Anda di halaman 1dari 3

Dewi Aryani (1806194630)

PB 1 - Fakultas Farmasi
Resume Kuliah Umum 2

Materi : Natech & Industrial Disaster Management


Pemateri : Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si,, Ph.D

Worldwide Major Industrial Disaster:


1. Bhopal, India, Methyl Isocyanate gas, pabrik pestisida, 1984
2. Chernobly, Ukraina, Nuclear explosion, Russia 26 Maret 1986
3. Minamata disease, Cisso Minamata, Fertilizer-mercury, Minamata bay, Jepang, 1932-1968
4. Piper Alpha Oil Rig Explosions, North Sea, 1938
5. Ranaplaza collapse, Dhaka, Bangladesh, 2013
6. Texas City Disaster, Ammonium Nitrate explosions, 1947
7. Exxon Valdez Tank Oil Spill, Drinking, 1989
8. Halifax Explosion, Perancis, explosive 1917
9. Fukushima Explosion, Nuclear reactor explosions, earthquake & Tsunami, 2011
10. Enschede Fireworks at Netherland, Mei 2000
Kejadian kecelakaan industri di Indonesia terus meningkat, salah satu industri yang berisiko
mengalami kecelakaan industri adalah industri migas. Namun dengan mitigasi dapat mengurangi
potensi terjadinya kecelakaan industri. Pada industi migas jika terjadi kecelakaan industry dapat
mengakibatkan dampak yang cukup besar baik bagi lingkungan, polusi, dan ekonomi nasional.
Contoh dari kecelakaan migas adalah kebakaran pipa bahan bakar di Subang, kecelakaan kerja di
Pertamina RU IV Cilacap, Lapindo Brantas di Sidoarjo,
Natech adalah akibat dari bencana alam yang mengakibatkan kecelakaan teknologi.
Dampaknya parah bagi industri, lingkungan, terjadinya kebakaran, pelepasan bahan radioaktif,
sampai kesehatan masyarakat. Contoh bencana yang bisa menyababkan natech adalah tsunami,
badai, gempa bumi. Contoh kejadian di Indonesia adalah gempa bumi dan tsunami Aceh, Anyer,
dan Palu.
Mitigasi bencana industri dilakukan agar bencana tidak menimbulkan dampak yang lebih
besar. Upaya yang dapat dilakukan menerapkan peringatan dini, membuat daerah yang aman,
meningkatkan standard keselamatan, meningkatkan kemampuan pekerja di industri tersebut.
Dewi Aryani (1806194630)
PB 1 - Fakultas Farmasi
Judul : Psychosocial Management for Survivors of Disaster
Pemateri : Prof. Achir Yani S. Hamid, M.N., D.N.Sc

Orang yang dapat terdampak pada saat terjadi bencana adalah survivor (yang mengalami
langsung bencana tersebut), responder (yang menolong), dan masyarakat. Dampak bencana
bersifat holistik dan unik. Dalam penanggulangan bencana harus mengetahui faktor risiko, faktor
presipitasi, dan penilaian terhadap stressor. Contoh dampak psikososial bencana adalah PTSD.
Dukungan psikososial yang dapat diberikan adalah memberi kesempatan bagi korban
untuk mencurahkan perasaannya karena kehilangan yang dialami. Tipe bencana diantaranya:
 Bencana Alam, merupakan kehendak Tuhan. Proses recovery lebih cepat karena korban
lebih cenderung menerima.
 Technological and human made disaster, sesuatu yang sengaja dilakukan sehingga ada
pihak yang disalahkan. Hal ini dapat membutuhkan proses recovery yang panjang dan
menimbulkan luka batin.
Fase Bencana terdiri dari impact, acute response, recovery, reconstruction development,
prevention, mitigation, dan preparedness.
Respons bencana diantaranya:
 Physical-Biological Response (fight or flight)
 Physical response  respons fisik seperti sakit kepala, tromor, insomnia, dan lain lain.
 Psychological response  response emosi seperti shock, depresi, perasaan kehilangan,
hilang ingatan, dan lain-lain.
 Spiritual response  mempertanyakan kenapa bencana itu terjadi

Loss and grieving process melewati 5 tahapan yaitu denial, anger, bargaining, depression,
dan acceptance. Dampak psikologi dapat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, support
system, normal coping pattern, coping reserve. Human caring theory (Jean Watson) terdiri dari
upaya untuk melindungi, meningkatkan, menjaga rasa kemanusiaan dengan menbantu orang lain
untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri. Human touch in helping  bertujuan
untuk harmonisasi pikiran, badan, jiwa yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan diri,
pernghargaan terhadap diri, dan penghargaan diri.

Pihak yang terkena dampak pada saat bencana:


Dewi Aryani (1806194630)
PB 1 - Fakultas Farmasi
 Tipe 1  korban yang mengalami bencana yang mendapatkan trauma dari bencana itu
sendiri
 Tipe 2  orang-orang yang mengamati dari jauh yang mendapatkan dampak psikologis
 Tipe 3  pihak yang menolong
Tahapan pengkajian psikologis terdiri dari predisposing factors, precipitating stressors,
appraisal of stressors (respons seseorang berbeda-beda), Response to stressors terdiri dari
fisiologis(organ tubuh), kognitif, afektif, perilaku, social-cultural-spiritual, Coping Resources
(social skills, material assets, knowledge, probem sloving).
Coping mechanism terdiri dari 3
 Problem focused
 Cognitively focused
 Emotion focused
Pola respons dapat dibagi menjadi adaptif dan maladaptive. Dalam intervensi psikologis
dapat diberikan konseling, pengetahuan piskologis, dukungan, dan pengembangan sumber daya
yang tersedia. Hal yang diharapkan adalah kondisi psikologi korban sudah membaik, sudah
diterima di masyarakat, dan hilangnya gangguan fisiologis.
Relokasi tempat tinggal sering dilakukan setelah bencana terjadi. Walaupun tempat baru bagi
korban bencana lebih aman namun tidak menjamin kenyamanan bagi korban bencana dalam
penyesuaian perilaku setelah berpindah di tempat baru.
Cara mengatur responder dalam bencana
 Batasi kerja maksimal 12 jam
 Buat sistem rotasi
 Berikan konseling bagi pekerja yang bertugas

Anda mungkin juga menyukai