Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS KHUSUS PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Tananaman Piper nigrum (Lada)

Piperis Nigri Fructus (Buah Lada Hitam)

Dewi Aryani
1806194630

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 4
BAB III................................................................................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................................................... 7
BAB V .................................................................................................................................................. 10
BAB VI ................................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Tanaman


Piper nigrum atau yang umum disebut sebagai lada di Indonesia merupakan
tanaman yang berasal dari famili Piperaceae. Lada merupakan tanaman asli dari India
bagian selatan yang tersebar di berbagai daerah tropis. Bagian tanaman yang umum
digunakan adalah buah. Buah lada segar diolah menjadi lada hitam dan lada putih yang
umum digunakan sebagai bumbu maupun obat tradisional yang digunakan di beberapa
negara.
Tanaman ini berbentuk sebagai liana dengan tinggi 5-15 m. Piper nigrum
memiliki daun tunggal yang berseling, bertangkai bulat, berwarna hijau tua, dan berakar
pada tiap buku bukunya. Helaian daun berbentuk bulat telur hingga bulat telur
memanjang dengan ukuran 8-20 x 5 - 15 cm. Tanaman ini memiliki bunga majemuk
berbentuk malai yang akan menjadi buah. Buah bertipe buni, berbentuk bulat atau agak
elips, coklat kelabu sampai hitam kecoklatan, diameter 2,5 - 6 mm, permukaan keriput,
kasar, dalam, serupa jala, pada ujung buah terdapat sisa kepala putik yang tidak
bertangkai, buah muda hijau tua, kemudian menjadi merah dan akhimya hitam, gundul,
panjang 4 mm (IPBiotics, 2014).
1.2 Sejarah Empiris
Piper nigrum banyak digunakan sebagai obat tradisional di benua asia terutama
di negara India dan Bangladesh. Lada umum digunakan pada makanan Eropa dan
Amerika namun masyarakat di negara tersebut kurang menggunakan lada sebagai obat
tradisional. Bagian tanaman yang umum digunakan adalah buah yang dijadikan
simplisia kemudian dihaluskan menjadi serbuk dan dikombinasikan dengan tanaman
lain menjadi pila tau tablet. Sediaan yang umum dibuat dalam pengobatan
menggunakan lada adalah pil, tablet, dan juga pasta (Takooree et al., 2019).
Terdapat beberapa penyakit yang dilaporkan dapat diobati dengan Piper nigrum
diantaranya adalah gangguan menstruasi, masalah pada THT seperti batuk, sinusitis,
sakit tenggorokan, infeksi tenggorokan, dan sakit telinga. Setelah itu Piper nigrum juga
dilaporkan dapat mengobati masalah pada gastrointestinal seperti diare dan masalah
pada lambung. Piper nigrum juga dapat mengobati beberapa penyakit kulit seperti

1
scabies, pruritus dan bisul, pengobatan demam, jaundice, dan gigitan ular (Takooree et
al., 2019).

Gambar 1.1 Penyakit yang paling umum diobati menggunakan P. nigrum


Sumber: (Takooree et al., 2019)
1.3 Manfaat Farmakologi
Piper nigrum mengandung beberapa kandungan kimia seperti minyak atsiri 1-
3,5% yang sebagian besar merupakan senyawa monoterpenoid. Senyawa utama adalah
piperin, yaitu suatu senyawa amida yang terbentuk dari piperidin dan asam piperat juga
terdapat senyawa amida lain dengan inti piperidin (piperanin, pipperetin), pirolidin
(piperilin) dan isobutilamin. Senyawa lain yaitu d-limonen, 1-limonen, 1-alimonen, a-
pinen, 1-p-pinen, P-caryophyillene, caryophyllene oksida (BPOM RI, 2008).
P. nigrum dan senyawa bioaktifnya memiliki sifat farmakologis penting lainnya
termasuk antimikroba, antioksidan, antikanker, analgesik, antikonvulsan, pelindung
saraf, hipoglikemik, hipolipidemik, dan anti-inflamasi. Piperin sebagai senyawa utama
dari Piper nigrum memiliki kegunaan dan mekanisme aksi sebagai berikut (Takooree
et al., 2019):
• Antimikroba
Piperin dapat memiliki efek antimikroba dengan mekanisme menghambat
bacterial efflux pump, meningkatkan aktivitas dari antibiotic, menghambat
terbentuknya biofilm, dan mengurangi kelompok bakteri.
• Antioksidan
Piperin dapat memiliki efek antioksidan dengan mekanisme DPPH scavenging,
mengurangi molybdenum (VI), dan meningkatkan level enzim antioksidan secara
in vivo.

