Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 KEMUKUS

Tanaman kemukus adalah tanaman rambat yang sering kita jumpai berada di sekitar kita.

Nama latin tanaman kemukus ialah Piper Cubeba L.F. Sedangkan dalam bahasa inggris tanaman

kemukus memiliki nama Cubeb pepper, Java Pepper, dan tailed pepper. Asal tanaman kemukus

asalnya tidak diketahui. Tetapi tanaman kemukus ini sebagian besar tumbuh di pulau Jawa dan

Sumatra. Tanaman ini menurut sejarah di jadikan komonditas rempah-rempah pedagang Arab

dan India yang mana dijual ke daerah Eropa. Ciri-ciri tanaman kemukus ini memiliki daun yang

mirip tanaman sirih dengan buah kecil-kecil berwarna hijau kemerah-merahan yang bergerombol

membentuk seperti ekor. Tanaman kemukus ini merupakan kerabat dekat dari tanaman sirih.

Fungsi dan kegunaan tanaman kemukus ini bagi sebagian masyarakat digunakan sebagai bumbu

rempah dalam masakan. Namun yang tidak kita ketahui ternyata tanaman kemukus ini memiliki

berbagai macam manfaat dan khasiat yang berguna untuk menyembuhkan berbagai macam

penyakit yang ada ditubuh.

Herbal Kemukus dikenal juga dengan nama Lada Jawa (Cubeba Fructus). Tanaman ini

banyak di tanam di Jawa dan Sumetera. Buah kemukus kering digunakan sebagai bumbu

rempah dalam masakan, terutama masakan Indonesia. Kegunaan lain adalah sebagai penguat

rasa pada gin dan rokok. Namun kegunaan penting kemukus adalah sebagai bahan farmakope

dan sumber minyak atsiri.


Rasa dari herbal ini tajam dan bersuhu hangat. Kandungan kimia di dalamnya yaitu saponin,

flavonoida, dan minyak atsiri. Bekerja pada tubuh bagian perut, limpa, kandung kemih, dan

ginjal. Berkhasiat untuk mengobati menghentikan rasa sakit, meningkatkan fungsi pencernaan,

mual, cegukan, meningkatkan buang air kecil pada disuria. Bagian yang digunakan adalah buah

yang telah dikeringkan. Dosis 2-5 gram. Dimasak selama 20 menit.

Efek farmakologi sebagai, antiseptik pada saluran kemih. Di gunakan secara tradisional

untuk pengobatan peradangan atau bakteri infeksi saluran kemih, sebagai ekspektoran untuk

mengobati bronkitis kronis, untuk mengobati sakit kepala (obat pingsan), pelupa dan juga

sebagai afrodisiak. Keracunan terjadi pada komsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan

iritasi pada saluran kemih, ginjal dan sakit usus, sulit kencing, muntah, dan diare. Kontraindikasi,

Yin defisiensi dengan gejala panas atau api. Penggunaan selama kehamilan diperbolehkan.

A. Klasifikasi Tumbuhan Kemukus

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)

Genus : Piper

Spesies : Piper cubeba L.F


B. Zat Kimia Yang Terkandung

Buah dan bunga kemukus mengandung saponin dan flavonoida, disamping minyak atsiri.

Tanaman kemukus mengandung zat sesquiterpan hidrat, asam cubeba, cubebin, minyak terbang,

kadinen, sineol, turpineol, pati, gom, damar-damaran,  dan minyak tetap.

1.1.2 OHT (MASTIN)

Mastin adalah kapsul herbal dengan ekstrak kulit manggis yang berkhasiat sangat tinggi bagi
kesehatan tubuh.Dalam kapsul mastin mengandung 100% kulit manggis dengan kualitas yang
tinggi.Berdasarkan hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa kulit manggis kaya akan
antioksidan yang baik bagi kesehatan tubuh terutama antosianin, tannin, xanthone maupun asam
fenolat.

Xanthones yang terkandung di dalam kapsul mastin ekstrak kulit manggis memiliki sifat
sebagai antioksidan kuat sehingga sangat potensial untuk memelihara kesehatan tubuh , system
imun dan mendukung kesehatan imun. Mastin, ekstrak kulit manggis untuk kesehtan tubuh juga
bebas dari bahan kimia berbahaya sehingga aman bagi tubuh.

Komposisi :
 Garciniae Fructus Extract  100 %

Khasiat :
1. Memelihara kesehatan tubuh
2. Anti tumor dan kanker
3. Anti bakteri
4. Mengobati sariawan, disentri
5. Mengobati hipertensi
6. Memelihara kesehatan kulit
7. Anti obesitas, antibiotic dan anti jamur
8. Anti aging
9. Mengobati TBC

Cara Pemakaian :
 Minumlah secara tearatur 2 x 2 kapsul per hari. Dosis juga dapat ditingkatkan menjadi 4 x 2
kapsul per hari sesuai dengan kebutuhan.
1.2 TUJUAN

1.2.1 KEMUKUS

Ada pun tujuan dari praktikum ini adalah:

 Dapat mengetahui berbagai manfaat bahan alam (tanaman yang berkhasiat obat)

terutama “Piper Cubebae Fructus” (Kemukus)

 Dapat mengetahui kandungan kimia yang terdapat “Piper Cubebae Fructus”

(Kemukus)

Memahami teori serta mampu melakukan pembuatan simplisia

1.2.2 OHT(MASTIN)
1.3 MANFAAT

1.3.1 KEMUKUS

1. Tanaman kemukus berguna untuk mengobati penyakit asma (anti radang selaput lendir).

2. Tanaman kemukus untuk menyembuhkan sakit kencing nanah.

3. Tanaman kemukus digunakan sebagai obat sakit perut.

4. Tanaman kemukus bermanfaat untuk menyembuhkan muntah.

5. Tanaman kemukus berkhasiat sebagai obat luka sinar matahari.

6. Tanaman kemukus untuk meningkatkan nafsu makan.

7. Tanaman kemukus berguna untuk obat pelepas angin.

1.3.2 OHT (MASTIN)

1. Memelihara kesehatan tubuh

2. Anti tumor dan kanker

3. Anti bakteri

4. Mengobati sariawan, disentri

5. Mengobati hipertensi

6. Memelihara kesehatan kulit

7. Anti obesitas, antibiotic dan anti jamur

8. Anti aging

9. Mengobati TBC
1.4 ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

 Timbangan analitik

 Wadah/Toples

 Oven

 Erlenmeyer

 Beker glass

 Gelas ukur

 Corong

 Kurs

 Fornes

 Mouisture Balance

 Cawan penguap

 Blender

 Pipet tetes

 Penotol

 Mikroskop

 Lampu UV

 Ultrasonifikasi
2. BAHAN

 Piper Cubebae Fructus

 OHT (MASTIN) / Ekstrak kulit manggis

 Methanol

 Aquadest

 Etil asetat

 Kloroform

 Etanol

 H2SO4

 Kertas saring

 Aluminium foil

 Plat KLT

1.5 CARA KERJA

1. Penyiapan simplisia

 Timbang buah kemukus kering sebanyak 500 gram

 Bersihkan buah kemukus kering tersebut dari kotoran dan tangkai nya.

 Setelah bersih, buah kemukus kering di haluskan dengan cara diblender untuk

mendapatkan serbuk kering simplisia yang akan digunakan untuk pengujian

simplisia, kemudian di ayak sampai halus.

 Buah yang sudah dihaluskan disimpan dalam toples kedap udara. Berikan label

yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan.


2. Lakukan uji organoleptis

Parameter uji organoleptis ini meliputi pemeriksaan bentuk, warna, bau dan rasa

3. Lakukan pemeriksaan mikroskopis

 Buah kemukus yang sudah dihaluskan diambil sedikit dan diletak kan diatad kaca

objek.

 Ditambah dengan sedikit aquadest dan tutup dengan cover glass.

 Kemudian amati dibawah mikroskop, untuk melihat bentuk sel dan kristal dari

Piper Cubebae Fructus.

