Kelas : SF23-2A
DISUSUN OLEH :
AINUN NIA SILVIA SEFTIANI 332198223047
FANESSHYA ATHAYA RAMADHANI 332198223111
MUTIA AIDA HUSNAWATI 332198223058
SALSABILA ZALFA ZAHRA 332198223016
A. Latar Belakang
Botani adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, termasuk hampir semua
organisme eukariotik yang dapat berfotosintesis. Mempelajari botani erat kaitannya dengan
taksonomi. Taksonomi adalah bagian utama sistematika yang mencakup empat komponen
yaitu deskripsi, identifikasi, nomenklatur, dan klasifikasi. Identifikasi suatu tumbuhan adalah
proses mencocokkan suatu spesimen tumbuhan yang belum dikenal dengan takson yang sudah
dikenal dengan melihat deskripsi morfologi akar, batang, daun, (bunga, buah, dan biji jika ada).
Amilum atau pati salah satu metabolit yang secara kimia merupakan senyawa karbohidrat
yang komplek (polimer) dan pada sel berupa butiran. Secara mikroskopis butiran amilum atau
pati dari jenis tumbuhan tertentu terbentuk khas sehingga dapat dijadikan sebagai identitas
tumbuhan tersebut.
Pati umumnya disimpan dalam amiloplas. Inulin tersimpan dalam vakuola. Protein
(aleuron) terakumulasi dalam vakuola. Lipida terdapat dalam elaeoplas dan vakuola. Kristal
garam (kalsium karbonat dan kalsium oksalat) terdapat dalam vakuola. Silika pada dinding sel,
dan pigmen, dalam plastid dan vakuola.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui, nama latin, tanaman asal, nama familia, zat berkhasiat, organoleptis sel
ergastik amilum jagung dan amilum kayu rapet.
2. Mengetahui sel ergastik, letak, dan bentuk amilum jagung.
3. Mengetahui sel ergastik, letak, dan bentuk amilum kayu rapet.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengenali bentuk sel ergastik amilum singkong, amilum jagung dan
amilum kayu rapet.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi organoleptis pada amilum jagung dan kayu rapet.
3. Mahasiswa mampu mengamati sel ergastik amilum jagung dan amilum kayu rapet dengan
perbesaran 10x, 40x, dan 100x pada mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Simplisia
Simplisia atau herbal yaitu bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan
untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan simplisia tidak lebih dari 600C (Ditjen POM, 2008). Istilah simplisia dipakai
untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau
belum mengalami perubahan bentuk (Gunawan, 2010). Jadi simplisia adalah bahan
alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga
dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi
tiga golongan yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral (Melinda,
2014).
Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk cabangnya silinder dan terdiri
atas beberapa ruas serta buku ruas. Adapun tingginya tergantung varietas dan tempat
penanaman, umumnya berkisar 60-250 cm. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak
lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga
berada pada bunga yang berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan
terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di bagian daun ke-6 atau ke-8 dari
bunga jantan.
Rambut jagung adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah Zea mays L.,
berupa benang-benang ramping, lemas, agak mengkilat, dengan panjang 10-25 cm dan
diameter lebih kurang 0,4 mm. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran
stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga
30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung
pada panjang tongkol dan kelobot. Tanaman jagung menghasilkan satu atau beberapa
tongkol. Tongkol muncul dari buku ruas berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi
tongkol. Pada tongkol terdapat biji jagung yang tersusun rapi. Dalam satu tongkol terdapat
200-400 biji.
E. Amilum Kayu Rapet
Amilum kayu rapet dengan nama latin Parameria laevigara (Juss) moldenke, suku
dari Apocynaceae, mengandung flavonoida, politenol, saponin & tannin. tanaman berakar
tunggang ini antara lain, dia merupakan tanaman semak menjalar. Panjangnya kurang lebih
4 meter. Batang kayu rapet membelit, berbentuk bulat, berkayu, berambut, cokelat. Daun
kayu rapet berjenis tunggal, lanset, berhadapan, pangkal dan daun meruncing. Daun
mudanya berwarna hijau kemerahan. Setelah dewasa, daunnya akan beralih menjadi
berwarna hijau, berhadapan, pertulangan menyirip, dengan panjang daun 5-12 cm, lebar 2-
5 cm, bertangkai panjang 2-4 cm. Kayu rapet memiliki bunga berbentuk malai. Bunga kayu
rapet bersifat majemuk dengan mahkota berbentuk corong berwarna putih dengan panjang
2-2,5 cm. Tanaman ini berbunga pada bulan Juni-Oktober. Ketika berbuah, buahnya
berwarna merah, berisi 4-10 biji.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
C. Prosedur kerja
1. Ambil serbuk amilum/pati, amati makroskopis, dan organoleptisnya.
Untuk makroskopis, amati dan catat warna dan teksturnya, bagaimana butirannya.
Untuk organoleptis, dekati butiran amilum ke hidung dan perhatikan apakah ada aroma
dari butiran amilum tersebut. Lalu, ambil sedikit butir amilum dengan ujung jari dan
letakkan di ujung lidah. Perhatikan bagaimana rasa dari butir amilum tersebut. Catat
hasilnya pada halaman lembar hasil pengamatan.
2. Untuk pengamatan mikroskopis, buatlah preparat/sediaan terlebih dahulu dengan
mengambil sedikit serbuk amilum (gunakan jarum pentul) dan letakkan di kaca objek.
Teteskan air secukupnya dengan menggunakan pipet tetes, dan tutup dengan kaca
penutup. Amati di bawah mikroskop mulai dari perbesaran yang paling kecil sampai
besar. Perhatikan bentuk amilum, catat pada lembar pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mikroskopis fragmen pengenal yang didapat menggunakan mikroskop adalah amilum dengan
pembesaran 10x, 40x dan 100x
B. Kayu rapet (Parameria laevigara)
Kayu rapet dengan nama latin parameria laevigara suku dari Apocynaceae mengandung
Flavonoida,polifenol,saporin dan tanin
Data nama latin, nama simplisia, nama tanaman asal, famili, isi, khasiat, dan
organoleptis.
Data Praktikum
Nama Latin Parameria laevigara
Nama Simplisia Kayu rapet
Nama Tanaman Asal Parameria laevigara moldenke
Famili Apocynaceae
Mikroskopis fragmen pengenal yang didapat menggunakan mikroskop adalah parameria laevigara
dengan pembesaran 10x dan 100x
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Protoplas dinyatakan, bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen
sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung
protoplasma yaitu zat-zat kehidupan.
2. Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi
cair dan padat. Komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang bersifat cair
itu terdapat di dalam vakuola dan komponen non protoplasmik (benda ergastik)
yang lazimnya berbentuk butiran padat Kristal Ca-oksalat, Kristal an-organik,
butir amilum dan aleuron.
3. Pada butir Amilum benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini
dalam sel ini dibentuk oleh plastid-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan
kloroplas. Butir Aleuron Pada tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein
aktif dan protein pasif. Yang dimaksud dengan protein aktif adalah protein-
protein pembentuk protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein
makanan cadangan.
B. Saran
Untuk dapat melihat jaringan-jaringan yang terdapat di dalam sampel praktikum harus
teliti dalam pengolahan simplisia dan penglihatan di bawah mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA