Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

SIMPLISIA KULIT (CORTEX)

Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex)

OLEH :

1. NI PUTU NADYA CAHYANI (202007)


2. LUH DESI INTAN PURNAMI (202008)
3. NI NENGAH KUSUMA YANTI (202009)
4. IDA AYU GEDE WIDYADNYANI (202010)
5. NI KOMANG PUTRI PRADNYANI (202011)
6. IDA AYU NYOMAN ALIT SAWITRI (202012)
7. NI KADEK DEVI RISMAWATI (202032)

DIII FARMASI 2020


SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam simplisia kulit
(cortex) secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.

B. Teori Dasar
Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti oleh
para ahli yang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun artikel
obat tradisional. Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal
adalah sediaan obat baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetika,
dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan) ekstrak, kelompok
senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yang dimaksud dengan obat alami
adalah obat asal tanaman.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dam kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. (Depkes RI, 1995).
Menurut “Materia Medika Indonesia” simplisia dibedakan menjadi tiga, yaitu
simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelican (mineral). Simplisia
nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau
senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya
dan berupa senyawa kimia murni (Depkes RI, 1995 dalam Saifudin, Rahayu &
Teruna, 2011).
Cortex adalah jaringan terluar dari tanaman berkayu, yang meliputi kulit
batang, cabang atau kulit akar atau buah sampai ke lapisan epidermis. Saat
tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat berkhaziat terdapat dalam serat
terutama alkaloid. Cortex juga merupakan kulit kayu berupa seluruh jaringan di
luar kambium. Susunan cortex apabila dilihat penampang melintangnya terdapat:
1. Sel gabus, pada cortex gunanya untuk mempertahankan diri terhadap
keadaan Luar, misalnya karena sudah tua.
2. Floem, gunanya untuk mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian
Tanaman
3. Sel parenkim, di dalamnya terdapat sel batu, kristal oksalat berbentuk
prisma atau drust dan amilum.
4. Jari-jari empelur, terdapat kristal oksalat dan amilum.
Dalam anatomi tumbuhan, korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar
tumbuhan yang dibatasi di bagian luar oleh epidermis dan di bagian dalam oleh
endodermis. Korteks tersusun dari jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi
dan menyusun jaringan dasar. Pada organ yang telah cukup umur, sel-sel terluar
korteks dapat mengalami penebalan dinding sel dan disebut sebagai sel-sel
kolenkim. Selain itu, sel-sel terluar juga dapat memiliki kloroplas. Korteks
berfungsi dalam transportasi hara dari epidermis ke dalam teras akar. Selain itu,
pada beberapa spesies tumbuhan, korteks juga menjadi bagian penyimpan
cadangan energi dalam bentuk pati. Dalam praktikum kali ini bahan yang
digunakan yaitu kulit kayu manis, kulit batang delima, kulit batang cempaka.
 Klasifikasi Tanaman

- Kulit Batang Cempaka (Champacae Cortex)


- Klasifikasi : Kingdom : Plantae
- Divisi : Angiospermae
- Sub divisi : Magnoliosida
- Ordo : Magnoliales
- Family : Magnoliaseae
- Genus : Magnolia
- Spesies : Michelia champaca L.
- Organoleptis : Berwarna coklat tua dan berbau aromatis
 Identifikasi
- Makroskopik : Berbentuk potongan-potongan atau kepingan,
bagian dalam berserat, keras.
- Mikroskopik : terdapat serabut, sel batu, sel parenkim dengan
idioblas, jaringan gabus tampak tangensial, butir
pati, serabut dengan jari – jari.
- Kandungan zat aktif : Kandungan kimia dalam kulit batang cempaka
adalah alkaloida, zat samak, damar, resin, tanin.
- Khasiatnya : untuk demam, pusing (vertigo),
badan terasa lemah, radang tenggorokan,
gangguan pencernaan, menambah nafsu makan,
rematik, keputihan, haid tidak teratur, cacingan.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

C. Kegiatan Praktikum
1. Alat yang diperlukan
Alat :

 Mikroskop

 objek glass

 cover glass

 pipet tetes

 tabung reaksi

 beker glass

 loup

 pensil

 penghapus
2. Bahan yang diperlukan

 kulit batang cempaka (Champacae Cortex)


 kloralhidrat
 asam sulfat P
 asam sulfat 10N
 HCl pekat P
 NaOH P 5% b/v
 ammonia P 25%
 larutan besi (III) klorida LP

3. Prosedur kerja :
A. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Makroskopik

Diambil serbuk kulit batang cempaka

Diamati organoleptisnya (bau, rasa dan warna dan bentuk)

B. Identifikasi simplisia kulit (cortex ) secara mikroskopik

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ambil sedikit serbuk simplisia, amati warna dan letakkan pada objek glass

Tambahkan 1-2 tetes kloralhidrat kemudian segera menutup dengan cover


glass

Amati fragmen pengenal dari serbuk simplisia di bawah mikroskop. Catat dan
gambar hasil pengamatan
4. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Kimiawi

Simplisia Perlakuan Reaksi Positif


Serbuk Kulit batang 1. 2 mg serbuk + 5 tetes asam 1. Terbentuk warna
cempaka sulfat P. coklat tua
(Champacae Cortex) 2. 2 mg serbuk + 5 tetes asam 2. Terbentuk warna
sulfat 10N. hijau kecoklatan
3. 2 mg serbuk + 5 tetes NaOH P 3. Terbentuk warna
5% b/v dalam etanol. hijau kecoklatan
4. 2 mg serbuk + 5 tetes amonia 4. Terbentuk warna
(25%) P. coklat
5. 2 mg serbuk + 5 tetes FeCl3 P 5. Terbentuk warna

5. Hasil pengamatan
A. Identifikasi simplisia kulit secara makroskopik

No. Nama simplisia Hasil pengamatan Gambar hasil pengamatan

1. Serbuk kulit Warna : coklat


batang Rasa : tawar
cempaka Bau : tidak berbau
(champace
cortex)
B. Identifikasi simplisia kulit secara makroskopik

No Nama Hasil Gambar literatur Gambar hasil pengamatan


. simplisia pengamatan
1. Serbuk Pada
kulit Serbuk Kulit
batang batang
cempaka cempaka
(champace terdapat
cortex) Parenkim
dengan
idioblas,
Jaringan
gabus Parenkim dengan idioblas
tampak
langensial,
Serabut
dengan jari-
jari, sel batu,
Serabut
melintang,
Jaringan
gabus,

Jaringan gabus tampak langensial


Serabut dengan jari-jari

sel batu

Serabut melintang
Jaringan gabus

C. Identifikasi secara kimiawi


No Nama Perlakuan Reaksi Hasil Gambar hasil
. simplisia positif pengamatan pengamatan
1 Serbuk 2 mg Terbentuk Berwarna
kulit serbuk + berwarna hitam (+)
batang 5 tetes coklat tua
cempaka asam
(champace sulfat P.
cortex)

2 2mg Terbentuk Kuning (+)


serbuk + warna kehijauan
tetes asam hijau
sulfat 10 N kecoklatan

3 2mg Terbentuk Berwarna


serbuk + 5 warna hijau(- )
tetes hijau kecoklatan
NaOH P kecoklatan
5% b/v
dalam
etanol

4 2mg Terbentuk Berwarna


serbuk + 5 warna kuning
tetes coklat kecoklatan
ammonia (+)
(25%) P
Sumber literatur : ,dkk.laporan praktikum farmakognosi analisa simplisia CORTEX

D. Pembahasan

Praktikum yang telah dilakukan yaitu mengidentifikasi simplisia Serbuk kulit batang
cempaka (champace cortex) Pada praktikum pada hari sabtu,12 juni 2021 dilakukan
beberapa identifikasi yaitu secara makroskopis dengan melihat bentuk warna dan mencicipi
rasanya, secara mikroskopis dengan melihat simplisia di bawah mikroskop, dan secara
kimiawi dengan mereaksikan simplisia kulit (CORTEX) dengan pereaksi.

Pemerian bau lemah: rasa lama-lama agak pahit, sedikit kelat. Potongan kulit tebal, sebagian
berserabut, permukaan luar terdapat lapisan gabus tipis , mudah mengelupas, permukaan luar
gabus berwarna kelabu atau kelabu biruan garis tidak jelas, permukaan dalam gabus berwarna
coklat, kulit pada permukaan gabus berwarna coklat, kulit pada permukaan luar dan dalam
berwarna coklat dengan garis-garis membujur, kulit mudah dipatahkan, bekas patahan
berwarna coklat.

Secara Mikroskopik pada penampang melintang tampak jaringan gabus terdiri dari beberapa
lapis sel berbentuk segi enpat, berdinding tipis, tidak berlignin. Pada sayatan paradermal
berbentuk polygonal. Yang didapatkan pada uji Miskroskopik pada pratikum ini Parenkim
dengan idioblas, Serabut Dengan Jari-jari, Sel batu, Serabut melintang, jaringan gabus,
jaringan gabus tanpa langensial.

Gambar:Parenkim dengan idioblas Gambar:Serabut dengan jari-jari

Serbuk berwarna coklat muda. Fragmen pengenal adalah kelompok sel batu dengan dinding
sel tebal, saluran noklah yang bercabang dan lumen yang sempit, ada sel batu tunggal, besar
dengan lumen yang lebar, serabut yang panjang. Berlumen sempit serupa garis memanjang
dengan ujung tumpul, idioblas berisi hablur kalsium oksalat bentuk pasir, jarringan gabus
jaringan parenkim korteks dengan saluran getah butir pati yang kecil.

Secara mikroskopis, dibuat sediaan dalam


media air dari simplisia kulit batang cempaka
(Champacae Cortex )

Indentifikasi (champace cortex) secara


kimiawi dengan menambahkan 2mg Serbuk + 5
Tetes Asam Sulfat, terbentuk warna coklat tua
dan hasil pengamatan berwarna hitam.
Indentifikasi kedua dengan menambahkan 2mg serbuk + tetes asam sulfat 10N, terbentuk
warna Kecoklatan hasil pengamatan berwarna kuning kehijau-hijauan.Indentifikasi ketiga
dengan menambahkan 2mg serbuk+ 5 tetes ammonia(25%)P, terbentuk warna coklat dan
hasil pengamatan kuning kecoklatan Indentifikasi keempat dengam menambahkan 2mg
serbuk + 5 tetes FeCl3 P, Terbentuk warna Coklat Kehijauan, dan hasil pengamatan berwarna
Coklat kehijauan

Gambar:Serbuk Dengan asam sulfat P. Gambar:Serbuk Dengan tetes asam sulfat 10 N

E. Kesimpulan
Secara makroskopis,simplisia kulit batang cempaka ( Champacae Cortex ) memiliki warna
coklat kekuningan, memiliki rasa tawar dan tidak berbau. Berbentuk kepingan atau potongan
bagian dalam berserat dan keras

Secara makroskopik yang kami amati dengan mikroskop, dapat dilihat . Yang didapatkan
adalah Parenkim dengan idioblas, Serabut Dengan Jari-jari, Sel batu, Serabut melintang,
jaringan gabus, jaringan gabus tanpa langensial.

Sedangkan pada saat uji kimiawi dilakukan dengan penambahan beberapa tetes larutan Asam
sulfat P. , Asam Sulfat 10 N, NaOH P 5% b/v , ammonia, FeCl3 dan menujukan perubahan
warna berbeda-beda

Daftar Pustaka

.(Depkes RI, 1995).

(Depkes RI, 1995 dalam Saifudin, Rahayu & Teruna, 2011).

Anda mungkin juga menyukai