2
• Anti kanker
Piperin dapat memiliki efek antikanker dengan mekanisme apoptosis melalui
aktivasi caspase-3 dan PARP, menahan siklus sel pada G0/G1, mengatur turunnya
cyclin D1 dan cyclin A, menginduksi autofag, inhibisi gen HER2, memblok sinyal
ERK1/2, mengurangi efek dari SREBP-1 dan FAS, sertas menekan efek dari EGF
yang diinduksi oleh MMP-9.
1.4 Alasan pemilihan
Alasan pemilihan tanaman Piper nigrum adalah tanaman ini cukup mudah
ditemukan di Indonesia. Indonesia sendiri merupakan salah satu penghasil lada terbesar
di dunia (Ravindran, 2000). Lada umum digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama
sebagai rempah yang umum ditambahkan ke dalam masakan. Sangat mudah
menemukan simplisia dari tanaman lada itu sendiri di pasaran seperti lada hitam dan
lada putih. Proses pembuatan simplisia buah lada hitam dari buah segar cukup mudah
dilakukan yaitu dengan melakukan pengeringan buah lada yang masih segar selama
kurang lebih 5-7 hari. Buah lada memiliki senyawa khas yaitu piperin (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Banyak juga penelitian yang menggambarkan
manfaat lada bagi kesehatan karena kandungan kimia yang dimilikinya sehingga
membuat simplisia dari tanaman Piper nigrum ini menarik untuk dibahas.

3
BAB II
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA

2.1 Klasifikasi dan tata nama Piper nigrum L. (ITIS, 2011)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Magnolianae
Order : Piperales
Family : Peperaceae
Genus : Piper L.
Species : Piper nigrum L.
Sinonim : Piper globrispicum DC.
2.2 Nama lain Piper nigrum di berbagai negara
Berikut merupakan nama lain Piper nigrum di berbagai negara (CABI, 2020):
Pepper plant, pepper (English); pimentero (Spanish); poivrier; poivrier cultive
(Spanish); pimenteiro (Portuguese); mréch (Cambodia); Gemeiner Pfefferstrauch
(Germany); lada, merica (Indonesia); pianta del pepe (Italy); phik nooyz (Laos);
ngayok-kaung (Myanmar); peper (Netherlands); Malisa (Philippines); pepparbuske
(Sweden); phrik thai (Thailand); tiêu (Vietnam)
2.3 Nama lain lada di berbagai daerah di Indonesia
Tanaman Piper nigrum atau lada merupakan tanaman yang umum digunakan di
Indonesia. Berikut merupakan nama lain lada di berbagai daerah di Indonesia (BPOM
RI, 2008):
Sumatra: Lada (Aceh), leudeu pedih (Gayo), lada (Batak), lada (Nias), raro (Mentawai),
lada keik (Bengkulu), Iade ketek (Minangkabau), lada (Lampung); Jawa: Lada, pedes
(Sunda), merica (Jawa), sakang kambang (Madura); Nusatenggara: Maicam, mica
(Bali), saha (Bima); Kalimantan: Sahang laut (Dayak), sahang (Sampit); Sulawesi:
Kaluya jawa, marisa jawa, malita lodawa (Gorontalo); Maluku: Oes dai musan (Wetar),
lada (Buru), rica jawa, rica polulu (Temate), mica jawa, rica tamelo (Tidore).

4
BAB III
MORFOLOGI, HABITAT, DAN PENYEBARAN

3.1 Morfologi

Tanaman Piper nigrum atau yang umum disebut sebagai lada di Indonesia
merupakan tanaman yang berbentuk liana dengan tinggi 5-15 m. Liana merupakan
tumbuhan yang berakar pada tanah, tetapi batangnya membutuhkan penopang dari
tumbuhan lain agar dapat menjulang dan memperoleh cahaya matahari secara maksimal
guna pertumbuhannya. Piper nigrum memiliki daun tunggal yang berseling, bertangkai
bulat dengan panjang 7,5 – 8 cm, berwarna hijau tua, dan berakar pada tiap buku
bukunya. Helaian daun berbentuk bulat telur hingga bulat telur memanjang dengan
ukuran 8-20 x 5 - 15 cm, pada bagian pangkal berbentuk bulat, tumpul atau berbentuk
baji, bagian ujung runcing; permukaan daun bagian atas berkilau, hijau tua, kuat
menjengat hingga coklat tua, terdapat bintik-bintik kelenjar yang rapat, permukaan
bagian bawah kasar, kusam; ibu tulang daun agak tenggelam, menonjol pada bagian
bawah, berbulu pendek, tebal, putih; daun penumpu cepat rontok dan meninggalkan
bekas berbentuk cincin. Perbungaan bertipe malai, berbentuk bulir-bulir menggantung,
panjang mencapai 25 cm, panjang tangkai 1 - 3,5 cm, berdaun pelindung, berbentuk
jorong menggalah, 4 - 5 x 0,5 - 1 mm, benang sari 2 helai, tangkai sari tebal, panjang 1
mm; kepala putik 2-5, umumnya 3-4. Buah bertipe buni, berbentuk bulat atau agak
elips, coklat kelabu sampai hitam kecoklatan, diameter 2,5 - 6 mm, permukaan keriput,
kasar, dalam, serupa jala, pada ujung buah terdapat sisa kepala putik yang tidak
bertangkai, buah muda hijau tua, kemudian menjadi merah dan akhimya hitam, gundul,
panjang 4 mm (IPBiotics, 2014)

Gambar 3.1 Morfologi Piper nigrum


Sumber: The Worldwide Vegetables, 2015

5
3.2 Habitat

Tumbuhan Piper nigrum tumbuh dengan baik pada daerah iklim yang panas
lembab dan curah hujan yang tinggi tanpa ada musim kemarau yang keras dan lama.
Curah hujan optimal untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 2.300 mm/tahun dan rata-
rata tiap bulan yang optimal adalah 100 mm/bulan. Tumbuhan Piper nigrum dapat
tumbuh pada ketinggian tempat lebih dari 500 m diatas permukaan laut, sedangkan
temperatur yang optimal adalah sekitar 23°- 30°C. Tumbuhan ini tumbuh pada jenis
tanah berpasir dan apabila keadaan tanahnya cukup baik, yaitu mengandung unsur-
unsur hara dan dapat meresap air dengan baik atau tidak tergenang air karena akar
tanaman lada tidak tahan terhadap genangan air (IPBiotics, 2014).

3.3 Penyebaran

Piper nigrum merupakan tanaman yang berasal dari Teluk Malabar (India
Selatan). Kemudian tanaman ini mulai menyebar ke beberapa wilayah meliputi
Amerika Tropika, kepulauan tropik di Timur Pantai Afrika dan Asia Tenggara. Negara
dengan penghasil lada terbesar diantaranya India, Indonesia, Brazil, Malaysia, dan
beberapa negara lainnya (Ravindran, 2000). Di Indonesia persebarannya meliputi
hampir seluruh wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali,
Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon dan Maluku (IPBiotics, 2014).

6
BAB IV
IDENTIFIKASI SIMPLISA

4.1 Makroskopik
Bagian tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan simplisia adalah buah.
Cara pembuatan simlisia adalah buah lada yang belum terlalu matang dikeringkan
selama 5-7 hari hingga berwarna kecoklatan (lihat lampiran 1). Karakteristik
makroskopik dari rajangan Piper nigrum berupa buah berbentuk hampir bulat,
permukaan keriput kasar, menyerupai jala; Pada ujung buah terdapat sisa dari kepala
putik yang tidak bertangkai, perikarpium melekat erat pada biji,memiliki warna coklat
kelabu sampai hitam kecoklatan, mempunyai bau aromatik yang khas, dan rasa sangat
pedas. Saat dibuat menjadi serbuk, aroma yang dimiliki lada menjadi lebih kuat.

Gambar 4.1 Simplisia Buah Lada Hitam


Sumber: Dokumentasi pribadi
4.2 Mikroskopik
Serbuk buah lada hitam (Piperis Nigri Fructus) jika dilihat menggunakan
mikroskop dapat diidentifikasi dengan fragmen pengenalnya. Fragmen pengenal dari
buah lada hitam adalah perikarpium, sklereida, berkas pengangkut dengan penebalan
tipe tangga, sklerenkim dan sklereida, parenkin endosperm dengan tetes minyak
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

7
Gambar 4.2 Fragmen serbuk simplisia buah lada hitam
Sumber: Farmakope Herbal Indonesia, 2017

Gambar 4.3 Mikroskopik serbuk simplisia buah lada hitam


Sumber: (Jackson, 1990)
Keterangan:
1. Dua lapisan sel batu dari bagian luar mesocarp yang mengandung kristal oksalat, 2.
Kumpulan berkas pembuluh, 3. Perisperm, 4. Sklereid dari bagian luar mesocarp, 5. Sel

8
endocarp dilihat dari permukaan, 6. Endokarp dengan pigmen dan hialin, 7. Parenkim
mesokarp dengan sel minyak, 8. Sklereid dengan penebalan dinding, 9. Endokarp dilihat dari
permukaan, 10. Serat sklereid, 11. Endokarp, lapisan testa dan parenkim luar dari perisperm,
12. Sel endokarp berasosiasi dengan pigmen dari testa. 13. Sel endokarp berasosiasi dengan
lapisan pigmen dari testa dilihat dari bawah

