B. Kulit batang Cempaka (Champacae Cortex) yang berasal dari kulit Michelia
champaca L.
Pada pengamatan makroskopis terlihat simplisia berwarna coklat tua, berbau aromatis,
berbentuk potong-potongan, pipih atau kepingan dengan bagian dalam berserat, dan
keras.
C. Kulit batang Delima (Granati Cortex) adalah kulit dari Punica granatum L.
Potongan kulit agak tergulung pada kedua sisinya, pada permukaan luar ada lapisan
gabus tipis, bau khas, warna coklat tua kehitaman dan sukar dikelupas, mudah
dipatahkan, bekas patahan berwarna coklat muda.
2. Identifikasi Simplisia kulit batang (Cortex) Secara Mikroskopik
A. Kulit kayu manis (Cinnamomi Cortex)
Hasil identifikasi secara mikroskopik pada simplisia Kulit kayu manis (Cinnamomi
Cortex) yang memiliki serbuk coklat kemerahan, bau harum aromatic, rasa kelat,
serbuk yang ditambhakan satu sampai dua tetes kloralhidrat terlihat serat sklerenkim,
amylum, sel batu dengan dinding sel yang mengalami penebalan dan noktah.
Sedangkan pada literature disebutkan bahwa pada kulit yang lapisan luarnya belum
dibuang akan tampak : lapisan epidermis dengan kutikula berwarna kuning ; lapisan
gabus terdiri beberapa sel berwarna coklat, dinding tangensial dan dinding radial lebih
tebal dan berlignin, kambium gabus jernih tanpa penebalan dinding. Korteks : terdiri
dari beberapa lapis sel parenkim dengan dinding berwarna coklat diantaranya terdapat
kelompok sel batu, sel lendir dan sel minyak. Sel parenkim : Didalamnya benyak
terdapat butir pati atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Lapisan sklerenkim :
terdapat dibawah parenkim korteks, hampir tidak terputus-putus. Terdiri dari 3 atau
lebih lapisan sklereida, diantaranya terdapat sejumlah kelompok kecil serabut
perisikel. Sklereida : berbentuk isodiametrik, kadang-kadang agak terentang
tangensial, penebalan dinding berbentuk huruf U dengan dinding dalam dan dinding
radial lebih tebal dari dinding luar, berlapis-lapis, warna kekuningan, bernoktah,
berlignin tebal, lumen agak lebar, kadang-kadang berisi butir pati. Serabut perisikel :
Berdinding sangan tebal, agak jernih, berlignin, lumen sempit, garis tengah serabut
lebih kecil dari garis tengah sel batu. Floem sekunder : terdiri dari jalur-jalur
tangensial jaringan tapis, berseling dengan parenkim floem ; diantara parenkim
terdapat sel minyak dan sel lendir seperti pada korteks; parenkim mengandung butir
pati dan hablur seperti pada korteks. Serabut floem sekunder : umumnya tunggal atau
dalam kelompok kecil berderet kearah tangensial, dinding serabut sangat tebal, jernih,
agak berlignin, garis tengah serabut sampai 3,5 µm, lumen sempit. Jari-jari empulur :
terdiri dari 1 sel sampai 2 sel, mengandung butir pati atau hablur kalsium oksalat
bentuk prisma kecil; hablur di jari-jari empulur lebih banyak dari pada hablur di
parenkim floem.