Anda di halaman 1dari 49

Laboratorium Bahan Alam

Praktikum Farmakognosi

Laporan I

“Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopi”

Nama : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM

NIM : F201901171

Kelompok/Batch :4/B

Kelas : C4

Asisten : DJUNAIDDIN

Laboratorium Bahan Alam

Program Studi S-1 Farmasi

Universitas Mandala Waluya

Kendari

2021

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Di Indonesia, bahan makananpokok yang biasa dimakan

adalahberas, jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong

atau ubi.Bahan makanan tersebutmengandung senyawa

yangdidalamnya sebagian besar adalahkarbohidrat.

Karbohidrat merupakan senyawaorganik yang paling banyak

dibumi,yang disusun terutama olehmonosakarida. Unit-

unitmonosakarida yang merupakansenyawa polihidroksi aldehida

ataupolihidroksi keton bergabungmembentuk polimer

oligosakaridadan polisakarida dengan melepaskanair (Suhartono,1989:80)

Karbohidrat memiliki berbagaifungsi dalam tubuh makhluk

hidup,terutama sebagai bahan bakar(misalnya glukosa),

cadanganmakanan (misalnya pati padatumbuhan dan glikogen pada

hewan),dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan,

kitin padahewan dan jamur.

I.2. Tujuan Praktikum

Untuk melakukan percobaan ini di harapkan mahasiswa mengetahui dan

dapat membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam

sediaan farmasi

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Amilum adalah jenis polisakaridayang banyak terdapat

dialam, yaitusebagian besar tumbuhan terdapatpada umbi, daun,

batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).

Umbi-umbian merupakan salahsatu sumber karbohidrat

yangdisimpan dalam bentuk polisakaridaseperti pati/amilum.

Amilum dapatdiisolasi dengan mengekstrak ubidengan air.

Selanjutnya endapanyang diperoleh diekstrak denganetanol. Secara

umum, amilum terdiridari 20% bagian yang larut air(amilosa) dan

80% bagian yag tidaklarut air (amilopektin). Hidrolisisamilum oleh

asama mineralmenghasilkan glukosa sebagaiproduk akhir secara

hampir kuantitatif(Gunawan, 2004).

Amilum juga disebut dengan pati.Pati yang diperdagangkan

diperolehdari berbagai bagian tanaman,misalnya endosperma biji

tanamangandum, jagung dan padi ; dari umbikentang ; umbi akar

Manihotesculenta (pati tapioka); batangMetroxylon sagu (pati

sagu); danrhizom umbi tumbuhanbersitaminodia yang meliputi

Cannaedulis, Maranta arundinacea, danCurcuma angustifolia (pati

umbi larut)(Fahn, 1995).

Dalam dunia farmasi, amilum digunakan sebagai bahan penyusun

dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

farmasi yang meliputi ahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan

penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral

sebagai antidotum terhadp keracunan iodium dan amilum gliserin biasa

digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria.

( Gunawan, 2004 )

Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang

diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne

(Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum

jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam mempunyai

garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi

yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang

berbeda (Gunawan, 2004).

Fungsi amilum dalam dunia faramasi digunakan sebagai bahan

penghancur atau pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu

hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsuni H,A. 2007).

Singkong atau Ubi Kayu (Manihot utilisima) adalah tanaman pokok

di banyak daerah tropis. Merupakan tanaman yang dapat memberikan

hasil yang tinggi walaupun tumbuhnya pada lahan yang kurang subur

ataupun lahan dengan curah hujan yang rendah (Kartasapoetra, 1988).

Famili euphorbiaceae adalah famili tumbuhan berbunga yang terdiri dari

300 genus dan meliputi 7.500 spesies tumbuhan dimana hampir

semuanya merupakan tumbuhan herbal namun beberapa diantaranya,

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

terutama yang berada di daerah tropis adalah perdu dan pohon (Watson,

L. dan M.J. Dallwitz. 1992).

Tumbuhan singkong karet (Manihot glaziovii)merupakan tanaman

pangan berupa perdu dengan nama lain ketela karet, ubi karet. singkong

karet (Manihot glaziovii)berasal dari negara amerika latin, atau tepatnya

dari Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika,

Madagaskar, India, serta China. Singkong karet (Manihot

glaziovii)diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.

Klasifikasi tanaman singkong yaitu :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua / dikotil)Sub

Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot glaziovii (Suprapti Lies, 2005)

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB III

PROSEDUR KERJA

III.1. Alat dan bahan

III.1.1 Alat yang digunakan

a. Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

- Gegep kayu

- Gelas kimia

- Penangan air

- Pipet tetes

- Sendok Tanduk

- Tabung Reaksi

b. Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

- Mikroskop cahaya

- Objek gelas

- Pipet tetes

- Sendok tanduk

III.1.2 Bahan yang digunakan

a. Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

- Pati singkong

- Larutan iodium

b. Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

- Pati singkong

- aquadest

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

III.2. Cara Kerja

c. Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

a) Buat larutan amilum 2%, panaskan 5 menit(mendidih) lalu

dinginkan, untuk semua jenis amilum yang di pereksa

masukkan dalam tabung reaksi

b) Tambahkan 3 tetes larutan iodium

c) Catat warnah yang terjadi saat di panaskan dan didinginkan

untuk masing-asing jenis amilum yang di periksa , lalu

bandingkan hasilnya dengan literature yang tersedia

d. Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

a) Ambil sedikit amilum(secukupnya).

b) Letakkan di atas gelas obyek, tetesi dengan air dan tutup

dengan gelas penutup

c) Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan

perbesaran kuat.

d) Analisis bentuk amilum dari masing-masing spesies

tanaman

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

1. Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

Pengamatan

Warna yang dihasilkan

Sebelu
N Sesudah
Amilum Pereaksi m Setelah
O dipanaska
dipanas dingin
n
kan

1 Pati singkong Iodium

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

2. Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

Pengamatan

Gambar
N
Amilum Gambar
O Gambar hasil Perbesaran
menurut
pengamatan Gambar
literatur

1 Pati singkong

BAB V

PEMBAHASAN

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut

dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan

bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan

glukosa dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati

sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam

karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-

beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin

menyebabkan sifat lengket.

Amilum alami (native starch) adalah amilum yang dihasilkandari

tanaman, dan belum mengalami pengolahan secara fisik atau kimia.

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Amilum native merupakan amilum yang didapatkan dari umbi akar

Manihot esculenta, Crantz, serbuknya halus dan berwarna putih.

Modifikasi sifat fisik amilum dilakukan dengan cara pregelatinized. Tujuan

modifikasi ini adalah untuk memperbaiki sifat alir dan daya

kompaktibilitasnya sehingga dapat digunakan sebagai pengikat dalam

tablet cetak langsung dan dapat mengurangi penggunaan glidan dan

antiadheren (Yusuf et al., 2008). Penggunaan glidan dan antiadheren

dapat memperpanjang laju disolusi karena dapat membentuk lapisan film

(Anastasiades et al., 2002). Modifikasi amilum pregelatinized dilakukan

dengan memberikan perlakuan berupa penambahan air dengan jumlah

yang tepat dan pemanasan pada suhu yang sesuai (Anwar et al., 2006).

Metode ini menghasilkan amilum dengan ukuran partikel yang lebih besar

dan kerapatan partikel yang lebih tinggi (Adedokun and Itiola, 2011). Pada

amilum pregelatinized akibat adanya penambahan air yang tepat dan

pemanasan terjadi proses pembentukan gel sehingga menyebabkan

granula-granula amilum menyerap air dan mengembang membentuk

suatu massa kental (Patel et al., 2007)

Pada praktikum yang kami lakukan kali ini adalah identifikasi

amilum secara kimiawi dan mikroskopi yang bertujuan agar para

mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam amilum

yang umum di gunakan dalam sediaan farmasi.

Pada uji mikroskop kami lakukan dengan cara menyimpan amilum

kepreparat kemudain disimpan ke mikroskop kemudia diamtai. Berbeda

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

dengan yang dilakukan oleh literatur ukuran partikel amilum native dan

pregelatinized dapat dilihat melalui no. mesh dari ayakan bertingkat.

Timbang amilum sebanyak 100 gram kemudian dilakukan pengayakan

bertingkat no. mesh 20, 40, 60, dan 80 pada alat tersebut (Anastasiades

et al., 2002)

Amylum manihot ( pati singkong ) adalah pati yang diperoleh dari

umbi akar manihot utilissima pohl ( familia Euphorbiaceae) yang berupa

sebuk sangat halus dan putih . langkah pertama yang kami lakukan yaitu

dimasukan amilim pati singkong kedalam tabung reaksi secukupnya dan

kemudian tambahkan 3 tetes larutan iodium , setelah penambahan iodium

dapat langsung dilihat peruhan warna menjadi ungu pekat , kemudian di

panaskan selama 10 menit dalam proses pemanasan terjadi perubahan

warna menjadi ugku pudan , setelah di panaskan kembali menjadi ungu

pekat tetapi adanya endapan di bawa larutan berwarna putih dan setelah

di dinginkan larutan menjadi keras dan terlihat jelas adanya endapan putih

dbawah larutan berwarna ungu.

Selanjutnya ,proses identifikasi amilum secara mikroskopi dengan

mengunakan pembesaran yang lebih rendah.langkah pertama yang kami

lakukan yaitu mengambil sedikit amilum pati singkong ,kemudian diletakan

diatas glas objek lalu ditetesi dengan sedikit air dan tutup dengan gelas

penutup kemudian amati dibawa mikroskop dengan perbesaran lemah

dan perbesaran kuat hasil yang kami amati di bawa mikroskop dengan

perbesaran 40 kami dapat melihat bentuknya yang berupa butiran

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

tunggal , butiran agak bulat atau bersegi banyak butir kecil , ada butir pati

dan hiluks yang berupa garis dan titik , ada juga lamelah tapi tidak jelas

,yang berupa butir majemuk sedikit .

BAB VI

KESIMPULAN

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Berdasarkan dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa :

1. Macam – macam amilum dapat dibagi menjadi 2 metode pengujian

yaitu secara kimiawi dan mikroskopi.

2. Untuk uji yang dilakukan dengan metode kimiawi yaitu dapat

mendeteksi amilum dengan perubahan warna yang terjadi setelah

dipanaskan dan setelah didinginkan.

3. Untuk uji mikroskopi dapat dilihat atau diamati dengan menaruh

sampel tersebut dipreparat kemudian diamati menggunkan

mikroskop.

DAFTAR PUSTAKA

 Suhartono, M.T. 2000. Pemahaman Karakteristik Biokimia Enzim

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Protease dalam Menunjang Industri Berbasis Bioteknologi. Buku

Orasi Ilmiah Guru Besar Ilmu Dasar-Dasar Biokimia Dasar. Bogor:

Fateta IPB.

 Poedjiadi, A dan T, Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia.

Jakarta: UI Press.

 Fahn, A., 1992.Anatomi Tumbuhan edisi ketiga (Ed. Tjitrosomo,

S.S.), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 731.

 Poedjiadi, A dan Supriyanti, T. (2009) Dasar-dasar Biokimia Edisi

Revisi Jakarta : UI-Press.

 Poedjiadi, A dan Supriyanti, T. (2009) Dasar-dasar Biokimia Edisi

Revisi Jakarta : UI-Press.

 Suhartono, M.T., 1989, Enzim dan Bioteknologi, Bogor : IPB Press.

 Suprapti, Lies. 2005. Dasar – dasar Teknologi Pangan. Surabaya:

Penerbit Vidi Ariesta

 Syamsuni, H.A. (2007). Ilmu Resep, Kedokteran EGC, Jakarta.

 Watson, L. dan M.J. Dallwitz. (1992). The families of flowering

plants: descriptions, illustrations, identification and information

retrieval.

LAMPIRAN

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

1. Pengujian amilum secara kimiawi

h ( Amilum singkong )

( Ditambahakan amilum kedalam tabung reaksi )

( Ditambahkan larutan iodium 3 tetes )

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

( Dipanaskan selama 5 menit )

( Didinginkan hasil amilum singkong )

2. Pengujian amilum secara mikroskop

(Diamati amilum singkong menggunakan

mikroskop)

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

( Diperbesar gambar amilum singkong )

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Laporan II

“Identifikasi Kandungan Kimia Sampel Simplisia”

Nama : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM

NIM : F201901171

Kelompok/Batch : 4/B

Kelas : C4

Asisten : DJUNAIDDIN

Laboratorium Bahan Alam

Program Studi S-1 Farmasi

Universitas Mandala Waluya

Kendari

2021

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Pola kehidupan masyarakat dunia saat ini cenderung kembali ke

alam termasuk di bidang obat-obatan. Orang kini cenderung beralih ke

tumbuhan obat karena tumbuhan obat memiliki beberapa kelebihan yaitu

tidak ada efek samping bila digunakan secara benar, efektif untuk

penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, harga murah, dan

penggunaannya tidak memerlukan bantuan tenaga medis (Karyasari,

2002).

Bangsa Indonesia sudah lama mengenal tumbuhan obat terutama

pada daun papaya. Tumbuhan obat umumnya merupakan tumbuhan

hutan yang sejak jaman nenek moyang telah menjadi tumbuhan

pekarangan dan secara turun-temurun digunakan sebagai tumbuhan obat.

Mereka menggunakan tumbuhan obat tersebut tanpa mengetahui

senyawa kimia aktif di dalamnya tetapi mereka mengetahui khasiatnya,

oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui senyawa kimia

pada daun papaya supaya dapat mengetahui senyawa aktif yang

berperan dalam penyembuhan suatu penyakit. Daun pepaya dapat

dipergunakan untuk mengobati penyakit malaria, penambah nafsu makan,

jerawat, menambah air susu, dan untuk mengobati sakit gigi.

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung alkaloid karpainin,

karpain, pseudokarpain, vitamin C dan E, kolin, dan karposid. Daun

pepaya mengandung suatu glukosinolat yang disebut benzil isotiosianat.

Daun pepaya juga mengandung mineral seperti kalium, kalsium,

magnesium, tembaga, zat besi, zink, dan mangan. Selain itu, daun

pepaya mengandung senyawa alkaloid karpain, karikaksantin,

violaksantin, papain, saponin, flavonoid, dan tannin (Milind dan Gurdita,

2011).

I.2. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat pada sampel simplisia.

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat dan

belum mengalami pengolahan tertentu, kecuali dinyatakan lain berupa

bahan yang telah dikeringkan. Menurut sumber bahan yang digunakan

jenis simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia

pelikan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,

bagian tanaman, atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel

yang secara keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu

dikeluarkan dari selnya,atau zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu

dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni (Anonim,

1979).

Pepaya merupakan tanaman buah dari famili caricaceae yang

berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan Meksiko

dan Koasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam di daerah tropis

maupun sub tropis, dapat tumbuh di tempat basah maupun kering atau

dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dari permukaan laut). Buah

pepaya merupakan buah meja yang bermutu dan bergizi tinggi (Nurviani,

dkk, 2013).

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk

flavon yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan primula dan

semuanya mempunyai sejumlah sifat yang sama. Dikenal sekitar sepuluh

kelas flavonoid. Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air.

Mereka dapat diekstraksi dengan etanol 70 % dan tetap ada dalam

lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid

berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa

atau amonia, jadi mereka mudah dideteksi pada kromatogram atau dalam

larutan (J.B Harborne, 1996).

Alkaloid merupakan golongan utama tumbuhan sekunder yang

terbesar.Tidak ada satupun istilah alkaloid yang memuaskan, tetapi pada

umumnya alkaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang

mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan,

sebagai bagian dari sistem siklik.Alkaloid mempunyai kegiatan fisiologi

yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan.

Alkaloid biasanya tak berwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan

berbentuk Kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (misalnya

nikotin) pada suhu kamar. Misalnya, alkoloid kinina adalah zat yang

dikenal paling pahit dan pada konsentrasimolar 1x 103 membeikan rasa

pahit yang berarti. Fungsi alkaloid dalam tumbuhan masih sangat kabur,

meskipun masing-masing senyawa telah dinyatakan terlibat sebagai

pengatur tumbuh, penghalau atau penarik serangga (Harborne, 1987).

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi

dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif

permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan

kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah (J.B

Harborne, 1996).

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam

angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu.menurut batasannya

tanin dapat bereaksi dengan proteina membentuk kopolimer mantap yang

tak larut dalam air. Di dalam tumbuhan, letak tanin terpisah dari protein

dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak misalnya bila hewan

memakannya, maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini

menebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencerna hewan.

Salah satu fungsi utama tanin dalam tumbuhan ialah sebagai penolak

hewan pemakan tumbuhan (J.B Harborne, 1996).

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak

berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan

strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin

fenil (Harbone, 2006).

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut

dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan

bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan

glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan

manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting

(Gembog, 2001).

Aleuron merupakan polisakarida yang melimpah setelah selulosa,

berfungsi sebagai penyimpan energi. Sekitar 20% dari alueron adalah

amilosa (larut) dan 80 % amilopektin. Aleuron banyak terdapat pada

padipadian, kentang dan jagung (Depkes RI, 2007).

Glikosida antrakinon, golongan glikosida ini aglikonnya adalah

sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus karbonil pada kedua

atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10) atau hanya C9 (antron)

dan C9 ada gugus hidroksil (antranol).

Karbohidrat adalah senyawa organic yang terdiri dari unsur karbon,

hydrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C,H,O, dengan perbandingan

1:2:1. Karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang

berperan structural dan metabolic, sedangkan pada tumbuhan untuk

sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum dan selulosa,

melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan

karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara,2008).

Antrakinon merupakan senyawa turunan antrasena. Golongan ini

memiliki aglikon yang sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10),

laryt dalam air panas atau alcohol encer. Antrakinon yang mengandung

gugus karboksilat dapat diekstraksi dengan penambahan basa, misalnya

dengan natrium bikarbonat. Hasil reduksi antrakinon adalah antron

denantranol terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida (Stanisky,

2003).

