OLEH :
B. Teori Dasar
Di Indonesia banyak berbagai macam tumbuhan obat yang telah diteliti oleh
para ahli yang mana sampai sekarang tercantum pada buku-buku maupun artikel
obat tradisional. Tumbuhan obat atau yang biasa dikenal dengan obat herbal
adalah sediaan obat baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan farmasetika,
dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan) ekstrak, kelompok
senyawa atau senyawa murni berasal dari alam, yang dimaksud dengan obat alami
adalah obat asal tanaman.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dam kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. (Depkes RI, 1995).
Menurut “Materia Medika Indonesia” simplisia dibedakan menjadi tiga, yaitu
simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelican (mineral). Simplisia
nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau
senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya
dan berupa senyawa kimia murni (Depkes RI, 1995 dalam Saifudin, Rahayu &
Teruna, 2011).
Cortex adalah jaringan terluar dari tanaman berkayu, yang meliputi kulit
batang, cabang atau kulit akar atau buah sampai ke lapisan epidermis. Saat
tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat berkhaziat terdapat dalam serat
terutama alkaloid. Cortex juga merupakan kulit kayu berupa seluruh jaringan di
luar kambium. Susunan cortex apabila dilihat penampang melintangnya terdapat:
1. Sel gabus, pada cortex gunanya untuk mempertahankan diri terhadap
keadaan Luar, misalnya karena sudah tua.
2. Floem, gunanya untuk mengangkut makanan dari daun ke seluruh bagian
Tanaman
3. Sel parenkim, di dalamnya terdapat sel batu, kristal oksalat berbentuk
prisma atau drust dan amilum.
4. Jari-jari empelur, terdapat kristal oksalat dan amilum.
Dalam anatomi tumbuhan, korteks adalah bagian terluar dari batang atau akar
tumbuhan yang dibatasi di bagian luar oleh epidermis dan di bagian dalam oleh
endodermis. Korteks tersusun dari jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi
dan menyusun jaringan dasar. Pada organ yang telah cukup umur, sel-sel terluar
korteks dapat mengalami penebalan dinding sel dan disebut sebagai sel-sel
kolenkim. Selain itu, sel-sel terluar juga dapat memiliki kloroplas. Korteks
berfungsi dalam transportasi hara dari epidermis ke dalam teras akar. Selain itu,
pada beberapa spesies tumbuhan, korteks juga menjadi bagian penyimpan
cadangan energi dalam bentuk pati. Dalam praktikum kali ini bahan yang
digunakan yaitu kulit kayu manis, kulit batang delima, kulit batang cempaka.
Klasifikasi Tanaman
C. Kegiatan Praktikum
1. Alat yang diperlukan
Alat :
Mikroskop
objek glass
cover glass
pipet tetes
tabung reaksi
beker glass
loup
pensil
penghapus
2. Bahan yang diperlukan
3. Prosedur kerja :
A. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Makroskopik
Ambil sedikit serbuk simplisia, amati warna dan letakkan pada objek glass
Amati fragmen pengenal dari serbuk simplisia di bawah mikroskop. Catat dan
gambar hasil pengamatan
4. Identifikasi Simplisia Kulit (Cortex) secara Kimiawi
5. Hasil pengamatan
A. Identifikasi simplisia kulit secara makroskopik
sel batu
Serabut melintang
Jaringan gabus
D. Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan yaitu mengidentifikasi simplisia Serbuk kulit batang
cempaka (champace cortex) Pada praktikum pada hari sabtu,12 juni 2021 dilakukan
beberapa identifikasi yaitu secara makroskopis dengan melihat bentuk warna dan mencicipi
rasanya, secara mikroskopis dengan melihat simplisia di bawah mikroskop, dan secara
kimiawi dengan mereaksikan simplisia kulit (CORTEX) dengan pereaksi.
Pemerian bau lemah: rasa lama-lama agak pahit, sedikit kelat. Potongan kulit tebal, sebagian
berserabut, permukaan luar terdapat lapisan gabus tipis , mudah mengelupas, permukaan luar
gabus berwarna kelabu atau kelabu biruan garis tidak jelas, permukaan dalam gabus berwarna
coklat, kulit pada permukaan gabus berwarna coklat, kulit pada permukaan luar dan dalam
berwarna coklat dengan garis-garis membujur, kulit mudah dipatahkan, bekas patahan
berwarna coklat.
Secara Mikroskopik pada penampang melintang tampak jaringan gabus terdiri dari beberapa
lapis sel berbentuk segi enpat, berdinding tipis, tidak berlignin. Pada sayatan paradermal
berbentuk polygonal. Yang didapatkan pada uji Miskroskopik pada pratikum ini Parenkim
dengan idioblas, Serabut Dengan Jari-jari, Sel batu, Serabut melintang, jaringan gabus,
jaringan gabus tanpa langensial.
Serbuk berwarna coklat muda. Fragmen pengenal adalah kelompok sel batu dengan dinding
sel tebal, saluran noklah yang bercabang dan lumen yang sempit, ada sel batu tunggal, besar
dengan lumen yang lebar, serabut yang panjang. Berlumen sempit serupa garis memanjang
dengan ujung tumpul, idioblas berisi hablur kalsium oksalat bentuk pasir, jarringan gabus
jaringan parenkim korteks dengan saluran getah butir pati yang kecil.
E. Kesimpulan
Secara makroskopis,simplisia kulit batang cempaka ( Champacae Cortex ) memiliki warna
coklat kekuningan, memiliki rasa tawar dan tidak berbau. Berbentuk kepingan atau potongan
bagian dalam berserat dan keras
Secara makroskopik yang kami amati dengan mikroskop, dapat dilihat . Yang didapatkan
adalah Parenkim dengan idioblas, Serabut Dengan Jari-jari, Sel batu, Serabut melintang,
jaringan gabus, jaringan gabus tanpa langensial.
Sedangkan pada saat uji kimiawi dilakukan dengan penambahan beberapa tetes larutan Asam
sulfat P. , Asam Sulfat 10 N, NaOH P 5% b/v , ammonia, FeCl3 dan menujukan perubahan
warna berbeda-beda
Daftar Pustaka