LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DI SUSUN OLEH :
DI SUSUN OLEH :
NURISMA AMARILIS MINARIZMA ( F420185066 )
NURISMA AMARILIS MINARIZMA ( F420185066 )
KELAS : 2B
Disusun oleh :
NIM : F420185066
Mengetahui
DI SUSUN OLEH :
KELAS : 2B
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Alat
Stampel qs
Mikroskop (1)
Penjepit (1)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Monokotiledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Maydeae
Genus : Zea
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass : Dicotiledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
1. Aquadest
2. Larutan iodium
VI. PROSEDUR KERJA
Amilum Oryzae ditambah larutan iodin warna yang dihasilkan coklat pekat
Amilum Manihot ditambah larutan iodin warna yang dihasilkan coklat pekat
Amilum mydis ditambah larutan iodin warna yang dihasilkan coklat pekat
Amilum Solani ditambah larutan iodin warna yang dihasilkan coklat
- Amilum Manihot
Famili : Euphorbiaceae
Amilum Maydis
Butir bersegi banyak, bersudut atau butir bulat. Hilus di tengah berupa
rongga yang nyata dan celah berjumlah 2-5. Tidak ada lamella.
Amilum Oryzae
VI. PEMBAHASAN
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian
yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum
dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air
ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang
bekerja terhadap amylum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase,
amylum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltose.
Amylum Jagung (Zea mays) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L.
(familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik
yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir
bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang
nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah
cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Untuk identifikasi secara kimiawi sama dengan amylum manihot.
Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza
sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal
atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah
tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya
terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Amylum solani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi
solanum tuberosum (familia Solanaceae).Yang berupa serbuk sangat halus dan
putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat
telur ukuran 30 µm sampai 100 µm, atau membulat ukuran 10 µm sampai 35 µm,
butir majemuk jarang, terdiri dari 2 sampai 4, hilus berupa titik pada ujung yang
sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika diamati dibawah cahaya
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam memotong pada hilus.
VII. KESIMPULAN
Amilum solani memiliki amilum tunggal, tidak beraturan atau bulat telur. Butir
majemuk jarang, terdiri 2-4. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit.
Amilum oryzae, butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat. Hilus
di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris.
Amilum maydis, butir bersegi banyak, tunggal/majemuk bentuk bulat telur. Hilus
di tengah tidak terlihat jelas. Tidak ada lamella.
Amilum manihot, umbuhan jenis umbi akar atau akar pohon yang panjang fisik
rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis
singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan.
Keempat sampel mengandung amilum, dan yang paling banyak amilumnya yaitu
pati kentang, karena warna akhir yang dihasilkan lebih pekat.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
IX. LAMPIRAN
Penimbangan bahan
setelah semua amilum dilarutkan
DI SUSUN OLEH :
KELAS : 2B
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
- Waktu panen
2. Pencucian
3. Perajangan
4. Pengeringan
5. Sortasi kering
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena faktor luar
dan dalam, antara lain cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan
air, pengotoran, serangga dan kapang.
III. Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas obyek
2. Gelas penutup
3. Mikroskop
4. Pipet tetes
5. Lampu spiritus
6. Penjepit
7. Tabung reaksi
Preaksi
- Aquadest
Bahan
Simplisia Daun
1. Daun Digitalis
2. Daun Teh
3. Daun Tempuyung
4. Daun Dewa
5. Daun Sambiloto
2. Kulit kina
Simplisia akar
1. Akar kelembak
2. Akar ipekak
Simplisia rimpang
1. Rimpang jahe
3. Rimpang kunyit
- Bunga cengkeh
- Buah Pace
KLASIFIKASI
Keluarga : Scrophulariaceae
Penggunaan : Kardiatonika
Keluarga : Theaceae.
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Coffein, tanin dan sedikit minya atsiri.
Keluarga : Asteraceae
Penggunaan : Deuretika
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Gynura
Keluarga : Lauraceae
Bagian yang digunakan : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak
batang yang telah dipangkas.
Keluarga : Rubiaceae
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polygonales
Famili : Polygonaceae
Genus : Rheum
Keluarga : Rubiaceae
Keluarga : Zinciberaceae.
Zat berkhasiat : Pati, damar, oleo resin, gingerin dan minyak atsiri
mengandung Zingiron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, sineol,
felandren.
Keluarga : Zingiberaceae.
Keluarga : Zingiberaceae.
Divisi : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Solanaceae
Familia : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Divisi : Spermatophyta
Bangsa: Rubiales
Suku : Rubiaceae
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Syzygium
2. Daun tempuyung
3. Daun Dewa
4. Kulit Kayu Manis
5. Kulit Kina
6. Akar Kalembak
7. Rimpang Jahe
8. Rimpang Temulawak
9. Rimpang Kunyit
10. Bunga Cengkeh
11. Sambiloto
12. Buah Pace
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan identifikasi terhadap simplisia, dengan
tujuan praktikan mampu melakukan identifikasi simplisia secara
makroskopik maupun mikroskopik. Secara makroskopik maksudnya
dengan percobaan organoleptis melalui bau, rasa, warna, dan juga
bentukan secara luar, yang dapat dilihat dengan indra. Sedangkan
secara mikroskopik maksudnya dilakukan dengan bantuan mikroskop
sehingga praktikan dapat melihat bentukan spesifik yang dimiliki oleh
simplisia tersebut sehingga nantinya kita dapat membedakan antara
yang satu dengan yang lainnya.
Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi
jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat
kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih).
Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan
perbesaran lemah dan perbesaran kuat.. Kloralhidrat juga dapat
digunakan untuk menghilangkan kandungan sel seperti protein.
Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat
simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan mata telanjang,
memperhatikan bentuk dari simplisia.
Cara dalam menyiapkan simplisia untuk diamati dalah ambil objek
glass dan cover glass pastikan keduanya telah bersih. Ambil serbuk
simplisia sebanyak ujung sendok pengaduk kemudian diletakkan pada
objek glass ditengah-tengah dan ditambahkan kloral hidrat kemudian
ditutup dengan cover glass. Untuk mempermudah untuk mencari
fragmen perlu dilewatkan pada nyala api/bunsen tujunnya agar sel
lebih terpecah sehingga lebih mudah untuk diamati. Kemudian setelah
dingin baru bisa kita amati di mikroskop.
Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen
pengenal spesifik masing-masing simplisia.Identifikasi simplisia yang
akan dilakukan secara
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskop yang
derajat perbesarannya disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan
anatomi serbuk dari suatu simplisia memiliki karakteristik tersendiri,
dan merupakan pemeriksaan spesifik suatu simplisia.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo,G.,2011.Morfologi Tumbuhan.Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
Widyanigrum,MPH.2011.Kitab Tanaman Obat Nasional.Media
Pressindo.Jakarta
Anonim.2008.Farmakope Herbal Indonesia Edisi I.Depkes RI.Jakarta
IX. LAMPIRAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
“PEMERIKSAAN HAKSEL”
DI SUSUN OLEH :
KELAS : 2B
PEMERIKSAAN HAKSEL
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
No Nama bahan
1 Citrus Hystrix(jeruk purut)
2 Cinamomi Cortex( kulit kayu
manis)
3 Myristicae Semen( biji pala)
4 Hibisci Sabdariffae flos(rosella)
5 Foeniculi Fructus( buah adas)
6 Amomi fruktus(buah kapulaga)
7 Caryophylli Flos(cengkeh)
8 Jasmini Flos(bunga melati)
9 Tinosporae Caulis( brotowali)
10 Guazumae Folium(daun jati
belanda)
11 Melaleucae Fruktus(buah kayu
putih/ merica bolong)
12 Morindae Citrifoliae Fruktus(
pace/ mengkudu)
13 Retrofracti Fruktus(cabe jawa)
14 Talinum Faniculati Radix(
gingseng jawa)
15 Alstoniae Cortex(kulit kayu pule)
16 Boesenbergiae rhizoma( temu
kunci)
17 Rauwolfiae Serpentinae radix(
akar pule pandak)
18 Languatis Rhizoma( rimpang
lengkuas)
19 Curcumae Rhizoma( temu lawak)
20 Coriandri Fruktus( ketumbar)
21 Granati Fruktus(kulit buah
delima)
22 Kaempferiae Rhizoma(kencur)
23 Imperatea Rhizoma (akar alang
alang)
24 Abri Folium( daun saga)
25 Apii Graveolenfis Folium
26 Centellae Herba (herba pegagan)
27 Rhei Radix( kelembak)
28 Andographidis Herba(sambiloto)
29 Psidii Folium( daun jambu biji)
30 Orthosiponis Folium(daun kumis
kucing)
31 Polyanthi Folium(daun salam)
31 Glycyrrhizae Radix(akar manis)
33 Panacis Radix(gingseng)
34 Sappan Lignum( kayu secang)
35 Piperis Nigri Fruktus(lada hitam)
36 Parkiae Semen(biji kedawung)
37 Menthae Piperitae Herba( herba
pipermin)
38 Valerianae Radix( akar valerian)
39 Woodfordiae Flos( bunga
sidowayah)
40 Cubebae fruktus(buah kemukus)
41 Zingiberis purpurei Rhizoma(
bangkle)
42 Phyllanthi Herba( menira)
43 Usnea Thallus( kayu angin)
44 Nigellae Sativae Semen( biji
jinten hitam pahit)
42 Illicium verum( pekak)
46 Glycine max( kedelai)
47 Rosae Flos( bunga mawar)
48 Annona Muricata L
Alat
No Nama alat Jumlah
1 Kertas qs
2 Alat tulis qs
3 Pensil wana qs
IV. Prosedur kerja
Siapkan bahan
Amati, diskripsikan
wujud, ciri khas yang
dimiliki
Uji organoleptis(warna
,bau,dan rasa)
1. Citrus Hystrix
Nama lain : jeruk purut
Nama tanaman asal : Cimus hystri D.C.
Keluarga : Rutaccae
Penggunaan : Daun untuk penyedap makannan, antiseptik
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Organoleptis
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Ranales
Familia : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii (Ness.) Bl
Organoleptis
warna :coklat kekuningan,
bau : khas
rasa :sedikit manis.
Bentuk : panjang ( potongan kayu )
3. Myristicae Semen
Nama lain : pala
Nama tanaman asal :Myristica fragrans(Houtt)
Keluarga :Myristicaceae
Penggunaan :bahan pewangi, karminativa,stimulansi setempat
terhadap saluran pencernaan,miristin berkhasiat membius.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans Houtt
Organoleptis
Rasa : pahit
Warna : coklat
Bau : khas
Bentuk :oval
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L
Organoleptis
Rasa : asam
Warna :merah kehitaman
Bau: khas aromatik
Bentuk: berkelopak atau kuncup
5. Foeniculi Fructus
Nam lain : buah adas
Nama tanaman asal : Foeniculum vulgare (Mill)
Keluarga : Apiaceae
Penggunaan : karminativa, obat mulas, obat gosok anak
klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Foeniculum
Spesies : Foeniculum vulgare Mill
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna :coklat
6. Amomi Fruktus
Nama lain : kapulaga
Nama tanaman asal : Amomum Kapulaga,Amomum cardamomum
Keluarga : zingiberaceae
Penggunaan : bumbu masak, bahan pewangi, karminativa, dibuat
tinggur
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Amomum
Spesies : Amomum cardamomum
Organoletis
Rasa : hambar
Warna : putih gading
Bau : khas aromatik
Bentuk : seperti labu tapi ukuranya lebih kecil
7. Caryophylli Flos
Nama lain : cengkeh
Nama tanaman asal : Eugenia caryophillus spreng
Keluarga: Myrtaceae
Penggunaan : stimulasi, obat mulas, menghilangkan rasa mual dan
muntah
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi : Spermatophyt
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Spesies : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Organoleptis
Rasa : pedas ( khas )
Warna : coklat hitam
Bau : khas
Bentuk : bertangkai, bagian bunga atas menguncup
8. Jasmini Flos
Nama lain: bunga melati
Nama tanaman asal: Jasminum sambac
Keluarga: Oleaceae
Penggunaan: korigen adoris, penurun panas, antipiretika , laktifuga
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac, Jasminum Multiflorum, Jasminum
Officinale, Jasminum Rex, Jasminum Mensyi dll.
