Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KUALITATIF

SIMPLISIA CORTEX

I. TUJUAN
Untuk mengetahui dan membedakan maca-macam simplisia kulit (coetex) secara
makroskopik, mikroskopik, dan kimiawi.

II. TEORI DASAR


2.1 Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Simpisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia nabati dan
simplisia hewani. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia
yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh
hewan dan belum berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelikan
(mineral) yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum
diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni
(Depkes RI, 1978).
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan/kotoran
hewan, tidak menyimpan bau dan warna, tidak mengandung cendawan, tidak
mengandung bahan lain yang beracun dan berbahaya (Depkes RI, 1989).
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
1. Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan
rasa, dari simplisia tersebut.
2. Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau
dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang
digunakan untuk simplisia.
3. Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk
dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
4. Histokimia merupakan cabang ilmu histologi mengenai susunan dan perubahan
yang terjadi di jaringan manusia,tumbuhan dan hewan. Dalam praktikum kali
ini, uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan
yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat – zat
kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga
mudah dideteksi. (Anonim,1987)
Cortex adalah bagian terluar dari tanaman berkayu, meliputi : kulit batang,
cabang, atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Saat tumbuhan sudah cukup
besar umumnya zat bekhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid. Cortex juga
merupakan bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kabium dapat berasal
dan akar, batang, dan cabang.
Susunan korteks apabila diamati dilihat penampang melintangnya terdapat :
1. Sel gabus, pada cortex gunanya untuk mempertahankan diri terhadap keadaan
luar, misalnya karena sudah tua
2. Floem, gunanya untuk mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian
tanaman
3. Sel parenkim, didalamnya terdapat sel batu, kristal oksalat berbentuk prisma
atau drust, dan amilum
4. Jari-jari empulur, terdapat kristal pksalat dan amilum
2.2 Klasifikasi Tumbuhan yang Diamati

1. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Familia : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum verum
2. Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex)
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Sub divisi : Magnoliosida
Ordo : Magnoliales
Family : Magnoliasea
Genus : Magnolia
Spesies : Magnolia champaca
3. Kulit Batang Delima (Granati Cortex)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom : Treahebionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi : Spematophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliohyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua atau dikotil)
Sub kelas : Rosiadae
Ordo : Myrtales
Familia : Punicaceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum L.
2.3 Kandungan Kimia dan Khasiat pada Simplisia Cortex

1. Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex)


Kandungan kimia dalam kulit kayu manis adalah sinamaldehide 60-
75%, eugenol 66-80%, minyak asiri 0.5-1%, tannin, kalsium oksalat, damar,
dan zat penyamak. Komponen lainnya dari minyak atsiri betakarofilen, etil
sinamat, metil kavikol, dan linalool. Kayu manis juga mengadung cinzelanol,
kumarin, felandren, dan benzyl benzoate.
Khasiat dari kulit kayu manis yaitu untuk penghilang rasa sakit
(analgesic), penambah nafsu makan (stomachica), peluruh keringat
(diaphoretic), anti rematik, serta peluruh kentut (carminative).
2. Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex)
Kandungan kimia dalam kulit batang cempaka adalah alkaloid, zat
samak, damar, resin, dan tannin.
Khasiat dari kulit batang cempaka yaitu untuk demam, pusing (vertigo),
badan terasa lemah, radang tenggorokan, gangguan pencernaan, menambah
nafsu makan, rematik, keputihan, haid tidak teratur dan cacingan.
3. Kulit Batang Delima (Granati Cortex)
Kandungan kimia dalam kulit batang delima adalah alkaloid dan
flavonoid yang mempunyai aktivitas antimikroba.
Khasiat dari kulit batang delima yaitu untuk cacingan terutama cacing
pita, untuk batuk, dan untuk diare.

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat Yang Digunakan

1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Tabung reaksi
6. Beker glass
7. Loup
8. Pensil
9. Penghapus
10. Pipet Tetes
11. Tissue/lap

3.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu:

1. Simplisia kulit kayu manis(Cinnamomi Cortex)


2. Simplisia kulit batang cempaka (Champacae Cortex)
3. Simplisia kulit delima (Granati Cortex)
4. Kloralhidrat
5. Asam Sulfat P
6. Asam Sulfat 10 N
7. % HCL pekat P
8. NaOH P 5% b/v
9. NaOH P 5% b/v dalam etanol
10. Ammonia (25%)P
11. FeCL3 P 5% b/v

IV. PROSEDUR
4.1 Identifikasi Simplisia kulit batang (Cortex) secara makroskopik

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Ambil kulit batang kayu manis (Cinnamomi Cotex)
3. Daimati warna, bau dan bentuk sampel simplisia
4. Dicatat hasil pengamatan
5. Prosedur yang sama dilakukan terhadap kulit batang cempaka dan kulit
batang delima
4.2 Identifikasi simplisia kulit batang (Cortex) secara mikroskopik

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Diambil sedikit serbuk kulit batang kayu manis (Cinnamomi Cortex), diamati
warna dan rasanya, kemudian diletakkan pada objek glass
3. Ditambahkan 1-2 tetes kloralhidrat kemudian segera tutup dengan cover glass
4. Diamati fragmen pengenal dari serbuk kulit batang kayu manis (Cinnamomi
Cortex) di bawah mikroskop
5. Catat dan gambar hasil pengamatan
6. Prosedur yang sama dilakukan terhadap kulit batang cempaka dan kulit
batang delima

4.3 Identifikasi simplisia kulit batang (Cortex) secara kimiawi

simplisia Perlakuan Reaksi Positiv


Serbuk Kulit kayu 1. 2mg serbuk + 5
manis (Cinnamomi tetes Asam sulfat
Cortex) P
2. 2 mg serbuk + 5
tetes Asam Sulfat
10 N
3. 2 mg serbuk + 5
tetes HCL pekat P
4. 2 mg serbuk + 5
tetes NaOH 15 %
b/v
5. 2 mg serbuk + 5
tetes amonia
(25%) P
6. 2 mg serbuk daun +
5 tetes FeCL3 P
5% b/v
Serbuk Kulexit 1.2 mg serbuk + 5 1.Terbentuk warna
batang cempaka tetes Asam Sulfat coklat tua
(Champaca Cor) P 2.Terbentuk warna
2. 2 mg serbuk + 5 hijau kecoklatan
tetes Asam Sulfat 3.Terbentuk warna
10 N hijau kecoklatan
3. 2mg serbuk daun +
5 tetes NaOH 5% 4.Terbentuk warna
b/v dalam etanol coklat
4. 2 mg serbuk daun +
5 tetes Amonia 5.Terbentuk warna
25% b/v coklat kehijauan
5. 2 mg serbuk + 5
tetes FeCL3 5%
b/v
Serbuk Kulit 1. 2 mg serbuk daun + 1.Terbentuk warna
batang delima 5 tetes Asam coklat kekuningan
(Granati Cortex) Sulfat P 2.Terbentuk warna
2. 2 mg serbuk + 5 kuning kehijauan
tetes Asam Sulfat 3. Terbentuk warna
10 N kuning
3. 2 mg serbuk + 5
tetes NaOH 5% 4.Terbentuk warna
b/v dalam etanol coklat kemerahan
4. 2 mg serbuk + 5
tetes Amonia
(25%) b/v

V. HASIL PENGAMATAN

5.1 Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Makroskopik

Simplisia Hasil Pengamatan


Kulit kayu manis (Cinnamoni Cortex) Warna : Coklat kemerahan
Nama latin tanaman asal : Bau : Tidak berbau
Cinnamonum zeylanicum Bentuk : Potongan kulit
menggulung pada kedua sisi

Kulit batang cempaka (Champacae Warna : Coklat tua


Cortex) Bau : Khas aromatik
Nama latin tanaman asal : Bentuk : Menggulung
Michelia champaca L

.
Kulit batang delima (Granati Cortex) Warna : Coklat
Nama latin tanaman asal : Bau : Khas
Punica granatum L. Bentuk : Menggulung pada
kedua sisi

