DISUSUN OLEH:
Asisten Dosen:
Apt. Hestiary Ratih, M.Si
ZAT AKTIF
1. IBUPROFEN (FI VI hal. 727)
1. Sifat Fisikokimia
Berat Molekul: 206,28
Rumus Molekul: C13H18O2
Pemerian: Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; berbau khas lemah.
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam etanol, metanol, aseton dan kloroform; sukar larut
dalam etil asetat; praktis tidak larut dalam air.
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.
Kadar : Ibuprofen mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%
C13H18O2, dihitung terhadap zat anhidrat.
2. Farmakologi
FARMAKOKINETIK:
Absorpsi : ibuprofen cepat melalui lambung Distribusi : kadar maksimum dalam plasma
diperoleh setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar dua jam dan 90% ibuprofen
terikat pada protein plasma.
Metabolisme : ibuprofen dimetabolisme Sebagian besar melalui hati dengan reaksi oksidasi
yang melibatkan ezim CYP450, terutama enzim CYP2C9
Eksresi : berlangsung cepat dam lengkap melalui urin sebagai metabolit dan konjugatnya
MEKANISME KERJA
Ibuprofen bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin, menekan inflamasi dan nyeri
(Moore & Eliot, 2013).
INDIKASI
Analgesik, mengobati sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, rasa sakit pada saat haid, rasa
sakit/nyeri setelah operasi, mengatasi demam.
KONTRAINDIKASI
Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus duodenum dan lambung),
hipersensitivitas, polip pada hidung, angioedema, asma, rhinitis, serta urtikaria ketika
menggunakan asam asetilsalisilat atau AINS lainnya.
EFEK SAMPING
Mual, muntah, diare, konstipasi dan nyeri lambung, ruam kulit, penyempitan bronkus,
penurunan sel pembeku darah.
(ISO, hal. 44)
DAFTAR PUSTAKA:
Depkes RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Hal. 727
Ikatan Apoteker Indonesia. 2017. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 51, 2017 s/d 2018.
Jakarta: PT ISFI Penerbitan.
EKSIPIEN
1. Penghancur : PRIMOGEL
SIFAT FISIKOKIMIA:
Pemerian : berwarna putih, atau hampir putih, sangat mudah mengalir,
higroskopis, apabila dilihat dibawah mikroskop butiran berbentuk bulat telur, butiran
menunjukkan pengembangan yang cukup besar jika terkena air.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam metilen klorida, memberikan suspense
transparan di dalam air.
Densitas massal (bulk density): 0.81 g/cm3
Densitas diketuk (tapped density): 0.98 g/cm3
Densitas sebenarnya (true density): 1.56 g/cm3
Titik lebur : tidak meleleh, tetapi karakter sekitar 200oC
Kadar Penggunaan : 2 – 8%, tetapi konsentrasi optimum sebagai disintegran adalah 4%
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas : inkompaktibel dengan asam askorbat
Literatur :
Rowe, R. C., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook of pharmaceutical excipients
Sixth edition. Libros Digitales-Pharmaceutical Press. hal. 663 -665
2. Pengikat : MUCHILAGO AMILI
SIFAT FISIKOKIMIA:
Rumus Molekul : (C6H10O5)n
Berat Molekul : 300–1000
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol.
Kadar Penggunaan : 3 - 20% w/w, umumnya 5-10% w/w bergantung pada jenis pati
(HOPE, hal 686)
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Inkompatibilitas : Pati tidak cocok dengan zat pengoksidasi kuat. Senyawa inklusi
berwarna dibentuk dengan yodium.
Literatur:
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2020). Farmakope Indonesia
Edisi VI. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. hal 1368
Rowe, R. C., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook of pharmaceutical excipients
Sixth edition. Libros Digitales-Pharmaceutical Press. hal. 686
SIFAT FISIKOKIMIA:
Rumus Molekul : C12H22O11.
Berat Molekul : 360.31
Pemerian : Serbuk putih, mengalir bebas.
Kelarutan :Mudah larut dalam air secara perlahan-lahan; praktis tidak larut
dalam etanol.
Densitas sebenarnya (true density): 1.545 g/cm3 (a-lactose monohydrate)
Titik lebur :201-202˚C
Kadar Penggunaan : Biasanya, kadar laktosa yang baik digunakan dalam pembuatan
tablet dengan metode granulasi basah atau saat penggilingan selama proses dilakukan,
karena ukuran halus memungkinkan pencampuran yang lebih baik dengan bahan
formulasi yang lain dan menggunakan pengikat dengan lebih efisien.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : Pertumbuhan jamur dapat terjadi dalam kondisi
lembab (kelembaban relatif 80% ke atas). Laktosa dapat menghasilkan warna coklat pada
penyimpanan, reaksinya dipercepat oleh kondisi yang hangat dan lembab. Kemurnian
laktosa yang berbeda dapat bervariasi dan evaluasi warna mungkin penting, terutama jika
tablet putih sedang diformulasikan. Stabilitas warna berbagai laktosa juga berbeda.
Laktosa harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Dapat terjadi reaksi kondensasi dengan senyawa yang memiliki
gugus amin primer, menghasilkan produk berwarna coklat. Laktosa juga tidak kompatibel
dengan asam amino, amfetamin, dan lisinopril
Literatur:
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2020). Farmakope Indonesia
Edisi VI. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. hal 978
Rowe, R. C., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook of pharmaceutical excipients
Sixth edition. Libros Digitales-Pharmaceutical Press. hal. 364-365
4. Lubrikan : MG STEARAT
SIFAT FISIKOKIMIA
Rumus Molekul : C36H70MgO4
Berat Molekul : 591.24
Pemerian : Serbuk halus, putih dan volumeinus; bau lemah khas; mudah melekat di
kulit; bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.
Densitas massal (bulk density): 0,159 g / cm3
Densitas diketuk (tapped density) : 0,286 g / cm3
Densitas sebenarnya (true density) : 1,092 g / cm3
Titik lebur :117–150°C
Kadar Penggunaan : Sebagai pelumas dalam pembuatan kapsul dan tablet pada
konsentrasi antara 0,25% - 5,0% b / b.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : Magnesium stearat stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan asam kuat, basa, dan garam besi. Hindari
pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. Magnesium stearat tidak dapat digunakan
dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan sebagian besar garam
alkaloid.
Literatur:
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2020). Farmakope Indonesia
Edisi VI. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. hal 1080
Rowe, R. C., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook of pharmaceutical excipients
Sixth edition. Libros Digitales-Pharmaceutical Press. hal. 40
5. Glidan : TALK
SIFAT FISIKOKIMIA:
Rumus Molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4
Berat Molekul : 591,25
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut asam, basa, organik dan air
Kadar Penggunaan : Tablet and capsule diluent 5.0 - 3.0 %
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : Talk adalah bahan yang stabil dan dapat disterilkan
dengan pemanasan pada suhu 160oC tidak kurang dari 1jam. Ini juga dapat disterilkan dengan
paparan etilen oksida atau iradiasi gamma. Bedak harus disimpan dalam wadah tertutup baik di
tempat yang sejuk dan kering.
Cara penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. (FI VI, hal 1674)
Inkompatibilitas :Tidak cocok dengan senyawa amonium kuaterner
Litelatur:
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2020). Farmakope Indonesia
Edisi VI. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. hal 1674
Rowe, R. C., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook of pharmaceutical excipients
Sixth edition. Libros Digitales-Pharmaceutical Press. hal. 728
LABORATORIUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI FARMASI
NONSTERIL FAKULTAS FARMASI UNJANI
Kadar : 200 mg
Granul Tablet
Primogel 4% PG01 12 g 12 g
1. Kemasan dus
2. Brosur
3. Etiket