Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN EFISIENSI KERJA ALAT MESIN PENGOLAHAN

TANAH
MEASUREMENT OF WORKING EFFICIENCY OF SOIL TREATMENT
MACHINES
Zieken Mirkaven
202010200311054
ziekenmirkaven@gmail.com
Program Study Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Pengolahan tanah adalah suatu cara memperbaiki struktur tanah dengan menggunakan alat seperti
bajak, cangkul, dan garu. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kondisi lahan agar menjadi seragam
dan rata melalui penggemburan atau pelumpuran dan perataan tanah. Pengujian mesin, merupakan
suatu proses, untuk mengevaluasi atau bahkan menetapkan nilai dari mesin yang diuji. praktikum ini
bertujuan agar praktikan dapat mempelajari kinerja alat dan mesin pengolah tanah secara mekanis dan
juga dapat mengukur efisiensi kerja alat mesin pengolah tanah. Praktikum ini dilakukan di lahan
belakang Rusunawa Universitas Muhammadiyah Malang pada hari Senin pukul 15.15 WIB sampai
selesai. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah traktor tangan, meteran stop watch, tali dan
alat tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lahan seluas 10 m x 10 m. Metode
dan cara kerja yang digunakan pada praktikum pengukuran efisensi kerja alat mesin pengolahan tanah
adalah. Mengukur diameter roda, dan lebar bajak pada traktor. Kemudian mencatat spesifikasi traktor
tangan, dan melakukan pengolahan lahan menggunakan traktor tangan. Dilanjutkan dengan mengukur
waktu total, belok dan pengaturan, mengukur lebar kerja actual, mengukur panjang lintasan roda
berputar sebanyak 10×. Setelah itu menghitung efisiensi kerja dengan menggunakan rumus efisiensi
kerja. Praktikum ini menunjukkan bahwa setiap praktikum memiliki hasil efisiensi yang berbeda beda
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keahlian operator dan juga faktor lahan yang diolah.
Namun pengolahan tanah dengan pola obat nyamuk dinilai lebih efisien karena konsumsi bahan bakar
berbanding lurus dengan kecepatan dan kedalaman, sehingga konsumsi bahan bakar lebih efisien dan
hasil kapasitas kerja juga lebih maksimal.
Kata Kunci : efisiensi, traktor, pengolahan
PENDAHULUAN

Pengolahan tanah merupakan kegiatan disawahkan. Lahan yang sudah rata dan
penyiapan lahan. Tujuannya adalah untuk bersih dari bekas akar-akar kayu, maka
memperbaiki kondisi lahan agar menjadi penanaman berikutnya dapat dilakukan
seragam dan rata melalui penggemburan dengan pengelolaan tanah minimum
atau pelumpuran dan perataan tanah. (minimum/zero tillage). Hal ini sangat
Proses pencucian bahan beracun dan mengurangi biaya produksi yang
pencampuran bahan ameliorisasi dan dikeluarkan oleh petani (Suriadikarta,
pupuk denhan tanah juga dipercepat. 2012).
Pengolahan tanah yang secara konsisten Traktor adalah mesin pertanian yang
memberikan hasil baik dari segi fisik lahan digunakan untuk mengolah tanah . mesin
maupun hasil tanaman adalah pengelolaa ini mempunyai efisiensi yang sangat tinggi
tanah dengan bajak singkal diikuti dengan yang dapat membalikkan tanah dan
rotari memakai traktor tangan. Tanah pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam
mineral yang keras dan berbongkah atau waktu yang bersamaan. Traktor ini
pada lahan bergambut sebaiknya tanah merupakan mesin serba guna, karena dapat
diolah sampai gembur atau melumpur berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk
dengan mencampurkan lapisan gambut dan alat-alat lain, seperti pompa air, alat
tanah mineral dibawahnya. Pengelolaan posesing, gandingan (hener) dan lain lain
tanah ini diperlukan untuk lahan gambut (Ritawati dan Yuhelsa,2013)
atau lahan rawa pasang surut yang

1
Traktor merupakan alat bermesin yang Muhammadiyah Malang pada hari Senin
memiliki kemampuan untuk bisa mengolah pukul 15.15 WIB sampai selesai.
tanah. Fungsi fungsi tennaga hewan seperti Alat dan Bahan
sapi dan kerbau dalam pengolahan tanah. Alat yang digunakan dalam praktikum
Pengenalan yang baik tentang mesin ini adalah traktor tangan, meteran stop
traktor ini, dapat mempercepat proses watch, tali dan alat tulis.
modrenisasi pertanian. Penggunaan traktor Bahan yang digunakan pada praktikum
pada tahap pengolahan lahan lebih efektif kali ini adalah lahan seluas 10 m x 10 m.
dan efisien dibandingkan dengan
Metode Kerja
menggunakan bajak tradisional. Hal ini
berarti semakin banyak jam kerja traktor Metode dan cara kerja yang digunakan
pada tahap pengeloaan tanah, semakin pada praktikum pengukuran efisensi kerja
besar pulakemampuan petani dalam alat mesin pengolahan tanah adalah. Yang
menyediakan tenaga kerja melalui suplai pertama, mengukur diameter roda, dan
dan subtitusi yang dilakukan oleh lebar bajak pada traktor. Kemudian
teknologi tersebut (Warnadi, 2015) dilanjutkan mencatat spesifikasi traktor
Pengujian mesin, merupakan suatu tangan. Setelah itu melakukan pengolahan
proses untuk menyelidiki,mencoba, atau lahan menggunakan traktor tangan.
membuktikan, yang memungkinkan kita Dilanjutkan dengan mengukur waktu total
untuk mengevaluasi ataubahkan (T), belok (T1) dan pengaturan (T2), dan
menetapkan nilai dari mesin yang diuji. juga mengukur lebar kerja actual (W2).
Sedangkan evaluasi merupakanlangkah Dilanjutkan dengan mengukur panjang
lanjut dari pengujian untuk mengetahui, lintasan roda berputar sebanyak 10×.
menilai, dan menetapkan nilaimesin Setelah itu menghitung efisiensi kerja
tersebut, bukan hanya didasarkan atas data dengan menggunakan rumus
mesin yang diperoleh, tetapi juga E = (1-L1) (1-L2) (1-L3-L4) × 100%
didasarkan atas keterangan-keterangan
tentang keadaan lahan, keadaan (W 1−W 2)
L1 =
iklimtanaman, keadaan sosial ekonomi W1
masyarakat, dan lain-lain dari keadaan L2 = ¿ ¿
luarmesin itu sendiri. Baik produsen
maupun konsumen harus mengetahui
T1
L3 =
kinerjadaripada suatu mesin yang akan T
digunakan dengan benar, jika ingin T2
menggunakan modal yang serba terbatas L4 =
secara efektif (Hermawan, 2011). T
Berdasarkan tinjauan diatas praktikum Keterangan :
ini bertujuan agar praktikan dapat
D= diameter roda
mempelajari kinerja (permorfance) alat dan
mesin pengolah tanah secara mekanis dan W1= lebar bajak/garu
juga dapat mengukur efisiensi kerja alat
W2 = lebar kerja aktual
mesin pengolah tanah.
T= waktu total
BAHAN DAN METODE
T1 = waktu belok
Tempat dan Waktu Praktikum
T2 = waktu pengaturan
Praktikum ini dilakukan di lahan
belakang Rusunawa Universitas M = panjang lintasan
E = esensial kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil perhitungan pengukuran efisiensi kerja alat mesin pengolahan
tanah

2
Kelompok Efisiensi Kerja Keterangan
Kelompok 1 0,48%
Kelompok 2 20% Rotari dengan
Kelompok 3 27,34% menggunakan
Kelompok 4 26,57% metode obat
Kelompok 5 35,01% nyamuk dengan luas
Kelompok 6 16,63% lahan 10 m × 10 m
Kelompok 7 17,29%

Berdasarkan hasil perhitungan yang tanah menggunakan traktor roda, perlu


diperoleh, pada praktikum yang menggunakan pola-pola tertentu untuk
dilaksanakan di lahan rusunawa menghasilkan pengolahan tanah yang
Universitas Muhammadiyah Malang efektif dan efisien. Pola pengolahan tanah
mengenai pengukuran efisiensi kerja alat yang dilakukan oleh petani pada aktivitas
mesin pengolah tanah pada kelompok 1 pembajakan menggunakan traktor roda dua
didapatkan hasil efisiensi kerja sebesar adalah pola tepi atau melingkar kontinyu,
0,48%, kelompok 2 didapatkan hasil karena memiliki derajat pembelokan yang
efisiensi kerja sebesar 20%, kelompok 3 cukup rendah dibandingkan pola yang lain
didapatkan hasil efisiensi kerja sebesar karena derajat dalam pembelokan itu yang
27,34%, kelompok 4 didapatkan hasil akan mempengaruhi waktu belok (Asep,
efisiensi kerja sebesar 26,57%, kelompok 5 2020)
didapatkan hasil efisiensi kerja sebesar Hasil praktikum membahas pengolahan
35,01%, kelompok 6 didapatkan hasil tanah dilakukan dengan bentuk pola spiral,
efisiensi kerja sebesar 16,63%, dan mesin mengolah tanah dari tepi dan
kelompok 7 didapatkan hasil efisiensi berakhir di tepi secara spiral. Kelebihan
kerja sebesar 17,29%. Praktikum ini dari pola ini adalh hasil dari
menggunakan traktor mesin rotari dan pengolahannya tidak terlempar kesamping,
menggunakan metode obat nyamuk pada sedangkan kekurangannya adalah
pengolahan tanahnya. efisiensinya rendah. Pola ini hanya cocok
Menurut pendapat Daniel (2016) nilai dilakukan untuk bajak yang diubah arah
efisiensi kerja alat mesin pengelolaan lemparan pembajakan (Fadila, 2018). Hasil
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, perkelompok berbeda beda dikarenakan
diantaranya adalah tekstur tanah yang dalam memberi waktu berbeda-
keras sehingga banyak tanah yang beda.perbedaan waktu paling banyak
menyangkut pada sirip roda sehingga laju tertera pada waktu traktor berbelok.
traktor melemah. Tekstur tanah dapat Berdasakan jurnal yang ditulis oleh
menimbulkan kemacetan yang Karimah (2020) bahwa polatepi/melingkar
menyangkut masalah kehilangan waktu kontinyu menghasilkan efisiensi tertinggi
pengelolaan akibat nya dapat menurunkan setelah pola spiral yaitu 81,20%, yang
efisiensi pengolahan, waktu hilang karena artinya perbandingan daya efektif traktor
slip roda, tumpang tindih, waktu dengan daya teoritis yang dihasilkan tidak
belok,serta lebar bajak juga mempengaruhi terlalu signifikan jika dibandingkan dengan
efisiensi pengolahan tanah. Luas lahan pola pengolahan lainnya.
yang diolah selain itu efisiensi pengolahan Hasil peraktikum menunjukkan suatu
tanah dapat juga dipengaruhi oleh keadaan hal yang dapat menyebabkan kurang
traktor. efektifnya kerja alat mesin pengolahan
Hasil dari praktikum ini menunjukkan tanah, salah satu diantaranya adalah kurang
penentuan pola dalam melakukan terampilnya operator, hal ini menyebabkan
pengolahan lahan akan berpengaruh pada lahan yang sudah diolah, pada putaran
kinerja dan efisiensi alat mesin pengolahan berikutnya akan diolah lagi, sehingga tidak
lahan karena dalam melakukan pengolahan

3
efisien dan memperlambat waktu KESIMPULAN
pengolahan (Endo, 2012)
Berdasarkan hasil dan pembahasan
Menurut Sulnawati, et al.(2016) pada
tersebut dapat disimpulkan bahwa
saat melakukan pengolahan tanah terdapat
pengolahan menggunakan metode obat
nilai efisiensi dipengaruhi oleh jenis tanah
nyamuk memiliki hasil yang berbeda beda.
dan struktur tanah yang diolah. Banyaknya
Hasil tertinggi terdapat pada kelompok 5
tanah yang menempel pada sirip roda
dengan hasil 35,01%, dan hasil terendah
menimbulkan kemacetan yang
terdapat pada kelompok 1 dengan hasil
menyangkut masalah kehilangan waktu
0,48%. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
pengolahan akibatnya dapat menurunkan
faktor, seperti kondisi tanah yang diolah
efisiensi kerja. Waktu hilang karena slip
dan juga keterampilan operator. Metode
roda, tumpang tindih, waktu belok, serta
obat nyamuk memiliki kelemahan dan juga
lebar bajak juga mempengaruhi efisiensi
kelebihan, kelemahannya seperti lebih
pengolahan tanah. Selain itu efisiensi
banyak kehilangan waktu pada saat traktor
pengolahan tanah dapat juga dipengaruhi
melintasi ujung-ujung suatu lapangan,
oleh keterampilan operator, kemacetan
namun juga memiliki kelebihan yaitu
yang terjadi selama pengolahan tanah serta
konsumsi bahan bakar lebih efisien
keadaan traktor.

DAFTAR PUSTAKA Karimah, dkk. 2015. Analisis Efisiensi


Kerja pada Aktivitas Pengolahan
Asep., dkk, 2020. Analisis Efisiensi
Tanah Sawah
Kinerja Pada Aktivitas Pengolahan
Tanah Sawah secara Manual dan Ritawati, Sri, Yuhelsa Putra, 2013.
Mekanik. Jurnal Keteknikan Petunjuk Praktikum Mesin dan Alat
Pertanian Tropis dan Biosistem, Pertanian. Serang. UNTIRTA.
8(1) 29-04
Sulnawati, E., Abdullah, S. H., & Priyati,
Endo., dkk, 2012. Mempelajari Kinerja A. (2016). Analisis Teknis dan
Bajak Singkal Tipe Slated Berbahan Kajian Ergonomika berdasarkan
Baja Stainless pada Perubahan Antropometri pada Penggunaan
Kecepatan Kerja dan Kedalaman Traktor Tangan untuk Lahan Sawah.
Olah. Jurnal Teknik Pertanian Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
Sriwijaya, Vol.1 No. 1. dan Biosistem, 4(2), 239-247.
Fadila., dkk. 2018. Pengaruh Alat Mesin Suriadikarta, D., 2012. Teknologi
Pertanian Ssecara Ekonomis untuk Pengelolaan Lahan Gambut
Meningkatkan Efisiensi Pengolahan Berkelanjutan. Prosiding Seminar
Tanah Di Djati Gede Sumedang. Nasional Pengelolaan Lahan
MPRA. Program Studi Gambut Berkelanjutan , 4 mei
Agroteknologi, Fakultas Sains dan Bogor.
Teknologi, Universitas Islam Negeri
Warnadi, 2015. Penyerapan Tenaga Kerja
Sunan Gunung Djati Bandung
Pada Usahatani Padi Sawah di
Hermawan, W., 2011. Perbaikan Desain Desa Ambarketawang Kecamatan
Mesin Penanam dan Pemupuk Gamping. Jurusan Geografis FIS
Jagung Bertenega Traktor UNJ Sleman, Yogyakarta.
Tangan. Jurnal Keteknikan
Pertanian, 25(1).

LAMPIRAN
Dik :

4
D : 80cm =0,80m
W1 : 55cm= 0,55m
W2 : 48cm= 0,48m
Luas lahan : 10x10m=100m2
T2 : 2menit 16detik = 2,26 menit
T1 : 52 detik
T : 6 menit 17 detik= 6,28 menit
M : 26,20 m

Dit : Efisiensi kerja(E)?


Jawab :
Kelompok 1:
(W 1−W 2) 0,55−0,48
L1 = = = 0,45
W1 0,55
( ( 3,14 x 0,80 x 10 )−26,20) 25,12−26,20
L2 = ¿ ¿ = = = -0,042
( 3,14 x 0,80 x 10 ) 25,12
T 1 0,83
L3 = = = 0,16
T 5,17
T 2 2,56
L4 = = = 0,49
T 5,17
E = (1-L1) (1-L2) (1-L3-L4) x100%
= (1-0,13) (1-(-0,042)) (1-0,14-0,36) x100%
= (0,87) (1,042) (0,5) x100%
= 45,33 %
Kelompok 2:
(W 1−W 2) 0,55−0,3
L1 = = = 0,13
W1 0,55
( ( 3,14 x 0,80 x 10 )−26,20) 25,12−26,20
L2 = ¿ ¿ = = = -0,042
( 3,14 x 0,80 x 10 ) 25,12
T 1 0,86
L3 = = = 0,14
T 6,28
T 2 2,26
L4 = = = 0,36
T 6,28
E = (1-L1) (1-L2) (1-L3-L4) x100%
= (1-0,13) (1-(-0,042)) (1-0,14-0,36) x100%
= (0,87) (1,042) (0,5) x100%
= 45,33 %
Kelompok 3:
(W 1−W 2) 0,55−0,45 0,1
L1 = = = = 0,18
W1 0,55 0,55