9
BAB V
KANDUNGAN KIMIA, CARA ISOLASI, DAN PENGGUNAAN SECARA
TRADISIONAL BERDASARKAN PENELITIAN

5.1 Kandungan Kimia


Piper nigrum mengandung 1-3,5 % minyak atsiri yang membuatnya memiliki
aroma khas. Miyak atsiri yang terkandung dalam Piper nigrum diantaranya ß-
caryophyllene, limonen, sabinene, ß-pinene, α-pinene, myrcene, p-cymene, dan
konstituen teroksigenasi (Ramawat, 2013). Rasa pedas pada buah lada berasal dari
amida piperidine. Konstituen utama dari Piper nigrum adalah piperine yang merupakan
amida piperidin dan piperic acid dan bentuk isomer dari piperin yaitu chavicine. Selain
itu dapat pula ditemukan piperylline yang merupaka amida pirolidin (Ramawat, 2013).
Senyawa identitas dari buah lada hitam adalah piperin, dimana kandungannya
tidak kurang dari 5,80%. Kandungan piperin pada buah lada hitam dapat diidentifikasi
menggunakan kromatografi lapis tipis dengan membandingkan pola kromatografi
dengan senyawa pembanding dan menggunakan KLT densitometri untuk penetapan
kadar piperin (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

Gambar 5.1 Kandungan Kimia Piper nigrum

5.2 Isolasi Kandungan Piper nigrum


5.3 Penggunaan Piper nigrum secara tradisional

10
Umumnya buah lada digunakan sebagai rempah-rempah yang ditambahkan
pada masakan. Namun di beberapa negara seperti India dan China, lada hitam umum
digunakan sebagai obat tradisional. Di India, dalam deskripsi Ayurveda lada
dideskripsikan sebagai katu (pedas), tikta (pahit), usnaveerya (potensi, mengarah pada
penyimpanan energi dan mempermudah pencernaan), menundukkan vatta (fenomena
biologis yang dikendalikan oleh system saraf pusat), dan kapha (mengatur koordinasi
tubuh). Di India, Lada digambarkan sebagai obat yang meningkatkan daya pencernaan,
meningkatkan nafsu makan, menyembuhkan masuk angin, batuk, dispnea, penyakit
tenggorokan, demam intermiten, kolik, disentri, cacingan dan wasir; juga berguna
untuk sakit gigi, nyeri pada hati dan otot, peradangan, leucoderma dan serangan
epilepsy (Ayier and Kolammal, 1966, Kirtikar and Basu, 1975). Pada pengobatan
tradisional China, lada hitam digunakan sebagai obat luar untuk gigitan ular dan
kalajengking karena dipercaya dapat menghilangkan racun (Ravindran, 2000).

11
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kesimpulan, saran (pemanfaatan tradisional, pemanfaatan penelitian, nama tanaman)

12
DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. (2008). Acuan Sediaan Herbal Volume Keempat (1st ed.). Jakarta: BPOM RI.

CABI. (2020). Piper nigrum (black pepper) Datasheet. Retrieved from


https://www.cabi.org/isc/datasheet/41374#top-page

IPBiotics. (2014). Tumbuhan Obat Piper Nigrum L. Retrieved from


http://ipbiotics.apps.cs.ipb.ac.id/index.php/tumbuhanObat/263

ITIS. (2011). ITIS Standard Report Piper nigrum. Retrieved November 28, 2020, from
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=18
310&print_version=PRT&source=to_print#null

Jackson, B. P. (1990). Atlas of Microscopy of Medicinal Plants, Culinary Herbs and Spices.
London: Belhaven Press.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Farmakope Herbal Indonesia (2nd ed.).
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ramawat, K. G. & J.-M. M. (2013). Handbook of Natural Products Phytochemistry, Botany


and Metabolism of Alkaloids, Phenolics and Terpenes. Heidelberg: Springer.

Ravindran, P. N. (2000). Black pepper (Medicinal and Aromatic Plants). Amsterdam:


Harwood Academic Publishers.

Takooree, H., Aumeeruddy, M. Z., Rengasamy, K. R. R., Venugopala, K. N., Jeewon, R.,
Zengin, G., & Mohamad, F. (2019). A systematic review on black pepper ( Piper nigrum
L .): from folk uses to pharmacological applications. Critical Reviews in Food Science
and Nutrition, 0(0), 1–34. https://doi.org/10.1080/10408398.2019.1565489

13

Anda mungkin juga menyukai