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : kuning kecoklatan
Bau : harum lemah
Bentuk : bunga
9. Tinosporae Caulis
Nama lain: brotowali
Nama tanaman asal: Tinospora tuberculate, Tinospora rumphii, Tinospora
crispa
Keluarga: manispermaceae
Penggunaan: obat demam, tonikum, antidiabetes
klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Tinospora
Organoleptis
Bau : khas
Bau : khas
Bentuk : daun menyirip
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Melaleuca
Organoleptis
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Organoleptis
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Portulacaceae
Genus : Talinum
Spesies : Talinum paniculatum
Organoleptis
Rasa: tidak berasa
Bentuk: batang
Klasifikasi
kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Organoleptis
Rasa: pedas
Bau: khas
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Organoleptis
Rasa : seledri asli
Warna : hijau
Bau : khas aromatik
Bentuk : daun bergaris-garis berbentuk seperti kapas
26. Centellae Herba
Nama lain : herba pegagan, daun kaki kuda
Nama tanaman asal : Centella asiatica (L)
Penggunaan : diurematik, amara, tonikum, astrin gensia, obat
sariawan
Pemerian : bau lemah, aromatik, mula-mula tidak berasa
lama-lama agak pahit
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Umbillales
Genus : Centella
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : hijau(daun) coklat (akar)
Bau : khas aromatik
Bentuk : daun, akar berserabut
27. Rhei Radix
Nama lain : kalembak
Nama tanaman asal : Rheum palmatum, Rheum officinale
Keluarga : Polygonaceae
Zat berkhasiat : antraglukosida yang pada penguraian memberikan
emodin,rhein,aloe emodin dan asam krisofanat
Penggunaan : laksatifa
Pemerian : Bau khas agak aromatik, rasa agak pait tidak enak
dan agak sepat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Organoleptis
Rasa :
Warna :
Bau :
Bentuk :
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Andrographis
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : coklat
Bau : khas arpmatik
Bentuk :-
29. Psidii Folium
Nama lain : daun jambu biji
Nama tanaman asal : Pridium guajava (L)
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama : Zat penyamak 9% , minyak atsiri yang berwarna
kehijauan dan berisi egenol
Penggunaan : Antidiare, adstringens
Pemerian : Bau Aromatik, rasa sepat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Ordo: Myrtales
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L.
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : hijau
Bau : aromatik
Bentuk : daun
30. Orthosiphonis Folium
Nama lain : Daun kumis kucing
Nama tanaman asal : Orthosiphon aristatus (BL)
Keluarga : Laminaceae
Zat berkhasiat : garam kalium, glukosida orthosiphon, minyak atsiri dan
saponin
Kegunaan : Diuretika
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : coklat
Bau : khas aromatik
Bentuk : biji bercorak garis garis
31. Syzygium Polyanthum
Nama lain : daun salam
Nama tanaman asal : Syzgium polyanthum (wight), Euggenia polyantha
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat : minyak atsiri, tanin
Kegunaan : antidiare
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Superdivisi: Spermatophyta
Class: Dicotyledoneae
Order: Myrtales
Family: Myrtaceae
Genus: Syzygium
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : hijau muda
Bau : khas aromatik
Bentuk : daunnya besar
32. Glycarrhizae Radix
Nama lain : akar manis
Nama tanaman asal : Glycirhizaglabra varietas typical
Keluarga : Popillonaceae
Zat berkhasiat : Gliserin dengan kadar 5-10%, pati,gula,aspargin
Kegunaan : antitusiva,akar dalam bentuk serbuk sabagai pengisi pil,
ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran obat batuk
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Glycyrrhiza
Spesies: Glycyrrhiza glabra l
Organoleptis
Rasa : manis
Warna : coklat kekuningan
Bau : bau manis
Bentuk : akar kering
33. Panacis Radix
Nama lain : Gingseng
Nama tanaman asal : Panax Schinseng
Keluarga : Araliaceae
Zat berkhasiat : glukosida panakulon, minyak atsiri, damar, sapoginol
Kegunaan : amara dan stimulansia
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Orde : Apiales
Famili : Araliaceae
Genus : Panax
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : coklat
Bau :aromatik
Bentuk : batang
34. Sappan lignum
Nama lain : kayu secang
Nama tanaman asal : Caesalpinia Sappan (L)
Keluarga : paplionaceae
Zat berkhasiat : brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat
Kegunaan : Astringensia
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Rosales
Suku : Caesalpiniaceae
Marga : Caesalpinia
Jenis : Caesalpinia sappan L.
Organoleptis
Rasa : sedikit asin
Warna : kuning kemerahan
Bau : khas aromatik
Bentuk : kayu yang sudah ditipiskan, mudah dipatahkan
35. Piperis Nigri Fructus
Nama lain : lada hitam
Nama tanaman asal : piper nigrum
Keluarga : piperaceae
Zat berkhasiat : minyak atsiri, alkaloid,khavisin,piperin
Kegunaan : karminativa, iritasi lokal
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : hitam
Bau : khas aromatik
Bentuk : bulatan kecil
36. Parkiae Semen
Nama lain : biji kedawung
Nama tanaman asal : parkia roxburghii (G.Pon)
Keluarga : mimosaceae
Zat berkhasiat : glukosa dan damar, hidrat arang, tamin, garam, alkali
Penggunaan : antidiare,adstringen
Pemerian : bau khas, rasa khas, agak pahit
Bagian yang digunakan : biji
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Organoleptis
Rasa : sedikit asin
Warna : hitam
Bau : khas aromatik
Bentuk : lonjong
37. Menthae Piperitea Herba
Nama lain : herba pepermin
Nama tanaman asal : mentha piperita (L)
Keluarga : lamiaceae
Zat berkhasiat : minyak atsiri yang mengandung menthol,metil asetat
Penggunaan : karminativa
Pemerian : bau khas aromatis, rasa pedas dan sejuk
Bagian yang digunakan : daun dan pucuk bunga
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Mentha
Spesies : Mentha piperita Linn.
Organoleptis
Rasa :
Warna :
Bau :
Bentuk :
38. Cinnamon Cortex
Nama lain : kulit kayu manis
Nama tanaman asal : cinnamon zeylanicum
Keluarga : lauraceae
Zat berkhasiat : minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida,
zat penyamak, pati,lendir
Penggunaan : karminativa
Pemerian : bau aromatik, rasa pedas dan manis
Bagian yang digunakan : kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak
batang yang telah dipangkas
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Ranales
Familia : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Organoleptis
Rasa : manis
Warna : coklat kekuningan
Bau : bau manis
Bentuk : akar kering
39. Valerianae Radix
Nama lain : akar valerian
Nama tanaman asal : valerianae officinalis
Keluarga : valerianaceae
Zat berkhasiat : minyak atsiri yang mengandung ester borneo, alkaloida-
alkaloida katinina dan valerian, zat penyamak
Penggunaan : sedativa
Pemerian : bau khas, rasa pedas, agak pahit
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Sympetalae
Bangsa : Rubiales
Suku : Valerianaceae
Marga : Valeriana
Spesies : Valeriana officinalis
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : coklat muda
Bau : khas aromatik
Bentuk : batang, ada bulat bulatan dibelakang
40. Woodfordiae flos
Nama lain : Bunga Sidawayah
Nama tanaman asal : Woodfordia Fruticosa L
Keluarga : lythraceae
Zat berkhasiat utama : zat penyamak (tanin)
Pengguna : astringensia
Pemerian : bau lemah, rasa kelat, dan pahit
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Suku : Lythraceae
Marga : Woodfordia
Jenis : Woodfordia floribunda Salisb
Organoleptis
Rasa : pahit
Warna : batang dan bunga berwarna coklat
Bau : bau khas aromatik
Bentuk : bunga kecil dengan bagian atas menguncup
41. Cubebae Fructus
Nama lain : buah kemukus
Nama tanaman asal : piper cubeba (L)
Keluarga : piperaceae
Zat berkhasiat : minyak atsiri, asam kubebat, dammar, kubebin, piperin,
minyak lemak
Penggunaan : antidiare
Pemerian : bau khas aromatik, rasa agak pedas dan pahit
Bagian yang digunakan : buah yang telah tua tetapi belum masak
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
-
Organoleptis
Rasa :
Warna :
Bau :
Bentuk :
42. Zingiber cassumunar
Nama lain : rimpang bangle
Nama tanaman asal : zingiber purpureum
Zat berkhasiat : mengobati alergi
Kegunaan : flu
Bagian yang digunakan : keping akar tinggal
Pemerian : bau khas aromatik
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : coklat
Bau : khas aromatik
Bentuk : irisan yang dikeringkan
43. Annona muricata L
Nama lain : soursop
Nama tanaman asal : annona muricata L
Keluarga : annonaceae
Kegunaan : pengobatan asam urat, nyeri punggung, diabetes
Zat berkhasiat: untuk asam urat
Pemerian : cairan jernih tidak berwarna
Bagian yang digunakan : daun
Penyimpanan : dalam wadah tertutup dengan baik
Klasifikasi
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : hijau kecoklatan
Bau : khas aromatik
Bentuk :-
44. Mawar
Nama latin : Rossa centifolia
Keluarga : Rosaceae
Zat berkhasiat : Antiradang, antitegang, penyegar
Kegunaan : obat jerawat, mengurangi stres dan depresi
Klasifikasi
Kingdom : Plantae.
Divisi : Spermatophyta.
Sub Divisi : Angiospermae.
Kelas : icotyledonae.
Ordo : Rosanales.
Famili : Rosaceae.
Genus : Rosa.
Spesies : Rosa Hiproida atau Rosa sp.
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : merah keunguan
Bau :khas aromatik
Bentuk : kelopak bunga yang dikeringkan
45. Phyllanthi Herba
Nama lain : meniran
Nama tanaman asal : Phyllanthus Dinuri (L)
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat berkhasiat : zat pahit filantin, damar, mineral,zat penyamak
Penggunaan : diurematika
Pemerian : bau aromatik,rasa pahit
Bagian yang digunakan : semua bagian diatas tanah
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdm : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : hijau kecoklatan
Bau : aromatik
Bentuk : daun kecil
46. Usnea Thallus
Nama lain : kayu angin
Nama tanaman asal : usnea misaminensis(vian)Not,usnea sp
Keluarga : usneaceae
Zat berkhasiat : asam urat,zat pahit,hidrat arang
Penggunaan : astringen,obat sakit perut,antiseptik
Pemerian : bau lemah, rasa pahit
Digunakan : seluruh thallus, berbentuk benang
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Thallophyta
SubDivisi: Lichenophyta(Lichenes)
Classis : Ascolichenes
Ordo: Lecanorales
Famili: Parmeliaceae
Genus: Usnea
Spesies: Usnea sp.
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : hijau kecoklatan
Bau : aromatik
Bentuk : akar serabut
47. Pekak
Nama lain : bunga lawang
Nama tanaman asal : illicium verum
Zat berkhasiat : -
Pengunaan : diurematik
Pemerian : -
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Illiciales
Famili: Illiciaceae
Genus: Illicium
Spesies: Illicium verum
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : coklat kehitaman
Bau : khas aromatik
Bentuk :-
48. Kedelai
Nama lain : kedelai
Nama tanaman asal : Glycinemax (L)
Keluarga : fabaceae
Zat berkhasiat :-
Pengunaan : -
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Organoleptis
Rasa : hambar
Warna : coklat muda
Bau : tidak berbau
Bentuk : bulat seukuran kedelai
49. Jinten
Nama lain : biji janten hitam pahit
Nama tanaman asal : nigella sativa
Keluarga : rununcuaceae
Zat berkhasiat : minyak atsiri, minyak lemak
Pemerian : bau khas aromatik, rasa pahit
Khasiat : Stimulasia, karminativa,diaforetika
Bagian yang digunakan : biji
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Ranunculales
Famili: Ranunculaceae
Genus: Nigella
Spesies: Nigella sativa
Organoleptis
Rasa : hambar sedikit pahit
Warna : hitam
Bau : aromatik
Bentuk : biji dengan ukuran kecil
VI. PEMBAHASAN
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang,
daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum
dalam bentuk serbuk. Sedangkan, Simplisia adalah bahan alamiah
yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
dikeringkan. Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan,
khususnya persyaratan kadarnya. Dianggap rusak jika oleh sebab
tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya basah
oleh air laut, tercampur minyak pelumas dan lain-lain. Dinyatakan
bulukan jika kualitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,
cendawan atau serangga. Dinyatakan tercampur jika secara tidak
sengaja terdapat bersama bahan-bahan atau bagian tanaman lain.
Dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau
ditambahi bahan lain yang tidak semestinya.
Cara-cara pemeriksaan untuk menilai simplisia ada
5 cara. Pemeriksaan haksel dilakukan dengan cara pemeriksaan
simplisia secara organoleptis, mikroskopik, dan makroskopik.
Secara Organoleptik : Dengan pancaindera meliputi pemeriksaan
bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadangkala dengan
pendengaran. Dalam hal ini harus diperhatikan bentuk, ukuran,
warna bagian luar dan dalam, retakan-retakan atau gambaran-
gambaran dan susunan bahannya berserat-serat, penggumpalan dan
sebagainya. Mikroskopik : Umumnya pemeriksaan terhadap serbuk
dalam irisan melintang, secara fisika : Meliputi pemeriksaan daya
larut, bobot jenis, rotasi optic, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-
sifat simplisia dibawah sinar ultraviolet, penetapan mikroskopis
dengan sinar polarisasi. Sedangkan untuk pemeriksaan secara
makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk
simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan
bentuk dari simplisia. Kimia : Secara kualitatif/identifikasi
umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. Hayati/Biologi :
Umumnya ditujukan pada pemeriksaan potensi zat berkhasiat.
Pemeriksaan organoleptis merupakan pengecekan tanaman atau
pemeriksaan tanaman dengan menggunakan bantuan indera
manusia. Pemeriksaan organoleptis meliput aroma, rasa, dan
warna. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanaman
melalui kepekaan rasa dari analis. Pemeriksaan ini memiliki tingkat
pengamatn yang tinggi. Warna, rasa dan bau perlu diamati sebaik
mungkin agar menghasilkan data yang efisien. Pemeriksaan secara
oranoleptis harus didukung oleh indera manusia yang normal.
Orang-orang yang mengalami buta warna, sakit dan flu tidak
diharapkan melakukan pemeriksaan organoleptis ini. Pemeriksaan
haksel secara organoleptis ini mulai dari aroma, rasa dan warna
perlu dilakukan berulang-ulang dan bersama-sama. Penggunaan
istilah kata yang baik untuk aroma, rasa dan warna juga
mendukung hasil pengamatan.
Pemeriksaan uji organoleptis pada indra manusia sangat
dibutuhkan antara lain dalam hal penglihatan yang berhubungan
dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan bentuk, volume
kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk
bahan, indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan
konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun,
tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan
mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal,
tipis dan halus, indra pembau, pembauan juga dapat digunakan
sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk,
misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah
mengalami kerusakan, serta indra pengecap, dalam hal kepekaan
rasa , maka rasa manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung
lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada
pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
Dalam bidang farmasi haksel yang kami gunakan berupa daun
papaya, daun kelor, daun mengkudu dan lada hitam banyak
digunakan sebagai bahan bahan obat maupun makanan sehari-hari.
Daun papaya digunakan dalam bidang farmasi adalah sebagai obat
malaria, karena daun papaya mengandung Flavonoid, saponin,
polifenol, alkaloids carpaine, pseudocarpain, dehydrocarpaine I dan
II, choline, carposide, enzim papain,vitamin C dan E, tokofenol,
tannin, serta daun pepaya yang direbus dapat digunakan untuk
terapi hipertensi. Potensi yang terkandung dalam daun kelor
diantaranya adalah tinggi kandungan protein, ß-karoten, vitamin C,
mineral terutama zat besi dan kalsium, dan sebagai bahan
konsumsi makanan manusia, produk-produk farmasi, serta khasiat
daun kelor yang lain adalah sebagai obat sakit kuning, obat sakit
mata, obat haid yang tidak teratur, obat pusing, obat sesak nafas,
ekspektoran (obat yang dapat memudahkan pengeluaran dahak atau
getah radang dari paru-paru), encok, obat mual dan penguat tubuh
atau tonik.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pemeriksaan secara organoleptik meliputi pengujian
morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau dan rasa membuktikan
bahwa beberpa tanaman/ haksel yang biasanya digunakan sebagai
bahan obat tradisional memiliki warna, bau, rasa yang berbeda-
beda. Serta kegunaan yang berbeda pula. Tetapi tidak semua
simplisia mempunyai ciri khas yang membedakan simplisia dengan
simplisia lainnya ada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa uji organoleptis haksel dilakukan dengan cara
mengidentifikasi warna rasa dan bau dari haksel tersebut.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid I-V, Depaertemen
Kesehatan Republik Indonesia, Kendari.
Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen
Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2013, Pengujian Organoleptik, Program Studi Teknologi
Pangan, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Ayustaningwarno, F., 2014, Teknologi Pangan: Teori Praktis dan
Aplikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suradi, K., 2007, Tingkat Kesukaan Bakso Dari Berbagai Jenis
Daging Melalu Beberapa Pendekatan Statistik (The Hedonic
Scaling of Meatball from Various kind of Meat on Several
Statistic Approached), Jurnal Ilmu Ternak Vol. 7(1).
