I. Tujuan Praktikum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar, tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.pati tersusun
dari dua macam karbohidrat, yaitu amilosa dan amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras sedangkan amilopektin bersifat lengket. Amilosa memberikan
warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi, yang harus diperhatikan
pada pengamatan amilum secara mikroskopik adalah betntuk dan ukuran butiran, bentuk dan
letak hilus, adanya lamella. Dalam dunia farmasi amilum digunakan sebagai bahan penghancur
atau pengembang obat yang berfungsi menghancurkan tablet setelah ditelan.
1. Klasifikasi Amylum
Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. yang
berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara makroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ,
tunggal atau majemuk bentuk bulat telur. Hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella
konsentris. Jika diamati di bawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus.
Kingdom :Plantae
Subkingdom :TraCheobionta
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Sub kelas :Commelinidae
Ordo :Poales
Familli :Poaceae
Genus :Oryza
Amylum Maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L. Yang berupa
serbuk sangat halus dan putih.secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut,
atau butir bulat, hilus ditengh berupa rongga nyata atau celah, tidak ada lamella. Jika diamati
dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliophsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
AmylumTriciti (pati gandum) adalah pati yang diperoleh dari biji Triticum vulgare L. Secara
mikroskopik berbentuk butir tunggal besar, dilindung oleh butiran kecil. Bentuk serupa lensa
bundar atau jorong, kadang berbentuk ginjal. Hillus terletak ditengah tidak jelas bertupa titik atau
celah, lamella tidak jelas.
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili ` : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : Triticumaestivum L.
Amylum Solani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi Solanum tuberossum yang
berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik berupa butir tunggal, tidak beraturan,
atau bulat atau bulat telur, atau membulat, butir majemuk jarang, terdiri dari 2-4 , hilus berupa
titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat.
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Trecheobionta
Divisi :Magnoliopsida
Ordo :Solanales
Family :Solanaceae
Genus :Solanum
Amylum Manihot (pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima
Pohl yang berupa serbuk sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak
bulat atau bersegi banyak butir kecil, butir besar, hilus ditengah berupa titik, garis lurus atau
bercabang tiga, lamella tidak jelas konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir
tunggal yang tidak sama bentuknya.
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliopsida
Ordo :Euphorbiales
Famili :Eupherbiaceae
Genus :Manihot
Spesies :Manihotesculentacrantz
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji yang masak
Penggunaan :Bahanpenolongbahansediaanobat
Sediaan :
Secara umum amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang
tidak larut dalam air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays Linne
(Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae).
Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dan mempunyai garis tengah
35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-
masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu
dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan
penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap
keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk
supositoria (Gunawan, 2004). Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri
farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang
baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi
bahan obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam
pembuatan tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004). Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang
semisintetik yang digunakan sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan
pengibatan tambahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar,
pembedahan, sepsis, dan trauma lain.
Sediaan amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex (Gunawan, 2004). Fungsi amilum
dalam dunia farmasi tergolong banyak dan penting. Bahkan sudah ada sediaan yang dipasarkan.
Sebaiknya dapat dimaksimalkan penggunaannya dan dilestarikan pula tanaman-tanaman yang
mengandung amilum untuk kelancaran dalam bidang farmasi.
1. Mikroskop
2. Objek Glass
3. Cover Glass
4. Pipet Tetes
5. Tabung Reaksi
6. Tissue
1. Amylum Oryzae
2. Amylum Tritici
3. Amylum Manihot
4. Amylu Maydis
5. Aquadest
6. Larutan Iodium
1. Prosedur
7. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1,2,3,4) untuk amylum solani, amylum tritici, amylu
manihot dan amylum maydis.
4. Tambahkan 1-2 tetes aquadst kemudian segera menutup dengan cover glass.
5. Amati di bawah mikroskop
6. Catat dan gambar hasil pengamatan yang meliputi : bentuk & ukuran butiran, bentuk &
letak hillus, dan lamellanya.
7. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1,2,3,4) untuk amylum solani, amylum tritici, amylu
manihot dan amylum maydis.
6. Ulangi percobaan di atas (percobaan 1,2,3,4) untuk amylum solani, amylum tritici, amylu
manihot dan amylum maydis.
1. Hasil Pengamatan
Warna : Putih
Amylum Manihot
Bau : Tidak Berbau
Warna : Putih
Amylum Maydis
Bau : Tidak Berbau
Hilus :
Amylum Oryzae
Lamella : tidak ada lamella
Gambar :
Gambar :
Ukuran : 5µm-10µm
Gambar :
Ukuran : 2µm-23µm
Gambar :
1. Pembahasan
Pada praktikum tanggal 23 September 2014 dilakukan identifikasi amilum secara makroskopis,
mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
Amylum Oryzae, Amylum Tritici, Amylum Manihot, dan Amylum Maydis. Identifikasi amilum
secara makroskopis bertujuan untuk mengetahui warna dan bau dari amilum yang akan di uji.
Kemudian Identifikasi amilum secara mikroskopis agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk
yang khas dari masing-masing amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih
memudahkan mahasiswa dalam membuat sediaan farmasi. Sedangkan Identifikasi secara
kimiawi bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam sampel yakni dengan
cara uji iodine. Pada uji ini sampel yang mengandung amilum akan berubah warna menjadi biru
keunguan sampai hitam.
Sampel di uji secara makroskopis dengan menggunakan indra manusia , di lihat warna dan bau
sampel. Amilum tritici berwarna putih dan tidak berbau. Amilum manihot berwarna putih dan
tidak berbau . amilum maydis berwarna putih dan tidak berbau . Dari semua sampel memiliki
ciri-ciri berwarna putih dan tidak berbau sesuai dengan persyaratan mutu yang baik dari amilum .
Berdasarkan hasil percobaan secara makroskopis, amilum oryzae berwarna putih dan tidak
berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum oryzae adalah butir bersegi banyak tunggal atau
majemuk berbentuk bulat telur, dengan ukuran kira-kira kurang lebih 2-5 mikro meter. Hilus
ditengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Identifikasi amilum secara
mikroskopis, pada amilum oryzae memiliki bentuk pati majemuk sehingga hilus dan lamelanya
tidak terlihat. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna hitam .
Pada amilum tritici berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum
tritici adalah butir tunggal besar dilindungi oleh butiran kecil. Hilus terletak di tengah tidak jelas
berupa titik atau celah dan lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium
menghasilkan warna hitam .
Pada amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum
manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang berukuran kira-kira
kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan lamella tidak jelas. Secara
kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna hitam .
Pada amilum maydis berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum
maydis adalah butir bersegi banyak, bersudut, dengan ukuran kira-kira kurang lebih 2-23 mikro
meter. Hilus di tengah berupa rongga yang nyata atau celah dan tidak ada lamella. Secara
kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna hitam .
Berdasarkan hasil percobaan secara kimiawi, sampel yang telah ditetesi dengan iodine berubah
menjadi hitam ini dikarenakan warna hitam yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan
kompleks antara amilum dengan iodine dan adanya reasksi berlebih antara amilum dengan
larutan iodine
1. Pada saat pengujian secara mikroskopis, sampel yang digunakan terlalu tebal sehingga
saat diamati penampangnya tidak terlalu jelas (menumpuk).
2. Pada saat pengujian secara kimiawi , sampel yang digunakan juga terlalu
banyak/menumpuk dan penambahan iodine tidak sesuai dengan perbandingan antara
berat sampel dan iodine .
VII. Kesimpulan
1. amilum oryzae berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum
oryzae adalah butir bersegi banyak tunggal atau majemuk berbentuk bulat telur, dengan
ukuran kira-kira kurang lebih 2-5 mikro meter. Hilus ditengah tidak terlihat jelas, tidak
ada lamella konsentris.2. amilum tritici berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan
secara mikroskopis amilum tritici adalah butir tunggal besar dilindungi oleh butiran kecil.
Hilus terletak di tengah tidak jelas berupa titik atau celah dan lamella tidak jelas. Secara
kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna hitam .
2. amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis amilum
manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang berukuran
kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan lamella tidak
jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna hitam .
4. Pada amilum manihot berwarna putih dan tidak berbau. Sedangkan secara mikroskopis
amilum manihot adalah butir tunggal agak bulat atau bersegi banyak butir kecil yang
berukuran kira-kira kurang lebih 5-10 mikro meter. Hilus di tengah berupa titik dan
lamella tidak jelas. Secara kimiawi , sampel yang ditetesi iodium menghasilkan warna
hitam .
Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan, dan kegunaan, simplisia harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.Bahan baku simplisia
2.Proses pembuatan simplisia
3.Cara pengepakan dan penyimpan simplisia
2. Alat dan bahan yang digunakan untuk identifikasi smplisia dan amylum secara mikroskopik:
A. Alat yang digunakan:
1. Pipet tetes
2. Beacker glass
3. Objek glass
4. Cover glass
5. Mikroskop
Iodium Iodium
Iodium Iodium
• Percobaan B
No Percobaan Hasil Dipanaskan Didinginkan Keterangan
1. 1 ml Suspensi amylum manihot + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil
positif
2. 1 ml Suspensi amylum maydis + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Warna biru
timbul kembali Hasil positif
3. 1 ml Suspensi amylum solani + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil
positif
4. 1 ml Suspensi amylum oryzae + 3 tetes lart Iodium Warna biru Warna biru hilang Tetap Hasil
positif
Percobaan B:
1 ml Suspensi amylum oryzae + 3 tetes lart Iodium, menhasilkan warna biru, setelah dipanaskan
warna biru menjadi hilang kemudian didinginkan dan hasilnya warna tetap hilang dan tidak
kembali biru, begitu juga dengan amylum manihot dan amylum solani, tapi untuk amylum
maydis setelah dipanaskan dan kemudian didinginkan, warna biru itu timbul kembali walaupun
tidak seperti warna biru pada waktu sebelum dilakukan pemanasan.
Dari kedua percobaan amylum secara kimiawi diatas maka kami dapat membandingkan bahwa
dalam percobaan A ( amylum yang langsung ditetesi Iodium) semua amylum hasilnya positif
yaitu dengan terjadinya warna ungu, sedangkan pada percobaan B yang menggunakan literature
dari farmakope ed IV (amylumnya terlebih dahulu dibuat suspensi), amylum maydis hasilnya
positif begitu juga amylum oryzae, amylum solani, dan amylum manihot, walaupun setelah
dilakukan pemanasan warna biru tidak kembali timbul, mungkin hal ini disebabkan karena
jumlah dan kadar Iodium juga waktu pemanasan yang kami lakukan pada waktu pembuatn
suspensi tidak sesuai dengan yang tercantum di farmakope yaitu jumlah iodium 0,5 ml dengan
kadar 0,005 M dan lamanya pemanasan yang dilakukan pada pembuatan suspensi yaitu 1 menit,
sedangkan pada percobaan yang kami lakukan, jumlah iodiumnya 3 tetes dengan kadar lebih dari
0,005 M selain itu pemanasan yang kami lakukan pada waktu pembuatan suspensi yaitu 5 menit.
• Amylum maydis
Dengan pembesaran 15 X 10, tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuk amylum maydis ini
berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus
yang berupa rongga atau celah.
• Amylum solani
Didalam mikroskop yang pembesarannya 15 X 10 amylum solani ini berbentuk butir tunggal,
tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi tidak terlihat jelas.
• Amylum oryzae
Bentuk amylum oryzae dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10 yaitu butir bersegi
banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus yang tidak terlihat
jelas, dan tidak terdapat lamella.
Dari keempat jenis amylum yang kami amati dimikroskop, memiliki bentuk, butir pati, hilus, dan
lamella yang berbeda-beda bahkan ada duajenis amylum yang tidak mempunyai lamella yaitu
amylum maydis dan amylum oryzae.
b. Simplisia
• Sebuk kunyit
Didalam serbuk kunyit yang kami amati dalam mikroskop dengan pembesaran 15 X 10, terdapat
butir pati, parenkim, sel indioblas, sedangkan berkas pembuluh tidak terlihat (tidak ada).
• Serbuk jahe
Serbuk jahe yang kami amati dalam mikroskop dengan pembesaran mikroskop yang sama
dengan serbuk kunyit, tidak terdapat berrkas pembuluh, dan kami hanya dapat melihat butir pati,
parenkim dan juga sel indioblas.
• Serbuk temulawak
Dalam serbuk temulawak ini kami dapat melihat berkas pembuluh, butir pati, sel indioblas dan
juga parenkim dengan pembesaran mikroskop 15 X10.
VI. Kesimpulan
Dari percobaan / praktikum yang telah kami lakukan maka kami dapat menyimpulkan yaitu
sebagai berikut:
1. Identfikasi amylum secara kimiawi
Percobaan A:
Amylum oryzae + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum oryzae.
Amylum solani + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum solani.
Amylum manihot + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum manihot.
Amylum maydis + Iodium menghasilkan warna ungu maka dinyatakan positif amylum maydis.
Percobaan B:
Amylum maydis dinyakan positif karena setelah dipanaskan dan kemudian didinginkan, warna
biru itu timbul kembali walaupun tidak seperti warna biru pada waktu sebelum dilakukan
pemanasan. Sedangkan untuk amylum manihot, amylum solani, dan amylum oryzae juga
dinyatakan positif, walaupun setelah dipanaskan warna biru yang terjadi hilang kemudian
didinginkan dan hasilnya warna tetap hilang dan tidak kembali biru.
• Amylum maydis
Tidak punya lamella (tidak terlihat), Bentuknya berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir
bulat,kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah.
• Amylum solani
Berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur, terdapat butir pati juga lamella yang
tidak terlihat jelas.
• Amylum oryzae
Bentuknya yaitu butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir
telur dan hilus yang tidak terlihat jelas dan tidak terdapat lamella.
Dari keempat jenis amylum yang kami amati, hanya dua jenis amylum yang tidak punya lamella
(tidak terlihat) yaitu amylum oryzae dan amylum maydis.
b. Simplisia
• Sebuk kunyit
Terdapat butir pati, parenkim, sel indioblas, berkas pembuluh tidak terlihat (tidak ada).
• Serbuk jahe
Tidak terdapat berrkas pembuluh, dan kami hanya dapat melihat butir pati, parenkim dan juga sel
indioblas.
• Serbuk temulawak
Terdapat berkas pembuluh, butir pati, sel indioblas dan juga parenkim.
Dari tiga jenis serbuk simplisia yang kami amati, hanya pada serbuk temulawak yang terdapat
berkas pembuluh.
Daftar Pustaka
1. “Farmakope Indonesia edisi IV”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 1995.
2. “Praktikum Fitokimia”, Uut Teguh sabara, S.farm, M.Sc, Apt.