Anda di halaman 1dari 13

1

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

A. TUJUAN
Tujuan pada percobaan adalah untuk mengetahui dan memahami cara
penentuan ukuran partikel dengan metode ayakan.
B. LANDASAN TEORI
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla
Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspense farmasi serta
serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optic. Partikel yang
mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul, tablet, dan garam granular
berada dalam kisaran ayakan. Setiap kumpulan partikel biasanya disebut
polidispersi, karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu
partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel dengan ukuran yang sama
ada dalam sampel. Jadi kita perlu suatu perkiraan kisaran ukuran tertentu
yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari
sini kita bias menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut
(Martin, 2008).
Pengayakan merupakan cara yang paling sederhana untuk mengukur
ukuran partikel. Ukuran pengayak biasanya disebutkan dengan nomor atau
mesh yang menunjukkan banyaknya lubang setiap inch. Goyang pengayak
dengan arah putaran horizontal dan ketukkan secara vertikal selama tidak
kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna (Sopyan
dkk., 2018).
Screening adalah kegiatan pengelompokkan partikel dengan
melewatkannya melalui mata atau lubang ayakan, sehingga terbagi menjadi
kelompok yang lolos lubang ayakan dan tidak lolos lubang bayakan. Mata
ayakn itu sendiri dapat dibuat dari lempengan besi yang dilubangi dengan
ukuran tertentu atau dari kawat logam yang dianyam. Partikel yang lolos
melewati ayakan disebut undersize produc, sedangkan yang tertinggal diatas
ayakan disebut oversize pdoduct (Kumalaningsih, 2014).

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
2

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

Penentuan distribusi ukuran partikel dilakukan dengan metode


mikromeritik (ayakan). Pengayak yang sudah ditimbang disusun mulai dari
atas, yaitu ayakan dengan mesh terkecil (40 mesh) hingga yang terbesar (120
mesh). Sejumlah 50 gram serbuk sampel agar dimasukkan pada pengayak
dengan mesh terkecil kemudian alat dinyalakan selama 20 menit dengan
kecepatan 15 rpm. Masing-masing pengayak berisi serbuk yang ditimbang.
Setelah itu dicari persentase berat serbuk dan dibuat kurva distribusi ukuran
partikelnya (Kurniawan dkk., 2016).
Derajak kehalusan serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak.
Jika derajat kehalusan suatu serbuk dinyatakan denan 1 nomor, maksudnya
semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat
kehalusan serbuk dinyatakan dengan 2 nomor, maksudnya semua serbuk
dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40%
serbuk melewati pengayak dengan nomor tertinggi (Syamsuni, 2005). Derajat
halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor, jika derajat
halus serbuk dinyatakan 1 nomor, berarti semua serbuk dapat melalui
pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan 2 nomor,
dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor
terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi.
Sebagai contoh serbuk 22/60, dimaksud bahwa serbuk dapat melalui
pengayak nomor 22 seluruhnya, dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak
nomor 60 (Anief, 2010).
Faktor yang diperhatikan dalam metode screen cleaning adalah untuk
mencegah keausan ayakan dan kerusakan benih akibat gesekan, selama
proses ini berlangsung ayakan seringkali dilapisis terlebih dahulu dengan cat.
Pada saat mengayak, kecepatan gerakan/kecepatan ayakan perlu diatur.
Apabila pengayakan dilakukan terlalu cepat, maka dimungkinkan masih ada
sebagian materi yang belum terpisah. Namun, sebaliknya apabila waktu
pengayakan terlalu lama, maka akan menimbulkan kerusakan pada benih.
Demikian juga apabila gerakan ayakan terlalu cepat, maka akan menimbulkan
tenaga benturan yang besar sehingga dapat merusah benih (Kuswanto, 2003).
AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR
O1A117002
3

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

Perhitungan ukuran partikel dan derajat kehalusan dilakukan dengan


menyiapkan ayakan yang telah disusun beradasarkan urutan mesh 40, 80,
100, 120, 170. Timbangan serbuk yang tertinggal pada masing-masing nomor
pengayak hitung persentase (%) jumlah pulveres yang tertinggal dari masing-
masing ayakan dengan perhitungan : % tertinggal (n) = a/b x 100 % : dengan
n = persentase tertinggal, a = massa yang tertahan pada nomor mesh
pengayak, b = jumlah keseluruhan masa yang tertahan. Menghitung ukuran
partikel dengan rumus : (Din) = n x d / ∑ n : dengan Din = ukuran partikel, n
= persentase tertinggal, d = diameter lubang ayakan, ∑ = jumlah presentase
tertinggal (Warinda dkk., 2018).
Area pembuatan tablet dan kapsul, kontrol ukuran partikel sangat penting
dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran butiran dan
bubuk. Eksipien mempengaruhi mikromeritik farmasi aktif bubuk campuran
atau butiran dalam beragam cara. Proses granulasi basah dan kering, tipe
pengikat dan konsentrasi mempengaruhi sifat mikromeritik granula dan
karenanya kualitas tablet atau kapsul yang diproduksi dengan granula (Okoye
dkk., 2013).
Makromeritik merupakan pertimbangan penting dalam pengembangan
formulasi dosis padat. Lotion yang banyak digunakan untuk proses fisik,
mekanik dan kimia. Hal ini telah menjadi bidang farmasi, karena itu
mempengaruhi sejumlah besar parameter proses dalam penelitian dan
manufaktur farmasi formulasi seutikal (Maheswari dkk., 2018).

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
4

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
a. Ayakan dengan nomor mesh 100, 80, 16, dan 14
b. Lap kasar dan halus
c. Lumpang dan alu
d. Sikat tabung
e. Spatula
f. Stopwatch
g. Timbangan analitik

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu :
a. Kertas perkamen
b. Pati beras
c. Tisu
d. Aluminium foil

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
5

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

D. PROSEDUR KERJA
Pati beras

- Ditimbang sampel pati beras 20 gram


- Dibersikan ayakan dan dibersihkan ayakan agar tidak ada partikel
lain yang terkait
- Disusun ayakan mulai dari ayakan besar dipaling atas dan ayakan
paling kecil dipaling bawah
- Diletakkan sampel pati beras dalam pengayak pada nomor mesh
terbesar
- Diayak selama 10 menit
- Ditimbang serbuk yang tertinggal pada setiap pengayak
- Dicatat data yang diperoleh dan dihitung nilai-nilai tertinggal
bertahan hingga ukuran diameter partikel rata-rata sampel
Hasil pengamatan

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
6

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel pengamatan

No Sampel Nomor mesh Berat sampel (gram) Hasil


1 Pati beras 100 0,472
2 Pati beras 80 14,55 0,48 gram
3 Pati beras 16 1,98
4 Pati beras 14 2,14

2. Perhitungan

a. Untuk mesh 100


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
n= x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
0,472 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
20 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,0236 gram x 100 %


= 2,36 %

b. Untuk mesh 80
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
n= x 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
14,55 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
20 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,7275 gram x 100 %


= 72,75 %

c. Untuk mesh 16
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
n= x 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
1,98 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
20 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,099 gram x 100 %


= 9,9 %

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
7

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

d. Untuk mesh 14
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
n= x 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
2,14 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
20 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,107 gram x 100 %


= 10,7 %

e. Untuk hasil penyaringan


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
n= x 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
0,48 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
20 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 0,024 x 100 %
= 2,4 %

f. Diameter partikel sampel pati beras


Diketahui : 𝑛100 = 2,36 % 𝑑1 = 0,149
𝑛80 = 72,75 % 𝑑2 = 0,177
𝑛16 = 9,9 % 𝑑3 = 0,190
𝑛14 = 10,7 % 𝑑4 = 0,410

Ditanya ∑𝑖𝑛 = ...... ?


∑𝑛 𝑑
∑𝑖𝑛 = ∑𝑛

∑( 𝑛100 + 𝑛80 + 𝑛16 + 𝑛14 ) ( 0,149+0,177+1,190+1,410)


= ∑( 𝑛100 + 𝑛80 + 𝑛16 + 𝑛14 )

∑(2,36 %+72,75 %+9,9 %+10,7 %) (0,149+0,177+1,190+1,410)


= ∑(2,36 %+72,75 %+9,9 %+10,7 %)
95,71 % .2,926
= 95,71 %
20,09931 %
= 95,71 %

= 2,926 %

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
8

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

F. PEMBAHASAN
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang
partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara.
Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata
dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-
rata. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel
adalah metode mikroskopi optik. Mikromeritik merupakan ilmu yang
mempelajari tentang ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan
pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam
bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi
penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral,
parenteral, rectal, dan tropical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi
dan tablet, dari segi kestabilan fisiko , dan respon farmakologis , juga
bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Bidang
pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting
sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang
benar dari granul dan serbuk.
Ukuran partikel adalah ukuran diamater rata-rata. Ukuran partikle dapat
dinyatakan dengan berbagai cara yaitu ukuran diamater rata-rata, ukuran luas
permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainnya. Luas permukaan
adalah total keseluruhan permukaan pada bendar tersebut. Ukuran dan luas
permukaan partikel dapat memepnegaruhi sifat fisika, kimia dan farmakologi.
Sifat fisika, semakin luas permukaan suatu partikel maka semakin besar
kelarutannya.
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Ukuran partikel
dan distribusi ukuran nanopartikel dapat ditentukan dengan menggunakan
berbagai instrumen yang tersedia secara komersial. Instrumen dapat digunakan
untuk analisis serbuk kering dan bubuk tersebar di suspensi.
Metode-metode yang digunakan dalam penentuan ukuran partikel yaitu ;
Metode mikroskopi optik, menurut metode ini suatu emulsi atau suspensi,
diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan
AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR
O1A117002
9

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

pada pentas mekanik. Bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel
terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut.
Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana
partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan
dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur.
Metode yang kedua adalah sedimentasi/pengendapan, pada metode ini
ditentukan kecepatan tenggelammnya partikel dalam ketergantungannya dan
ukuran, bobot jenis dan bentuknya dalam bidang gaya berat (analisis pipet,
timbangan sedimentasi, fotosedimentimeter) atau dalam bidang gaya
sentrifugal. Dasar dari aturan ini adalah hukum stokes. Hukum ini dapat
diterapkan untuk partikel-partikel yang berbentuk tidak beraturan dari berbagai
ukuran selama seseorang menyadari bahwa garis tengah yang diperloleh adalah
suatu ukuran partikel relatif yang ekuivalen dengan sebuah bola yang jatuh
pada kecepatan yang sama dengan pertikel-partikel yang sudah diamaati.
Beberapa metode berdasarkan sedimentasi diantaranya yang penting adalah,
metode pipet, metode timbangan dan metode hydrometer.
Metode yang ketiga adalah metode pengayakan. Pengayakan adalah
sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau
beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara partikel lolos
ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar). Ukuran butiran
tertentu yang masih bisa melintasi ayakan, dinyatakan sebagai butiran batas.
Teknik pemisahan dengan menggunakan pengayakan, merupakan teknik yang
tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya
campuran dalam fasa padat.
Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah tepung pati beras .
Metode yang digunakan yaitu metode ayakan dengan nomror mesh 100, 80, 16
dan 14. Metode ayakan merupakan metode yang paling sederhana untuk
mengukur ukuran rata-rata partikel. Pengayakan dimulai dari ayakan yang
paling kasar dilanjutkan sampai pada ayakan paling halus. Sampel pati beras
ditimbang dan ditaruh diatas ayakan dan digerakkan dengan bantuan tangan.
Sisa dari sampel yang tertinggal pada setiap ayakan diambil untuk kemudian
AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR
O1A117002
10

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

ditimbang. Hasil yang diperoleh dari pengukuran % dari tiap-tiap mesh dari
100, 80, 16 dan 14 berturut-turut yaitu 2,36%, 72,75 %, 9,9%, dan 10,7%.
Untuk pengukuran diameter rata-rata partikel dari sampel pati beras adalah
2,926%.
Manfaat percobaan ini dalam bidang farmasi yaitu dengan mengetahui
cara penentuan ukuran partikel, akan sangat berpengaruh untuk memudahkan
seorang farmasis dalam memformulasikan obat, karena salah satu faktor yang
memperngaruhi pelepasan obat adalah ukuran dari partikel obat tersebut.

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
11

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah cara melakukan
pengukuran partikel dengan metode ayakan yaitu menggunakan ayakan
dengan nomor mesh 100, 80, 16 dan 14. Suatu sampel ditimbang dan
diletakkan di atas ayakan dan digerakkan dengan bantuan tangan. Sisa dari
sampel yang tertinggal pada setiap ayakan diambil untuk kemudian ditimbang
dan dihitung peresentase dari sampel pada mesh yang berbeda dan persentase
rata-rata diameter partikel. Hasil yang diperoleh dari pengukuran % dari tiap-
tiap mesh 100, 80, 16 dan 14 berturut-turut yaitu 2,36%, 72,75 %, 9,9%, dan
10,7% dan untuk pengukuran diameter rata-rata partikel dari sampel pati
beras adalah 2,926%.

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
12

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M., 2010, Ilmu Meracik Obat : Teori dan Praktik, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Kumalaningsih, S., 2014. Pohon Industri Potensial Pada Sistem Argoindustri, UB
Press: Malang.

Kurniawan, D.W., Arif, B., dan Khilman, H.P., 2016, Karakterisasi Agar Dari
Hasil Produksi Petani Kabupaten Brebes Sebagai Eksipien Mukoadesif
Dalam Sediaan Farmasi, J. Trop. Pharm. Chem, Vol 3(3).

Kuswanto, H., 2003, Teknologi Pemrosesan Pengemasan & Penyimpanan Benih,


Penerbit Kasinus: Yogyakarta.

Maheswari R., Pooja T., dan Kaushik K., 2018, Micromertics in Pharmaceutical
Product Development, Research Gate, Vol. 1 (1).

Martin A., James S., dan Arthur C, 2008, Farmasi Fisik : Dasar-dasar fisik dalam
Ilmu Farmasetik, Universitas Indinesia (UI-Press), Jakarta.

Najamuddin, Irmalita, T., 2018,Analisis Kestabilan Pantai Berdasarkan


Karakteristik Sedimen Di Pulau Maitara, Kota Tidore Kepulauan,
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan,Vol. 1 (1)
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

Sopyan, I., Nasrul, W., Taofik, R., dan Dolih, G., 2018, Karakteerisasi Sediaan
Padat Farmasi, Deepublish: Yogyakarta.

Warnida H., Yullia S., dan Monica A. A., 2018, Evaluasi Mutu Fisik Sediaan
Pulveres Pada Puskesmas Di Kota Balikpapan, Jurnal Ilmu Kesehatan,
Vol. 6 (1).

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002
13

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

AFIFAH AGRI ARYANA RESKY HAMDHANA NUR


O1A117002

Anda mungkin juga menyukai