Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK

KELOMPOK 2 (SESI 1) 1B

Nama Anggota :

Marchella Onik Aden (P17120224081)

M. Nashiral Haqi (P17120224061)

PROGAM STUDI D3 ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN

JURUSAN ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

MALANG

2023
PENDAHULUAN

Simplisia adalah bahan alam yang telah di keringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 60 oC (BPOM,2014). Amilum merupakan suatu
senyawa organik jenis polisakarida yang tersebar luas pada kandungan makanan.
Amilum dihasilkan dari daun, kulit, akar, biji, dan umbi. Amilum yang yang
digunakan di bidang farmasi adalah padi atau beras (Oryza sativa), kentang
(Solanum tuberosum), singkong (Manihot utilissima). Amilum juga tersimpan
dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari –
jari teras, kulit batang, akar, tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50
65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang
(Gunawan,2004).

Identifikasi simplisia merupakan identifikasi awal untuk menentukan


adanya komponen seluler yang spesifik dari tanaman itu sendiri dan dapat
digunakan sebagai pedoman standarisasi bahan atau simplisia yang akan diproses.
Pemeriksaan mikroskopik pada dasarnya memiliki tujuan untuk menentukan
fragmen – fragmen pengenal sel (bentuk sel, penebalan dinding sel, dan lainnya),
isi sel (pati, hablur kalsium oksalat dan lain sebagainya), serta bentuk sel maupun
jaringan khas simplisia yang di teliti. Adanya identifikasi ini, dapat menjamin
kebenaran simplisia terjamin kualitas dan kemanfaatannya. Pemeriksaan
makroskopik dan mikroskopik dapat dilakukan dengan pengenalan morfologi dan
organoleptis tumbuhan. Pemeriksaan ini dapat menghindari terjadinya pemalsuan
dengan adanya fragmen pengenal yakni komponen spesifik pada bahan
penyusunnya(Novitasari et al., 2021).

Makroskopik dan mikroskopik merupakan metode untuk mengidentifikasi


simplisia baik keadaan tunggal atau campuran, baik berbentuk bahan baku utuh,
rajangan maupun serbuk, dengan mengamati ciri khas anatomi simplisia tersebut.
Pemeriksaan mikroskopik meliputi anatomi simplisia yang memiliki karakteristik
tersendiri dan merupakan pemeriksaan spesifik penyusun simplisia ataupun haksel
(sifat sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang sehingga
memerlukan mikroskop). Sedangkan, pemeriksaan makroskopik merupakan
pernyataan sifat ukuran yang bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa bantuan alat
pembesar(Soegiharjo,2013).

Praktikum ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap pati kentang,


pati beras, patisingkong, daun timi, dan serbuk kayu manis secara makroskopik dan
mikroskopik. Pemeriksaan dilakukan untuk mengamati simplisia tersebut. Maka
dari itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memahami
tentang penelitian makroskopik dan mikroskopik.
PEMBAHASAN

MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK

A. Pati Kentang (Solanum tuberosum L.)

Pati Kentang Lensa 4 Pati Kentang Lensa 10

Keterangan :

- Tanaman Asal : Solanum tuberosum


- Bentuk : Bulat tidak beraturan dan poligonal
- Hillus : Ada, letak eksentris
- Lamella : Tidak terlalu jelas
B. Pati Beras (Amylum oryzae)

Pati Beras Lensa 4

Pati Beras Lensa 10 Pati Beras Lensa 40

Keterangan :

- Tanaman Asal : Oryza sativa


- Bentuk : Poligonal menggerombol dan tidak beraturan
- Hillus : Sebagian ada Sebagian tidak letak sentris
- Lamella : Tidak ada
C. Pati Singkong (Amylum manihot)

Pati Singkong Lensa 4

Pati Singkong Lensa 10 Pati Singkong Lensa 40

Keterangan :

- Tanaman Asal : Manihot utilissima


- Bentuk : Bulat dan ada yang bulat yang tidak beraturan atau tidak
sempurna menggerombol dan berbentuk seperti topi baja
- Hillus : Ada yang berbentuk lamda dan ada yang berbentuk titik,
letak sentris
- Lamella : Tidak jelas

D. Tyme dengan Aquadest

Tyme Aquadest Lensa 4 Tyme Aquadest Lensa 10

Keterangan :

- Tanaman Asal : Thymus vulgaris


- Bentuk : berbentuk persegi empat dengan dinding samping sedikit
lurus dan memiliki penebalan kecil pada kutikula sedikit bergaris – garis
- Hillus : Tidak ada
- Lamella : Ada, terlihat jelas
E. Tyme Iodin

Tyme Iodin Lensa 4

Tyme Iodin Lensa 10

Keterangan :

- Tanaman Asal : Thymus vulgaris


- Bentuk : berbentuk persegi empat, tampak polygonal dengan
dinding samping sedikit lurus dan memiliki penebalan – penebalan kecil
kutikula sedikit bergaris – garis halus. Dinding samping sedikit bergelombang,
serta memiliki rambut – rambut, berbentuk kerucut runcing
- Hillus : Tidak ada
- Lamella : Ada, terlihat jelas

F. Kayu Manis (Cinnamomum) dengan Aquadest

Kayu Manis Lensa 4 Kayu Manis Lensa 10

Keterangan :

- Tanaman Asal : Cinnammomum burmanii


- Bentuk : Panjang lurus dan tipis
- Hillus : Tidak ada
- Lamella : Tidak jelas
G. Kayu Manis (Cinnamomum) dengan Iodin

Kayu Manis Lensa 4 Kayu Manis Lensa 10

Keterangan :

- Tanaman Asal : Cinnammomum burmanii


- Bentuk : amilum di, tri, dan tetra adelphis, sel batu berdinding
tebal, ada sel batu dengan penebalan huruf U, parenkim floem, parenkim
korteks dengan sel-sel lender dan sel minyak, kristal kalsium oksalat
berbentuk prisma atau rapida (berkas jarum)
- Hillus : Tidak ada
- Lamella : Ada terlihat samar – samar
KESIMPULAN

Pada amilum bentuknya kebanyakan bulan dan poligonal, hillus nya selalu
bergerombol dan lamellanya kebanyakan tidak ada tetapi ada sebagian terdapat
lamellanya (sedikit samar atau kurang jelas). Pada oryzae bentuknya poligonal
bergerombol tapi tidak beraturan yang dimana hillus sebagian ada dan sebagian
tidak sentris. Untuk bentuk manihot cenderung seperti topi baja dimana hillusnya
berbentuk lamda dan titik letak sentris tetapi lamellanya kurang begitu jelas.
Sedangkan pada tyme dan cinamon ada perbedaan. Tyme yang menggunakan
preparat penetesan aquadest maupun iodin lamellanya tidak terlalu jelas. Pada
cinamon preparat penetesan aquadest terlihat lebih menyebar tetapi pada preparat
penetesan iodin cinamon menjadi satu tetapi lamellanya nampak jelas
DAFTAR PUSTAKA

Novitasari, H., Nashihah, S., & Zamzani, I. (2021). Identifikasi Daun Sangkareho
(Callicarpa longifolia Lam) secara Makroskopis dan Mikroskopis. Jurnal
Sains Dan Kesehatan, 3(5), 667–672. https://doi.org/10.25026/jsk.v3i5.570

Gunawan,D.,Mulyani,S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta:


Penebar Swadaya

Soegiharjo, C. J. 2013. Farmakognosi. Citra Aji Parama. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai