ANTYPIRETIK
Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik Untuk membandingkan khasiat dari parasetamol dan obat x
sebagai antipiretik.
Dasar Teori
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh
melawan infeksi. Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada
manusia hidup subur pada suhu 37 derajat C. Meningkatnya suhu tubuh beberapa
derajat dapat membantu tubuh melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak sel darah putih, membuat
lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain untuk melawan
infeksi (Wibowo, S., 2006)
Pada saat kuman masuk ke tubuh dan membuat kita sakit, mereka seringkali
menyebabkan beberapa zat kimiawi tertentu beredar dalam darah kita dan
mencapai hipotalamus. Pada saat hipotalamus tahu bahwa ada kuman, maka
secara otomatis akan mengeset thermostat tubuh kita lebih tinggi. Misalnya suhu
tubuh kita harusnya 37 derajat C, thermostat akan berkata bahwa karena ada
kuman maka suhu tubuh kita harusnya 38,9 derajat C. Temyata dengan suhu
tubuh yang lebih tinggi adalah cara tubuh kita berperang dalam melawan kuman
dan membuat tubuh kita menjadi tempat yang tidak nyaman bagi kuman
(Wibowo, S., 2006).
Demam merupakan gangguan kesehatan yang hampir pemah dirasakan oleh
setiap orang. Demam ditandai dengan kenaikan suhu tubuh di atas suhu tubuh
normal yaitu 36-37 C, yang diawali dengan kondisi menggigil (kedinginan) pada
saat peningkatan suhu, dan setelah itu terjadi kemerahan pada permukaan kulit.
Pengaturan suhu tubuh terdapat pada bagian otak yang disebut hypothalamus,
gangguan pada pusat pengaturan suhu tubuh ini lah yang kemudian kita kenal
dengan istilah demam (Amila, 2008).
Penyebab utama demam adalah infeksi oleh bakteri dan virus, meskipun ada
beberapa jenis demam yang tidak disebabkan oleh infeksi melainkan oleh kondisi
patologis lain seperti serangan jantung, tumor, kerusakan jaringan yang
disebabkan oleh sinar X, efek pembedahan dan respon dari pemberian vaksin
(Amila, 2008).
Demam pada dasamya salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari infeksi
oleh zat asing. Tetapi demam juga mengakibatkan kerusakan sel-sel tubuh
terutama sel-sel otak dan kerusakan ini tidak dapat diperbaiki. Selain kerusakan
sel otak, demam juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lain seperti
hati dan ginjal, dimana kerusakan ini dapat menyebabkan kematian. Pada
peningkatan suhu yang terlalu tinggi (44-45°C), demam dapat menyebabkan
kematian (Amila, 2008).
Pengobatan antipiretik sekarang secara rutin diresepkan untuk demam.
Antipiretik yang paling umum digunakan adalah Nonsteroidal Anti Inflammatory
Drugs (NSAIDS).
Salah satu obat NSAID adalah paracetamol. Paracetamol merupakan
penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah dan memiliki efek anti
inflamasi yang juga lemah. Penggunaan paracetamol dalam jangka waktu yang
terlalu lama dapat mengakibatkan nekrosis hati (Wilmana, 2011).
Alat :
Spuit injeksi dan jarumnya (needle) dan spuit untuk oral, timbangan
analitik digital, labu takar, 5; 10; 25; 50 mL, gelas beker Erlemeyer,
pengaduk, pipet volume, thermometer.
Bahan :
Pepton, parasetamol , akuades, etanol, Hewan uji: Spesies: Mencit, dewasa
dengan berat badan 20-30 gram.
Prosedur Kerja:
a) Penyiapan Bahan Suspensi Na.CMC 1% (b/v)
Ditimbang 1 g Na.CMC dimasukkan sedikti demi sedikit ke dalam mortar
yang berisi 50 ml aquadest panas (suhu 70 °C) dan didiamkan selama 30
menit hingga diperoleh massa yang transparan, diaduk lalu diencerkan dengan
aquadest hingga 100 ml.
b) Pengujian antipyretik
1. siapkan 2 ekor mencit setiap kelompok praktikan
2. semua hewan uji diukur suhu rectal sebelum dan sesudah diinduksi pepton
5%. pengukuran suhu rectal dilakukan dengan cara memasukkan
thermometer digital ± 2 cm ke dalam rectal mencit untuk mengetahui suhu
awal sebelum induksi.
3. Sebelum diberikan perlakuan semua mencit diinduksi demam dengan
menggunakan pepton 5% secara subkutan
4. 1 jam setelah pemberian pengindukasi, dilakukan pengukuran kembali
pada rectal mencit, jika terjadi peningkatan suhu tubuh lebih dari atau
sama dengan 0,6 °C dari suhu awal maka mencit dikatakan demam.
