Anda di halaman 1dari 11

Nilai Paraf

ANALISIS MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK

(Analisis makroskopik dan mikroskopik simplisia semen, lignum,


cortex, dan rhizome)

Ditujukan untuk memenuhi tugas praktikum farmakognosi

Disusun oleh :
Kelas : Fa 3
Grup/Kelompok :2

Fajri Herliyuandi R NPM: 221FF03095


Alisya Ayu Cahyani NPM: 221FF03096
Aldo Suwandi NPM: 221FF03097
Widyastuti Fathurrohmi NPM: 221FF03099
Eva Fauziah NPM: 221FF03100

Asisten Praktikum :
Nia Kurniawati, S.Farm
Hayatun Nufus Agustina, S.Farm
Ria Lestari, S.Farm

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI STRATA 1 (S1)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2023
I. TUJUAN

 Mampu melakukan identifikasi simplisia secara makroskopik dan


mikroskopik
 Mampu mengidentifikasi kandungan simplisia melalui uji histokimia

II. PRINSIP
a. Pengamatan makroskopik simplisia dengan
memperhatikan warna, bau, rasa, bentuk dan
ukurannya.
b. Pengamatan mikroskopik suatu simplisia mengamati
fragmen spesifik dari simplisia yang diamati

III. DASAR TEORI


Analisis makroskopik dan mikroskopik simplisia dapat dilakukan
dengan cepat dan sederhana. Untuk pengamatan makroskopik simplisia
perlu diperhatikan warna, bau, rasa, bentuk dan ukurannya.

Pada analisis dengan menggunakan mikroskop diperlukan pengetahuan


tentang alat tersebut. Prinsip mikroskopik yang diperlukan dan informasi
cara pembuatan cuplikan serbuk serta identifikasi simplisia. Jenis
simplisa dengan mengenali isi sel dan jaringan spesifik organ.

Menentukan jenis organ lebih dahulu dalam pengamatan mikroskopik


serbuk akan mempermudah identifikasi serbuk simplisia, apabila simplisia
yang diperiksa telah berupa serbuk tunggal maupun campuran. Karena
sel merupakan unsur terkecil yang membentuk individu melalui
pembentukan jaringan dan organ, maka setelah ada diferensiasi bentuk
dan fungsi sel, pengenalan bentuk anatomi sel dan jaringan tumbuhan
merupakan dasar untuk mengenal bentuk anatomi organ dan individu.

Organ semen, lignum, cotex dan rhizome memiliki bentuk, jaringan


dan isi sel yang spesifik secara makroskopik dan mikroskopik. Umumnya
pada rhizoma terdapat banyak butir minyak dan amilum, pada lignum dan
cortex banyak terdapat hablur kalsium oksalat sedangkan pada semen
biasanya terdapat sel batu.
Histokimia yang yang dibahas meliputi uji untuk mengetahui kandungan
selulosa, turunan lemak dan amylum.

 Selulosa

Beberapa reaksi warna dapat digunakan untuk mengenal selulosa


dinding sel. Selain selulosa pada dinding sel juga terdapat pektin dan
hemiselulosa. Reaksi ini memberikan warna yang bervariasi bergantung
pada perbandingan komposisi selulosa-hemiselulosa-pektin pada dinding
sel.

Pereaksi pengenal selulosa pada dinding sel antara lain :

• Chlor-zink-iod : memberikan warna biru untuk selulosa, kuning untuk


pektin dan biru, violet, coklat-violet, coklat pada campuran selulosa-
hemiselulosa-pektin bergantung pada komposisi senyawa dalam
campuran.
• Pereaksi iodium : memberikan warna biru bila terdapat hemiselulosa
dan selulosa serta tidak memberikan warna bila hanya terdapat selulosa.

 Turunan Lemak (Suberin, kutin, minyak atsiri, dll)

Suberin dan kutin terdiri atas campuran terutama mengandung polimer


tinggi asam- asam lemak seperti asam suberat yang tahan air. Suberin
banyak terdapat pada jaringan sel gabus, kutin pada sel epidermis daun,
lilin pada epidermis daun tanaman Myristica dan sel epidermis buah.

Pereaksi yang umum digunakan untuk suberin dan kutin yaitu :

• Sudan III : merah


• Larutan alkana dalam etanol absolute : merah
• Chlor-zink-iod : kuning sampai coklat

 Amylum

Amylum berbentuk butiran-butiran dengan berbagai ukuran berupa


tunggal atau majemuk. Amylum banyak ditemukan pada akar, rimpang,
buah dan biji. Pada sel yang mengandung klorofil juga sering ditemukan
butiran-butiran amylum. Amylum dengan larutan iodium memberikan
warna hijau tua sampai biru pekat

IV. ALAT BAHAN


Alat
- Mikroskop
- Kaca objek
- Kaca penutup
- Jarum jara
- Kapas/ kertas saring/tissue

Bahan

- Simplisia (semen, lignum, cortex dan rhizoma)


- Alkohol
- Aquadest
- Kloral hidrat
- Larutan iodium
Larutan sudan III

V. PROSEDUR KERJA
Prosedur
a. Pembuatan cuplikan serbuk simplisia

KACA OBJEK DAN KACA PENUTUP

Dibersihkan

LARUTAN KLORA HIDRAT ATAU AQUADES-GLISERIN

Dimasukan satu atau beberapa tetes


ditengah objek glass

SERBUK SIMPLISIA
Ditaburkan sedikit bahan bantuan
jarum jara kedalam medium dengan
menggunakan pinset diletakan kaca
penutup pada kaca objek mulai dari
salah satu Sisi kaca penutup

KACA PENUTUP

Diturunkan menutupi seluruh


medium dengan cara gelembung
Udara terdesaak keluar dan tidak
terperangkap di dalam cuplikan
tersebut sebagai lingkaran yang
bertepi hitam. Gelembung udara
kecil
Dalam cairan cuplikan dapat
dihilangkan dari larutan klorat hidrat
dengan menghangatkan cuplikan
diatas pembakar mikro berulang-
ulang hingga cuplikan menjadi jernih

MIKROSKOP

Diamti dengan mikroskop, dimulai


dengan perbesaran yang paling kecil

HASIL PENGAMATAN

Digambarkan bentuk spesifik organ


hasil pengamatan
b. Analisis makroskopik dan mikroskopik simplisia Semen, Lignum,
Cortex, Rhizome

Simplisia yang harus diamati terdiri atas :


c.1. Semen
d. Arecae semen, coffeae semen, colae semen, myristicae semen

2. Lignum
sappan lignum, ligustrinae lignum

3. Cortex
cinchonae cortex, alstoniae cortex, burmanii cortex, champacae
cortex, parameriae cortex

4. Rhizome
curcumae rhizome dan zingiberis rhizoma
VI. HASIL PENGAMATAN
NAMA SAMPEL MAKROSKOPIK MIKROSKOPIK

Nama Simplisia : Zingiberis Rhizoma


Warna : Kuning Butir Berkas
pati pembuluh
Nama Latin : Zingiber officinale Rosc.
Rasa : Rasa sedikit
Nama Daerah: Jahe pedas

Kandungan Kimia : oleoresin ; minyak Bau : Khas


Atsiri ; Gingerol , Shogaol, Zingeron,
Tekstur : Serbuk
Pati , Serat, Vitamin dan mineral. kasar

Khasiat & Penggunaan : Senyawa


kimia aktif yang juga terkandung
dalam jahe yang bersifat anti-inflamasi
dan antioksidan, adalah gingerol,
beta-caroten, capsaicin, asam cafeic,
curcumin dan salicilat. Jahe dapat Serabut
dimanfaatkan untuk mengobati
penyakit vertigo, mual-mual, mabuk Pembuluh
perjalanan, demam, batuk, gangguan kayu
saat menstruasi, kanker, dan penyakit
jantung. Berkas pembuluh

Nama Simplisia : Arecae Semen Warna : Coklat

Rasa : Pahit, Pedas,


Nama Latin : Areca catechu
hangat

Nama Daerah : Biji Pinang Bau : Tidak ada

Kandungan Kimia : Alkaloid berupa Tekstur : Serbuk


halus
arecolin, arecaidine, arecolidine,
tannin dan lemak
Khasiat & Penggunaan : Memperkecil
pupil mata, obat cacing (antelmintika)

terutama cacing pita, mengurangi


Parenkim
lemak darah, disentri.

fragmen biji dan


fragmen berkas pengangkut
biji dengan penebalan
tipe spiral
Nama Simplisia : Phyllanthi Herba Warna : Kuning Kulit buah

Rasa : Rasa agak


nama Latin : Phyllanthus urinaria
pahit

Nama Daerah : Meniran Bau :Khas

Kandungan Kimia : Flavonoid, Tanin, Tekstur : Serbuk


sedikit kasar
Alkaloid, Lignan, Saponin

Khasiat & Penggunaan : memperkuat


sistem kekebalan tubuh atau sistem
imun

VII. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil
bahwa setiap simplisia yang telah digunakan sampel memiliki hasil yang
berbeda, baik itu secara makroskopik maupum mikroskopik.
Pengamatan makroskopis bertujuan untuk melihat karakter dari
bagian tanaman itu sendiri seperti identifikasi warna, bau, rasa, tekstur,
bentuk dan ukuran. Uji mikroskopis bertujuan untuk mengamati fragmen
pengenal yang merupakan komponen spesifik untuk mengindentifikasi
tanaman tersebut.
Pada praktikum ini sampel yang digunakan adalah Zingiberis
Rhizoma (Jahe), Arecae Semen (biji pinang), dan Phyllanthi Herba
(meniran).
Pada sampel Zingiberis Rhizoma (jahe) hasil pengamatan secara
makroskopik yaitu sampel memiliki warna kuning, rasa sedikit pedas, bau
yang khas dan memiliki terkstur serbuk kasar. Dan bagian-bagian
mikroskopik pada jahe yang terlihat pada perbesaran 10x10 adalah butir
pati, berkas pembuluh, pembuluh kayu dan serabut.
Epidermis atas dengsn kristal
kalsium oksalat bentuk
prisma di palisade
Pada sampel Arecae semen (biji pinang) hasil pengamatan secara
makroskopik yaitu sampel memiliki warna coklat, memiliki rasa pedas,
pahit, dan hangat, tidak memiliki bau, dan memiliki tekstur serbuk halus.
Dan bagian-bagian mikroskopik pada biji pinang yang terlihat pada
perbesaran 10x10 adalah Parenkim, fragmen biji, fragmen biji dan berkas
pengangkut dengan penebalan tipe spiral.
Pada sampel Phyllanthi herba (meniran) hasil pengamatan secara
makroskopik yaitu sampel memiliki warna kuning, rasa yang agak pahit,
memiliki bau yang khas, dan memiliki tekstur serbuk sedikit kasar. Dan
bagian-bagian mikroskopik pada meniran yang terlihat pada perbesaran
10x10 adalah kulit buah dan epidermis atas dengan kristal kalsium
oksalat bentuk prisma di palisade.

VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa kita dapat
melakukan identifikasi simplisia secara makroskopik maupun mikroskopik.
Sampel yang digunakan yaitu Zingiberis Rhizoma (Jahe), Arecae Semen
(biji pinang), dan Phyllanthi Herba (meniran).
Dari pengamatan yang dilakukan secara makroskopik maupun
mikroskopik pasti memiliki ragam jenis yang berbeda-beda. Mulai dari
warna, bau, bentuk, rasa dan ukuran serta fragmen yang dimiliki masing-
masing simplisia tersebut. Pada pengamatan mikroskopik jahe memiliki
butir pati, berkas pembuluh, pembuluh kayu dan serabut. Pada
pengamatan mikroskipik biji pinang memiliki Parenkim, fragmen biji,
fragmen biji dan berkas pengangkut dengan penebalan tipe spiral. Pada
pengamatn mikroskopik meniran memiliki kulit buah dan epidermis atas
dengan kristal kalsium oksalat bentuk prisma di palisade

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Modul Praktikum Farmakognosi, Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti
Kencana
2. Farmakope Herbal Indonesia Edisi II Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai