Anda di halaman 1dari 3

AMBANG PENDAPATAN TANAMAN LARVA Spedoptera litura PADA TANAMAN

SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.)


( INCOME Threshold of Spedoptera litura LARVA IN PAKCOY (Brassica rapa L.))
Aulia Khusnul khotimah
202010200311081
E-mail: auliakh2@gmail.com
Program Study Agroteknologi Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
……
Kata Kunci : ……..

PENDAHULUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mempertimbangkan batas ambang
pendapatan dengan mengambil keputusan berdasarkan gejala tanaman yang terserang hama. Selain itu,
praktikan dapat mengetahui cara menghitung batas pendapatan sehingga dapat mengambil suatu
tindakan pengendalian.

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum
Pelaksanaan ambang pendapatan tanaman dilakukan di Tamnesia Agroteknologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Pada hari Senin, 15 Oktober 2021 & 25 Oktober 2021 pada pukul 10.20
-12.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, gembor, timbangan analitik, kuas
lukis no 1, vial, baki, ATK,dan alat dokumentasi.
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah benih sawi pakcoy (Brassica rapa L.), hama
ulat grayak (Spodoptera litura), pupuk kandang, NPK, tanah, dan polybag.
Metode Kerja
Metode yang digunakan dalam praktikum yaitu yang pertama menyiapkan alat dan bahan,
mencampurkan tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, mengisi polybag dengan media
tanam yang sudah dicampur dan ditimbang sebanyak 3 kg, memilih bibit sawi pakcoy yang baik
sebelum ditanam, membuat lubang tanam dengan kedalaman 3-5cm, menanam sawi lalu lubang tanam
ditutup hingga akar nya tidak terlihat, menyiram tanaman sawi setelah penanaman agar tidak layu,
menginvestasikan hama ulat grayak (Spodoptera litura), sesuai perlakuan U0 sampai U6 setelah 10
Hst, melakukan pengamatan setiap hari untuk menjaga populasi hama agar sesuai dengan perlakuan
yang telah ditentukan mulai dari awal hingga panen,membandingkan hasil panen dari masing- masing
perlakuan yang ditentukan, menghitung proporsi kehilangan, membuat kurva regresi linier,
menghitung aras luka ekonomi, membandingkan nilai ALE untuk variasi total biaya pengendalian dan
prediksi nilai tanaman, menghitung nilai Ambang Ekonomi(AE).

Rumus proporsi kehilangan :


(Yp−Yr )
r=
Yp
ket : r = proporsi kehilangan hasil
Yp = hasil panen pada kontrol
Yr = hasil panen yang diperoleh pada perlakuan
Rumus kurva regresi linier
Persamaan y = a +b µ
Ket : y = proporsi kehilangan hasil
a = intercept
b = proporsi kehilangan hasil per lava per tanaman
µ = jumlah larva per tanaman
Rumus Aras luka ekonomi menurut Bronde dan Calvin (1990)
TC
EIL = CV = MV . EV
CV . PL. PC
Ket :
TC = total biaya sekali pengendalian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Nilai Arus Kerusakan Ekonomi (AKE) Spodoptera litura (larva per tanaman) untuk beberapa variasi
total biaya pengendalian dan prediksi nilai tanaman sawi pakcoy (Brassica rapa L.)

Nilai tanaman (CV) Total biaya pengendalian (TC) (Rp/ha)


(Rp/ha) 125.000 150.000 175.000 200.000 225.000
8.000.000 0,66 0,79 0,93 1,06 1,19
8.500.000 0,62 0,74 0,87 0,99 1,12
9.000.000 0,59 0,71 0,82 0,94 1,06
9.500.000 0,56 0,67 0,78 0,89 1,004
10.000.000 0,53 0,63 0,74 0,84 0,95
10.500.000 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90
11.000.000 0,48 0,50 0,67 0,77 0,87
11.500.000 0,46 0,55 0,64 0,73 0,82
12.000.000 0,44 0,53 0,61 0,70 0,79
Menurut Tatchel (1989) menyatakan kehilangan hasil oleh hama didefinisika sebagai
perbedaan antara hasil panen yang diperoleh pada tanaman yang tidak terserang hama yang
diteliti (Yp) dengan hasil panen yang diperoleh bila tanaman terserang oleh hama yang
diteliti(Yr). Perbedaan hasil ini disebut dengan proporsi kehilangan hasil dan dapat dihitung
(Yp−Yr )
dengan rumus r = . Hal ini sesuai dengan praktikum kami yaitu menggunakan rumus
Yp
(Yp−Yr )
r= untuk mencari proporsi kehilangan hasil.
Yp
Pada praktikum kami populasi ulat berbeda – beda tidak sesuai perlakuan karena
tempat dan juga kepadatan populasi ulat tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan
Nonci(2004), kehilangan hasil dapat berbeda pada berbagai tempat bergantung pada kepadatan
populasi larva dan umur tanaman saat diserang.
Semakin cepat laju peningkatan populasi hama semakin besar jarak nilai AE dibawah
ini AKE dan apabila sifat dinamika populasi hama kurang diketahui maka nilai AE ditetapkan
sedikit dibawah AKE (Untung,2006). Hal ini sebanding dengan praktikum kami.
Menurut Subiadi(2014), pemantauan populasi sesering mungkin sangat penting untuk
penentuan pengambilan keputusan dalam pengendalian hama. Hal ini sesuai dengan praktikum
kami apabila tanaman sawi tidak dicek setiap hari maka ulat itu terkadang tidak sesuai dengan
perlakuan nya masing- masing, misalnya perlakuan U0 terkadang ada 1 atau 2 ulat maka harus
segera dipindahkan ke tanaman sawi yang kekurangan ulat.
Pada praktikum kami hasil setiap CV nya naik turun sehingga menyebabkan berbeda
nilai ALE dan AE nya. Hal ini sebanding dengan pernyataan Matono (2014), menyatakan
semakin rendah nilai CV maka semakin tinggi nilai ALE dan AE jika total biaya pengendalian
nya tetap.

KESIMPULAN

……

DAFTAR PUSTAKA
Martono , E. 2014. Penentuan ALE dan AE larva Lepidoptera stigma E pada tanaman tebu.
Jurnal Teknosains. 3(2): 81-90.
Nonci ,N. 2014. Biologi Dan Musuh Alami Penggerek Batang Ostinia furnacilis guenee
(lepidoptera pyralidae) pada tanaman jagung. Jurnal Litbang Pertanian. 23:8-14
Subiadi ,Y. 2014. Kerusakan ekonomi(AKE) pada Ostinia furnacilis (lepidoptera gambidae).
Jurnal Entomologi Indonesia. 11(1) : 19-28.
Tatchel ,G.M. 1989. An Estimate Of Potential Economic Loses To Some Crops Due To Aphids
In Britain. Crop Protection. 8:25-29.
Untung ,K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu Ed-2. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai