Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI & FITOKIMIA


PENGAMATAN DAN IDENTIFIKASI AMILUM

Disusun Oleh :
Nama : Putriyanny Ratnasari
NIM : 22010316140029

Tanggal Praktikum :
Senin, 28 Agustus 2017

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

Acara Praktikum I

PENGAMATAN AMILUM
I. TUJUAN
1.1 Mahasiswa dapat mengetahui bentuk anatomi amilum secara mikroskopik dari
beberapa sampel tumbuhan (jenis amilum)
1.2 Mahasiswa dapat memastikan keberadaan amilum dalam beberapa sampel
dengan uji larutan I-KI
II. DASAR TEORI
II.1Amilum & Peran amilum dalam Farmasi
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian
(Poedjiadi, A. 2009).
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada
kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai
wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga
tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman,
dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering
umbi kentang (Gunawan,2004).
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 28 %) dan sisanya
amilopektin.
Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan
1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar
mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6- glikosidik. adanya
ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terdjadinya cabang, sehingga molekul
amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit
glukosa (Poedjiadi, A. 2009).
Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa)
dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh
asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir
kuantitatif (Gunawan, 2004).
Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa
adalah C6H11O6 dan rumus bangun dari - D- glukosa. Amilum dapat
dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam
air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase
yang bekerja terhadap amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim
amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk maltosa
(Poedjiadi,A. 2009).
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh
dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum,
jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati
tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan
bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan
Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi
adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum
tuberosum), ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot
utilissima) (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi
dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan
Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu
polygonal, membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm.
Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam,
masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai
bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan
pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspensi
amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan
iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai
basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).
Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri
farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti
daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya
digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir
baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara
granulasi basah (Anwar, 2004).
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan
sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan
tasmbahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar,
pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam
pasaran adalah Volex (Gunawan, 2004).
Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan
penghancur atau pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu
hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsuni H,A. 2007).
II.2 Klasifikasi & Morfologi Tanaman
a. Singkong
- Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Bangsa : Manihoteae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima
- Morfologi:
Tanaman singkong tidak memiliki bunga, termasuk tanaman
berkormus karena memiliki akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman
235 cm, berumur 2 bulan. Tanaman saingkong mempunyai sistem
perakaran serabut, akar berwarna putih kekuningan, panjang akar 30
cm, panjang rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar
menggembung berisi cadangan makanan.
Permukaan batang berwarna coklat, dalam batang berwarna
putih kekuning-kuningan, memiliki diameter selebar 2-4cm, batangnya
beruas-ruas.
Permukaan daun rata, tulang daun menjari, jenis daun tunggal,
bentuk daun lingkaran, daun berwarna hijau (berklorofil), tangkai daun
berwarna merah, ujung daun lancip, tangkai daun panjang, berwarna
kemerahan.
Bunga berukuran sangat kecil, berwarna putih, kelopak
berjumlah 5 buah berwarna hijau dan berukuran lebih besar dari
ukuran bunga, bunga tidak memiliki alat kelamin jantan maupun
betina. Umbi memiliki diameter 2-5cm, panjang 20-60cm, daging
umbi berwarna putih/ kekuning-kuningan, kulit umbi berwarna coklat,
dagingnya bergetah.
b. Ubi jalar
- Klasifikasi
Kindom : Plantae / Plants
Sub kingdom : Tracheabionta / Vasculer Plants
Super divisi : Spermathopyta / Seed Plants
Divisi : Magnoliopsida / Flowering Plants
Kelas : Magnoliopsida / Dicotyledons
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanes
Familia : Convulvulaceae / Morning Glory Family
Genus : Ipomoea L . / Morning glory
Species : Ipmoea batatas L . ( Lam )
- Morfologi
Batang tanaman ubi jalar berbentuk bulat , tidak berkayu ,
berbuku-buku dan tumbuh dengan merambat . Panjang batang tanaman
ubi jalar 2- 3 m . Sedangan ukuran pada batang yaitu tergantung
varietes misalya besar , sedang dan kecil , serta memiliki warna batang
hijau tua dan ada juga yang berwarna keunguan.
Ubi memiliki bentuk umbian yang bulat tidak rata dan kadang
juga berbentuk lonjong. Berat ubi yang ideal yaitu 200 300 gram per
ubi . Dan memiliki warna putih , kuning dan juga warna keunguan ,
dan memiliki kulit yang sangat ah tipis .
Daun berbentuk bulat dan juga lonjong dengan tepi yang rat
dan memiliki lekukan yang sangat lah dalam . Sedangkan memiliki
bagian ujung daun yang sangat lah tajam . Daun biasanya memiliki
warna hiaju tua dan juga kekuning kuningan .
Bunga ubi jalar memiliki bentuk terompet tersusun dengan lima
helai daun mahkota , lima helai dauan bunga dan satu helai putik .
Mahkota bunga berwarna putih , bunga ubi jalar mekar pada pagi jika
terjadi penyerbukaan maka akan terjadi buah.
Buah ubi jalar berbentu bulat , berkulit keras dan berbiji .
c. Kentang
- Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum L
- Morfologi
Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Daunnya terletak
berselang-seling pada batang tanaman. Daun berbentuk oval agak bulat
dan meruncing, dan bertulang daun menyirip seperti duri ikan. Daun
berkerut-kerut dan permukaan bagian bawah daun berbulu. Warna
daun hijau muda sampai hijau tua hingga kelabu. Ukuran daun sedang
dengan tangkai pendek. Daun tanaman berfungsi sebagai tempat proses
asimilasi dalam rangka pembentukan karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral. Hasil fotosintesis atau asimilasi digunakan dalam
pertumbuhan vegetatif, pertumbuhan generatif, respirasi, dan
persediaan makanan
Batang berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung
varietasnya, tidak berkayu, dan bertekstur agak keras. Batang kentang
umumnya lemah sehingga mudah roboh bila terkena angin kencang.
Warna batang umumnya hijau tua dengan pigmen ungu. Batang
bercabang-cabang dan setiap cabang ditumbuhi oleh daun-daun yang
rimbun. Permukaan batang halus. Ruas batang tempat tumbuhnya
cabang mengalami penebalan. Diameter batang kecil dengan panjang
mencapai 1,2 m. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat hara dari
tanah ke daun, juga untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke
bagian tanaman yang lain (Sa-madi, 2007).
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan
serabut. Akar tunggang bisa menembus tanah sampai kedalaman 45
cm, sedangkan akar serabut tumbuh menyebar kearah samping dan
menembus datar. Akar tanaman berwarna keputih-putihan dan
berukuran sangat kecil. Akar tanaman berfungsi untuk me- nyerap zat-
zat hara yang diperlukan tanaman untuk memperkokoh berdirinya tan-
taman
Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada juga yang tidak
ber-bunga,tergantung varietasnya. Warna bunga bervariasi, kuning atau
ungu. Kentang varietas Desiree berbunga ungu, varietas Cipanas,
Segunung, dan Cosima bunga dan be-nang sarinya berwarna kuning
sedangkan putiknya berwarna putih. Bunga kentang tumbuh dari ketiak
daun teratas. Jumlah tandan bunga juga bervariasi. Bunga kentang
berjenis kelamin dua. Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan
menghasilkan buah dan biji. Buah berbentuk buni dan di dalamnya
terdapat banyak biji.
Umbi kentang terbentuk dari cabang samping diantara akar-
akar. Umbi berfungsi untuk menyimpan bahan makanan sepeti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Ukuran, bentuk,
dan warna umbi kentang bermacam-macam, tergantung varietasnya.
Bentuk umbi ada yang bulat, oval agak bulat, dan bulat panjang. Umbi
kentang ada yang berwarna kuning, putih, dan merah. Umbi kentang
memiliki mata tunas sebagai bahan perkembangbiakan, yang
selanjutnya akan dapat menjadi tanaman baru. Selain mengandung zat
gizi, umbi kentang mengandung solanin. Zat ini bersifat racun
berbahaya bagi yang memakannya. Racun solanin tidak dapat hilang
apabila umbi tersembul keluar dari tanah dan terkena sinar matahari.
Umbi kentang yang masih mengandung racun solanin berwarna hijau
walaupun telah tua.

d. Padi
- Klasifikasi
Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
- Morfologi
Tanaman padi termasuk tanaman setahun atau semusuim yang
berbentuk herba. Tinggi tanaman mencapai 120 cm. Bagian tanaman
secara garis besar terdapat bagian vegetatif dan generatif.
Sistem perakarnya merupakan sistem perakaran serabut (radyx
adventica), letak susunn akarny tidak dalam kira kira pada kedalaman
30 cm. Karena itu akar banyak mengambil makanan dari tanah yang
berada di atas.
Batang pada Oryza sativa tersusn dalam rangkaian beruaas-ruas
(internodus), dan diantara ruas satu dengan lainnya dipisahkan oleh
buku (nodus). Ruas batang didalamnya beronga rongga dan berbentuk
bulat (teres), dari atas kebwah ruas batang semakin pendek dan ruas
paling pendek berada pada bagian batang palin bawah.
Daun termasuk daun tunggal terdiri dari helaian daun (lamina)
dan pelepah daun (vagina) yang menyelubungi batang. Bangun daun
berbentuk garis (linearis), pada berbatasan antara daun dan pelepah
daun terdapat lidah daun (ligula). Didalam ketiak daunterdapat kuncup
yang tumbuh menjadi batang. Tulang daun sejajar (rectinervis).
Bunganya, termaksud bunga majemuk dalam karanga bunga
malai (panicula). Tiap panicula terdiri dari kumpulan bunga yang
disebut spica, setiap spica terdiri dari satuatau lebih bunga disebut
flosculus. Sumbu utama tempat melekatnya spicula disebut rachis,
sumbu dari spicula disebut rachilla. bunga bisexualis, flosculus
mempunyai 2 sekat kelopak yang besar disebut lemma dan ukuran
yang lebih kecil disebut palea. Dibawah lemma terdapat gluma I dan
gluma II. Alat kelaminterdiri dari benang sari sebanyak 6 buah, tangkai
sariny endek dan tipis. Putik mempunyai 2 buah tangkai dengan epala
putik yang berbentuk seperti bulu, letak ovulum seperum dan
carpellum 2 buah. Termasuk kedalam buah cariopsis yang sehari hari
disebut biji padi atau bulir, gabah sebenarnya bukan bijimelainkan
buah padi.
e. Gandum
- Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : T. aestivum L
- Morfologi
Pada umumnya, kernel berbentuk ofal dengan panjang 68 mm dan
diameter 23 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki
tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian
kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ). Bagian
kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena
merupakan satu kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit ini
biasanya dapat dipisahkan melalui proses penggilingan.
f. Jagung
- Klasifikasi
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

- Morfologi
Deskripsi Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu
siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari
siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai
3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m.
Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari
buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman.
Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang
muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin. Batang jagung tegak dan mudah terlihat,
sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman
berbentuk roset. permukaan yang halus sampai berbulu. Batang tidak
memiliki tangkai.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang.
Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar
dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter. Warna hijau tua
dengan permukaan yang berbulu.
Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh
semacam pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah
tangkai putik. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum
bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut
floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal:
gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh
dari buku, di antara batang dan pelepah daun.

III. METODE PENELITIAN


III.1 Alat
a. Erlenmeyer
b. Stamper
c. Mortir
d. Pipet tetes
e. Preparat
f. Objek glass
g. Mikroskop
h. Plat tetes
i. Tissue
j. Lap
k. Ose tajam
III.2 Bahan
a. Singkong
b. Ubi rambat
c. Kentang
d. Padi
e. Gandum
f. Jagung
g. Air
h. Larutan I-KI

III.3 Cara kerja


a. Pengamatan bentuk anatomi amilum sampel secara mikroskopik (jenis
amilum)
1. Sampel disiapkan : Singkong, Ubi jalar, Kentang, Beras, Gandum, Air,
Larutan I-KI
2. Sampel ditumbuk di dalam mortir dengan menggunakan stamper,
sampai agak halus.
Kecuali untuk kentang, tidak ditumbuk, namun langsung diambil
menggunakan ose tajam
3. Setelah halus, sampel dimasukan ke erlenmeyer dan ditambahkan air
secukupnya
4. Sampel dalam bentuk larutan diambil menggunakan pipet tetes,
diteteskan ke preparat dan ditutup dengan objek glass
5. Diamati dibawah mikroskop
b. Uji keberadaan amilum
1. Sampel yang sebelumnya sudah dilarutkan, diambil menggunakan
pipet tetes dan diteteskan ke plat tetes
2. Diteteskan larutan I-KI
3. Diamati Perubahan warna yang terjadi
IV. HASIL PENGAMATAN
a. Pengamatan bentuk anatomi amilum sampel secara mikroskopik (jenis
amilum)

No Sampel Hasil Keterangan


1. Singkong Terdapat:
(Manihot Lamela (garis-garis)
Hilus (titik)
utilissima)

Perbesaran : 40 X
2. Ubi Jalar Terdapat:
(Ipmoea Lamela (garis-garis)
Hilus (titik)
batatas L)

Perbesaran : 40 X
3. Kentang Terdapat:
(Solanum Lamela (garis-garis)
Hilus (titik)
tuberosum
L)

Perbesaran : 40 X
4. Padi Terdapat:
(Oryza Lamela (garis-garis)
Hilus (titik)
sativa L.)

Perbesaran : 40 X
5. Gandum Terdapat:
(T. Lamela (garis-garis)
Hilus (titik)
aestivum
L)

Perbesaran : 40 X
6. Jagung Terdapat:
(Zea mays Lamela (garis-garis)
Hilus (titik)
L)

Perbesaran : 40 X

b. Uji keberadaan amilum

NO Perlakuan Hasil Keterangan Warna


1.Kentang
2 3
1 Jernih
2.Singkong
Jernih
Sebelum 3. Beras
Jernih
1. Penetesan
4. Jagung
4 5 6
Larutan I-KI Jernih
5. Gandum
Jernih
6. Ubi rambat
Jernih
2. 5 Setelah 6
1.Kentang
Larutan kuning
Penetesan
Endapan hitam
Larutan I-KI 2.Singkong
Larutan hitam keunguan
Endapan hitam
2
1 3. Beras
Larutanhitam kemerahan
Endapan hitam
4. Jagung
Larutan kecoklatan
3 4
Endapan hitam
5. Gandum
Larutan hitam keunguan
Endapan hitam
6. Ubi rambat
Larutan kuning
Endapan hitam
V. PEMBAHASAN
Praktikum Farmakognosi Fitokimia berjudul Pengamatan Amilum
dilaksanakan pada Hari Senin, 28 Agustus 2017 di Laboratorium Kering Gedung
E Lantai 5, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Praktikum ini bertujuan
supaya mahasiswa dapat mengetahui bentuk anatomi amilum secara makroskopik
dari beberapa sampel serta memastikan keberadaan amilum dalam beberapa
sampel dengan uji larutan I-KI. Sampel yang digunakan ada 5, yaitu singkong, ubi
jalar, kentang, beras dan gandum.
V.1 Pengamatan bentuk anatomi amilum sampel secara mikroskopik (jenis
amilum)
Sampel disiapkan, lalu ditumbuk didalam mortir menggunakan
stamper sampai agak halus, dimasukan ke erlenmeyer, ditambahkan sedikit air,
diambil oleh pipet tetes, diteteskan ke preparat, ditutup dengan objek glass,
lalu diamati dibawah mikroskop.
a. Singkong
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot
utillissima Pohl. Secara Mikroskopik : butir tunggal, agak bulat atau
bersegi banyak, butir kecil diameter 5m sampai 10m, butir besar
bergaris tengah 20m sampai 35m, hilus di tengah berupa titik, garis
lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir majemuk
sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama bentuknya.
Salah satu fungsi dariamilum manihot adalah sebagai bahan
pengikat dalam pembuatan tablet. Sangatcocok digunakan sebagai bahan
pengikat pada pembuatan tablet dengan metodagranulasi basah dengan
cara dibuat mucilago terlebih dahulu.Pemerian serbuk halus berwarna
putih, kelarutan praktis tidak larut dalamair dingin dan dalam etanol, tetapi
larut dalam air panas. Untuk 1g amilummanihot larutkan dalam 50 ml air
panas selama kurang lebih 1menit, dinginkansampai terbentuk larutan
kanji yang encer. Penambahan amilum berfungsi sebagai bahan pengatur
aliran serta sebagai bahan pengikat dan penghancur (Voigt, 1984).Selain
itu mucilago amilum bersifat netral dan non reaktif sehingga
dapatdigunakan dengan kebanyakan zat aktif. Amilum manihot sebagai
bahan pengikat biasanya digunakan dalam konsentrasi 5-10% (Banker and
Anderson, 1994)
b. Ubi Rambat
Menurut Lukmayani (2016), amilum ubi rambat kuning dan
ungu berupa serbuk halus, berwarna kuning keputihan dan merah muda,
tidak berasa, tidak berbau, bentuk butir pati tidak beraturan, hilus dan
lamela nampak jelas, serta tidak larut dalam etanol 95% dan air. Amilum
ubi jalar kuning dan ungu memilikipersen kompresibilitas 53,43% dan
55,00%, waktu alir serbuk 4 detik, sudut diam 21,61 dan 18,42,
kandungan air 6,50% dan 6,05%, susut pengeringan 7,71% dan 6,52%,
indeks pengembangan 21,3 dan 19,9 mL/gram, serta pH 4,28 dan 4,71.
c. Kentang
Amylum solani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari
umbi solanum tuberosum (familia Solanaceae).Yang berupa serbuk sangat
halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak
beraturan, atau bulat telur ukuran 30 m sampai 100 m, atau membulat
ukuran 10 m sampai 35 m, butir majemuk jarang, terdiri dari 2 sampai
4, hilus berupa titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris
jelas terlihat, jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk
silang berwarna hitam memotong pada hilus.
d. Padi
Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari
biji Oryza sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan
putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 m
sampai 5 m, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 m
sampai 20 m. hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella
konsentris. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang
berwarna hitam, memotong pada hilus.
e. Gandum
Amylum tritici (pati gandum) memiliki butir tunggal
besar,dilindungi oleh butiran kecil .Bentuk serupa lensa bundar atau
jorong,kadang-kadang berbentuk ginjal. Hilus terletak ditengah tidak jelas,
Berupa titik atau celah.Lamela tidak jelas.Bentuk nya mirip dengan
Amylum solani, namun butiran dari Amylum tritici lecih renggang dan
kecil.
f. Jagung
Amylum maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea
mays L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih.
Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2
m sampai 23 m atau butir bulat dengan diameter 25 m sampai 32 m,
hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5,
tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak
bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus
V.2 Uji Keberadaan Amilum
Uji ini membutuhkan sampel yang sudah dilarutkan, pada percobaan
sebelumnya. Sampel diambil menggunakan pipet tetes, lalu diteteskan ke plat
tetes. Selanjutnya diteteskan larutan I-KI beberapa tetes, dan diamati
perubahan warna yang terjadi.
Proses pelarutan membutuhkan air. Hal ini sesuai dengan Yudistira
(2011) yaitu penambahan aquades pada larutan karohidrat tidak
mengakibatkan adanya perubahan. Iodin ditambahkan dalam sampel dan hasil
yang diperoleh dari perlakuan ini adalah larutan berubah warna. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Awan (2011) bahwa iodin yang ditambahkan
mengakibatkan perubahan warna pada sampel karbohidrat.

VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
a. Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian.
Amilum pada setiap tumbuhan berbeda jenisnya. Pada praktikum ini, yaitu
singkong (Amilum manihot), ubi rambat, kentang (amilum solani), padi
(amilum oryzae), gandum (amilum tritici), dan jagung (amilum maydis).
Karakteristik dari jenis amilum berbeda-beda.
b. Keberadaan amilum dalam tumbuhan dapat dibuktikan dengan uji larutan I-
KI (Iodin). Dengan adanya perubahan warna, maka membuktikan bahwa
sampel tumbuhan tersebut mengandung amilum.

DAFTAR PUSTAKA

Awan, Rry. 2012.Reaksi Uji Karbohidrat (Praktikum Biokimia). Diakses pada tanggal
3 September 2017.
Banker,G.S dan N.R Anderson.1986. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy.
Philadelphia : Lea and Febinger.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Gunawan,D.,Mulyani,S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Poedjiadi. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas Indonesia Press.
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : UGM Press.
Yudistira. 2011. Apa Itu Air Aquadest. http://aditiyayudistira. Diakses pada tanggal 3
September 2017.

Anda mungkin juga menyukai