IX. LAMPIRAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
“MASERASI”
DI SUSUN OLEH :
MASERASI
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Metode dasar dari ekstraksi obat adalah maserasi dan perkolasi. Biasanya
metode yang dipilih tergantung pada beberapa faktor yang paling penting adalah
sifat dari bahan mentah itu sendiri.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan cara
ekstraksi tanaman obat dengan ukuran pertikel tertentu dan menggunakan medium
pengekstrasi (menstrum) yang tertentu pula. Ekstraksi dapat dilakukan menurut
berbagai cara. Ekstrak yang diperoleh sesudah pemisahan cairan dari residu
tanaman obat dinamakan “micela”. Micelle ini dapat diubah menjadi bentuk obat
siap pakai, seperti ekstrak cair dan tinctura atau sebagai produk/bahan antara yang
selanjutnya dapat diproses menjadi ekstrak kering.(Agoes.G,2007)
• Metode Ekstraksi
2. Destilasi
•Keuntungan
•Kerugian
I. CARA KERJA
Timbang 20 gram simplisia daun pegagan
Masukkan ke dalam beaker glass 500 ml, tambah etanol 70% sebanyak 200
ml
1) Uji Flavonoid
2) Uji Fenol
Sampel ditambah FeCl3
3) Uji Alkaloid
Ekstrak dilarutkan dalam 10 ml kloroform dan 2 ml ammonia,
disaring ke tabung reaksi tertutup
B. Perhitungan Randemen
120
𝑅𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 (%) = 𝑥100% = 60%
200
V. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara
pembuatan ekstrak nabati daun pegagan (Centella Asiatica) dengan
metode maserasi. Metode maserasi merupakan metode ekstraksi dengan
prinsip ekstraksi sampai setimbang, maksudnya adalah proses ekstraksi
yang dilakukan dihentikan ketika telah terjadi keseimbangan konsentrasi
antara pelarut dengan cairan intrasel (senyawa di dalam sel). salah satu
cara untuk menentukan apakah proses maserasi sudah selesai dan perlu
dihentikan ialah dengan pemberian indikator. Caranya yaitu mengambil
sejumlah tertentu dari maserat lalu ditambahkan pereaksi yang tepat, lalu
di amati apakah terjadi perubahan warna, kekeruhan atau adanya endapan.
Bila hasilnya negatif atau sangat minim berarti zat yang ingin kita ambil
dalam maserat sedah habis atau hampir habis.
Proses ekstraksi dengan metode maserasi merupakan metode yang
paling mudah dilakukan karena memakai alat yang sederhana, yaitu toples
atau bejana untuk menampung maserat, batang pengaduk untuk mengaduk
maserat setiap harinya dan rotavapor untuk memekatkan maserat hasil
maserasi menjadi ekstrak yang kental. Metode yang digunakan cukup
mudah karena tidak perlu teknik khusus, cukup rendamkan simplisia
dalam sejumlah tertentu etanol 95 % sambil diaduk tiap harinya sampai
lima hari lalu di rotavapor untuk mendapatkan ekstrak yang kental.
Tujuan dari proses ekstraksi ialah yang pertama yaitu untuk
mengawetkan, maksudnya ialah apabila suatu zat disimpan dalam bentuk
simplisia kering, nanti dikhawatirkan akan mudah rusak. Seperti tercemar
oleh serangga atau kapang. Sedangkan apabila dalam bentuk ekstrak,
sediaan akan lebih awet karena tidak mengandung air. Alsan yang kedua
ialah untuk identifikasi. Identifikasi yang dimaksud ialah dengan
mengubah simplisia kering menjadi ekstrak dapat lebih mempersempit lagi
kandungan zat aktif dalam suatu ekstrak. Misalnya diperkirakan dalam
suatu simplisia kering mengandung kurang lebih 5000 macam senyawa
setelah di proses dalam bentuk ekstrak akan dapat menyusut menjadi
kurang lebih 1000 senyawa. Salah satu sebab terjadinya pengurangan ini
dikarenakan adanya proses pemisahan yaitu zak aktif pada simplisia kering
hanya terlarut pada pelarut yang cocok. Dengan dibuatnya sediaan ekstrak
simplisia tersebut lebuh mudah diamati dan direaksikan. Tujuan yang ke
tiga ialah dengan sediaan berbentuk ekstrak akan dapat mudah dibuat
menjadi sediaan farmasi lainnya. Contohnya ialah ekstrak belladona yang
diambil dari atropa belladon. Dengan sediaan berbentuk ekstrak akan
mudah untuk dibuat sediaan pil, puyer dan lainnya.
Setelah didapatkan ekstrak yang kental dari Centella Asiatica, tahap
selanjutnya adalah skiring fitokimia. Tujuannya adalah untuk mengetahui
berbagai macam zat yang terkandung dalam Centella Asiatica,dengan
berbagai macam metode identifikasi.
Ekstrak air dan etanol daun pegagan berbentuk sangat kental dengan warna
rendemen.
Uji Saponin
TUGAS
1. Sebutkan tanaman asal dari simplisia yang anda periksa beserta khasiatnya
dalam pengobatan
2. Tuliskan klasifikasi tanamannya
Jawab:
1. Centella Asiatica
Nama lain : Daun pegagan
Tanaman asal : (Centella asiatica (L.). Urb)
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Class : Dicotiledoneae
Ordo : Umbelliferae
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella Asiatica L
2. Khasiat
1. Mempercepat penyembuhan luka
2. Melancarkan aliran darah
3. Menyamarkan strechmarks
4. Meningkatkan fungsi kognifit otak
5. Meredakan kecemasan dan stress
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
“INFUNDASI”
DI SUSUN OLEH :
INFUNDASI
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Masyarakat diarahkan untuk dapat hidup sehat yang optimal hal tersebut
dimaksudkan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang diselenggarakan
dengan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya
kesehatan tersebut harus dilakukan bersama antara pemerintah, swasta dan
masyarakat secara serasi dan seimbang. Kemampuan setiap penduduk untuk hidup
sehat membawa pengertian masyarakat sebagai subyek dan bukan hanya sebagai
obyek. Dengan demikian upaya kesehatan merupakan upaya yang berorientasi
kepada kesehatan masyarakat yang bersifat menyeluruh dengan peran serta aktif
masyarakat.
Pada tahun 1300 Raymundus Lullius menarik quinta essentia dengan anggur yang
dimasukkan dalam botol, dan dibiarkan diluar rumah agar memperoleh panas atau
cahaya matahari. Karena cahaya matahari mengandung ultra violet yang dapat
merusak quinta essentia tersebut, maka pada perbaikan selanjutnya penarikan
dijaga jangan sampai dipengaruhi oleh sinar matahari langsung. Di Indonesia
penarikan sari tersebut dilakukan dengan cara ”memipis” yaitu melumatkan bahan
dengan bantuan air, pada alat yang disebut pipisan kemudian diperas dan
ampasnya di buang.
2. Bahan
Timbang 20 gram
Haluskan sambiloto
sambiloto.
V. HASIL
2. Klasifikasi Sambiloto
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Acanthaceae
Genus : Andrographis Wall. Ex Nees
Spesies : Andrographis Paniculata (Burm.f.) Wall ex
Nees
1. Uji Organoleptis
VII. KESIMPULAN
“SOKLETASI”
DI SUSUN OLEH :
SOKLETASI
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keunggulan sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang
ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung cepat.
4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan
yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas
karena akan terjadi penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan
menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga
mudah menguap
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Uji Flavonoid
2. Uji Fenol
Sampel + FeCl3
Filtrat ditambah 3-5 tetes H2SO4 2M, kocok sampai terbentuk 2 lapisan
Ambil lapisan asam, bagi menjadi 2 bagian untuk pengujian dengan reagen
meyer dan dragendrof
4. Uji Saponin
A. Identifikasi Tanaman
- Nama Simplisia : Abri Folium
- Nama Lain : Daun saga
- Tanaman Asal : Abrus Pretacorius Lim
- Keluarga : Papilionaceae
- Zat bekhasiat/ isi : Glisirizin sampai 15%, Ca-oksalat
- Penggunaan : Obat sariawan
B. Klafisikasi Tanaman
- Devisi : Spermatophyta
- Sub devisi : Angiosperma
- Kelas : Dicotyledonae
- Bangsa : Resales
- Suku : Leguminosae
- Marga : Abrus
- Jenis : Abrus Pretacorius Lim
C. Identifikasi Sampel
4,155
= x 100%
30
= 13, 85 %
VI. PEMBAHASAN
Selama proses sokletasi, suhu mantel pemanas diatur diatas titik
didih nheksana. Dimana dengan demikian, pelarut metanol akan
menguap dan akan kembali mencair sewaktu masuk kedalam
kondensor. Daun saga dihaluskan bertujuan untuk membesar luas
permukaannya. Dengan demikian metanol lebih mudah mengikat
dan membawa minyak dalam daun saga. Ketika metanol dalam
bentuk uap dilewatkan ke daun saga, metanol akan mengikat dan
membawa minyak sampai ke kondensor. Sampai ke kondensor, uap
metanol yang telah mengikat minyak tadi berubah fasa menjadi
cairan dan turun merendam daun saga dalam tabung soklet. Setelah
metanol serta minyak dalam tabung soklet penuh maka secara
otomatis akan turun ke labu didih. Begitu seterusnya sampai dirasa
minyak daun saga telah habis. Selama proses sokletasi digunakan
batu didih yang bertujuan mempercepat proses pendidihan,
meratakan panas, dan mencegah terjadinya bumping (letupan panas
akibat panas yang tidak merata). Pelerut metanol digunakan karena
bersifat nonpolar sehingga dapat mengikat molekul minyak biji
pinang yang nonpolar juga. Proses sokletasi dihentikan apabila
minyak dari sampel dirasa sudah terekstrak habis, yaitu dengan
mengambil selongsong pada tabung soklet dan kemudian diperas
dan ditampung, setelah itu dilakukan pengujian kadar minyak yang
masih terkandung dalam hasil perasan dengan larutan KMnO4.
Apabila suatu larutan sampel dicampur dengan KMnO4 berubah
warna berarti kandungan minyak masih ada dan begitu sebaliknya.
Minyak yang didapat dengan rendemen sebesar 13,85%, hal ini
disebabkan karena pada daun saga minyak yang terkandung cukup,
disamping itu daun saga yang digunakan juga tidak dihaluskan
secara merata sehingga penarikan komponen minyak dari jaringan
biji pinang belum maksimal. Hal lain yang turut mempengaruhi
adalah proses sokletasi yang belum maksimal (dibituhkan waktu
yang lebih lama lagi). Menurut [Nazaruddin, 1992] semakin
lama waktu proses sokletasi, maka semakin maksimal proses
penarikan komponen minyak dalam bahan yang digunakan.
VII. KESIMPULAN
Ekstraksi dengan metode sokletasi merupakan ekstraksi dengan pelarut
organik yang dilakukan secara berulang-ulang dalam keadaan panas.
Rendemen yang didapat adalah sebesar 13,85 %.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden.1998.KIMIA ORGANIK.Jakarta:Erlangga
X.
Hasil uji alkaloid
XI.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
“DESTILASI”
DI SUSUN OLEH :
DESTILASI
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Alat
Bahan
No. Nama Bahan Jumlah
1. Simplisia kayu secang 30 gram
2. Air 200ml
IV.CARA KERJA
Dipisahkan dengan corong pisah untuk diambil minyaknya (mengocok corong pisah,
buang gas, diamati minyaknya lalu diambil).
V.HASIL PERCOBAAN
Destilasi adalah pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau
titik cair dari masing-masing zat penyusun dan campuran homogen.
Fungsi dari komponen alat pada destilasi adalah labu ukur untuk
mengukur volume larutan, kawat kassa sebagai alas labu ukur saat proses
pembakaran, termometer untuk mengamati suhu dalam proses destilasi sehingga
suhu dapat dikontrol dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat
murni, pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan
wadah penampung destilat sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan
tertampung dalam gelas kimia dan tidak akan menguap keluar selama proses
destilasi berlangsung, kondensor atau pendingin untuk mendingkan uap destilat
yang melewati kondensor sehingga menjadi cair, bunsen sebagai alat pembakar,
klem dan statif untuk penyangga dan penjepit kondensor, gelas kimia sebagai
wadah penampung destilat yang diperoleh dari proses destialsi.
Simplisia merupakan bahan awal pembuatan sediaan herbal. Mutu sediaan
herbal sangat dipengaruhi oleh mutu simplisia yang digunakan. Oleh karena itu,
sumber simplisia, cara pengolahan, dan penyimpanan harus dapat dilakukan
dengan cara yang baik. Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai
bahan sediaan herbal yang belum mengalami pengolahan apapun dan kecuali
dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM,
2005).
Dari hasil ekstraksi sebanyak 30 gram serbuk secang diperoleh ekstrak cair
sebanyak 2,3 ml. Berikut merupakan hasil dari pengujian parameter spesifik dari
ekstrak simplisia yang meliputi identitas ekstrak dan organoleptik ekstrak :
Parameter Hasil
Identitas:
Nama ekstrak Ekstrak etanol secang
Nama Latin Caesalpinia sappan L.
Bagian tanaman Batang
Organoleptik:
Warna Oranye kemerahan
Bau Aromatis
Bentuk Ekstrak cair
Maka hasil dari kolom kromatografi membentuk tiga fragsi yang berbeda.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan larutan yang dipakai mempengaruhi
komponen-komponen yang ada di dalam silica gel untuk menyerap ekstrak secang
yang sudah ditambahkan. Sehingga pergerakan yang terjadi tergantung pada
penyerapan komponen yang bergerak dengan waktu dan kecepatan yang berbeda.
Sehingga jenis pelarut menentukan waktu dan kecepatan dari penyerapan
komponen.
VII.KESIMPULAN
Gunawan, Didik dan Sri, M. 2010. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid
1. Jakarta: Penebar Swadaya.
pengambilan aquadest
alat yang digunakan destilasi
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
“EKSTRAKSI CAIR-CAIR”
DI SUSUN OLEH :
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
I. TUJUAN PERCOBAAN
II. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan
satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solven) sebagai separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan
larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran (Wibawa, 2012).
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode
pemisahan atau pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya dalam air)
dengan menggunakan pelarut lain (biasanya organik) (Yazid, 2005).
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara
lain menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana
pada satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya
ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik,
dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet
merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara
kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk
ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan (Wibawa, 2012).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua
fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk
pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat
anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro.
Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan
anorganik dilaboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah
(paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat
“Counter Current Craig” (Alimin dkk, 2007).
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau dise but juga
ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan
utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih
kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan padsa distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidang saling bercampur,
seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini
dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan
serta analisis pada semua skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia
analisis, kemudian berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan
dapat digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai trace (pengotor) dan
ion-ion logamdalam jumlah makrogram (Khopkar, 2010).
Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang
tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut lain. Misalnya idion sebagai pencemar dalam air yang juga mengandung
zat terlarut lain yang tidak larut dalam karbon tetraklorida. dalam kasus seperti ini,
hampir semua iodion dapat diambil dengan mengaduk larutan air dengan
tetraklorida yang memungkinkan kedua fasa terpisah kemudian mengurangi
lapisan air dari lapisan karbon tetraklorida yang lebih besar. Makin besar tetapan
keseimbangan untuk partisi zat terlarut dari pelarut awalnya dalam pelarut
pemisah maka makin sempurna proses pemisahannya (Gillis, 2001).
III.Alat dan Bahan
a. Alat
No. Nama Alat Jumlah
1. Beaker Glass 250 ml 2
2. Cawan porselin 2
3. Klem 1
4. Statif 1
5. Gelas ukur 50 ml 1
6. Batang pengaduk 1
7. Sendok tanduk 1
8. Ring 1
9. Corong pisah 250 ml 1
b. Bahan
No. Nama bahan
1. Ekstrak daun saga
2. Alumunium foil
3. Eter
4. Aquades
IV.Cara Kerja
1. Uji identifikasi
No. Uji identifikasi Gambar Keterangan
=0,716x100%
=71,6 %
VI.PEMBAHASAN
Ekstraksi cair-cair merupakan cara pemisahan satu atau lebih senyawa dengan
menggunakan dua pelarut yang tidak bercampur dimana senyawa tersebut akan
terdispersi di antara dua fase sesuai dengan derajat kelarutannya sehingga masing-
masing jenuh dengan perbandingan konsentrasi tertentu dan terjadi pemisahan.
Metode ekstraksi ini seringkali disebut proses partisi dari “crude extract” atau
ekstrak kasar sehingga diperoleh sekumpulan senyawa kimia dengan tingkat
kepolaran yang berbeda-beda.
Pada percobaan ini digunakan ekstraksi cair-cair karena metode ini dapat
dilakukan dalam skala mikro maupun makro, pemisahannya tidak memerlukan
alat khusus, melainkan hanya dengan corong pemisah. Pemisahan yang dilakukan
bersifat sederhana, bersih, cepat dan mudah, dan seringkali untuk melakukan
pemisahan diperlukan beberapa menit.
Ekstraksi atau penyarian merupakan proses pemisahan dimana suatu zat terbagi
dalam dua pelarut yang tidak bercampur. Selain itu ekstraksi juga merupakan
suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut.
Pelarut yang digunakan harus dapat mengestrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya
melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang
tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang
diekstraksi.
Partisi ekstrak (ekstraksi cair-cair) adalah proses pemisahan zat terlarut di dalam
dua macam zat pelarut yang tidak saling bercampur, dengan kata lain
perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik dan pelarut air. Hal
tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat larut dalam air
dan ada pula yang dapat terlarut dalam pelarut organik. Pada praktikum kali ini
yaitu fraksinasi ek terhadap ekstrak daun saga. Fraksinasi sendiri sendiri adalah
pemisahan senyawa senyawa berdasarkan kelarutan dalam praktikum ini
menggunakan corong pisah , corong pisah ini digunakan untuk memisahkan
komponen dalam suatu campuran antara dua fasa pelarut dengan densitas berbeda
yang tak tercampurkan. Ekstrak daun saga di fraksinasi dengan pelarut air di
dalam corong pisah , dikocok dengan satu arah dan dilakukan fraksinasi sebanyak
3 kali. Dalam identifikasi secara KLT ini digunakan ekstrak hasil Ektrak Cair-Cair
yang dalam keadaan cair. Dari hasil pengamatan terlihat dari uji identifikasi
flavonoid,fenol,alkaloid,dan saponin yang menghasilkan positif yakni uji
flavonoid dan fenol. Sedangkan alkaloid dan saponin menghasilkan negatif.
VII.KESIMPULAN
Praktikum kali ini uji flavonoid dan fenol hasilnya positif. Dan alkaloid serta
saponin hasilnya negatif
VIII.DAFTAR PUSTAKA
Alimin M.S, Yunus dan Idris I. 2007. Kimia Analitik. Makassar : UIN Alauddin.