5. Kemudian tipa kelompok mencit diberikan:
1) Kontrol positif digunakan parasetamol dosis Lazim manusia 500 mg
secara oral dengan VPPO 0,2 ml
2) Kontrol negatif digunakan Na.CMC 1% secara oral dengan VPPO 0,2
ml
6. Suhu rectal hewan uji diukur setiap 30 menit.
7. Data berupa suhu awal (TO), suhu setiap 30 menit.
𝐴𝑈𝐶𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑈𝐶𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
Perhitungan % daya antipyretic = x 100%
𝐴𝑈𝐶𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
LEMBAR LATIHAN PRATIKUM
(RESPONSI)
PENGAMATAN
Zat Uji BB Waktu
Mencit 0 15 30 45 60
Kontrol
Negatif
26,33 gr 34,5°C 37°C 37,5°C 37,5°C 37,5°C
NaCl
Kontrol
Positif 37,8°C
37,8°C
Setelah
26,33 gr 37,5°C 30,5°C 38,5°C Saat diberi
Koregenan diberikan
PCT
dan paracetamol
Paracetamol
LEMBAR PEMBAHASAN
2 = 28,28 gr Furisemid e
B. Pct = 0,60 gr = 60 mg
DL Pct = 500 mg
500 𝑚𝑔
x 0,0026 = 1,3 mg
70 𝐾𝑔/𝐵𝐵
26,33
BB mencit = 20 𝑔𝑟 x 1,3 mg = 1,71 mg
100 𝑚𝑙
Jumlah = x 1,71 mg = 227
0,75
2. Dasar Teori
Antibiotik berasal dari kata Yunani tua, yang merupakan gabungan dari
kata anti (lawan) dan bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi
"melawan sesuatu yang hidup". Antibiotika di dunia kedokteran digunakan
sebagai obat untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau
protozoa. Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama
fungi/jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis
lain. Banyak antibiotika saat ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.
Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak diturunkan dari produk
mikroba.
Antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba, khususnya
penyebab infeksi pada manusia, haras memiliki sifat toksisitas selektif yang
setinggi mungkin. Artinya, antibiotik tersebut haraslah bersifat sangat toksik
untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk inang/hospes (Gan dan
Setiabudy, 1987). Penggolongan antibiotik berdasarlcan spektram kerjanya :
Spektram luas (aktivitas luas) : Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap
banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative.
Ampicilin
Uji pH : Cek sampel dengan sedikit air + kertas lakmus merah dan biru
Asam : C16H19N304S(394,4); titik leleh; 202 CC
GaramNa : Na C16H19N304S (371,4)
Trihidrat : (403,4); jarak cair: 183-185 C
c. Reaksi Khusus
1. Sampel + 1ml air + 2ml Fehling encer (2:6) timbul wama ungu (fiihsin).
2. Reaksi asam hidroksamat: sampel + 3 ml NaOH 3N + 0,3 hidroksilamin
hidroklorida dan dibiarkan selama 5 menit. Larutan diasamkan+ beberapa
tetes HC1 6N + iml FeCl 1% A wama ungu-merah kotor.
3. Reaksi iodazida: sampel ditambahkan ke dalam 2ml larutan 0,003N (3ml
0,1N 12 +100ml air) + beberapa tetes larutan kanji dan 100 mg natrium
azida padat → larutan biru. Dengan pengocokan setelah ditambah sampel
warna hilang menjadi jernih.
Gambar 5. Struktur Tetrasiklin HCl (Anonim, 1995)
a. Uji Pendahuluan:
Organoleptis : Serbuk hablur kuning, sangat higroskopis: kuning jingga, tidak
berbau, atau sedikit berbau lemah
Kelarutan :
Larut
dalam/ Air Etanol Aseton Eter kloroform
Bentuk zat
Basa Tak larut 1:30 1:3 Tak larut 1:10
Hidroklorida 1:10 1:100 Tak Larut Tak larut Tak larut
Uji pH : Cek sampel dengan sedikit air + lcertas lakmus merah dan biru
Basa : C22H24N208 (444,4); Jarak cair; 170-175 C
Hidroklorida : C22H25N208C1 (480,9); Jarak cair 219-222 C
c. Reaksi Khusus:
1) Sampel + H2S04 pekat → warna ungu setelah di + 1 tetes FeCl 1%
berubah menjadi coklat atau merah coklat.
2) Sampel+ marquis → merah anggur +AgN03 → endapan kuning
3) Sampel + Nesler → Coklat kehitaman
4) Sampel + Amm Molibdat → Kuning lama-lama menjadi biru
LEMBAR KINERJA PRATIKUM PERCOBAAN III
ANTIBIOTIK (AMPICILIN, TETRASIKLIN)
I. Dasar Teori
Ampisilin digunakan secara luas sebagai obat pilihan untuk pengobatan
infeksi, hal ini dikarenakan ampisilin mempunyai specektrum antimikroba yang
luar, dimana senyawa ini aktif terhadap Hzemophilur influenza, Bordetellez
pertuasis, Nerselez gonorrhoez dan berbagai jalur E. Coli. Ampisilin benyak
digunakan dalam pengobatan infeksi pada saluran nafas dan saluran seni,
gonorhu, gastreogeteritis dan mengingtis (Putra, 2003).
Antibiotik adalah subtan yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikrooranisme izin dalam
konsentrasi yang sangat rendah. Salah satu antibiotic yang banyak digunakan
dalam golongan tetrasklin untuk menghambat sistentis protein bakteri (Anastesia,
2011)
Ampisilin
Sinonim : Ampicilinum
Berat molekul : 349,41
Rumus molekul : C16 H19 N3 O4 S
Pemberian : Serbuk hablur renik, putih tidak berbau atau hampir
barbau
Kelarutan : Larut dalam 170 bagian air, praktik tidak larut dalam
dalam 25 etanol (95%)
Pemeriaan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antibiotikum sebagai sampel (Direjen POM, 1979)
Klorampenikol
Sinonim : Chloramphenicolum
Berat molekul : 323,13
Rumus molekul : C11 H12 Cl12 N2 O5
Pemeriaan : Habiur halus berbentuk jarum atau lempengan
memanjang, putih kelabu atau putih putih kekuningan
Kelarutan : Larut dalam kurang 400 mg bagian air dalam 2,5 bagian
etanol c95%
VI. Kesimpulan
Dari pratikum yang dilakukan di laboratorium kimia di lab AKFAR dapat
disimpulkan bahwa :
Ampisilin bersifat asam yang ditandai dengan pengujian pH Lakmus yaitu
dengan cara SP + Lakmus merah dan SP + Lakmus Biru menghasilkan
warna merah.
Tetrasiklin bersifat asam yang ditandai dengan cara pengujian pH lakmus
yaitu dengan cara SP + Lakmus merah dan Lakmus biru menghasilkan
merah yang artinya pH asam
Dari pengujian kelarutan Ampisilin larut dalam air tetapi tidak larut
dengan alkohol (menggumpal)
Dari pengujian kelarutan tetrasikin larut dalam air begitu pula dilakukan
dengan menggunakan alkohol didapatkan larut dalam alkohol juga.
VII. Daftar Pustaka
Anastesia, Yessy, 2011, Teknik Anaslis Residu Golongan Tetrasiklin
Dalam Daging Ayam Secara Kromatologi dan Kinerja Tinggi,
Buletin Teknik Pertanian, Vol 16 No 2, Balai Besar Penelitian
Veteriner, Bogor.
Dirjen POM, 1979, Farmokope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Putra, Effendy Delux, 2002, Penetapan Kadar Ampisilin dalam Tablet
Dengan Nama Generik Dan Dagang Menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Majalah Farmasi Indonesia, B )4)
Universitas Sumatera Utara.
PERCOBAAN IV
MORFOLOGI BATANG
TUJUAN
Mengenal dan memahami beberapa sifat umum batang
DASAR TEORI
A. BATANG
Batang merupakan salah satu bagian penting, dan mengingat tempat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Batang dapat di samakan dengan sumbu
tubuh tumbuhan.
B. BENTUK BATANG
Tumbuhan biji belah ( dicotyledoneae ) pada umumnya mempunyai batang
yang dib again bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi
batanngnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat
memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Tumbuhan biji
tunggai (monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal
sampai ke ujung boleh di kata tak ada perbedaan besamya. Hanya pada beberapa
golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi ke atas tetap sama.
Seperti pada palma (palmae). Jika kita berbicara tentang bentuk batang biasanya
di maksudkan ialah bentuk batang pada penampang melintangnya, dan dilihat dari
sudut bentuk penampang melintangnya dibedakan menjadi macam - macam
bentuk batang,
1. Bulat (teres), misalnya bambu (bambusa sp), kelapa (cocos nucifera L).
2. Bersegi (angularis), dalam hal ini ada kemungkinan :
Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (cyperus rotundus)
Segi empat (quadrangularis), misalnya batang markisa (passiflora
quadrangularis L), iler (coleus scutellarioides benth)
3. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas
daun pula. Batang yang bersifat demikian di namakan :
Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan
yang terbatas, misalnya pada jakang (muehlenbeckia platyclada meissn),
Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
perkecabangan, misalnya kaktus ( opuntia vulgaris Mill.).
Dilihat permukaannya, batang tumbuh - tumbuhan juga memperlihatkan sifat
yang bermacam - macam, kita dapat membedakan permikaan batang yang :
1. Licin (laevis), misalnya pada jagung (Zea mays L.)
2. Berusuk ( costatus ), jika pada permukaan terdapat rigi - rigi yang membujur,
misalnya iler (coleus scutellarioides benth).
3. Beralur (sulcatus). Jika membujur batang terdapat alut - alur yang jelas,
misalnya pada(cereus perivianus L), Haw.
4. Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut -
sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi (dioscorea alata L)
dan markisah (passiflora quadrangularis).
Selain dari itu permukaan batang dapat pula :
1. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (nicotiana tabacum L).
2. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (rosa sp.)
3. Memperlihatkan bekas - bekas daun, misalnya pada papaya ( carica papaya L)
dan kelapa (cocos nucifera L).
4. Memperlihatkan bekas - bekas daun penumpu, misalnya : nangka (artocarpus
integra merr), keluwih (artocarpus communis forst.)
5. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (albizzia stipulate
bolv.)
6. Keadaan - keadaan lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati)
seperti terlihat pada jambu biji (psidium guanjava L,) dan pohon kayu putih
(melaleuca leucadendron L).
PROSEDUR KERJA
1. Ambillah batang tanaman yang masih segar dengan beberapa daun yang masih
melekat amati sifat- sifatnya, kemudian buat gambarnya.
2. Beri keterangan pada gambar yang anda buat dengan menunjukan apeks
pucuk, buku, ruas, daun, dan tunas aksilar.
3. Buatlah potongan melintang pada batang jati tadi, kira - kira 10 - 20 cm di
bawah apeks pucuk.
4. Gambarlah bagan melintang dari potongan tadi dan tunjukan sifat aktinomorf
batang pada bagan melintang yang telah anda buat.
5. Buatlah penampangan membujur ( memanjang) daerah apeks pucuk, amati
kemidian gambarlah bagannya dan beri keterangannya dengan menunjukan
baka! daun, tunas aksilar, dan meristem apeks. Gunakan luv,mikroskop
binokuler untuk mempermudah pengamatan anda.
6. Lakukan hal yang sama ( 1- 5 ) untuk batang jagung.
PERTANYAAN
1. Sebutkan sifat - sifat dari batang yang anda amati, termasuk sifat - sifat
permukaannya?
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Di manakah tempat pelekatan daun dan apakah tempat itu mengalami
perpanjangan?
Jawab :
Tempat pelekatan daun ada dinode sesuai dengan pertumbuhan pada daun.
3. Apakah ada perbedaan sifat antara batang jati dan batang jagung?
Jawab :
Batang Jati : berbentuk batang jati persegi, batang basah, sifat permukaan
batang halus, warna batang coklat muda dibagian tengah terdapat batang
lunak.
LEMBAR KINERJA PERCOBAAN IV
MORFOLOGI BATANG
I. Dasar Teori
Batang merupakan salah satu bagian penting dari tubuh tumbuhan selain
sebagai tempat pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi sebagai
jalan pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut didalamnya. Pada
beberapa tumbuhan, batang digunakan pula sebagai tempat menyimpan makanan
cadangan. (Tim Pengajar. 2012)
Batang mempunyai nama ilmiah caulis. Struktur ini merupakan struktur
pokok tumbuhan yang tidak kalah penting dari daun. Batang berfungsi
memperkokoh berdirinya tumbuhan, selain fungsi lainnya sebagai jalur
transportasi air dan unsure hara tumbuhan, dari akar ke daun. Sifat-sifat umum
batang yang dapat dikatakan sebagai karakteristik, antara lain adalah tumbuh
selalu ke atas daun dan menjauhi pusat bumi. Istilah ini dikenal sebagai fototrofi
positif dan geotrofi negatif. (Rosanti, 2011)
Batang dikrlilingi epidermis. Diantara sel epidermis ada yang berupa
menjadi sel penutup, idoalaps dan berbagai tipitrikome, disebelah dalam
epidermis terdapat korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. Konteks yang terdiri
atas sel parekim berdiding tipis. Pada polegornium retama dan sallcornia
perenkim berfungsi untuk fotosintesis dan sebagai penyimpanan tepung dalam
metabolism daerah lain korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri dari atas
kolenkin dan serabut (Mulyani, 2006)
Batang :
Batang :
Batang :
Batang :
2. Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan
circuit breaker) dan perhatikan cara menyala dan mematikannya. Jika
melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan
pada laboran atau petugas laboratorium.
Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik
(sengatan listrik/strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala
yang terkelupas, dll.
Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada
diri sendiri atau orang lain.
Keringkan bagian tubuh yang basah misalnya keringat atau sisa air
wudhu.
Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas di
laboratorium.
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat
arus listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti pengguna laboratorium jika
hal itu terjadi:
Jangan panik.
Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik.
Bantu pengguna laboratorium yang tersengat arus listrik untuk
melepaskan diri dari sumber listrik.
Beritahukan dan minta bantuan laboran atau orang di sekitar
anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.