Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Diri Awal

Dewi Aryani
1806194630
IPE-24

Tenaga kesehatan merupakan elemen yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan.
Contohnya pada pelayanan di rumah sakit, masing-masing tenaga kesehatan seperti dokter,
perawat, apoteker, ahli gizi, dan lain sebagainya harus bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya
masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya untuk memberi pelayanan kepada pasien, para
tenaga kesehatan harus bekerja secara sinergis dan berkolaborasi agar dapat memberikan
pelayanan terbaik sesuai dengan kebutuhan pasien.

Salah satu contoh pelayanan di rumah sakit yaitu pengalaman yang pernah dialami oleh
saya saat mendampingi ayah saya melakukan pengobatan. Pada tahun 2014 ayah saya terkena
serangan jantung dikarenakan adanya sumbatan pada arteri koronernya. Saat sampai di rumah
sakit, dokter segera melakukan pertolongan dan observasi. Dokter pun menyarankan ayah saya
untuk melakukan operasi bypass akibat jantung koroner yang dideritanya. Operasi ini juga
dilakukan untuk menutup kebocoran yang ada pada jantung ayah saya. Operasi pun berhasil
dilakukan dan ayah saya diwajibkan untuk melakukan konsultasi rutin setiap bulannya.

Pada akhir tahun 2017 saat melakukan konsultasi rutin, dokter berkata bahwa masih ada
kebocoran pada jantung ayah saya, beliau menyarankan ayah saya untuk melakukan operasi
kembali. Namun, keluarga kami menolak untuk melakukannya karena operasi ini cukup beresiko.
Akhirnya dokter menyarankan untuk memasang alat menyerupai payung untuk menutup
kebocoran pada jantung ayah saya. Karena dijelaskan bahwa tindakan ini tidak terlalu beresiko,
akhirnya ayah saya dan pihak keluarga setuju untuk melakukan tindakan tersebut. Dokter yang
bertanggungjawab atas tindakan ini berbeda dengan dokter jantung yang biasa melayani ayah saya.
Akhirnya tindakan pun dilakukan. Namun saat keluar dari ruangan, dokter yang bertanggung
jawab atas tindakan pemasangan alat ini berkata bahwa alatnya tidak berhasil dipasang karena
kebocoran yang ada di jantung ayah saya berukuran lebih besar. Ayah saya merasa sedikit kecewa
karena tindakan ini hanya menyisakan rasa sakit saja, tanpa ada manfaatnya karena alat tersebut
tidak berhasil dipasang.
Sebelum keluar dari rumah sakit, ayah saya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter spesialis jantung yang biasa menanganinya. Ayah saya menanyakan alasan mengapa alat
tersebut tidak dapat dipasang. Namun, beliau memberikan alasan yang berbeda dengan apa yang
dikatakan oleh dokter yang melakukan tindakan pemasangan alat. Hal ini membuat pasien dan
keluarganya bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, karena alasan yang diberikan pun
berbeda.

Hal ini membuat saya mengerti bahwa komunikasi yang baik itu sangatlah penting dalam
pelayanan kesehatan. Antara dokter yang bertanggung jawab harus saling berkomunikasi dan
memiliki pandangan yang sama, agar pasien dan keluarganya juga dapat memiliki pemahaman
yang sama. Komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien juga harus jelas agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan pasien mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan kebutuhannya.
Kedepannya, saat saya kelak menjadi seorang tenaga kesehatan, saya akan berupaya untuk terus
melakukan komunikasi yang jelas baik kepada sesama tenaga kesehatan maupun kepada pasien
yang saya tangani. Karena komunikasi merupakan kunci dalam kolaborasi, jika kolaborasi berjalan
dengan baik maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan maksimal pula.

Anda mungkin juga menyukai