13 a
Pupuk kandang
0,57 a 0,92 a 1,81 a 2,51 a 2,89 a
sapi (41,6 gr/tan)
Pupuk kandang
0,72 a 1,11 a 1,84 a 2,62 a 2,99 a
sapi (25 gr/tan)
BNJ 5% 0,25 0,29 0,34 0,37 0,44
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan jenis tanaman berpengaruh
nyata (BNJ<5%) terhadap pH cabai pada minggu ke 1 hingga minggu ke-5 dan terong pada minggu
ke-1 hingga minggu ke-3. Perlakuan perbedaan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap jenis
tanaman. Tidak terdapat interaksi antara perbedaan pupuk dengan perbedaan jenis tanaman terhadap
pH. Hasil pH terhadap jenis tanaman dan perlakuan pupuk disajikan dalam tabel 1. Berdasarkan jurnal
yang ditulis oleh () menyatakan bahwa meningkatnya pH tanah akibat pemberian pupuk kandang
yang diberikan ke lahan sawah, karena pupuk kandang yang ditambahkan akan terdekomposisi
lanjut/termineralisasi melepaskan mineral-mineral berupa kation-kation basa (Ca, Mg, Na, K) yang
menyebabkan konsentrasi ion OH meningkat mengakibatkan pH naik. Sebaliknya pemberian pupuk
NPK dapat menurunkan pH tanah, karena 10 % S yang dikandung oleh pupuk ini akan bereaksi
dengan molekul air, oksigen, dan CO2 di dalam tanah/lahan sawah akan menghasilkan ion sulfat dan
sejumlah ion H+ sehingga dapat menurunkan pH tanah (Elizabeth, 2014).

KESIMPULAN
Perlakuan tinggi tanaman, jumlah daun, dan pH tanaman cabai pada minggu ke-1 hingga
minggu ke-5 memberikan pengaruh nyata terhadap penambahan pupuk. Sedangkan perlakuan pH
pada tanaman terong minggu ke-1 hingga minggu ke-3 memberikan pengaruh nyata terhadap
penambahan pupuk. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya jumlah pupuk organik yang diberikan
ke dalam tanah, maka jumlah unsur hara juga semakin meningkat, sehingga ketersediaan unsur hara
dalam tanah yang diperlukan bagi tanaman menjadi tercukupi. Sehingga terlihat bahwa ada
kecenderungan peningkatan pertumbuhan tanaman dengan semakin ditingkatkannya dosis pupuk.
Serta Unsur nitrogen yang terkandung dalam pupuk NPK Mutiara diperlukan untuk pembentukan atau
pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Maka dari itu, jumlah daun
juga mengalami kenaikan akibat pengaplikasian dari pupuk NPK
DAFTAR PUSTAKA
Assagaf. 2017. Pengaruh Sistem Jarak Tanam Dan Pemberian Em-4 Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Cabai Rawit (Carpsicumfrutescens L.). Jurnal Ilmiah agribisnis dan
Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 2 (Oktober 2017).
Dewanto, dkk. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan Organik Terhadap Produksi Tanaman
Jagung Sebagai Sumber Pakan. Jurnal Zootek. Vol.32, No. 5
Elizabeth, Kaya. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Dan Pupuk Npk Terhadap
Ph Dan K- Tersedia Tanah Serta Serapan-K, Pertumbuhan, Dan Hasil Padi Sawah (Oryza
sativa L). Buana Sains Vol.14, No.2: 113-122, 2014
Farrasati, Rana. 2018. Pemupukan Berimbang Kunci Menjaga Kesuburan Tanah. Agrodite
Lingga P dan Marsono, 2018. Petunjuk Penggunaan pupuk. Bandung: Penebar Swadaya. Jawa Barat.
Indonesia
Rahmi, dkk. 2015. Pengaruh Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Varietas Permata. Jurnal Agrifor Volume
XIV Nomor 1, Maret 2015
Simatupang. 2014. Sayuran Jepang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wijaya, dkk. 2020. Pengaruh Pemberian Berbagai Macam Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Gumitir (Tagetes erecta L.). Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol.
9, No. 2, April 2020

DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Menyiapkan bibit tanaman Memberikan label pada tiap Mengukur tinggi pada tiap
cabai dan terong polybag sampel tanaman

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Menghitung nilai pH dan Mengaplikasikan pupuk Menyiram tanaman
suhu pada tiap sampel pada beberapa sampel
tanaman tanaman

Anda mungkin juga menyukai