Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

TEKNOLOGI PARTIKEL

Dosen Pengampu : Apt. Agus Gunawan, M. Farm.

Disusun oleh kelompok 4 praktikum L :

Nayla Annur Lailatus Sa'adah (A28227102)

Rizka Mulia Permata Sari (A28227103)

Nanda Anggraini (A28227106)

Azura (A28227113)

Berliana Sonya Ramadhani (A28227114)

Firna Fauzul Iktsiroh (A28227116)

PROGRAM STUDI SI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2023
A. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengukur partikel zat dengan metode mikroskopi


dan metode pengayakan (shieving).

B. DASAR TEORI

Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh


Dalla Valle dinamakan “Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyai sifat
karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak dapat dilihat di bawah
mikroskop biasa, sedangkan partikel- partikelnya dari emulsi dan suspensi
farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan
mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar,
granulat tablet atau granulat garam, ukurannya berada dalam jarak
pengayakan.

Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang


partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai
cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata,
volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah
ukuran diameter rata-rata. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta
kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi ukuran, dan
karenanya juga luas permukaan, dari suatu partikel dapat dihubungkan
secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat.

Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi


pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral,
parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi,
emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga
bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut.
Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul. Pengendalian ukuran partikel
penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan
pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Hal ini membuat
seorang farmasis kini harus mengetahui pengetahuan mengenai
mikromeritik yang baik.
Pentingnya mempelajari mikromiretik yaitu:

1. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat.

2. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per


oral.

3. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi.

4. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Mikroskopik

2.Micrometer

3.Timbangan

4. Ayakan

Bahan :

1. Amylum

2. Granul dengan berbagai ukuran

D. PROSEDUR KERJA

A. Metode mikroskopik

1. Kalibrasi alat : Micrometer ditempatkan dibawah mikroskop.


Garis awal skala okuler (10X) dihimpitkan dengan garis awal
skala obyektif (100X). Kemudian, menentukan garis kedua skala
yang tepat berimpit. Menentukan harga skala okuler

 Menyalakan mikroskop

 Mengatur pencahayaan pada mikroskop

 Memastikan skala objektif pada perbesaran 100x dan


perbesaran okuler 10X

 Mengambil mikrometer standar dan meletakkannya pada


meja mikroskop dengan tepat (dibawah lensa objektif & geser
ke tengah)

 Memutar makrometer pada mikroskop untuk menaikkan meja


mikroskop

 Menghimpitkan garis awal okuler dengan garis awal skala


objektif kemudian menentukan garis yang tepat terhimpit
pada kedua skala.

 Tentukan harga skala okuler, dicatat

2. Menetukan ukuran partikel monodispers dan polydispers

a. Menentukan ukuran partikel sebanyak 20-25 partikel dari


seluruh sediaan

 Meletakkan suspense amilum diatas meja mikroskop

 Memutar scrup makro ---> ( menaikkan meja mikroskop

 Memutar scrup mikro dan lensa objektif ---> ( mendapatkan


gambar sediaan amilum yang jelas

 Amati dan ukur butir amilum sampai 20 – 25 partikel

 Dicatat pada table hasil pengamatan

b. Melakukan grouping

 Menentukan ukuran partikel yang terkecil dan yang


terbesar

 Jarak ukur yang diperoleh dibagi menjadi beberapa bagian


yang gasal (paling sedikit 5 bagian)

 Partikel diukur dan digolongkan kedalam grup yang telah


ditentukan

3. Menentukan harga diameter-diameter sesuai rumus

4. Menemukan arti dari harga diameter-diameter tersebut sesuai


rumus

B. Metode Pengayakan

1. Ayakan dibersihkan menggunakan vaccum cleaner.

2. Tiap ayakan kosong ditimbang.


3. Beberapa ayakan disusun dengan nomor berurutan, dengan
semakin besar nomor ayakan dari atas ke bawah.

4. Granul dimasukkan ke dalam ayakan paling atas pada bobot


tertentu yang ditimbang seksama (100 gram).

5. Granul diayak selama 5 menit pada 500 rpm.

6. Ayakan dikeluarkan secara hati-hati tanpa kehilangan berat


sampel.

7. Tiap ayakan ditimbang kembali serta menentukan bobot sampel


pada tiap ayakan.

8. Membuat kurva distribusi persen bobot diatas dan dibawah


ukuran versus ukuran partikel.

9. Plot data pada kertas probabilitas lognormal, menentukan harga


dg (diameter porata geometric), dan og (simpangan baku
geometric).

E. DATA PENGAMATAN

a. Metode Mikroskopik

DATA PENGAMATAN I

Kalibrasi alat :

Obyektif 100
x Skala = x 1 = 10x
Okuler 10

DATA PENGAMATAN II
Menentukan monodispers atau polidispers ini :
No. Ukuran Log ukuran Rata-rata SD Anti log Anti log SD

Partikel partikel log uk. rata-

(mm) partikel rata uk.

partikel

1. 3 x 10 = 30 1,477

2. 2 x 10 = 20 1,301

3. 2 x 10 = 20 1,301

4. 2 x 10 = 20 1,301
5. 2 x 10 = 20 1,301

6. 2,9 x 10 = 1,462

29

7. 2,4 x 10 =24 1,380

8 2,7 x 10 = 1,431

27 1,3302 5,952 21,38 895.364,76

9. 2,9 x 10 = 1,462 (Polidisper

29 s)

10. 2 x 10 = 20 1,301

11. 1,7 x 10 = 1,230

17

12. 2,1 x 10 = 1,322

21

13. 2,8 x 10 = 1,447

28

14. 2,7 x 10 = 1,431

27

15. 3 x 10 = 30 1,477

16. 2,8 x 10 = 1,447

28

17. 1,8 x 10 = 1,255

18

18. 1,9 x 10 = 1,278

19

19. 1 x 10 = 10 1

20. 1 x 10 = 10 1
b. Metode pengayakan

No. ayakan Ukuran Berat zat % bobot di % bobot di

Pori (mm) tertinggal atas bawah

(g)

60 0,250 98 96% 96%

80 0,180 0,8 96,76% 0,78%

100 0,150 0,8 97,55% 0,78%

140 0,106 0,7 98,23% 0,68%

200 0,075 0,77 98,92% 0,68%

Dasar - 1,1 - -

∑= 102,1

F. ANALISIS DATA

a. Ukuran pori rata-rata (mm)

 No. Ayakan 60/80 = (ukuran pori 60 + ukuran pori 80) : 2 =


(0.250 + 0.180) : 2 = 0.215 mm

 No. Ayakan 80/100 = (ukuran pori 80 + ukuran pori 100) : 2 =


(0.180 + 0.150) : 2 = 0.165 mm

 No. Ayakan 100/140 = (ukuran pori 100 + ukuran pori 140) : 2 =


(0.150 + 0.106) : 2 = 0.128 mm

 No. Ayakan 140/200 = (ukuran pori 140 + ukuran pori 200) : 2 =


(0.106 + 0.075) : 2 = 0.0905 mm

∑ ukuran pori rata-rata = ∑ 0.5985 mm

b. Berat zat yang tertinggal

 No. Ayakan 60/80 = (berat zat tertinggal di 60 + berat zat


tertinggal di 80) : 2 = (98 + 0.8) : 2 = 49.4 g

 No. Ayakan 80/100 = (berat zat tertinggal di 80 + berat zat


tertinggal di 100) : 2 = (0.8 + 0.8) : 2 = 0.8 g
 No. Ayakan 100/140 = (berat zat tertinggal di 100 + berat zat
tertinggal di 140) : 2 = (0.8 + 0.7) : 2 = 0.75 g

 No. Ayakan 140/200 = (berat zat tertinggal di 140 + berat zat


tertinggal di 200) : 2 = (0.7 + 0.7) : 2 = 0.7 g

∑ berat zat tertinggal = ∑ 51.65gram

c. % Tertinggal

 No. Ayakan 60/80 = (berat zat tertinggal di 60/80 : ∑ berat zat


tertinggal) × 100 % = (49.4 : 51.65) × 100% = 95.64%

 No. Ayakan 80/100 = (berat zat tertinggal di 80/100 : ∑ berat zat


tertinggal) × 100 % = (0.8 : 51.65) × 100% = 1.548%

 No. Ayakan 100/140 = (berat zat tertinggal di 100/140 : ∑ berat


zat tertinggal) × 100% = (0.75 : 51.65) × 100% = 1.452%

 No. Ayakan 140/200 = (berat zat tertinggal di 140/200 : ∑ berat


zat tertinggal) × 100% = (0.7 : 51.65) × 100% = 1.355%

 ∑ % tertinggal = ∑ 99,975%

d. % Tertinggal × Ukuran pori

 No. Ayakan 60/80 = % tertinggal × ukuran pori = 95.64% ×


0.215 = 20.56%

 No. Ayakan 80/100 = % tertinggal × ukuran pori = 1.548% ×


0.165 = 0.255%

 No. Ayakan 100/140 = 0.185% tertinggal × ukuran pori =


1.452% × 0.128 = 20.56%

 No. Ayakan 140/200 = % tertinggal × ukuran pori = 1.355% ×


0.0905 = 0.122%

 ∑ % tertinggal = ∑ 21,122%

e. Diameter rata-rata

∑ (berat zat tertinggal × ukuran pori rata-rata) : 100

= ∑ (51.65 × 0.5985) : 100

= 0.3091 μm
G. PEMBAHASAN

Metode dalam mengukur diameter partikel terbagi atas 3, yaitu metode


mikroskopik optik, metode ayakan dan metode
sedimentasi/pengendapan.Untuk praktikum kali ini metode yang
digunakan adalah metode mikroskopik optik dan metode ayakan, dimana
kita menimbang dan mengayak sampel dengan ayakan dengan nomor
ayakan tertentu. Dalam pengukuran partikel dengan menggunakan
metode ini, kegiatan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Alat tersebut yaitu, ayakan dengan nomor
masing-masing 60, 80, 100, 140, dan 200. Untuk bahan yang digunakan
adalah amylum.

Dari percobaan yang kelompok kami lakukan dengan metode


mikroskopik optik memperoleh hasil kalibrasi alat 10X perbesaran.
Kemudian mencari log dari setiap ukuran partikel, kemudian hasil dari
rata-rata log ukuran partikel adalah 1,3302. Dilanjutkan dengan mencari
(Standar Deviasi) SD log hasilnya adalah 5,952. Selanjutnya, mencari
antilog dari rata-rata ukuran partikel hasilnya adalah 21,38. Kemudian,
mencari antilog dari standar deviasi log ukuran partikel hasilnya adalah
895,364,76. Dari hasil data tersebut membuktikan bahwa polidisperse
karena antilog standar deviasi ≥ 1,2 yang artinya ukuran partikel sebanyak
500 partikel (perhitungan ada pada data pengamatan I dan II).

Dari percobaan yang kelompok kami lakukan dengan metode


pengayakan memperoleh hasil dari no ayakan 60 memiliki ukuran pori
0,250 mm dan berat zat tertinggal 98 g. No ayakan 80 memiliki ukuran pori
0,180 mm dan berzat tertinggal 0,8 g. No ayakan 100 memiliki ukuran pori
0,150 mm dan berat zat tertinggal 0,8 g. No ayakan 140 memiliki ukuran
pori 0,106 mm dan berat zat tertinggal 0,7 g. No ayakan 200 memiliki
ukuran pori 0,075 mm dan berat zat tertinggal 0,7 g. (perhitungan ada
pada data pengamatan IV dan analisis data II). Kemudian, hasil
menggunakan no ayakan 60/80 memperoleh hasil ukuran pori rata-rata
0,215 mm, dengan berat zat tertinggal 49,4 g, %t ertinggal 95.64%, dan
jumlah % tertinggal x ukuran pori sebanyak 20.56%. Hasil menggunakan
no ayakan 80/100 memperoleh hasil ukuran pori rata-rata 0,165 mm,
dengan berat zat tertinggal 0,8 g, % tertinggal 1,548%, dan jumlah %
tertinggal x ukuran pori sebanyak 0,255%. Hasil menggunakan no ayakan
100/140 memperoleh hasil ukuran pori rata-rata 0,128 mm, dengan berat
zat tertinggal 0,75 g, % tertinggal 1,452%, dan jumlah % tertinggal x
ukuran pori sebanyak 0,185%. Hasil menggunakan no ayakan 140/200
memperoleh hasil ukuran pori rata-rata 0.0905 mm, dengan berat zat
tertinggal 0,7 g, % tertinggal 1,355%, dan jumlah % tertinggal x ukuran
pori sebanyak 0,122%. Jumlah dari ukuran pori rata-rata yaitu 0,5985 mm,
jumlah dari berat zat tertinggal 51.65g, jumlah dari % tertinggal adalah
99,975%, dan jumlah dari % tertinggal x ukuran pori adalah 21,122%
(perhitungan ada pada data pengamatan V dan analisis data III). Dari hasil
perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung diameter rata-
rata yaitu dengan cara jumlah berat zat tertinggal dikali jumlah ukuran
pori rata-rata dibagi 100 dengan hasil 0.3091 μm.

H. KESIMPULAN

a. Metode yang digunakan pada praktikum ada 2 yaitu metode ayakan


dan metode mikroskop optik

b. Ukuran partikel yang diperoleh termasuk kedalam polidispersi


dikarenakan antilog standar deviasi ≥ 1,2 (ukuran partikel sebanyak
500 partikel)

c. Diperoleh diameter rata-rata amylum sebanyak 0.3091 μm

I. DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Andi. Dkk, 2015. Laporan Farmasi Fisika Penentuan Ukuran Partikel.
Jakarta: Univ 17 Agustus 1945 (online) diakses pada tanggal 5 Oktober
2023 pukul 23.20

Dzakwan, et al. (2023). Panduan Praktikum Farmasi Fisik ll. Surakarta:


Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.

Munir, Rahman. 2012. Laporan Mikromeritik. Makassar: UMI Makassar


(online) diakses pada tanggal 6 Oktober 2023 pukul 23.25

Sinala, Santi. 2016. Farmasi Fisik Komprehensif. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia (online) diakses tanggal 6 Oktober 2023
pukul 22.00

Suhesti, Iin. 2020. Modul Praktikum Farmasi Fisika 2020. Surakarta:


Politeknik Indonusa Surakarta (pdf)

Tuti, Suhesti. Dkk. 2019. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika. Purwokerto:


Univ Jend Soedirman (online) diakses pada tanggal 4 Oktober 2023
pukul 23.05

Anda mungkin juga menyukai