Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FARMAKOGNOSI

Simplisia yang Mengandung Minyak Atsiri ( Buah Adas )

SEMESTER : GENAP 2015/2016


DOSEN : Vilya Syafriana M.Si, S.Si

Disusun oleh :
Dwi Novita Sari

( 14334022 )

Nur Anggraini Putri ( 14334023 )


Nur lailiyah

( 14334024 )

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA-2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Makalah tentang Simplisia yang Mengandung Minyak Atsiri ( Buah Adas ).
Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini. Dan
tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing kami.
Semoga makalah

ini dapat membantu dan bermanfaat bagi rekan-rekan yang

membaca, sehingga benar-benar

di harapkan responsasinya dalam Makalah ini dengan

memberikan komentar dan saran yang membangun.


Mengingat kami belum mahir dalam menyusun sebuah makalah, kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, walaupun kami telah berusaha sebaik
mungkin dalam penyusunannya. Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata.
Sesungguhnya yang benar itu hanya milik allah swt. Dan yang salah adalah dari kami sendiri.
Semoga Allah. Memberikan anugerah serta hidayah bagi kita semua. Amiin.

Jakarta, Juli 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI..3
BAB I : PENDAHULUAN....4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..6
BAB III : PEMBAHASAN8
BAB IV : KESIMPULAN........................22
DAFTAR PUSTAKA...23
LAMPIRAN.24

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Buah Adas berasal dari Eropa Selatan dan Asia. Namun saat ini penyebarannya sudah

sangat merata disemua kawasan dataran tinggi di Indonesia, terutama di Jawa. Masyarakat
biasanya menanam adas di pinggiran pematang ladang, bersama dengan tanaman lainnya.
Sosok tanaman adas yang daunnya sangat khas itu akan mudah dikenali di tengah-tengah
tanaman sayuran lainnya. Meskipun kalau sudah sama-sama berbunga dan berbuah, rumpun
adas tampak mirip tanaman wortel.
Di Indonesia, adas telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanaman bumbu atau
tanaman obat. Tumbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di
atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Karena manfaatnya,
tumbuhan ini banyak pula ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang.

B.

Tujuan & Manfaat Penulisan

Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui sinonim/nama lain Buah Adas di berbagai daerah.


Untuk mengetahui klasifikasi Buah Adas
Untuk mengetahui kandungan dari Buah Adas
Untuk mengetahui identifikasi secara makroskopik maupun mikroskopik Buah Adas
Untuk mengetahui efek farmakologi dan efek toksisitas penggunaan Buah Adas.

Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak agar mengetahui berbagai hal tentang
Buah Adas sehingga kita bisa ikut berperan serta dalam melestarikannya dan mampu
membuat simplisia yang memenuhi syarat dari Buah Adas.

BAB II
4

TINJAUAN PUSTAKA
Minyak atsiri Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri, misalnya
dalam bahasa Inggris disebut essential oils. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebutnya
minyak terbang, bahkan ada pula yang menyebut minyak kabur. Minyak atsiri juga dikenal
dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang. Pengertian atau defenisi minyak
atsiri yang ditulis dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak
atsiri merupakan senyawa berwujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit,
batang, daun, buah, dan biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap.
Makalah ini dibahas tentang minyak atsiri buah adas. Buah adas itu sendiri berbau
aromatik, rasa sedikit manis, pedas, sifatnya menghangatkan. Buah Adas Berkhasiat
menghilangkan dingin, antiradang, antispasmodik, penghilang nyeri (analgesik), peluruh
kencing (diuretik ringan), menormalkan fungsi lambung, antibakteri, meningkatkan napsu
makan (stomakik), peluruh dahak, peluruh kentut (karminatif), dan merangsang produksi ASI
(laktagoga). Selain itu Buah adas yang diproses dengan garam berkhasiat menghangatkan
ginjal, mengusir dingin dari dalam dan meredakan nyeri. Hal yang lain terkandung dalam
buah adas matang adalah : mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1-6%, mengandung
50-60% anetol, lebih kurang 2o% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol,
anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Adas juga sumber vitamin A, kalsium,
fosfor, dais kalium. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang
khas, berkhasiat karminatif, dan antispasmodik. Untuk menghasilkan minyak adas,digunakan
penyulingan serbuk buah adas yang masak dan kering.
Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya digunakan dalam industri
obat-obatan. Minyak adas yang diakandung bijinya menjadi salah satu komponen bahan
minyak telon. Khasiat sulingan dari buah adas yang mengasilkan minyak adas . Banyak
sekali manfaat minyak adas salah satunya adalah jika dioleskan dapat mengobati masuk
angin .

