Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PERCOBAAN 3
PEMBUATAN DAN IDENTIFIKASI AMILUM

Disusun oleh:
Devita Desria (10060322053)
Nina Renata (10060322056)
Alifah Malebina Aryan (10060322057)
Wulandari Sri Wijaya (10060322058)
Shift/Kelompok :B/4
Tanggal Percobaan Praktikum : Rabu, 11 Oktober 2023
Tanggal Pengumpulan Laporan : Rabu, 25 Oktober 2023
Nama Asisten : , S. Farm.

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M / 1444 H
I. TUJUAN PRAKTIKUM
I.1 Dapat membuat amilum dari bahan segar jagung
I.2 Dapat mengidentifikasi amilum dari bahan segar jagung

II. TEORI DASAR


II.1 Amilum
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian
(Poedjiadi, 2009). Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat
dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan
biji-bijian. Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai
wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan
dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-
jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50
-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang. Amilum
terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer
dariglukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin (Yani,
2015).
Amilum merupakan homopolimer glukosan dengan ikatan aglikosidik.
Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi
terlarut disebut amilosa dan fraksi tidsk larut disebut amilopektin. Amilosa
mempunyai sturktur lurus sedangkan amilopektin mempunyai cabang (Pramesti,
2015).

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,


dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera)
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna
ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan
untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan. Beberapa parameter yang
dilakukan sebagai standar mutu tanaman, meliputi pemeriksaan organoleptis,
pengamatan terhadap morfologi dan anatomi, serta identifikasi kandungan kimia.
Amylum yang terkenal atau biasa digunakan di dunia farmasi, yaitu Amylum
manihot (pati singkong), Amylum maydis (pati jagung), Amylum oryzae (pati
beras), Amylum solani (pati kentang), dan Amylum tritici (pati gandum) (Yani,
2015).

II.2 Klasifikasi Tanaman Jagung.


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminaceae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Ekowati, 2011).
II.3 Morfologi Tanaman Jagung.
Jagung merupakan tanaman semusim. Dalam satu siklus hidupnya
terjadi selama 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan
biji-bijian (serelia) dari keluarga rumput-rumputan (Arianingrum,
2014).
Akar tanaman jagung merupakan akar serabut yang tumbuh di
bagian pangkal batang dan menyebar luas sebagai akar lateral
Kemudian akar seminal yang tumbuh ke bawah dari lembaga biji
jagung. Batang tanaman jagung bulat silindris dan beruas-ruas, dan
pada bagian pangkal batang beruas cukup pendek dengan jumlah
sekitar 8-20 ruas. Dan rata-rata tinggi tanaman jagung antara satu
sampai tiga meter dia atas permukaan tanah. Sedangkan daun tanaman
jagung berbentuk pita atau garis dan jumlah daunnya sekitar 8-48 helai
tiap batangnya, tergantung pada jenis atau varictas yang ditanam.
Panjang daun 30 cm 45 cm dan lebarnya antara 5 em 15 cm (Warisno,
2010).
Setiap tanaman jagung biasanya terdapat bunga jantan dan bunga
betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga
di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol
jagung. Bunga jantan yang terdapat di ujung tanaman masak lebih
dahulu dari pada bunga betina. Persarian yang terbaik terjadi pada pagi
hari, jumlah serbuk sari yang ada diperkirakan sekitar dua sampai lima
juta per tanaman. Pada waktu itu terjadi proses penempelan serbuk sari
pada rambut. Serbuk sari terbentuk selama 7-15 hari. Persarian jagung
umumnya dibantu oleh angin (Warisno, 2010).
Buah tanaman jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun
pembungkus (Gambar 2.1). Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan
kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada
umumnya jagung memiliki barisan biji yang melitit secara lurus atau
berkelok-kelok pada tongkol dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji
jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kult bijs, endosperm dan
embrio (Syafruddin & Fadhly, 2014).
Biji jagung berkeping tunggal, berderet rapi pada tongkolnya. Pada
setiap tanaman jagung ada satu tongkol, kadang-kadang ada yang dua.
Setiap tongkol terdapat 10-14 deret biji jagung yang terdiri dari 200-
400 butir biji jagung Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio
dari organisme pengganggu dan kehilangan air; endosperm, sebagai
cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung
90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya: dan embrio
(lembaga), sebagai calon tanaman yang terdiri atas plamule akar I
radikal, scutelum dan koleoptil (Subekti, 2010).

III. ALAT DAN BAHAN


IV. PROSEDUR PERCOBAAN
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Arianingrum, R. (2014). Kandungan Kimia Jagung Dan Manfaatnya Bagi


Kesehatan.Jurnal Budidaya Pertanian.
Ekowati, D dan M. Nasir. (2011). Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays. L)
Varietas Bisi 2 pada Pasir Reject dan Pasir Asli di Pantai Trisik
Kulonprogo. Fakultas Biologi, Universitas Yogyakarta. 3 (18) : 220-231
Pramesti, H. A., Siadi, K., & Cahyono, E. (2015). Analisis rasio kadar
amilosa/amilopektin dalam amilum dari beberapa jenis umbi. Indonesian
Journal of Chemical Science, 4(1).
Subekti, N. A. (2010). Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung.
Teknik Produksi dan Pengembangan Tanaman Jagung , 20-21.
Syafruddin, & Fadhly, A. F. (2014). Budidaya Jagung untuk Produksi Benih.
Pelatihan Peningkatan Kemampuan Petugas Produksi Benih Serealia. 14-
16.
Warisno. (2010). Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Yani, M. (2015). Mengendalikan kadar kolesterol pada hiperkolesterolemia.
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 11(2).

Anda mungkin juga menyukai