PRAKTIKUM 2
FOLIUM
Disusun Oleh:
Davina Rustyasari (10060319122)
Dhiyaa Ramadina I.P.Dj (10060319123)
Luzhny Azzahra (10060319124)
Nurul Azizah R (10060319125)
Shift/Kelompok : C/8
Tanggal Praktikum : Rabu, 2 Desember 2020
Tanggal Laporan : Rabu, 9 Desember 2020
Asisten Penanggung Jawab : Fathan Said, S.Farm
BANDUNG
1442 H / 2020 M
I. Tujuan pengamatan
Praktikum identifikasi 1 ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengenal dan membedakan (mengidentifikasi) simplisia folium yang
diberikan secara makroskopik maupun mikroskopik.
II. Teori dasar
1. Morfologi dan anatomi daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh
dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi
sebagai penangkap energy dari cahaya matahari melalui fotosintesis.
Daun merupakan oran terpenting dalam melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan adalah organisme autotroph obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energy
cahaya menjadi energy kimia (Sutarmi, 1983).
Daun merupakan organ vegetative tumbuhan yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Dalam proses
fotosintesis, air dan karbondioksida diubah menjadi glukosa dan
oksigen. Proses fotosintetis terjadi pada sel-sel yang berklorofil.
Adanya klorofil dalam sel-sel mesofil menyebabkan daun pada
umumnya berwarna hijau. Daun umumnya berbentuk pipih dan
lebar. Bentuk daun yang demikian lebih efisien dalam menangkap
cahaya yang diperlukan untuk fotosintesis (Tjitrosoepomo, 2003).
Berikut adalah bagian-bagian dari daun :
1. Pelepah Daun
Pelepah daun adalah bagian pangkal daun yang melebar.
Pelepah disebut juga upih daun, dan biasanya membungkus
bagian batang. Pelepah daun umumnya dijumpai pada
tumbuhan monokotil, misalnya pada anggota dari family
Musaceace, Graminae, Cyperaceae, dan lain-lain.
2. Tangkai Daun
Daun manga, daun melinjo (Gnetum gnemon), singkong
(Manihot utilisima Pohl), dan lain-lain tidak dijumpai pelepah
daun. Bagian pangkal daun pada tumbuhan tersebut tidak
melebar, melainkan membengkak membentuk persendian.
Daun-daun yang tidak mempunyai pelepah daun dan hanya
mempunyai tangkai daun dan helai daun disebut daun
bertangkai.
3. Helai Daun
Helai daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis. Pada paku-pakuan helai daun dapat berfungsi
sebagai pembawa spora. Daun pembawa spora disebut sporofil
(sporophyll) (Tjitrosoepomo, 2003).
Jaringan pada daun dapat dibedakan ke dalam jaringan
epidermis, mesofil, dan tulang daun.
1. Epidermis
Jaringan epidermis daun terdapat pada lapisan terluar dari
daun, terdiri dari lapisan sel yang tersusun rapat. Jaringan
epidermis daun dapat terdiri dari satu lapis sel (uniseriat) atau
beberapa lapis sel (multiserat). Epidermis daun berhubungan
langsung dengan udara sehingga untuk mengurangi proses
penguapan air (transpirasi) maka pada lapisan epidermis
terdapat lapisan kutikula. Pada beberapa tumbuhan, epidermis
ini dapat ditutupi oleh lapisan lilin. 2.
2. Mesofil
Merupakan jaringan pada daun selain epidermis dan
tulang daun. Dinamakan mesofil karena terlentak dibagian
tengah, antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada
tumbuhan tertentu, misalnya pada daun jagung, mesofil terdiri
dari jaringan perenkima berklorofil yang sama bentuknya. 3.
3. Tulang Daun
Tulang daun terdiri dari jaringan xylem dan floem. Xylem
terletak dibagian atas, sedangkan floem terletak dibagian
bawah. Xylem mengangkut garam terlarut, dan air yang akan
digunakan untuk fotosintesis, sedangkan floem berfungsi
mengangkut hasil proses fotosintesis (Tjitrosoepomo, 2003).
IV. Prosedur
Kaca objek dan kaca penutup disediakan yang bersih dan bebas
minyak. Kemudian, reagen ditetesi 2-3 tetes reagen pada kaca objek dan
ditambahkan objek yang akan diamati. Lalu ditutup sediaan dengan kaca
penutup, kemudian dipanaskan kaca objek di atas api kecil sampai tidak
ada lagi gelembung yang terjebak di dalam sediaan. Jika terdapat butir
pati dan atau musilago, maka ditanambakan reagen dan pemanasan kaca
objek diulang. Setelah semua tahap selesai, objek dapat langsung
diamati di bawah mikroskop. Reagen dapat kembali ditambahkan untuk
mencegah mengkristalnya Kloral Hidrat pada saat pengamatan.
V. Hasil dan pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengamati secara
makroskopik, dan mikroskopik dengan simplisia bagian daun, yaitu
Orthosiphonis Staminei Folium, Abri Folium, Psidii Guajavae Folium,
Sericocalycis Crispi Folium, Sonchi Arvensidis Folium, Piperis Betle
Folium, Blumeae Balsamiferae Folium, dan Guazumae Ulmifoliae
Folium.
Pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan
menggunakan indera penglihatan secara langsung. Sedangkan
pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan menggunakan alat
mikroskop dan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Gunawam, 2004).
Pada percobaan kali ini mengamati bagian tumbuhan berupa
daun/folium. Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tidak
kalah sama pentingnya dengan akar, setiap tumbuhan pada umumnya
memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum
daun, memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat bulat atau
lonjong berwarna hijau (Rosanti, 2013).
Reagen yang digunakan pada percobaan ini ada 2 yaitu
Florogulusin dan Kloral Hidrat. Reagen Floroglusin dapat digunakan
untuk mendeteksi lignin jika ditambah HCl pekat dengan volume,
sedangkan Kloral Hidrat berfungsi untuk menghilangkan kandungan
butir-butir amilum dan kandungan protein, sehingga dapat terlihat jelas
jaringan yang ingin diamati di bawah mikroskop (HAM, 2009).
1. Orthosiphonis Staminei Folium
Epidermis atas
Rambut penutup
Pembuluh kayu
Tulang daun
Mesofil
Tulang daun
Pembuluh kayu
VI. Kesimpulan
1. Orthosiphon stamineus
Secara makroskopik terdapat helai daun tidak utuh namun masih
menempel pada tangkainya. Warna daun hijau tua, bentuknya kering
keriput tidak lagi sesuai dengan literatur morfologi daun segar, dan
secara mikroskopik fragmen pengenalnya yang dapat diamati yaitu
epidermis atas, rambut penutup dan pembuluh kayu.
2. Abrus precatorius
Secara makroskopik terdapat helai daun masih utuh, warna daun
kuning kehijauan agak sedikit tua, bentuknya masih seperti daun
segar, dan secara mikroskopik fragmen pengenalnya yang dapat
diamati yaitu hablur kalium oksalat, tulang daun, mesofil, pembuluh
kayu.
3. Psidium guajava
Secara makroskopik terdapat helai daun yang sudah kering tetapi
masih ada tangkai daun, warna daun hijau muda kelabu dan dan
sudah tidak lagi berbentuk silindris, melainkan sudah menguncup.
Sedangkan secara mikroskopik terdapat Rambut penutup, epidermis
atas, epidermis bawah dan stomata, dan juga mesofil
4. Sericocalyx crispus
Secara makroskopik berupa daun kering yang sudah tidak
berbentuk, warna hijau tua, dan beberapanya masih terdapat tangkai
daunnya. Sedangkan secara mikroskopik terdapat parenkim, berkas
pembuluh, dan epidermis bawah.
5. Sonchus arvensis
Secara makroskopik terdapat helai daun tidak utuh namun masih
menempel pada tangkainya. Warna daun hijau tua, kering dan
mengkerut tidak lagi sesuai dengan literatur morfologi daun segar,
dan secara mikroskopik terdapat rambut kelenjar, epidermis atas
dengan stomata, berkas pembuluh, epidermis bawah dengan
stomata, epidermis atas dengan stomata, dan epidermis bawah.
6. Piper betle
Secara makroskopik terdapat helai daun sudah tidak utuh. Warna
permukaan daun atas dan bawah tidak sama. Permukaan atas
berwarna hijau tua dengan tulang daun tidak terlihat jelas.
Sedangkan permukaan bawah berwarna hijau muda dengan tulang
daun terlihat jelas. Daun tidak segar atau agak mengering tidak lagi
sesuai dengan literatur morfologi daun segi, dan secara mikroskopik
terdapat mesofil, pembuluh kayu, permukaan daun bagian bawah,
epidermis bawah, dan sel minyak.
7. Guazuma ulmifolia
Secara makroskopik terlihat bahwa pada daun masih terdapat
pembuluh kayu. Secara mikroskopik terlihat fragmen seperti rambut
penutup yg berbentuk bintang, pembuluh kayu, dan epidermis atas.
8. Blumea balsamifera
Secara makroskopik daun terlihat seperi herba karena
tangkai/batang daun dapat saja terbawa saat pengeringan. Secara
mikroskopik terlihat fragmen rambut penutup dan serabut
sklerenkim
DAFTAR PUSTAKA