BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH:
EKA SLAMET AGUSTINA (1119006121)
NIDA AMALIYATUL MUTAMIMAH (16118001421)
SITI NOK ARUM ZAM ZAMI (1619002081)
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2020
ii
ii
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
2.1. Lengkuas.....................................................................................3
BAB III................................................................................................................................5
METODE PENELITIAN....................................................................................................5
iii
iv
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
Lampiran............................................................................................................................11
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Nyamuk merupakan vektor utama untuk beberapa penyakit, seperti
DBD (demam berdarah), malaria, yellow fever dan chikungunya. Nyamuk
penular (vektor) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes
albopictus dan Aedes scutellaris, Tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor
utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti (Anonim, 2000), dan sampai
sekarang belum ditemukan obat maupun vaksinnya (Fathi dan Chatarina,
2005).
Untuk mencegah terjadinya reaksi hipersensitifitas dan iritasi ini perlu
dicari sediaan antinyamuk yang berasal dari bahan alam untuk menggantikan
DEET. Salah satu tanaman yang diketahui mempunyai daya penolak nyamuk
adalah rimpang lengkuas putih. Minyak atsiri rimpang lengkuas putih
mempunyai kandungan eugenol (17,62%) yang mampu menolak gigitan
nyamuk Aedes aegypti, meskipun mekanisme yang pasti dari proses ini
belum diketahui (Kardinan, 2007).
Sebagai upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk selain digunakan
pembasmi nyamuk dalam bentuk semprotan atau obat nyamuk bakar, sediaan
dalam bentuk antinyamuk juga praktis digunakan dengan cara diaplikasikan
pada permukaan kulit tubuh (Sudarto, 1989).
Beberapa tanaman yang telah dimanfaatkan sebagai anti-nyamuk
diantaranya adalah yang mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri
merupakan metabolit sekunder dari tanaman yang bersifat mudah menguap
atau volatil dan dapat ditemukan di seluruh bagian tanaman seperti buah, biji,
daun, bunga, batang, kulit kayu, akar maupun rimpang (Rialita et al. 2015).
Mekanisme minyak atsiri sebagai pengusir nyamuk adalah dengan cara
pelepasan bau yang menyengat sehingga menimbulkan efek tidak disukai
nyamuk. Senyawa yang dihasilkan tumbuhan ini selanjutnya dimanfaatkan
antara lain sebagai gel anti-nyamuk yang dioleskan di kulit untuk
menghindari gigitan nyamuk. Ketertarikan nyamuk dalam mencari makan
dipicu oleh adanya karbondioksida, panas tubuh, dan bau kulit yang
berpotensi menjadi sumber darah. Menurut Boesri et al. (2015), kulit
manusia mengeluarkan asam laktat dan produk ekskresi yang menimbulkan
bau sehingga mudah terdeteksi oleh nyamuk.
Mekanisme minyak atsiri sebagai pengusir nyamuk adalah dengan
cara pelepasan bau dan senyawa repellent yang terdapat pada minyak atsiri.
Kulit manusia mengeluarkan asam laktat dan produk ekskresi yang dapat
digunakan nyamuk untuk mendeteksi bau dan keberadaan manusia. Ketika
minyak atsiri dioleskan pada kulit manusia, minyak atsiri tersebut terserap ke
2
dalam pori-pori kulit dan menguap dengan adanya panas tubuh sehingga
menghasilkan bau yang terdeteksi oleh reseptor kimia nyamuk (Husna, dkk.,
2016; Firdausi, dkk., 2015).
Gel merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi partikel
anorganik kecil atau molekul organik besar terpenetrasi oleh suatu cairan
(Anonim, 1995). Sediaan dalam bentuk gel lebih banyak digunakan karena
rasa dingin di kulit, mudah mengering membentuk lapisan film sehingga
mudah dicuci dan mudah menggunakannya (Mansjoer, 2000). Berdasarkan
hal tersebut dilakukan penelitian tentang formulasi minyak atsiri rimpang
lengkuas putih dalam bentuk sediaan dalam bentuk sediaan gel dan menguji
efektifitas antinyamuknya serta uji stabilitas fisik sediaanya.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan : apakah
minyak atsiri rimpang lengkuas dalam bentuk sediaan gel efektif sebagai
sediaan antinyamuk. Bagaimanaakah stabilitas dari sediaan gel minyak atsiri
rimpang lengkuas.
I.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efektivitas minyak atisiri rimpang lengkuas
sebagai antinyamuk dalam bentuk formulasi sediaan gel. Untuk mengetahui
stabilitas sediaan gel minyak atsiri rimpang lengkuas.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi bahwa formulasi sediaan gel dari minyak atsiri rimpang lengkuas
putih (Alpina galangal L stuntz var.alba) efektif sebagai sediaan antinyamuk.
Mengetahui stabilitas dari sediaan gel minyak atsiri rimpang lengkuas putih
(Alpina galangal L stuntz var.alba).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Lengkuas
II.1.1. Deskripsi Lengkuas
Lengkuas (Lenguas galanga atau Allpina galanga) sering dipakai oleh
kaum wanita dikenal sebagai penyedap masakan. Lengkuas termasuk terna
tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 m. Lengkuas dapat
hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 m
di atas permukaan laut (Haryanto, 2012).
II.1.2. Kandungan Kimia Lengkuas
Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan oleh Kusriani dan Shofia
(2015), menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol rimpang
lengkuas putih mengandung flavonoid, tanin, kuinon, dan
steroid/triterpenoid. Kusumaningtyas dkk. (2008), melaporkan bahwa ekstrak
n-heksan rimpang Alpinia galanga L. Willd dari daerah Bogor mengandung
senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid, tanin, dan
minyak atsiri.
Lengkuas mengandung senyawa terpenoid, alkaloid, tanin, saponin,
flavonoid, dan fenol yang dapat bersifat bakterisidal dan fungsidal sehingga
dapat dinyatakan sebagai bioinsektisida (Riyanti, 1996; Nursal & Siregar,
2005).
Rimpang lengkuas putih mengandung kurang lebih 1% minyak atsiri
berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari metil sinamat 48%, sineol 20-
30%, eugenol 3%-4%, kamfer 1%, seskuiterpen, d-alfa-pinen, dan galangin.
Selain itu, rimpangnya juga mengandung galangol, kaemferida, kadinen,
heksahidrokardelen hidrat, kuersetin, dan amilum (Sinaga, 2005).
II.2. Isolasi
Isolasi adalah proses pengambilan atau pemisahan senyawa bahan
alam dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Djamal, 2008). Sejak abad
ke-17 orang telah dapat memisahkan berbagai jenis senyawa dari sumber-
sumber organik. Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa senyawa metabolit
primer dan senyawa metabolit sekunder (Lenny, 2006).
Salahsatu cara isolasi untuk minyak atsisri adalah dengan destilasi
uap. Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk
mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap).
Selama pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian
yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung
dengan kondensor. Kerugian dari metode ini adalah senyawa yang bersifat
termolabil dapat terdegradasi (Seidel, 2006).
4
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
di laboratorium.
III.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi, rotary
evaporator (Buchi R-210), corong pisah, pH meter (JENWAY), viskometer (Rion
VT-04E), timbangan analitik (Percisa XB), alat-alat gelas, kertas grafik, mortar dan
stamper, kaca film, penangas air, dan penangkar nyamuk (ukuran 20 x 20 x 20
dengan lubang sirkuler berdiameter 15 cm).
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: rimpang lengkuas
putih, (Na2SO4) anhidrat, Carbopol 940, TEA, Metil paraben, Gliserin, Aquadest,
nyamuk Aedest Aeghipty, Tangan panelis,
III.3. Prosedur Penelitian
III.3.1. Pengambilan dan Pengolahan sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah rimpang lengkuas yang
diambil dari daerah Penakir Kecamatan Pulosari Kabupatan Pemalang.
III.3.2. Isolasi Minyak Atsiri
Sebanyak 20 kg sampel rimpang lengkuas putih disortasi basah, dicuci dan
tiriskan. Kemudian dirajang dan dikeringanginkan. Hasil pengeringan dilisolasi
dengan cara destilasi uap. Destilasi dilakukan selama 4-5 jam atau sampai tidak ada
lagi destilat yang menetes ke dalam wadah penampung. Setelah proses destilasi,
destilat yang diperoleh dimasukan kedalam corong pisah untuk memisahkan air
dan minyak. Ambil lapisan minyak dan ditambahkan (Na 2SO4) anhidrat untuk
menarik air yang masih tersisa dalam minyak atsiri. Aquadest,
III.3.3. Formula
Formula gel ekstrak minyak atsiri galangga acuan 100 mL
Bahan Formula
Minyak atsiri galanga 1 mL
Carbopol 940 0,5%
Triethanolamin 0,5%
Metil paraben 0,18%
Propil paraben 0,02%
Propilen glikol 15%
Aquadest ad 100 mL
(Kurniawan dkk., 2012)
Rancangan formula gel minyak atsiri rimpang lengkuas putih 100 ml
Bahan Konsentrasi bahan b/v
6
Basis F1 F2 F3
Minyak atsiri rimpang lengkuas 1mL 2mL 3mL
putih
Carbopol 940 1% 1% 1% 1%
TEA 0,5% 0,5% 0,5% 0,5%
Metil paraben 0,1% 0,1% 0,1% 0,1%
Gliserin 15% 15% 15% 15%
Aquadest ad 100mL 100mL 100mL 100mL
III.3.4. Prosedur pembuatan gel minyak atsiri rimpang lengkuas
Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat sediaan gel yaitu
ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan terlebih dahulu. Carbopol 940
dicampur dengan air panas dan ditunggu sekitar sampai basis mengembang.
Setelah itu, diaduk basis menggunakan stemper sampai homogen. Kemudian
ditambahkan gliserin dan metil paraben dengan tetap diaduk. Kemudian tambahkan
TEA, aduk hingga homogen. Setelah semua homogeny ditambah minyak atisiri dan
diaduk sampai homogen.
III.3.5. Uji stabilitas sediaan gel ekstrak etanol rimpang lengkuas
1. Uji organoleptis
Uji organoleptik dilakukan secara visual dan dilihat secara langsung
bentuk, warna, bau dai gel yang dibuat. Gel biasanya jernih dengan konsentrasi
setengah padat (Ansel, 1998).
2. Uji ph
Dilakukan dengan menimbang 10 gram sediaan, dilarutkan dalam 50 mL
aquadest dalam beaker glass, ditambahkan aquadest hingga 100 mL, lalu aduk
hingga merata. Larutan diukur pH nya dengan pH meter yang sudah
distandarisasi (Sudarmadji, 1984). Ukur dengan pH meter dan catat pH yang
ditunjukkan. Hasil pengukuran menunjukan target pH pada kulit yaitu 4,5-6,5
(Naibaho, 2013).
3. Uji daya sebar
Uji daya menyebar ditentukan dengan cara sebagai berikut sediaan gel
hasil formulasi sebanyak 0,5 g diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik
yang dilapisi plastic transparan, dibiarkan sesaat (15 detik) dan luas daerah yang
diberikan oleh sediaan dihitung kemudian tutup lagi dengan plastik yang diberi
beban tertentu masing-masing 1; 2 dan 5 g lalu dibiarkan selama 60 detik,
pertambahan luas yang diberikan oleh sediaan dapat dihitung (Voight, 1994).
4. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan denga cara sampel gel dioleskan pada
sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok. Sediaan harus
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar
(Ditjen POM, 1985).
5. Uji viskositas
7
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
IV.1. Anggaran Biaya
Format Rekapitulasi Anggaran Biaya
8
DAFTAR PUSTAKA
Lachman, Leon, Ph. D. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II, edisi
ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III jilid II, Jakarta:
Media Aesculapius, FKUI.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa
Aktif. Jurnal kesehatan. Volume VII No.2
Naibaho, D.H., Yamkan, V,Y., Weni, Wiyono,. 2013. Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocinum sanchum L.)
pada Kulit Punggung Kelinci yang dibuat Infeksi Staphylococcus aureus. Jurnal
ilmiah Farmasi – UNSRAT.
Rialita, T., et. al,. (2015) Aktivitas Antimikroba Minyak Esesnsial Jahe
Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan Lengkuas Merah (Alpinia purpurata
K. Schum) terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan. Vol.35, No.1. Hlm.44.
Riyanti. (1996). The effect of lengkuas (Languas galanga (L.) Stuntz)
extract to growth of fungi caused skin disease Trichophyton mentgrophytes
(Robin) Blancard and Microsporum gypseum (Bodin) Guiart Grigorakis in vitro.
Thesis. Bandung: Bandung Institute of Technology
Seidel, V., 2006, Initial and Bulk Extraction, In: Sarker, S. D., Latif, Z., &
Gray, A. I., (eds) Natural Product Isolation, 27-46, Humana Pers, New Jersey.
Sinaga, E., 2005, Alpinia galanga (L.) Willd, diakses 11 november 2020,
(http://www.iptek.apjii.or.id).
Sudarto. 1989. Entamologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Sumayani, Kusdarwati R, & Cahyoko Y. 2008. Daya antibakteri perasan
rimpang lengkuas (Alpinia galanga) dengan konsentrasi berbeda terhadap
pertumbuhan Aeromonas hydrophila secara in vitro. Berkala Ilmiah Perikanan
3(1): 83-87.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Yokyakarta: Gadjah
Mada University Press
Zulkarnain, A.K., Susanti, M. & Lathifa, N., 2013b, The Physical Stability
of Lotion O/W and W/O from Phaleria macrocarpa Fruit Extract As Sunscreen and
Primary Irritation Test on Rabbit, Traditional Medicine Journal, 18, 3, 141–150.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Jadwal Kegiatan
Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3
Konsultasi dengan dosen pembimbing
Preparasi alat dan bahan untuk pengambilan
minyak atsiri dari rimpang lengkuas
Pengambilan minyak atsiri dari rimpang
lengkuas
Preparasi alat dan bahan untuk pembuatan gel
Pembuatan gel
Preparasi hewan uji (nyamuk aedes aegepty)
Pengujian hasil sediaan gel terhadap hewan uji
(nyamuk aedes aegepty)
Pembuatan dan penyelesaian laporan
Tanda tangan
(Nida Amaliyatul Mutamimah)
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Siti Nok Arum Zam Zami
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Farmasi
4 NIM 1619002081
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pemalang, 10 November 1999
6 Alamat E-mail arumsfarm@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085 691 280749
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 UKM RISTEK Aktif Universitas Pekalongan
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.
Tanda tangan
(Siti Nok Arum Zam Zami)
13
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.
Tanda tangan
(Siti Nok Arum Zam Zami)
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
3
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
3
Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.
Kota, tanggal-bulan-tahun
Dosen Pendamping
Tanda tangan
( Nama Lengkap )
Lampiran 4. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan
15