5.2 Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Mikroskopik

Simplisia Hasil Pengamatan


Serbuk Kulit Kayu Warna serbuk : Coklat kemerahan
Manis (Cinnamomi Bau : Khas
Cortex) Rasa : Agak manis
Fragmen pengenal :

Serat sklerenkim
amylum

Dinding dengan
penebalan kayu

Serbuk Kulit Warna serbuk : Coklat muda


Batang Cempaka Bau : Khas aromatik
(Champacae Rasa : Pahit
Cortex) Fragmen pengenal :

serabut
Serabut
dengan
jari-jari

amylum

Serbuk Kulit Warna serbuk : Kuning kehijauan


Batang Delima Bau : Khas
(Granati Cortex) Rasa : Agak Khas
Fragmen pengenal :

Sel gabus
poligonal
Parenkim floem dengan
hablur berderet

5.3 Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Kimiawi

Simplisia Perlakan Reaksi Positif Hasil Pengamtan

Kulit kayu 1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk 1. Terbentuk warna


manis kulit + 5 warna merah kecoklatan
(Cinnamomi tetes asam merah
Cortex) sulfat P. kecoklatan
2. 2 mg serbuk 2. Terbentuk 2. Terbentuk warna
kulit + 5 warna coklat tua
tetes asam coklat tua
sulfat 10N

3. 2 mg serbuk 3. Terbentuk 3. Terbentuk warna


kulit + 5 warna cokla muda
tetes HCl coklat
pekat P. muda

4. 2 mg serbuk 4. Terbentuk 4. Terbentuk warna


kulit + 5 warna merah
tetes NaOH merah
P 5% b/v
5. 2 mg serbuk 5. Terbentuk 5. Terbentuk warna
kulit + 5 warna coklat
tetes coklat
ammonia P
25%.

6. 2 mg serbuk 6. Terbentuk 6. Terbentuk warna

kulit + 5 warna kuning

tetes FeCl3 kuning


LP

Kulit batang 1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk 1. Terbentuk warna


cempaka + 5 tetes warna coklat tua
(Champacae asam sulfat coklat tua
Cortex) P.
2. 2 mg serbuk 2. Terbentuk 2. Terbentuk warna
+ 5 tetes warna coklat muda
asam sulfat hijau
10N. kecoklatan

3. 2 mg serbuk 3. Terbentuk 3. Terbentuk wara


+ 5 tetes warna kuning kecoklatan
NaOH P hijau
5% b/v kecoklatan
dalam
etanol

4. Terbentuk 4. Terbentuk warna


4. 2 mg serbuk
warna coklat
+ 5 tetes
amonia coklat

(25%) P.
5. 2 mg serbuk 5. Terbentuk 5. Terbentuk warna
+ 5 tetes warna coklat kehijauan
FeCl3 P 5% coklat
b/v kehijauan

Kulit batang 1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk 1. Terbentuk warna


delima + 5 tetes warna coklat kekuningan
(Granati asam sufat coklat
Cortex) P. kekuninga
n

2. 2 mg serbuk 2. Terbentuk 2. Terbentuk warna


+ 5 tetes warna kuning kehijauan
asam sulfat kuning
10N kehijauan
3. 2 mg serbuk 3. Terbentuk 3. Terbentuk warna
+ 5 tetes warna kuning
NaOH P kuning
5% b/v
dalam
etanol

4. 2 mg serbuk 4. Terbetuk 4. Terbentuk warna

+ 5 tetes warna coklat kemerahan

amonia coklat
(25%) P. kemeraha
n

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami mengidentifikasi karakteristik dan fragmen-


fragmen pengenal simplisia Kulit Kayu Manis (Cinnamomi Cortex), Kulit Batang
Cempaka (Champacae Cortex), dan Kulit Batang Delima (Granati Cortex ) secara
mikroskopis dan makroskopis. Ketiga simplisia yang kami amati dan identifikasi
memiliki golongan famili yang berbeda-beda sehingga kemungkinan memiliki
karakteristik dan fragmen pengenal yang berbeda pula. Pengamatan kami awali dengan
mengamati secara makroskopis. Secara makroskopis kami amati warna, bentuk, bau
dari masing-masing simplisia cortex. Pada pengamatan simplisia Kulit Kayu Manis
(Cinnamomi Cortex) kami dapatkan cortex berwarna merah coklat muda, tidak berbau,
berbentuk lembaran menggulung. Sedangkan pada Kulit Batang Cempaka
(Champacae Cortex) warna cortex adalah coklat kekuningan, bau khas aromatik, dan
berbentuk lembaran mengulung. Dan pada simplisia kami yang ketiga yaitu pada Kulit
Batang Delima (Granati Cortex ) memiliki warna coklat muda, berbau khas, dan
berbentuk lembaran menggulung.

Selanjutnya kami melakukan identifikasi simplisia cortex secara mikroskopis.


Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat
untuk mengamati anatomi dan fragmen pengenal pada simplisia cortex. Untuk dapat
mengamati secara jelas, kami menambahkan beberapa tetes pelarut kloralhidrat pada
preparat simplisia cortex, karena larutan kloralhidrat itu sendiri memiliki fungsi untuk
melarutkan zat-zat protein pada simplisia. Sebaiknya tidak hanya menambahkan
beberapa tetes kloralhidrat namun harus juga dipanaskan terlebih dahulu sebelum
diamati dibawah mikroskop guna untuk melarutkan klorofil. Namun metode ini tidak
kami gunakan mengingat keterbatasan alat pada saat praktikum. Walaupun tidak
melakukan pemanasan pada preparat, kami menemukan beberapa fragmen-fragmen
pengenal pada simplisia cortex yang kami amati. Pada simplisia Kulit Kayu Manis
(Cinnamomi Cortex), fragmen pengenal yang kami temukan adalah amilum, serat
sklerenkim, dinding sel mengalami penebalan. Warna serbuk simplisia dari Kulit Kayu
Manis (Cinnamomi Cortex) adalah coklat kemerahan, bau khas aromatik, rasa agak
manis . Selanjutnya pada Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex) kami
menemukan 3 fragmen pengenal yaitu serabut, serabut dengan jari-jari, dan butir pati.
Warna serbuk Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex) adalah coklat muda, bau
khas aromatik, rasa pahit. Dan pada simplisia ketiga yaitu Kulit Batang Delima
(Granati Cortex) kami juga menemukan 3 fragmen pengenal yang terdiri dari parenkim
floem dengan hablur berderet, jaringan gabus berbentuk poligonal, butir pati . Warna
serbuk Kulit Batang Delima (Granati Cortex) adalah kuning kehijauan, berbau
khas,rasa agak kelat.
Identifikasi simplisia secara kimia bertujuan agar mengetahui dan mengenal
kandungan zat aktif yang berkhasiat dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat akan
memberikan warna yang khas sehingga mudah dideteksi. Pada identifikasi kimia pada
ketiga simplisia tersebut mendapatkan hasil yaitu pada simplisia Kulit Kayu Manis
(Cinnamomi Cortex), dengan menambahkan 2 mg serbuk kulit dan ditambah 5 tetes
asam sulfat P mendapatkan hasil terbentuknya warna merah kecoklatan. 2 mg serbuk
kulit ditambahkan dengan 5 tetes asam sulfat 10N didaptkan hasil terbentuknya warna
coklat muda. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5 tetes larutan HCL pekat P mendapatkan
hasil terbentuknya warna coklat muda. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5 tetes NaOH P
5% b/v mendapatkan hasilterbentuk warna merah. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5
tetes ammonia P 25% mendapatkan hasil terbentuk warna coklat. 2 mg serbuk kulit
ditambahkan 5 tetes FeCl 3 LP mendapatkan hasil terbentuk warna kuning. Dimana
identifikasi simplisia secara kimawi pada simplisia Kulit Kayu Manis (Cinnamomi
Cortex) mendapatkan hasil yang positif dimana sesuai dengan literatur.

Identifikasi simplisia secara kimia pada Kulit Batang Cempaka (Champacae


Cortex), dengan menambahkan 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5 tetes asam sulfat
pekat mendapatkan hasil terbentuk warna coklat tua. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5
tetes asam sulfat 10N mendapatkan hasil terbentuk warna coklat muda. 2 mg serbuk
kulit ditambahkan 5 tetes NaOH P 5% b/v dalam etanol mendapatkan hasil terbentuk
warna kuning kecoklatan. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5 tetes ammonia P 25%
mendapatkan hasil terbentuk warna coklat. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5 tetes FeCl
3 P 5% b/v mendapatkan hasil terbentuk warna coklat kehijauan. Dimana identifikasi
simplisia secara kimawi pada simplisia Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex)
mendapatkan hasil yang positif dimana sesuai dengan literatur.

Identifikasi simplisia pada Kulit Batang Delima (Granati Cortex)


dengan menambahkan 2 mg Serbuk kulit ditambah 5 tetes asam sulfat P mendapatkan
hasil terbentuknya warna coklat kekuningan. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5 tetes
asam sulfat 10N mendapatkan hasil terbentuk warna coklat kekuningan. 2 mg serbuk
kulit ditambahkan 5 tetes NaOH P 5% b/v dalam etanol mendapatkan hasil terbentuk
warna kuning. 2 mg serbuk kulit ditambahkan 5 tetes ammonia P 25% mendapatkan
hasil terbentuk warna coklat kemerahan. Dimana identifikasi simplisia secara kimawi
pada simplisia Kulit Batang Delima (Granati Cortex) mendapatkan hasil yang positif
dimana sesuai dengan literatur.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hasil yang kami dapat sesuai
dengan literatur yang kami gunakan. Beberapa kendala yang kami hadapi yaitu pada
penggunaan alat mikroskop. Salah satu dari 2 mikroskop yang kami gunakan
mengalami kendala fungsional karena lensa objektif yang tetap kotor walaupun telah
kami bersihkan dan pengatur fokus pada mikroskop mengalami kerusakan sehingga
kinerja kami saat praktikum sedikit terhambat karena hanya satu dari dua mikroskop
yang dapat digunakan.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa simplisia ku


lit kayu manis (Cinnamomi Cortex) memiliki fragmen pengenal amilum, serat skleren
kim dan dinding sel mengalami penebalan. Selanjutnya pada simplisia kulit batang ce
mpaka (Champacae Cortex), fragmen yang didapatkan adalah serabut, serabut dengan
jari-jari dan butir pati. Serta pada simplisia kulit batang delima (Granati Cortex), frag
men yang didapatkan adalah parenkim floem dengan hablur berderet, jaringan gabus
berbentuk poligonal dan butir pati.

Berdasarkan hasil pengujian histokimia, seluruh sampel memberikan respon y


ang positif terhadap reagen sesuai literatur yang ada, kecuali pada simplisia kulit bata
ng cempaka terbentuk warna kuning kecoklatan yang dimana tidak sesuai dengan liter
atur pada buku pedoman praktikum.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningsih,Erna.,Putu Era Sandhi K.Y.,dkk.2019.Penuntun Praktikum

Farmakognosi.Denpasar:Program Studi DII Farmasi,Fakultas Farmasi


Universitas Mahasaraswati.

Norhendy,Ferry dkk.2013. Farmakognosi Untuk SMK Farmasi Volume I. Jakarta:

EGC

Ricke suhartono, dkk.2012. Farmakognosi kelas XI. Jakarta Timur: Pilar Utama

Mandiri.

Rismunandar dan Farry B. Paimin. 2001. Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan.

Penebar Swadaya: Jakarta.


LAMPIRAN

Gambar 1.1. Serbuk kulit kayu manis Gambar 1.2 Serbuk Kulit batang Delima

Gambar 1.3 Serbuk Kulit batang Cempaka

Anda mungkin juga menyukai