BAB III
PEMBAHASAN

Di Indonesia, Adas telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanaman bumbu atau
tanaman obat. Tumbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di
atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa
Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya, tumbuhan ini banyak pula ditanam di Indonesia,
India, Argentina, Eropa, dan Jepang.
Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan hasil sulingan serbuk buah adas
yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya digunakan
dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau sebagai bahan yang
memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas
digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. daunnya bisa dimakan sebagai
sayuran.

3.1 Klasifikasi
Kerajaan

: Plantae

Devisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Apiales

Family

: Apiaceae

Genus

: Foeniculum

Spesies

: F. vulgare

Tanaman dicirikan dengan bentuk herba tahunan, tinggi tanaman dapat mencapai 1 2
m dengan percabangan yang banyak, batang beralur. Daun berbagi menyirip, berbentuk bulat
telur sampai segi tiga dengan panjang 3 dm.
Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6-40 gagang bunga,
panjang ibu gagang bunga 5-10 cm, panjang gagang bunga 2-5 mm, mahkota berwarna
kuning, keluar dari ujung batang.
Bentuk buah lonjong, berusuk, panjang 6-10 mm, lebar 3-4 mm, masih muda hijau
setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun,
warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Dalam masing-masing biji
terdapat tabung minyak yang letak-nya berselang-seling.

3.2 Nama Daerah


Beragamnya sebutan dimasing-masing etnis ini, menandakan bahwa introduksi
tanaman adas sudah dimulai sejak adanya kontak dagang antara masyarakat nusantara dengan
Hindu dan Timur Tengah.
Sumatra

: Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (Melayu), adeh manih (Minangkabau)

Jawa

: Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa), adhas (Madura)

Sulawesi

: Paapang, paampas (Manado), popaas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo),


papaato (Buol), Porotomu (Baree), adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis),
kumpasi (Sangir talaut)

Nusa Tenggara: wala wunga (Sumba)


Bali

: adas.

Nama asing

: phong karee, mellet karee (Thai), jintan manis (Malaysia).

Nama simplisia: Foeniculi Fructus (buah adas).

3.3

Identifikasi

3.3.1 Makroskopik
Kremokarp berbentuk memanjang, ujung pipih, gundul, stilopodium pendek bercabang
dua, buah yang utuh umumnya bertangkai, warna coklat kehijauan atau coklat kekuningan
hingga coklat, panjang sampai 10 mm, lebar sampai 4mm. Merikarp mempunyai 5 rusuk
primer, menonjol, warna kekuningan, permukaan bidang lekat merikarp tidak beralur.
Perikarp pada irisan melintang tampak 2 saluran tampak 2 saluran minyak pada bidang lekat
merikarp dan 4 saluran minyak pada lekukan yang terdapat diantara rusuk primer, pada tiap
rusuk terdapat satu berkas pembuluh. Embrio kecil, terletak pada ujung atas endosperm.
Endosperm berisi banyak minyak.

3.3.2 Mikroskopik
Epikarp terdiri dari 1 lapis sel tetrahedral atau polyhedral, kutikula tidak bergaris,
stomata bertipe anomositik (Ranucunlaceae). Mesokarp umumnya parenkimatik, di mesokarp
daerah rusuk terdapat berkas pembuluh fibrovasal dengan serabut sklerenkim bernoktah
sempit dan berlignin. Di sekitar berkas pembuluh terdapat parenkim berwarna kecoklatan
dengan diding sel berpenebalan jala dan berlignin. Saluran minyak atau vitae dengan satu
lapis epithelium berwarna coklat endocarp terdiri dari 1 lapis sel pipih. Pada penampanag
tagensial tampak sebagai sel-sel berbentuk tersusun dalma kelompok-kelompok sel yang
berlawana arah. Kulit terdiri dari ilapis sel terentang tagensial. Endosperm terdiri dari sel-sel
parenkim bentuk polyhedral, dinding tebal tidak berlignin , berisi minyak lemak dan butirbutir aleueron yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset.
Serbuk berwarna coklat kekuningan. Fragmen pengenal adalah jaringa endosperm
berdinding tebal, berisi minyak lemak dan butir-butir aleuron yang berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk roset kecil; saluran minyak berwarna kuningan atau kecoklatan parenkim
berpenebalan jala berwarna kecoklatan, serabut bernoktah sempit; endocarp dengan
kelompok sel-sel berbentuk hampir tetrahedral tersusun berlainan arah. Tidak terdapat rambut
atau pati.

3.4 Kandungan
Buah : 2-6% minyak atsiri yang terdiri dari 50-70% trans-anetol dan lebih kurang 20%
(+)-cis-anetol, 15-24% fenkon (berasa pahit dan mempunyai aroma seperti kamfer), 22,3%
estragol, 4-7% metilkavikol, anisaldehida (suatu senyawa hasil oksidasi anetol), fenilalkohol,
limonen, terpineol, beberapa senyawa terpenoid hidrokarbon antara lain pinen, felandren,
limonen. Di samping minyak atsiri ditemukan pula glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV,
stigmasterin, flavonoid, minyak lemak, protein, asam-asam organik, pentosan, pektin,
trigonelin, kolin, yodin.
Daun : daun segar mengandung kuersetin-3-gluku-ronida, kaemferol-3-glukuronida,
0,008%

funikularin-(kuersetin-3-arabinosida),

0,1%

nelumbosida

(kuersetin-3-

glukoglukuronida).
Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan
berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung. stigmasterin
(serposterin).

3.5

Sifat dan Khasiat


Buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk

meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Berkhasiat menghilangkan dingin, melancarkan
peredaran darah, penghilang nyeri (analgesik), menyehatkan lambung, meningkatkan nafsu
makan (stomakik), peluruh dahak, peluruh kentut (karminatif), dan merangsang produksi ASI
(laktagoga).
Daun berbau aromatik dan berkhasiat sebagai stimulan, peluruh kencing (diuretik),
laktagoga, stomakik, dan menerangkan penglihatan. Herba berkhasiat sebagai anti-emetik.
Akar sebagai pencahar dan diuretik. Sedangkan minyak dari buah (minyak adas, fennel oil)
berkhasiat sebagai stimulan, karminatif, antibakteri, dan antelmintik.

3.6

Cara Mendapatkan Minyak Adas


Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Tumbuhan ini berasal dari daerah Eropa

selatan dan telah dikultivasi di Eropa, Asia, sebagian Afrika dan Amerika selatan. Tumbuh di
Jawa tengah, Jawa timur pada daerah dengan ketinggian 1600-2400 mdpl, di pegunungan,
tumbuh secara liar di G.Lawu dan G. Tengger.
Perbanyakan dilakukan dengan biji (4 kg biji per hektar) atau memisahkan anak
tanaman. Pada upaya budidaya, diperlukan tanah yang subur dan mengandung cukup kapur.
Biji dapat langsung ditanam dikebun dengan jarak tanam 50cm.
Pemanenan dilakukan dengan cara penebangan ketika masih hijau dan dikeringkan
selama 5 hari. Buah dikumpulkan dengan cara menggoyangkan batang yang sudah kering.
Pada kultur jaringan tanaman, penambahan fenil-alanin pada kalus dapat berefek pada
peningkatan kadar senyawa kumarin. Lama penyulingan berpengaruh terhadap kualitas
minyak buah adas. Waktu penyulingan minyak atsiri buah adas dengan metode destilasi air
paling optimal 5 jam.

3.7

Cara Pemakaian
Buah adas sebanyak 3-9 g direbus, atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan

air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus,
lalu diminum. Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian
lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka. Minyak adas juga dapat digunakan
untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.
Contoh pemakaian
Batuk
Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan cangkir air mendidik. Setelah dingin
disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2
kali sehari, sampai sembuh. Daun saga genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun
poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1 sendok the,
pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya.

10

Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu
diminum. Lakukan 3 kali sehari, masing-masing gelas.
Sesak napas
Minyak adas sebanyak 10 tetes, diseduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi
hangat. Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh. Adas sendok teh, pulosari jari, rimpang
kencur 2 jari, rimpang temulawak 1 jari, jintan hitam sendok the, daun poncosudo
(Jasminum pubescens) genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira
separuhnya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing
gelas.
Sariawan
Adas sendok teh, ketumbar sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga genggam,
pegagan genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari jari, rimpang lempuyang wangi
jari, rimpang kunyit jari, kayu manis jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa
separuhnya. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup
gelas.
Haid tidak teratur
Daun dan bunga srigading masing-masing 1/5 genggam, jinten hitam sendok teh, adas
sendok teh, pulosari jari, bunga kesumba keling 2 kuntum, 11 jeruk nipis 2 buah, gula batu
sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, minum 3 kali
sehari, masing-masing gelas.
Keracunan tumbuhan obat atau jamur
Serbuk buah adas sebanyak 5 gram, diseduh dengan cangkir arak. Minum selagi hangat.
Batu empedu
Serbuh buah adas sebanyak 5 gram diseduh dengan 1 cangkir air panas. Minum setelah
dingin, lakukan setiap hari.

3.8 Efek Farmakologi


11

1.

Komponen

aktifnya,

anisaldehida,

meningkatkan

khasiat

streptomycin

untuk

pengobatan TBC pada tikus percobaan.


2.

Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus).

3.

Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat
menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang nafsu makan.

4.

Menghilangkan dingin dan dahak.

5.

Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek
menghancurkan batu ginjal.

6.

Potensial untuk membantu dalam menyusui karena kandungan flavonoid dan


coumarins, yang merupakan kelompok fitoestrogen, senyawa tanaman yang
menggunakan efek keseimbangan pada tingkat hormon wanita seperti PMS dan
menstruasi tidak teratur lain dan gejala menopause.

7.

Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan
darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini.

3.9

Efek Toksisitas
Adas sebaiknya jangan diberikan pada penderita alergi terhadap wortel, selederi,

penderita epilepsi dan anak di bawah umur. Adas aman digunakan sebagai obat dalam jang-ka
waktu yang tidak lama. Pemakaian jangka lama dalam jumlah yang banyak akan memberikan
efek samping di antaranya, kulit menjadi sensitif terhadap cahaya matahari, di mana kulit
menjadi gelap dan sakit terbakar matahari. Sehingga selama pemakaian adas sebaiknya
memakai proteksi (sunblock) apabila keluar ruangan.

12

BAB IV
KESIMPULAN

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Foragri, 2010, Minyak atsiri dari adas peda.


2. Dalimamartha, setiawan, 1999, Atlas tumbuhan obat indonesia jilid 1, Jakarta, Trubus
Agriwidya.
3. Anonim, 2010, Foeniculum Vulgare.
4. Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia Jilid II, Jakarta, Departemen kesehatan
Republik Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai