Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

“SIMPLISIA HEWANI dan MINERAL”

Dosen Pengampu :

Nur Ermawati,M.Farm.,Apt

Muhammad Walid,M.Farm.,Apt

Nama : Fairuz Syah Reza Muhammad

NPM : 1119006141

Kelompok : A

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2020/2021
Simplisia Hewani dan Mineral

1. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu membedakan simplisia yang berasal dari hewani dan
pelikan, serta mengetahui ciri-cirinya

2. Dasar Teori
Menurut Departemen Kesehatan RI, Simplisia adalah bahan alamiahyang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan

Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atauzat-zat berguna 
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimiamurni, misalnya minyak ik
an (Oleum iecoris asselli) dan madu (Meldepuratum)
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami
perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia ini terbagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia pelikan/mineral. Simplisia nabati adalah simplisia
yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan
antara ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman
dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu
dipisahkan/diisolasi dari tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat
berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu
(Mel depuratum). Simplisia elican atau mineral adalah simplisia berupa bahan elican
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga (Depkes RI,
1989).
TeoriSimplisia adalah bahan alamiah yang dipakai sebagai obat yang
belummengalami pengolahan apapun juga atau yang baru mengalami proses
setengahjadi, seperti pengeringan(Prasetyo dan Entang,2013)Simplisia dibedakan
menjadi :1.Simplisia nabati, yaitu simplisia yang berasal dari tanaman,
dankebanyakan simplisia berasal dari tanaman yang dapat berupa tanamanutuh,
bagian tanaman atau eksudat (isi sel) tanaman.2.Simplisia hewani, yaitu simplisia
yang berasal dari hewan, dapat berupamadu, lemak atau bisa.3.Simplisia pelikan
(mineral), yaitu simplisia yang berasal dari mineral(Depkes RI,1985).Teknik
pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut :1.Sortasi basah, yaitu
pemisahan dan pembuangan bahan organic asing atautumbuhan lain yang
terikut.2.Pencucian bahan, dilakukan untuk menghilangkan tanah dan
kotoranmenggunakan air bersih. Simplisia yang mengandung zat yang mudah
larutdalam air mengalir, agar pencucian dilakukan dalam waktu yang
sesingkatmungkin.3.Perajangan, dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan,pengepakan dan penggilingan4.Pengeringan, tujuan pengeringan adalah
untuk mendapatkan simplisia yangtidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lama.5.Sortasi kering, dilakukan setelah proses pengeringan dan
sebenarnyamerupakan tahap akhir dari pembuatan simplisia.6.Pengepakan dan
penyimpanan, pada penyimpanan simplisia perludiperhatikan beberapa hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan simplisia,yaitu cara pengepakan, pembungkusan,
pewadahan, persyaratan gudangsimplisia, cara sortasi dan pemeriksaan mutu, serta
cara pengawetannya(Prasetyo dan Entang,2013).Ada beberapa simplisia yang harus
dirajang terlebih dahulu sebelumdikeringkan, misalnya rimpang (Siswanto, 1997).
Rimpang dapat dirajangdengan ketebalan yang bervariasi, yaitu 3 – 4 mm untuk
kencur dan 4 – 6 mmuntuk temulawak (Siswanto, 1997). Perajangan dapat digunakan
dengan pisau,alat perajang singkong, atau perajang otomatis (Depkes RI, 1985).
Apabilaterlalu tebal, pengeringan simplisia sangat sulit. Namun, jika dirajang
terlalutipis akan menyebabkan senyawa aktif berupa minyak atsiri dapat
menguap(Depkes RI, 1985).

3. Klasifikasi Bahan
4. Pemerian Bahan
 Adeps Lanae : zat berupa lemak, lekat ; kuning muda atau kuning pucat, agak
tembus cahaya ; bau lemah dan khas. Praktis tidak larut dalam air ; agak sukar
larut dalam etanol (95%). P ; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
 Cera Alba : zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan ; bau khas lemah.
Praktis tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin ;
larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam
minyak atsiri.
 Cera Flava : zat padat ; coklat kekuningan ; bau enak seperti madu ; agak
rapuh jika dingin ; menjadi elastik jika hangat dan bekas patahan buram dan
berbutir-butir. Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P ;
larut dalam kloroform P ; dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan
minyak atisiri.
 Vaseline Album : massa lunak, lengket, bening putih ; sifat ini tetap setelah
zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi
lemah, juga jika dicairkan ; tidak berbau ; hampir tidak berasa. Praktis tidak
larut dalam air dan dalam etanol (95%) P ; dalam kloroform P ; dalam eter P
dan dalam eter minyak tanah P, larutan kadang-kadang beropalasensi lemah.

5. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Alat-alat gelas Adeps Lanae
Cera Alba
Cera Flava
Serbuk Zn
Serbuk Mg
Vaseline Album

6. Cara Kerja

Amati bahan – baan yang sudah disiapkn

Golongkan bahan tersebut sesuai dengan jenis simplisianya


Lanjutkan dengan tugas yang ada dibawah

Anda mungkin juga menyukai