¿ 25,12−26,20 −1,08
L2 = ¿ ¿ = ( ( 3,14 x 0,80 x 10 )−26,20) ¿
3,14 x 0,80 x 10 = 25,12
=
25,12
= - 0,04

5
T1 1,7
L3 = = = 0,29
T 5,73

T 2 2,25
L4 = = = 0,39
T 5,73

E = (1-L1) (1-L2) (1-L3-L4) x100%


= (1-0,18) (1-(-0,04)) (1-0,29 - 0,39) x 100%
= (0,82) (1,04) (0,32) x100%
= 27,21
Kelompok 4:
(W 1−W 2)
L1 =
W1
(0,55−0,28) 0,27
= = =0,49
0,55 0,55
(πDN −M ) ((3,14 x 0,80 x 10)−26,20) 25,12−26.20 −1,08
L2 = = = = =0,042
πDN 3,14 x 0,80 x 10 25,12 25,12
T 1 0,83
L3 = = =0,17
T 4,87
T 2 1,61
L4 = = =0,33
T 4,87
E = (1-L1) (1-L2) (1-L3-L4) x 100%
= (1 – 0,49) (1 – (- 0,042)) (1 – 0,17 – 0,33) x 100%
= (0,51) (1,042) (0,5) x 100%
= 0,2657 x 100%
= 26,57%
Kelompok 5:
(W 1−W 2) 0,55−0,33
L1 = = = 0,4
W1 0,55
( ( 3,14 x 0,80 x 10 )−0,26) 25,12−26,20
L2 = ¿ ¿ = = = -0,042
( 3,14 x 0,80 x 10 ) 25,12
T 1 1,28
L3 = = = 0,21
T 6,06
T 2 1,45
L4 = = = 0,23
T 6,06
E = (1-L1) (1-L2) (1-L3-L4) x100%
= (1-0,4) (1-(-0,042)) (1-0,21-0,23) x100%
= (0,6) (1,042) (0,56) x100%
= 0,3501 x100%
= 35,01 %
Kelompok 6:
(W 1−W 2) (0,55−0,23) 0,32
L1= = = = 0,58
W1 0,55 0,55

6
(πDN −M ) ((3,14 x 0,80 x 10)−26,20) 25,12−26,20 −1,08
L2 = = = = =
πDN 3,14 x 0,80 x 10 025,12 25,12
-0,042
T 1 0,88 menit
L3 = = = 0,18
T 4,68 menit
T 2 2,06 menit
L4 = = = 0,44
T 4,68 menit
E = (1 - L1) (1 - L2) (1 - L3 - L4) × 100%
= (1 - 0,58) (1- (- 0,042)) (1 - 0,18 - 0,44) × 100%
= (0,42) (1,042) (0,38) × 100%
= 0,1663 × 100%
= 16,63 %
Kelompok 7:
( W 2−W 1 ) ( 0,55−0,27 ) 0,28
L1 = = = =0,509
W1 0,55 0,55
(πDN × M ) ( ( 3,14 × 0,8 ×10 )−26,20) ( 25,12−26,20 ) −1,08
L2 = = = = =
πDN 3,14 × 0,8× 10 25,12 25,12
−0,0429
T1 1,5
L3 = = = 0,2678
T 5,6
T2 2,2
L4 = = = 0,3928
T 5,6
E = ( 1−L 1 )( 1−L2 ) ( 1−L 3−L 4 ) × 100 %
= (1−0,509¿ (1−(−0,042))(1−0,2678−0,3928)× 100 %
= ( 0,491 ) ( 1,042 )( 0,3394 ) × 100 %
=0,1736 ×100 %
= 17,36%

7
8

Anda mungkin juga menyukai