NB : untuk OHT (mastin) tidak dilakukan pengujian ini

4. Lakukan uji untuk penetapan susut pengeringan

 Timbang serbuk simplisia kemukus sebanyak 2 gram

 Timbang berat krus kosong dan tutup

 Masukkan serbuk yang telah ditimbang ke dalam krus

 Timbang berat krus, tutup dan isi

 Masukkan kedalam oven pada suhu 105 oC selama 30 menit

 Timbang krus dan isi setelah di oven

NB : untuk mastin ditimbang sebanyak 1 gram

(B− A)−( C−A)


% susut pengeringan= x 100 %
( B−A )

5. Lakukan uji untuk kelarutan dalam air dan etanol


a. Kadar Sari Larut Air

 Timbang sampel (kemukus) sebanyak 5 gram masukkan dalam erlenmeyer

 Aquades sebanyak 50 ml di masukkan dalam gelas ukur + kloroform 50 ml.

 Aquades yang sudah dijenuhkan dengan kloroform dimasukkan dalam

erlenmeyer yang berisi sampel, tutup mulut erlenmeyer dengan aluminium foil.

 Kemudian kocok ± 6 jam (selama praktikum berlangsung)

 Beri label pada Erlenmeyer

 Setelah 24 jam , saring 20 ml filtrat , lalu uapkan di cawan penguap yang telah

ditara sebelumnya .

 Hitung kadar persen sari larut air

NB : untuk OHT (mastin) timbang 2,5 gram , untuk air 25 ml dan kloroform 25

ml .

b. Kadar Sari Larut Etanol

 Timbang sampel (kemukus) sebanyak 5 gram masukkan dalam erlenmeyer

 Etanol (alkohol 96%) sebanyak 100 ml di masukkan dalam gelas ukur

 Etanol yang sudah ditakar dimasukkan dalam erlenmeyer yang berisi sampel,

tutup mulut erlenmeyer dengan aluminium foil.

 Kemudian kocok ± 6 jam (selama praktikum berlangsung)

 Beri label pada Erlenmeyer

 Setelah 24 jam , saring 20 ml filtrat , lalu uapkan di cawan penguap

yang telah ditara sebelumnya .

 Hitung kadar persen sari larut etanol

NB : untuk OHT (mastin) timbang 2,5 gram


6. Lakukan uji untuk penetapan kadar abu

 Timbang krus dan tutupnya

 Timbang serbuk kencur sebanyak 2 gram

 Masukkan serbuk yang telah ditimbang ke dalam krus

 Timbang berat krus, tutup dan isi

 Setelah itu, masukkan dalam Fornes pada suhu 600 oC selama ± 1 jam.

 Keluarkan lalu keringkan

 Masukkan ke dalam desikator dan ditimbang

 Hitung persen kadar abu

NB : untuk OHT (mastin) timbang 1 gram

(C−A )
% Kadar Abu= x 100 %
(B− A)

7. Lakukan uji untuk penetapan kadar air

 Timbang sampel uji sebanyak 1 gram

 Ukur dengan alat mouisture balance pada suhu 105 oC

Masukkan sampel kedalam wadah alat, tunggu sampai alat berbunyi kemudian

lihat angka pada alat yang menunjukkan % kadar air pada sampel

8. Lakukan pengujian KLT

 Sediakan plat KLT, beri batas atas dan batas bawah pada plat KLT tersebut.

 Sediakan chamber yang berisi eluen yaitu kloroform : etil asetat sebanyak 4:1 (4

ml untuk kloroform dan 1 ml untuk etil asetat)


 Masukkan kertas saring kedalam chamber guna untuk menjenuhkan eluen

 Sampel (kemukus) yang sudah ditimbang ditambah dengan 50 ml etanol (alkohol

96%), kemudian di ultrasonifikasi.

 Setelah di ultrasonifikasi disaring. Hasil penyaringan (filtrat)b dimasukkan dalam

vial kosong.

 Filtrat di totolkan pada plat KLT yang sudah di sedia kan tadi.

 Setelah itu, plat KLT yang sudah ditotol tersebut dimasukkan dalam chamber

yang berisi eluen.

 Amati naik nya eluen. Jangan sampai eluen naik melewati batas atas.

 Lalu kering anginkan, kemudian tambah kan H 2SO4 10 % pada bagian tengah plat

KLT guna untuk melihat noda.

 Setelah diberi H2SO4, letakkan diatas hot plat. Tunggu beberapa saat sampai

timbulnya noda dan beri tanda pada noda tersebut dengan pensil. Dan hitung Rf

nya.

NB : untuk kemukus eluen : di diganti dengan pelarut nonpolar ( n – heksane )

Jarak Tempuh Noda


Rf =
Jarak Tempuh Eluen
BAB II

ISI

2.1 HASIL PENGAMATAN

2.1.1 KEMUKUS

Percobaan ke : 2,3,4

Judul : Pembuatan simplisia buah kemukus

Hari/tanggal : Senin, 06,13,27 November 2015

Kelompok : V (LIMA)

2.1.1.1 Organoleptis kemukus

Warna : Coklat Kehitaman

Aroma : Menyengat/ aroma khusus

Rasa : Agak pedas, pahit

Bentuk : Bulat Mengkerut, permukaan luar kerut, keras, permukaan dalam licin,

warna coklat muda.


2.1.1.2 Senyawa identitas kemukus

Kubebin

2.1.1.3 Pemeriksaan Mikroskopik


NB : untuk mastin tidak diberlakukan

2.1.1.4 Susut pengeringan

KEMUKUS

Berat krus kosong + tutup (A) = 33,2421 g

Berat krus + sampel (B) = 36,3567 g

Berat susut pengeringan setelah dioven (C) = 35,0601 g

(B− A)−( C−A)


% susut pengeringan= x 100 %
( B−A )

( 36,3567 g−33,2421 g )−(35,0601 g−33,2421 g)


% susut pengeringan= x 100 %
( 36,3567 g−33,2421 g)

% susut pengeringan=0,091 x 100 %

% susut pengeringan=9,1 %

2.1.1.5 Uji Untuk Kelarutan Dalam Air dan Etanol


a) Kadar sari larut air

 Cawan Kosong = 81,2630 g

 Cawan + filtrat 20 ml = 100,0777 g

 Cawan + filtrat setelah di oven = 81,4354 g

 Cawan setelah diuapkan = 81,4713 g

 Berat sampel awal = Cawan (+filtrat 20 ml) – Cawan Kosong

= 100,0777 g – 81,2630 g = 18,8147 g

 Berat sampel akhir = Cawan setelah dioven – Cawan Kosong

= 81,4354 g- 81,2630 g = 0,1724 g

berat sampel akhir


% sari larut air= x 100 %
berat sampel awal

0,1724 g
% sari larut air= x 100 %
18,8147 g

% sari larut air=0,916 %

2. Sari Larut Etanol

 Cawan Kosong = 76,3997 g

 Cawan + filtrat 20 ml = 93,7966 g

 Cawan + filtrat setelah di oven = 76,4837g

 Cawan setelah diuapkan = 76,5334 g

 Berat sampel awal = Cawan (+filtrat 20 ml) – Cawan Kosong

= 93,7966 g – 76,3997 g = 17,3969 g

 Berat sampel akhir = Cawan setelah dioven – Cawan Kosong


= 81,4354 g – 76,3997 g = 0,1724 g

berat sampel akhir


% sari larut etanol= x 100 %
berat sampel awal

0,084 g
% sari larut etanol= x 100 %
17,3969 g

% sari larut etanol=0,105 %

2.1.1.6 Uji Penetapan Kadar Abu

Berat krus kosong + tutup (A) = 31,8197 g

Berat krus + sampel (B) = 31,8300g

Berat susut pengeringan setelah dioven (C) = 33,775 g

(C−A )
% Kadar Abu= x 100 %
(B− A)

(33,775−31,8197)
% Kadar Abu= x 100 %
(31,8300−31,8197)

% Kadar Abu=18,983 %

2.1.1.7 % kadar air = 15,68 %

2.1.1.8 Pola Kromatografi Lapis Tipis

Fasa gerak : n-heksane : Etil Asetat 5ml (1 : 1)

Fasa diam : Silika gel 60

Larutan uji : Etanol 50 ml

Deteksi : H2SO4

1,7
Harga Rf1 : = 0,042
4
2,3
Harga Rf2 : = 0,57
4

2,7
Harga Rf3 : = 0,67
4

3,4
Harga Rf4 : = 0,85
4

3,9
Harga Rf5 : = 0,097
4

2.1.2 OHT (MASTIN)

Percobaan ke : 5,6,7

Judul : Obat Herbal Terstandar (MASTIN)

Hari/tanggal : Senin, 4 dan 11 Desember 2015 , 8 Januari 2016

Kelompok : V (LIMA)

2.1.2.1 Organoleptis mastin

Warna : Coklat kekuningan

Aroma : Aroma Khusus

Rasa : Pahit

Bentuk : Serbuk

2.1.2.2 Susut pengeringan

Berat krus kosong + tutup (A) = 29,4486 g

Berat krus + sampel (B) = 30,4581 g

Berat susut pengeringan setelah dioven (C) = 30,4018 g


(B− A)−( C−A)
% susut pengeringan= x 100 %
( B−A )

( 30,4581 g−29,4486 g )−(30,4018 g−29,4486 g)


% susut pengeringan= x 100 %
(30,4581 g−29,4486 g)

1,0095−0,9532
% susut pengeringan= x 100 %
1,0095

% susut pengeringan=9,9 %

2.1.2.3 Senyawa Identitas

2.1.2.4 % kadar air = 12,08 %

2.1.2.5 Uji Untuk Kelarutan Dalam Air dan Etanol

b) Kadar sari larut air

 Cawan Kosong = 69,8328 g

 Cawan + filtrat 20 ml = 89,8889 g

 Cawan + filtrat setelah di oven = 70,7254 g

 Berat sampel awal = Cawan (+filtrat 20 ml) – Cawan Kosong


= 89,8889 g – 69,8328 g = 19,8889 g

 Berat sampel akhir = Cawan setelah dioven – Cawan Kosong

= 70,7254 g- 69,8328 g = 0,8926 g

berat sampel akhir


% sari larut air= x 100 %
berat sampel awal

0,8926 g
% sari larut air= x 100 %
19,8889 g

% sari larut air=4 %

2. Sari Larut Etanol

 Cawan Kosong = 66,0586 g

 Cawan + filtrat 20 ml = 81,0259 g

 Cawan + filtrat setelah di oven = 66,4028 g

 Berat sampel awal = Cawan (+filtrat 20 ml) – Cawan Kosong

= 81,0259 g – 66,0586 g = 14,9673 g

 Berat sampel akhir = Cawan setelah dioven – Cawan Kosong

= 66,4028 g – 66,0586 g = 0,3442 g

berat sampel akhir


% sari larut etanol= x 100 %
berat sampel awal

0,3442 g
% sari larut etanol= x 100 %
14,9673 g

% sari larut etanol=2,2%

2.1.2.6 Uji Penetapan Kadar Abu

Berat krus kosong + tutup (A) = 38,288 g

Berat krus + sampel (B) = 39,325 g


Berat susut pengeringan setelah dioven (C) = 38,329 g

(C−A )
% Kadar Abu= x 100 %
(B− A)

(38,329−38 , 288)
% Kadar Abu= x 100 %
(39,325−38,288)

% Kadar Abu=0,0039 %

2.1.2.7 Pola Kromatografi Lapis Tipis

Fasa gerak : kloroform : Etil Asetat 2 ml (1 : 1)

Fasa diam : Silika gel 60

Larutan uji : Metanol 50 ml

Deteksi : Lampu UV

2,6
Harga Rf1 : = 0,65  POLAR
4

2.2 PEMBAHASAN

2.2.1 KEMUKUS

Pada praktikum ini dilakukan percobaan pembuatan simplisia buah kemukus (Piper

Cubebae Fructus). Buah kemukus kering sebanyak 500 gram dilakukan sortasi kering yang

bertujuan untuk memisahkan sampel dari tangkai yang melekat. Setelah dilakukan sortasi kering

maka, buah kemukus kering di haluskan dengan cara diblender untuk mendapatkan serbuk

kering simplisia yang akan digunakan untuk pengujian simplisia, kemudian di ayak sampai

halus.

Buah yang sudah dihaluskan disimpan dalam toples kedap udara. Berikan label yang jelas

pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode

produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.


Kondisi penyimpanan harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30 oC dan

tempat penyimpanan harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari

kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki

penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari

hama gudang

Setelah di dapat serbuk simplisia buah kemukus, maka dilakukan uji mikroskopik, reagen

yang digunakan adalah aquades yang berfungsi sebagai pembasah sehingga dapat dilihat dengan

jelas di bawah mikroskop jaringan parenkim, korteks buah kemukus dan lainnya.

Serbuk simplisia juga digunakan untuk uji susut pengeringan untuk mendapatkan serbuk

yang lebih sedikit kadar airnya, dimana pada susut pengeringan ini dilakukan untuk menentukan

batas maksimal pengurangan kadar air serbuk. Persen susut pengeringan yang diperoleh adalah

9,1% hal ini berarti sesuai dengan literatur. Karena pada literatur susut pengeringan tidak boleh

lebih dari 10%.

Pengujian kadar abu dilakukan untuk melihat sisa pembakaran. Dimana senyawa organik sisa

pembakarannya berupa abu. % kadar abu yang diperoleh adalah 18,983 %. Berdasarkan literatur

persen kadar abu tidak boleh lebih dari 8,1 % artinya pada praktikum ini kadar abu yang didapat

sesuai dengan literatur.

Pengujian kromatografi lapis tipis pada pembuatan simplisia buah kemukus di gunakan untuk

menentukan senyawa yang ada pada simplisia tersebut. Eluen yang digunakan adalah kloroform :

etil asetat dengan fase diamnya adaah silika gel. Eluen dalam chamber harus dijenuhkan terlebih

dahulu agar mempercepat naiknya eluen dan noda pada plat KLT. Metoda ini digunakan karena

murah, sampel yang digunakan sedikit dan waktu kerjanya sedikit. Berdasarkan data di peroleh

dua noda yang harga Rfnya adalah 0,42 , 0,57 , 0,67 , 0,85 , dan 0,97 .
Kelarutan sampel dalam air dan etanol sebesar 0,105% untuk sari larut air dan 0.916% untuk

sari larut etanol. Pada pengujian ini tidak didapatkan hasil yang sesuai dengan literatur karena

hasil yang didapat terlalu besar. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya kesalahan dalam

praktikum sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebaiknya

pengujian kada sari larut air dan etanolnya dilakukan lebih baik dan teliti atau diulangi beberapa

kali sehingga didapatkan hasil yang diinginkan. Untuk persen kadar air dalam simplisia buah

kemukus adalah sebesar 15,68 %.

2.2.2 OHT (MASTIN)


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uji parameter spesifik dan non spesifik yang telah dilakukan pada sediaan

sampel Kemukus dan Fitofarmaka, maka dapat disimpulkan :

1. Biji Kemukus :

 Kadar Air = 15,68 %

 Kadar Kelarutan Dalam Air = 0,916 %

 Kadar Kelarutan Dalam Etanol = 0,105 %

 KLT :

1,7
Harga Rf1 : = 0,42
4

2,3
Harga Rf2 : = 0,57
4

2,7
Harga Rf3 : = 0,67
4

3,4
Harga Rf4 : = 0,85
4

3,9
Harga Rf5 : = 0,97
4

 Kadar Abu = 18,983 %

 Susut Pengeringan = 9,1 %

2. OHT (MASTIN)

 Kadar Air = 12,08 %

 Kadar Kelarutan Dalam Air = 4 %


 Kadar Kelarutan Dalam Etanol = 2,2 %

 KLT :

Eluen kloroform : Etil asetat (2ml) 1:1

2,6
Noda Rf = =0,65
4

 Kadar Abu = 0,0039 %

 Susut Pengeringan = 9,9 %

5.2 Saran

Diharapkan dalam praktikum ini, percobaan sebaiknya dilakukan minimal

sebanyak 3 kali agar di dapatkan hasil yang optimal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca serta dapat digunakan sebagai referensi dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.Arifin,dkk. 2007. Ilmu kimia dan kegunaan Tumbuh-Tumbuhan Obat

Indonesia jilid I. Penerbit ITB, Bandung.

Anonim. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Anonim. 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Jakarta : Departemen Kesahatan

Republik Indonesia.

Dalimartha, Setiawan dr. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III. Jakarta : Trubus

Agriwidya

Dirjen POM, 1977. Materian Medika Indonesia Jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Setya bayu, 2013. Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Yogyakarta : Rapha Publishing

Soesilo, s. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta: DEPKES RI

Dalimartha, Setiawan dr. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid III. Jakarta : Trubus

Agriwidya
LAMPIRAN GAMBAR

1. Logo JAMU

2. Kemukus

3. Logo OHT

4. MASTIN

Anda mungkin juga menyukai