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB III

PROSEDUR KERJA

III.1. Alat dan bahan

III.1.1 Alat yang digunakan

1. Uji Identifikasi Flavanoid

 Cawan Porselin

 Hair Dryer

 Kertas Saring

 Pipet Tetes

 Tabung Reaksi

2. Uji Identifikasi Fenol

 Cawan Porselin

 Hair Dryer

 Pipet Tetes

 Rak tabung

 Sendok tanduk

 Tabung reaksi

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

3. Uji identifikasi glikosida (secara umum)

 Cawan porselin

 Hair dryer

 Pipet tetes

 Rak tabung

 Sendok tanduk

 Tabung reaksi

4. Uji identifikasi glikosida antrakinon

 Cawan porselin

 Erlenmeyer

 Pipet tetes

 Sendok tanduk

 Tabung reaksi

5. Uji identifikasi alkaloida

 Kaca arloji

 Kertas saring

 Pemanas

 Pipet tetes

 Rak tabung

 Tabung reaksi

6. Uji identifikasi karbohidrat

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

 Rak tabung

 Tabung reaksi

 Pipit tetes

 Kertas saring

 Gegep kayu

 Sendok tanduk

7. Uji identifikasi diosiantrakinon bebas

 Tabung reaksi

 Gegep kayu

 Sendok tanduk

 Rak tabung

8. Uji identifikasi saponin

 Tabung reaksi

 Rak tabung

 Sendok tanduk

9. Uji reaksi identifikasi tannin

 Tabung reaksi

 Rak tabung

 Sendok tanduk

10.Uji identifikasi pati dan aleurone

 Tabung reaksi

III.1.2 Bahan yang digunakan

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

1. Uji identifikasi flavonoid

 Serbuk simplisia

 Methanol

 Aquades

 Eter

 Magnesium

 Asam klorida

 HCL

 Etanol

2. Uji identifikasi fenol

 Serbuk simplisia

 Larutan millon

 Larutan indofenol

 Larutan besi (III) klorida 1%

3. Uji identifikasi glikosida (secara umum)

 Serbuk simplisia

 Methanol

 FeCl3

 HCL

 Amonia encer

4. Uji identifikasi glikosida antrakinon

 Serbuk Simplisia

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

 Asam sulfat

 Benzena pekat

 NaOH

5. Uji identifikasi alkaloida

 Serbuk simplisia

 Mayer LP

6. Uji identifikasi karbohidrat

 Serbuk simplisia

 Larutan luff

 NaOH

 Larutan berfoed

7. Uji identifikasi diosiantrakinon bebas

 Kalium hidriksida etanol LP

 Serbuk simplisia

8. Uji identifikasi saponin

 Serbuk simplisia

 Aquades

 Asam hidroksida

9. Uji reaksi identifikasi tannin

 FeCl3

 HCL

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

 Serbuk simplisia

10.Uji identifikasi pati dan aleurone

 Serbuk simplisia

 Iodium 0,1N

III.2. Cara Kerja

a. Reaksi identifikasi Golongan flavonoid

• Ditambahkan 1 gr dan 10 ml etanol pada tabung reaksi lalu

dipanaskan pake tabung reaksi

• Disaring dalam keadaan panas kecaper dan tambahkan 10ml

aquades

• Ditambah 5 ml eter

• Dimasukkan ditabung reaksi (pemisahannya diambil pakai pipet

tetes)

• Didiamkan beberapa menit dan diuapkan pakai hairdryer sampai

kering

• Ditambahkan 5 ml methanol, magnesium, dan asam klorida

• Diamati perubahan yang terjadi

b. Reaksi identifiksi Golongan fenol

• Pada tabung A ditambahkan FeCl3 3 ml dan tambahkan HCl 3

tetes

• Digocok larutan tersebut

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

• Pada tabung C ditambahkan bencene dan dikocok

• Diamati perubahan yang terjadi

c. Reaksi identifikasi golongan glikosida (secara umum)

• Diambil serbuk simplisa 1 sendok tanduk kemudian dimasukkan

kecapor

• Serbuk tersebut direndam menggunakan methanol setengah

capor

• Diuapkan sampai kering

• Dimasukkan kedalam tabung A dan tabung C

• Tabung A ditambahkan FeCl3 (larutan besi) sebanyak 3 ml

• Ditambahkan asam klorida

• Digojok dan terjadi perubahan warna

• Tabung C yang berisi serbuk simplisia yang telah dikeringkan

ditambahkan ammonia

• Diamati perubahan warna

d. Reaksi identifikasi golongan glikosida antarkinon

• Diambil 1 sendok serbuk simplisia

• Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

• Ditambahkan 45 nl H2SO4

• Dididihkan sebentar dan didinginkan

• Ditambahkan 10ml benzene

• Digojok lalu disaring didalam capor

• Dimasukkan kembali ke dalam tabung reaksi

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

• Diamati pemisahannya lalu diambil larutan

• Dimasukkan kedalam capor

• Ditambahkan 1 sampai 2 ml NaOH

• Dimasukkan lagi ke tabung reaksi

• Didiamkan dan dilihat perubahan warna yang terjadi

e. Rekasi identifikasi golongan alkaloida

• Ditimbang 500 mg serbuk simplisia kemudian ditambahkan 1 ml

adam klorida 2 N dan 1 ml air

• Dipanaskan dalam penangas air selama 2 menit

• Didinginkan kemudian disaring lalu dipindahkan masingmasing

tetes filtrate pada satu kaca arloji

• Ditambahkan 2 tetes mayer LP pada kaca arloji

• Diamati perubahan warna yang terjadi

f. Reaksi identifikai golongan karbohidrat

• Filtrate II ditambahkan larutan Luff dan NaOH

• Digojok dan diamati perubahan warna yang terjadi

• Filtrate III ditambahkan larutan Berfoed dan NaOH

• Digojok dan diamati perubahan warna yang terjadi

g. Reaksi indentifikasi golongan disiantrakinon bebas

• Diambil serbuk simplisia secukupnya

• Ditambahkan larutan kalium hidroksida etanol LP

• Diamati perubahan yang terjadi

h. Reaksi identifikasi golongan saponin

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

• Dimasukkan 0,5 g serbuk simplisia dalam tabung reaksi

• Ditambahkan 10 ml air panas

• Didinginkan dan dikocok selama 10 detik

• Dilihat pembentukan buih yang menetap kurang lebih 10 menit

setinggi 1-10 cm

• Ditambahkan 1 tetes larutan asam hidroksida 2 N

• Diamati apakah buih tidak hilang atau hilang kemudian dicatat

i. Reaksi identifikasi golongan tannin

• Pada tahap 1 dimasukkan serbuk simplisia kedalam tabung reaksi

secukupnya

• Ditambahkan larutan FeCl3 sampai terendam

• Diamati perubahan warna yang terjadi

• Pada tahap 4 ditambahkan serbuk simplisia kedalam tabung

reaksi

• Ditambahkan larutan HCl sampai terendam

• Diamati perubahan warna yang terjadi

j. Reaksi identifikasi pati dan aleurone

• Dimasukkan sampel dalam tabung reaksi

• Ditambahkan dengan iodium 0,1 N

• Diamati perubahan warna yang terjadi pati berwarna biru, dan

aleurone warna kuning coklat sampai coklat.

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

BAB IV

HASIL

Golongan
N Pengamatan Sampel :
Kompone Pereaksi
O Daun Pepaya
n Kimia
Pati dan
1. Larutan Iodium Positif ( + )
Aleuron
 Kalium
Diosiantrak
2. hidroksida Negatif ( - )
inon Bebas
 etanol LP.

3.  Fenol  FeCI3+HCI Negatif ( - )

Serbuk

simplisia+air
4. Saponin Positif ( + )
panas+asam

hidroksida 2 N
5. Flavonoid  Metanol Positif ( + )

 Air

 Eter

 Etanol

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

 Serbuk

magnesium

 Asam

Klorida
Karbihidrat
 Luff dan
Fitrat
NaOH  Negatif ( - )
6. II
 Barfoed dan  Negatif ( - )
Fitrat
NaOH
III
FeCI3+HCI
Glikosida
Serbuk  Negatif ( - )
7. ( Secara
simplisia+  Negatif ( - )
Umum )
ammonia
- Asam sulfat

P
Glikosida
8. - Benzene P Negatif ( - )
Antrakinon
- NaOH LP

9. Alkaloida Mayer LP Positif ( + )

10. Tanin Serbuk Warna hijau (positif katekol)

simplisia+FeCI

3 Warna hijau (positif katekol)

Serbuk

simplisia+air+

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

HCI
Keterangan :

(-) :Negatif

(+) :Positif

BAB V

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

PEMBAHASAN

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat

yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan

lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia terdiri dari

simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.

Pada percobaan ini kami melakukan pengujian flavonoid, fenol,

glikosida (secara umum), glikosida antrakinon, alkaloida, karbohidrat,

diosinantrakinon, saponin, tannin, pati dan aleuron.

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut

dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Aleuron

merupakan polisakarida yang melimpah setelah selulosa, berfungsi

sebagai penyimpan energi. Pada praktikum ini didapatkan hasil simplisia

positif pati dan aleurone. Hal ini sesuai dengan literatur ( Depkes RI, 1979)

bahwa pada bahan yang diperiksa di atas kaca objek, tambahkan iodium

0,1 N. pati berwarna biru dan aleurone berwarna kuning coklat sampai

coklat. Menurut Kusbandari (2015) warna biru terbentuk dikarenakan hasil

dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodine, proses aleurin terjadi

berwarna merah menandakan adanya protein yang bersifat pasif didalam

sel.

Pada uji diosiantarkinon bebas hal pertama yang dilakukan yaitu

diambil serbuk simplisia secukupnya. Setelah itu, ditambahkan larutan

kalium hidroksida etanol LP. Terakhir, diamati perubahan yang terjadi.

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Pada praktikum ini diperoleh hasil negative ditandai dengan tidak

terbentuknya warna merah setelah ditambahkan kalium hidroksida etanol

LP. Hal ini tidak sesuai dengan literatur (Depkes RI, 1979) bahwa sedikir

ektrak dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditetesi dengan KOH 10%

P dalam etanol 90% P, jika mengandung diosiantrakinon bebas akan

menghasilkan warna merah.

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak

berwarna yang memiliki bau khas. Hal yang pertama dilakukan yaitu pada

tabung A ditambahkan FeCl3 3 ml dan tambahkan HCl 3 tetes. Kemudian,

digocok larutan tersebut. Setelah itu, pada tabung C ditambahkan

bencene dan dikocok. Terakhir, diamati perubahan yang terjadi. Pada

praktikum ini diperoleh hasil negative. Sedangkan Hasil uji identifikasi

fenol menunjukan hasil yang positif dimana uji ini menghasilkan warna

coklat kehitaman setelah penambahan FeCl3, dimana senyawa FeCl3

akan bereaksi dengan gugus hidroksil yang terdapat dalam senyawa fenol

dan menimbulkan perubahan warna

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi

dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Hal pertama yang dilakukan pada

percobaan ini yaitu dimasukkan 0,5 g serbuk simplisia dalam tabung

reaksi. Setelah itu, ditambahkan 10 ml air panas. Kemudian, didinginkan

dan dikocok selama 10 detik. Selanjutnya, dilihat pembentukan buih yang

menetap kurang lebih 10 menit setinggi 1-10 cm. Lalu, ditambahkan 1

tetes larutan asam hidroksida 2 N. terakhir, diamati apakah buih tidak

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

hilang atau hilang kemudian dicatat. Pada praktikum kali ini diperoleh hasil

positif mengandung saponin yang ditandai dengan terbentuknya indeks

buih setinggi 1 cm dan tidak hilang saat penambahan asam hidroksida 1

tetes.

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak

terdapat dialam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat

warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kunig dalam tumbuhan.

Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan ini dengan ditambahkan 1

gr dan 10 ml etanol pada tabung reaksi lalu dipanaskan pake tabung

reaksi. disaring dalam keadaan panas kecaper dan tambahkan 10ml

aquades. ditambah 5 ml eter. dimasukkan ditabung reaksi (pemisahannya

diambil pakai pipet tetes). didiamkan beberapa menit dan diuapkan pakai

hairdryer sampai kering. ditambahkan 5 ml methanol, magnesium, dan

asam klorida. diamati perubahan yang terjadi. Pada pecobaan ini

diperoleh hasi positif flavonoid, dimana perubahan warna merah jingga

pada sampel. Hal sesuai dengan literatur (Mustikasari & Ariyani, 2010)

yang mengatakan bahwa warna zat yang telah di uji bila mengandung

flavonoid akan mengalami perubahan warna menjadi ungi dan jika kuning

dan violet, berarti sampel mengandung flavon, kalkon, dan auron, setelah

penambahan Mg akan terbentuk garam flavilum. Penambahan HCl pekat

dimaksudkan untuk menghidrolisis flavonoid menjadi aglikolnya.

Karbohidrat adalah senyawa organic yang terdiri dari unsur karbon,

hydrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C,H,O, dengan perbandingan

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

1:2:1. Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat larutan filtrate. Setelah

itu, filtrate II ditambahkan larutan Luff dan NaOH. Selanjutnya, digojok dan

diamati perubahan warna yang terjadi. Kemudian, filtrate III ditambahkan

larutan Berfoed dan NaOH. Lalu, digojok dan diamati perubahan warna

yang terjadi. Pada praktikum kali ini diperoleh hasil negative pada sampel

dimana tidak terjadi perubahan warna saat penambahan pereaksi. Hal ini

tidak sesuai dengan literatur (Maycs,2003) bahwa perekasi yang

digunakan pada percobaan ini adalah larutan berfoed. Larutan berfoed

merupakan campuran dari kupri asetat dan asam asetat dalam air.

Larutan ini bila bereaksi dengan gula-gula pereduksi (monosakarida)

sehingga dihasilkan larutan berwarna merah.

Glikosida adalah senyawa bahan alam yang terdiri atas gabungan

dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Bagian gula biasa

disebut glikon sementara bagian bukan gula disebut sebagai aglikon.

Pada percobaan ini hal pertama yang dilakukan diambil serbuk simplisa 1

sendok tanduk kemudian dimasukkan kecapor. Kemudian, serbuk

tersebut direndam menggunakan methanol setengah capor. Setelah itu,

diuapkan sampai kering. Selanjutnya, dimasukkan kedalam tabung A dan

tabung C. kemudian, tabung A ditambahkan FeCl3 (larutan besi)

sebanyak 3 ml. lalu, ditambahkan asam klorida. Setelah itu, digojok dan

terjadi perubahan warna. Kemudian, tabung C yang berisi serbuk simplisia

yang telah dikeringkan ditambahkan ammonia. Terakhir, diamati

perubahan warna. Pada percobaan ini diperoleh hasil negative pada

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

prosedur perobaan menggunakan besi (III) klorida 3 ml + asam klorida P

tidak terjadi perubahan warna. Sedangkan pada percobaan menggunakan

pereaksi ammonia.encer 3,5% memperoleh hasil positif dimana terjadi

perubahan warna merah pada sampel. Hal ini sesuai dengan literatur

(Asni,2012) yang menyatakan bahwa ekstrak ketepeng cina di larutkan

dengan larutan amoniak 3,5% dan dikocok menghasilkan warna merah,

warna merah menandakan senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal

dan disebut secara umum glikosida, ikatan yang terjadi antara gugus

metol dan monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus -OH yang

bereaksi disebut -OH glikosidik.

Senyawa antakuinon dan turunannya seringkali berwarna kuning

dan merah sindur (orange), larut dalam air panas dan alcohol encer. Hal

pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu diambil 1 sendok serbuk

simplisia. Setelah itu, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Selanjutnya,

ditambahkan 45 nl H2SO4, dididihkan sebentar dan didinginkan.

Kemudian, ditambahkan 10ml benzene. Lalu, digojog lalu disaring didalam

capor. Setelah itu, dimasukkan kembali ke dalam tabung reaksi.

Selanjutnya, diamati pemisahannya lalu diambil larutan. Lalu, dimasukkan

kedalam capor dan ditambahkan 1 sampai 2 ml NaOH. Selanjutnya,

dimasukkan lagi ke tabung reaksi. Terakhir, didiamkan dan dilihat

perubahan warna yang terjadi. Pada praktikum kali ini diperoleh hasil

negative pada sampel. Hal ini tidak sesuai dengan literatur (Krisyanella et

al, 2011) dimana pada hasil penelitiannya mendapatkan hasil bahwa

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

sampel daun karamunting mengandung senyawa glikosida, tetapi tidak

dibahas detail senyawa glikosida apa saja yang terkandung pada sampel

daun karamunting.

Alkaloida mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan

electron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk ikatan

kovalen koordinat dengan ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi

mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion

logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-

alkaloid yang mengendap, penggunaan asam klorida karena alkaloid

bersifat basa sehingga biasanya ekstrak dengan pelarut yang asam.

Endapan yang terbentuk karena basa nitrogen pada alkaloid direaksikan

dengan asam HCl akan terbentuk garam yang tidak larut, sehingga

terbentuklah endapan. Pada praktikum didapatkan hasil positif pada uji

alkaloid dengan pereaksi meyer dimana pada sampel tidak terdapat

endapan berwarna putih. Hal sesuai dengan literatur (Depkes RI, 1979)

yang menyatakan bahwa positif alkaloid Ketika terbentuk warna oranye

dengan perekasi dragendroff dan endapan putih denag perekasi mayer.

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam

angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu.menurut batasannya

tanin dapat bereaksi dengan proteina membentuk kopolimer mantap yang

tak larut dalam air. Pada praktikum ini hasil yang didapatkan pada

percobaan menggunakan pereaksi FeCl3 yaitu positif katekol. Hal ini

sesuai dengan literatur (Sangi et al, 2008) bahwa uji dengan

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

menggunakan Fecl3 digunakan untuk menentukan apakah sampel

mengandung gugus fenol ditunjukkan dengan hijau kehitaman, jika positif

memungkinkan adanya senyawa tannin karena tannin merupakan

senyawa polifenol. Sedangkan percobaan yang menggunakan pereaksi

HCL didapatkan hasil positif katekol.

BAB VI

KESIMPULAN

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

Kesimpulan yang dapat diambil pada pecobaan ini yaitu :

1. flavonoid diperoleh hasi positif flavonoid, dimana tidak terjadi

perubahan warna merah jingga pada sampel.

2. Pada percobaan fenol diperoleh hasi negative.

3. Pada percobaan glikosida secara umum diperoleh hasil negative pada

prosedur perobaan menggunakan besi (III) klorida 3 ml + asam klorida P

tidak terjadi perubahan warna, Sedangkan pada percobaan menggunakan

pereaksi ammonia encer 3,5% memperoleh hasil negative dimana terjadi

perubahan warna merah pada sampel.

4. Pada percobaan glikosida antarkinon diperoleh hasil negative.

5. Pada percobaan alkaloida didapatkan hasil positif pada uji alkaloid

dengan pereaksi meyer dimana pada sampel tidak terdapat endapan

berwarna putih.

6. Pada percobaan karbohidrat diperoleh hasil negative pada sampel

dimana tidak terjadi perubahan warna saat penambahan pereaksi.

7. Pada percobaan dioksiantrakinon bebas diperoleh hasil negative

ditandai dengan tidak terbentuknya warna merah setelah ditambahkan

kalium hidroksida etanol LP.

8.Pada percobaan saponin diperoleh hasil positif mengandung saponin

yang ditandai dengan terbentuknya indeks buih setinggi 1 cm dan tidak

hilang saat penambahan asam hidroksida 1 tetes.

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

9. Pada percobaan tanin hasil yang didapatkan pada percobaan

menggunakan pereaksi FeCl3 yaitu positif katekol, Sedangkan percobaan

yang menggunakan pereaksi didapatkan hasil positif katekol .

10.Pada percobaan pati dan aleuron didapatkan hasil simplisia positif pati

dan aleurone.

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

DAFTAR PUSTAKA

 A’yun, Q. dan Laily, A., N. 2015. Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica

papaya, L.) di Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Kendalpayak, Malang.

 Depkes RI, 2007, Kebijakan Obat Tradisional Nasional Tahun 2007,

Depkes RI, Jakarta

 Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depertemen Kesehatan

Republik Indonesia.

 Suhara, 2008. Dasar – Dasar Biokimia. Bandung : Prisma Press.

 Maycs, P.A. 2003. Biosintesis Asam Lemak. In: Munsy RK, Granner

DK, Maycs PA, Rodwell VW. Editors Biokimia: Jakarta

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

LAMPIRAN

Larutan 5 ml methanol,

magnesium, dan asam klorida

ektrak methanol

larutan ammonia encer

Larutan besi (III) klorida 3 ml dan asam klorida p 1ml

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171
Laboratorium Bahan Alam
Praktikum Farmakognosi

asam sulfat encer P

proses pemanasan

hasil akhir glikosida antrakinon

Nama Mahasiswa : MUHAMAD YAYANG FATHURAHIM


Nama Asisten : DJUNAIDDIN
Nim : F201901171

Anda mungkin juga menyukai