Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

CARA PEMBUATAN SIMPLISIA DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L)

Disusun Oleh :
Nama Anggota :
- Monica Cahyaning Rosari (10120109)
- Nadila Putri Alifia (10120118)
- Najwa Elmadina Adhim (10120119)
- Neny Nirmalasari (10120120)
Kelompok :E
Prodi : S1 Farmasi
Angkatan : 2020

FAKULTAS FARMASI
IINSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2022
PERTEMUAN I ACC NILAI
CARA PEMBUATAN SIMPLISIA

TANGGAL PRAKTIKUM : Senin, 21 Maret 2022

TOPIK : Cara Pembuatan Simplisia Daun Kemangi (Ocimum


basilicum L)

TUJUAN : Mahasiswa mampu dan memahami cara pembuatan

simplisia daun kemangi (Ocimum basilicum L)

A. PENDAHULUAN
1. Klasifikasi tanaman :
Salah satu tanaman di Indonesia yang mempunyai senyawa metabolit
sekunder adalah daun kemangi (Ocimum basilicum L). Tanaman ini termasuk
dalam famili Lamiaciae dan mempunyai ciri-ciri berbatang kayu jenis semak
dengan tinggi 30-150 cm, batang berbentuk segi empat, permukaan batang
beralur dan memiliki bulu, bercabang serta berwarna hijau, mempunyai bunga
berwarna putih dan aroma dari tanaman ini sangat khas (Kumalasari dan
Andiarna, 2020).
Menurut Rukmana dan Yudirachman (2016) kedudukan tanaman kemangi
dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh )
Super divisi : Spermathophyta ( menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga)
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylodenae atau Magnoliopsida (berkeping dua)
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Labiate ( Lamiceae)
Genus : Ocimum sp.
Spesies : Ocimum basilicum forma citratum,Ocimum canum sims,
Ocimum americanum L,Ocimum citratum, Ocimum brachiatum Blume.

2. Kandungan tanaman :
Menurut Hafsah dkk, 2015 Kandungan bahan kimia yang terdapat pada daun
kemangi yaitu :
1. Flavonoid
Senyawa flavonoid banyak ditemukan pada tanaman maupun sayuran.
Flavonoid banyak diteliti karena memiliki manfaat bagi kesehatan.setiap
tumbuhan menghasilkan flavonoid yang berbeda-beda. Flavonoid atau yang
sering disebut sebagai bioflavonoid merupaka kelompok pigmen tanaman
yang melindungi dari serangan radikal bebeas yang merusak.
Flavonoid merupakan komponen fenol, yaitu bioaktif yang dapat merubah
reaksi tubuh terhadap senyawa lain seperti virus, alergen, dan zat pengerat
lainnya. Oleh sebab itu, flavonoid memiliki kemampuan sebagai antivirus,
antiperadanagn, antioksidan, antialergi, antiarsiogenik, menghambat
kolesterol darah, serta memperlambat penuaan dini. Flavonoid dalam
insektisida alami berfungsi sebagai racun pernafasan yang dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem pernafasan sehingga serangga tidak
dapat bernafas dan akhirnya mati. Posisi tubuh larva yang berubah dari
normal disebabkan oleh senyawa flavonoid akibat cara masukknya yang
melalui siphon sehingga mengakibatkan kerusakan larva dan harus
mensejajarkan posisinya dengan permukaan air untuk mempermudah dalam
mengambil oksigen.
2. Saponin
Saponin dalam insektisida alami berfungsi sebagai racun perut yang
masuk melalui cetah, lubang, atau kulit pada serangga dan lansung kemulut
serangga. Saponin bertindak sebagai racun perut yang dapat mempengaruhi
larva, sehingga mengakibatkan kematian larva. Saponin sebagai racun perut
bekerja dengan cara merusak traktus digestivus. Saponin dapat menurunkan
tegangan traktus digestivus larva, sehingga mengakibatkan dinding traktus
digestivus menjadi korosif.
3. Tanin
Tanin merupakan antioksidan berjenis polifenol yang menyatu dan mudah
teroksidasi menjadi asam tanat. Tanin merupakan antioksidan yang dapat
mencegah efek radikal bebas yang merusak. Tanin meyebabkan beberapa
tumbuhan maupun buah-buahan mempunyai rasa pahit. Tanin juga mudah
teroksidasi melalui udara ataupun jika terkena air panas. Tanin sebagai
larvasida bekerja dengan cara menekan konsumsi makanan, menganggu
proses tumbuhan, dan kemampuan bertahan. Rasa pahit pada tanin dapat
menghambat larva untuk tidak mau makan, sehingga mengakibatkan larva
kelaparan dan perlahan-lahan mati.
4. Triterpenoid
Triterpenoid merupakan insektisida alami bekerja dengan cara
menghambat proses petumbuhan serangga, menghambat pergantian kulit
pada serangga (moulting inhibition), sebagai penolak makan, dan dapat
mengakibatkan kematian pada serangga.
5. Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau sering disebut dengan minyak terbang yang memiliki
banyak manfaat. Minyak atsiri memiliki ciri khas mudah menguap dan
memiliki aroma yang khas dan aroma ini tidak disukai serangga. Minyak
atsiri yang mengandung euganol dapat digunakan sebagai anti serangga.
Tanaman kemangi juga memiliki kandungan bahan aktif yaitu minyak
atsiri. Minyak dalam tanaman ini berkisar antara 0.008-0.38% dengan bahan
aktif utama euganol sekitar 64%. Euganol bersifat racun perut yang bekerja
dengan cara menganggu pencernaan serangga. Selain sebagai racun perut,
euganol bekerja dengan cara menghambat reseptor perasa pada mulut larva
yang dapat mengakibatkan larva gagal medapat stimulus, sehingga larva
kelaparan dan akhirnya mati.

3. Khasiat tanaman :
Daun kemangi (Ocimum basilicum L) mengandung senyawa flavonoid, fenol,
saponin dan misyak atsiri. Kemangi dalam dunia kesehatan dapat berfungsi
sebagai antipiretik, antifungi, analgesik, antiseptik, antibakteri, hepatoprotektor,
imunomodulator, antireppelent dan antiekspektoran. Kandungan senyawa ini
dapat diambil manfaatnya dalam bidang farmakologi dengan cara membuat
ekstrak dari tanaman. Pemilihan pelarut yang tepat untuk mengambil metabolit
sekunder yang diinginkan dalam proses ekstraksi merupakan hal yang penting.
Etanol dipilih sebagai pelarut karena efektif dalam menghasilkan bahan aktif
yang lebih optimal (Kumalasari dan Andiarna, 2020).
Menunrut Cahyani, 2014 menyebutkan banyak manfaat yang terkandung
dalam daun kemangi selain anti bakteri, diantaranya yaitu:
1) Khasiat daun kemangi baik untuk melawan radikal bebas, ini karena daun
kemangi memiliki antioksidan. Antioksidan yang berupa flavonoid dan
juga eugenol mempu mencegah pertumbuhan bakteri,virus dan jamur.
2) Khasiat daun kemangi dapat membantu pertumbuhan tulang kita. Ini
karena daun kemangi memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang
berperan penting dalam mengatur pembentukan dan pertumbuhan tulang.
Kemudian kandungan astenol dan boron dalam daun kemangi
memberikan khasiat daun kemangi yang berperan aktif dalam merangsang
fungsi kerja dari hormon estrogen dan juga hormon endrogen, serta
mencegah pengeroposan tulang.
3) Khasiat daun kemangi dapat membantu melancarkan aliran darah dalam
tubuh kita. Ini dilihat dari daun kemangi yang memiliki kandungan
magnesium yang dapat membantu merilekskan jantung dan juga
pembuluh darah, sehingga menjaga aliran darah untuk tetap lancar.
4) Khasiat daun kemangi dapat membantu untuk meningkatkan kekebalan
tubuh, ini karena daun kemangi memiliki kandungan beta karoten yang
dapat meningkatkan respon antibodi, sehingga dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Kandungan beta karoten juga dapat membantu sintesis
protein sehingga mendukung proses pertumbuhan dan juga dapat
memperbaiki sel-sel yang rusak. Selain itu, khasiat daun kemangi dari
kandungan beta karoten tersebut dapat membantu untuk meningkatkan
fungsi penglihatan.

B. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah dengan metode
pengeringan dengan sinar matahari langsung dijemur dan dilakukan pengeringan
selama 6 hari sampai simplisia kering
C. PROSEDUR KERJA (Diagram Alir)

Pengumpulan bahan baku

Sortasi basah Pencucian

Pengeringan Perajangan atau pengirisan

Sortasi kering Penghalusan

Penyimpanan
D. HASIL & PENGAMATAN :
1. Berat Bahan Awal : 700 gram
2. Berat Sesudah pengeringan : 63 gram
3. Berat Sesudah Penyerbukan : 60 gram

E. PEMBAHASAN :
Simplisia merupakan suatu bahan alam yang telah dikeringkan dan digunakan
untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan sama sekali, kecuali dinyatakan lain
suhu pengeringan tidak lebih dari 60o C (BPOM, 2014). Jenis-jenis simplisia, simplisia
nabati , simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa
senyawa kimia murni (Depkes RI, 2000). Simplisia nabati sering berasal dan berupa
seluruh bagian tumbuhan, tetapi sering berupa bagian atau organ tumbuhan seperti akar,
kulit akar, batang, kulit batang, kayu, bagian bunga dan sebagainya. Di samping itu,
terdapat eksudat seperti gom, lateks, tragakanta, oleoresin, dan sebagainya (Endarini,
2016).

Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat simplisia nabati dari daun
kemangi (Ocimum basilicum L). Bagian kemangi yang digunakan untuk membuat
simplisia adalah daunnya. Awal pemilihan bahan baku membeli di pasar, dipilih kemangi
yang masih baru dan fresh sebanyak 500 gram. Langkah pertama yang dilakukan adalah
sortasi basah, sortasi basah dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan kotoran dan
bagian tumbuhan lain yang tidak diinginkan dan didapatkan daun kemangi kurang lebih
300 gram. Selanjutnya tahap pencucian dengan air mengalir, menggunakan air mengalir
agar kotorannya bisa lepas dari daun. Lalu dilakukan perajangan supaya mudah kering
ketika pengeringan. Pembuatan simplisia daun kemangi dilakukan dengan pengeringan
menggunakan sinar matahari langsung. Maka dari itu ada kendala pada proses
pengeringan ketika mendung, jadi membutuhkan lebih banyak waktu agar simplisia
kering. Setelah simplisia kering, langkah selanjutnya adalah sortasi kering. Sortasi kering
dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran dan bagian simplisia yang tidak sempurna
agar simplisia yang diperoleh dalam kondisi baik. Setelah sortasi kering, simplisia daun
kemangi dihaluskan menggunakan blender, lalu ditimbang dan bandingkan dengan
simplisia sebelum kering. Setelah halus, simplisia dimasukkan ke dalam wadah yang
kering dan ditutup rapat.

F. KESIMPULAN :
Dari praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa dari bobot bahan awal
700g didapat simplisia dalam bentuk serbuk seberat 60gram.

G. DAFTAR PUSTAKA :
Endarini, Lully Hani. (2016). Farmakognosi dan Fitokimia. Pusdik SDM
Kesehatan. Jakarta.
Hafsah dkk. (2015). Uji Kemampuan Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
basilicum) dalam bentuk Granul sebagai Larvasida Nyamuk Aedes aegypti.
Universitas Negeri Semarang. Semarang.
M. L. F. Kumalasari and F. Andiarna, “Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun
Kemangi (Ocimum basilicum L)”, Indones. J. Heal. Sci., vol. 4, no. 1, pp. 39-44,
2020.
N. M. E. Cahyani. “Daun Kemangi (Ocinum cannum) Sebagai Alternatif
Pembuatan Handsanitizier”. KEMAS 9 (2) (2014) 136-142.
Parameter Standar Simplisia dan Ekstrak. BPOM RI.
Rukmana, Rahmat H. (2016). Untung berlipat dari budidaya Kemangi dan
Selasih-tanaman Multi manfaat. Lily Publisher. Yogyakarta.
H. LAMPIRAN :

NO. TAHAPAN GAMBAR


1. Pemilihan bahan baku

2. Sortasi basah

3. Pencucian

4. Pengeringan
5. Sortasi kering

6. Penghalusan

7. Penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai