Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

OBAT BAHAN ALAM

“ ADAS “

KELOMPOK

1. TATI HARYATI KALAKE (2019212168)


2. HADIMAN (2019212169)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2021
I. TINJAUAN ETNOFARMAKOLOGI/ ETNOFARMAKOGNOSI/ ETNOBOTANI

Adas (Foenicullum vulgare Mill) suku adas-adasan atau apiaceace telah lama
dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan tradisional. Adas berasal dari daerah laut
tengah timur (Italia ke tmur hingga Suriah), tetapi secara luas telah mengalami naturalisasi
dibanyak belahan dunia tertama pada tanah kering didekat pantai laut dan di tepi sungai.
Tumbuhannya berbentuk herba yang berbau harum, berwarna hijau terang, tegak dan dan
dapat mencapai dua meter tingginya. Daun tumbuh sehingga 40 cm, panjang berbentuk
pita, dengan segmen terakhir dalam bentuk rambut, kira-kira selebar 0,5 mm. Bunga yang
dihasilkan ujung tangkai adalah bunga majemuk yang berdiameter 5 hingga 15 cm. Setiap
bagian umbel mempunyai 20-50 kuntum bunga kuning yang amat kecil pada pedikel-pedikel
yang pendek. Buahnya adalah biji yang dikeringkan dikenal sebagai biji adas. (Sudarsono
dkk., 2002 ; Diaaz-Maroto dkk., 2006).

II. TINJAUAN BOTANI

Gambar : Buah Adas (Andajani dan Maharddika, 2003)

Klasifikasi ilmiah tanaman adas adalah (Mimica dkk., 2003) :

Kingdom : Plantae ( tumbuhan )

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh )

Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )


Ordo : Apiales

Familia : Apiaceace ( suku bellimbing-belimbingan)

Genus : Foeniculum

Spesies : F. vulgare

Nama Daerah :

1. Sumatera : das pedas (Aceh), adas pedas (Melayu), adeh manih (Minangkabau)
2. Jawa : hades (Sunda), adas londa, adas landi (Jawa), adhas (Madura)
3. Sulawesi : paampas (Menado), denggu-denggu (Gorontalo), rempasu (Makasar)
4. Nusa Tenggara : wala wunga (Sumba
(Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia)

Tanaman adas bisa tumbuh baik dengan adanya akar, batang, daun, bunga dan buah yang memiliki
fungsi atau kegunaan masing-masing.

1. Batang
Tanaman adas memilki cabang yang biasanya tumbuh sebanyak 3-5 buah batang dalam satu
rumpun. Batang tersebut memiliki warna hijau agak kebiruan. Batang tanaman adas beralur dan
memliki ruas yang berlubang.
Batang tanaman adas akan mengeluarkan bau wangi ketika batang tersebut dimemarkan . Batang
ini dapat tumbuh hingga mencapai 1 meter
2. Daun
Tanaman adas memiliki daun yang berbentuk seperti jarum yaitu runcing pada ujungnya dan
pngkalnya juga. Daun tersebut memiliki letak yang berselang-seling dan majemuk dengan kondisi
menyirip ganda dua yang posisinya saling menyirip.
Daun pada tanaman adas memiliki ukuran panjang sekitar 30-50 cm dan lebarnya berukuran 5-7 cm
dan memiliki warna hijau muda.

3. Bunga
Tanaman adas merupakan salah satu tanaman yang memiliki bunga dengan bentuk seperti payung
majmuk bediameter 5-15 cm. Bunga tersebut tumbuh pada gagang-gangangberukuran 2-5 mm
panjangnya.
Bunga adas memiliki kelopak bunga yang berbentuk seperti tabung warnanya hijau. Mahkota bunga
memiliki warna kuning dan tumbuh keluar dari setiap ujung batang adas
4. Buah
Tanaman adas memiliki buah yang berbentuk lonjong dan bijnya kering. Biji trsebut berusuk dengan
ukuran panjang sekitar 6-10 mm dan lebar 3-4 mm.
Pada umumnya buah pada adas akan berwarna hijau ketika umurnya masih muda dan berubah
menjadi warna coklat tua ketika umurnya menua. Tetapi sebenarnya warna buang pada adas
tidaklah relatif, karena warnanya bisa jadi dipengaruhi oleh asal tanaman berasal.
Ketika buah adas sudah matang., akan memberikan aroma khas yang kuat dan manis. Ketika dicicipi
rasanya akan terasa seperti kamper.
5. Akar
Akar yang dimiliki oleh tanaman adas bentuknya mirip wortel memiliki warna kuning dengan
diameter sekitar 1-1,5 cm dengan panjang kira-kira 10-15 cm.
(https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-adas

Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Adas

Buah adas bermanfaat sebagai obat batuk, mulas, sariawan, pelega tenggorokan, dan
penghangat badan.
Adas mengandung minyak atsiri (Oleum Foeniculi) 1-6%, mengandung 50-60% anetol, lebih
kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat,
dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas
dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin
(serposterin).
Fungsi buah Adas sebagai tanaman obat berkaitan erat dengan kandungan kimiawinya yang
terdiri atas minyak atsiri, flavonoid, saponin, glikosidastilben funikulosida I, II, III, IV, stigmasterin,
minyak lemak, protein, asam-asam organik, pentosan, pectin, trigonelin, kolin, dan iodine. Minyak
atsiri memiliki fungsi sebagai penghambat pertumbhan mikroba maupun memberikan aroma harum.
Flavonoid telah lama diakui memiliki aktiitas antiinflamasi, antioksidan, antialergi, hepatoprotektif,
antitrombotik, antiviral, dan antikarsinogenik. Saponin memiliki fungsi sebagai
antiinflamasi,antibakteri dan antikarsinogenik.
Daun berkhasiat mengatasi batuk, perut kembung, kolik, rasa haus, meningkatkan
penglihatan.

Cara Pemakaian :

Buah adas sebanyak 3-9 g direbus, atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih
untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus lalu diminum.
Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan,
sakit gigi, sakit telinga dan luka. Minyak adas juga digunakan untuk menggosok tubuh anak yang
masuk angin.

III. TINJAUAN FARMAKOLOGI DAN DOSIS


a. Aktivitas Antibakteri
Minyak atsiri dari buah F. Vulgare menunjukkan efek antibakteri terhadap patogen
bawaan makanan seperti Escherichia coli, Bacillus megaterium dan Staphylococcus aureus
(Mohsenzadeh, 2007), E. Coli 0157 : H7, Listeria monocytogenes dan S. Aureus (Dadalioglu
dan Evrendilek 2004; Cantore dkk.,2004). Ekstrak air dan organik F. Vulgare telah
dilaporkan menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap beberapa strain bakteri (Kaur dan
Arora, 2008). Biji minyak atsiri F. vulgare juga telah dilaporkan memiliki aktivitas
antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen manusia. Etanol dan air ekstrak F. vulgare
telah menunjukkan aktivitas terhadap Campylobacret jejuni dan Helicobacter pylori
(Mahady dkk., 2005).
Dalam studi lain, minyak esensial F. vulgare telah menunjukkan potensi kontrol
infeksi multidrug resistant Acinetobacter baumannii. Beberapa kandungan kimia dari F.
Vulgare seperti fenil turunan propanoid-Dillapional telah diidentifikasi sebagai antimikroba
aktif. Molekul lain yaitu Scopoletin yang merupakan turunan kumarin telah diisolasi dari
F.vulgare dan dilaporkan memiliki efek antimikroba marginal (Kwon dkk., 2002)

b. Efek Anti Jamur


Minyak esensial adas telah dilaporkan menunjukkan efek anti jamur. Adas minyak
esensial dan ekstrak ji yang telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antimycobakterial
dan anticandidal (Abed 2007). Berbagai ekstrak kulit F. vulgara juga telah dilaporkan
memiliki aktivitas anti jamur terhadap Candida albicans (Pai dkk, 2010) . Minyak
esensial dari F. vulgare juga telah dilaporkan untuk mengurangi pertumbuhan miselia
dan perkecambahan Sclerotinia sclerotiorum dan dengan demikian dapat digunakan
sebagai alternatif biofungisida untuk fungisida sintetik melawan jamur fitopatogenik
(Soylu dkk., 2007)
Minyak esensial dari F. vulgare telah dilaporkan menunjukkan zona lengkap
penghambatan terhadap Aspergilum niger, Aspergilum flavus, Fusarium
graminearum dan Fusarium moniliforme pada 6 dosis ml (Singh dkk., 2006)

c. Aktivitas Antibiotik
Efek aktivitas antioksidan yang kuat, aman dikonsumsi pada negara-negara
Mediterania yang berbeda telah dibuktikan, (faundale dkk., 2008). Ekstrak metanol
buah F vulgare. Juga telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antioksidan dengan
menurunkan tingkat malondialdehid pada kelompok ekstrak methanol buah F.
vulgare dibandingkan dengan kelompok kontrol. Minyak dan aseton ekstrak penting
dari F. vulgare telah dilaporkan menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat
dibandingkan dengan Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene
(BHT) (Ruberto dkk., 2000).

d. Aktivitas Antitrombotik
Minyak esensial dari F. vulgare dan komponen utamanya telah terbukti memiliki
aktivitas antitrombotik aman karena aktivitas antiplatelet spektrum luas, efek
destabilisasi gumpalan dan aktivitas vasorelaksan. Anethole yang merupakan salah
satu komponenminyak adas diuji dalam guinea plasma babi dapat menghambat asam
arakidonat, kolagen-ADP dan agregasi U46619 diinduksi. Anethole juga mencegah
trombin disebabkan gumpalan reaksi pada konsentrasi yang mirip dengan minyak
adas. Minyak adas telah diuji pada aorta tikus dengan atau tanpa endotelium dan
ditampilkan aktivitas vasorelaksan independen sebanding dengan konsentrasi
antiplatelet yang telah terbikti bebas dari efek sitotoksik in vitro. Selain itu, minyak
esensial F. vulgare dan anethole (100 mg/ kg oral) memberikan perlindungan yang
signifikan terhadap lesi lambung pada tikus (Tognolini dkk., 2007)
e. Aktivitas Anti Inflamasi
Ekstrak methanol buah adas yang diberikan secara oral (200 mg/ kg) dilaporkan
menunjukkan efek penghambatan terhadap penyakit inflamasi akut dan subakut dan
reaksi alergi tipe IV dan memberikan efek analgesic, serta meningkatkan dismutase
superoksida plasma dan aktivitas katalase serta meningkatkan densitas kolesterol
lipoprotein. Ekstrak methanol buah adas dapat menurunkan lipid peroksidase secara
signifikan dibanding kelompok kontrol, hasil tersebut menunjukkan bahwa buah adas
dapat mengurangi inflamasi.
f. Aktivitas Ekstrogenik
F. vulgare telah digunakan sebagai agen estrogen selama berabad-abad. Telah
dilaporkan meningkatkan sekresi susu, mendorong menstruasi, mempermudah
kelahiran, meringankan gejala klimakterik laki-laki dan meningkatkan libido. Bahan
utama minyak esensial adas yaitunanethole telah dianggap sebagai agen estrogen
aktif. (Albert dan Puleo, 2001)
g. Aktivitas Hepatoprotektif
Minyak esensial telah dilaporkan memiliki hepatoprotektif. Dalam sebuah penelitian,
hepatotoksisitas yang dihasilkan oleh administrasi CCl4 akut ditemukan dihambat
oleh minyak esensial adas degan bukti penurunan kdar serum aspartat
aminotransferase (AST), SGPT (ALT), alkaline phosphatase (ALP) dan bilirubin (Ozbek
dkk., 2003)

(Dikutip dari Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi, Karya Tulis Ilmiah, Pengarun Pemberian Gel
Ekstrak Etanol Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill) Terhadap percepatan
penyembuhan luka paska pencabutan gigi., Program studi pendidikan kedokteran gigi
Fakultas Kedokteran Udayana, Denpasar, 2016)

IV.RASIONALISASI
Penggunaan obat herbal dalam dunia kedokteran semakin terlihat nyata, produsen
dan peneliti kefarmasian semakin bersemangat untuk menemukan khasiat dan zat murni
obat baru yang berasal dari herbal. Sediaan obat herbal pun dibuat semakin exclusive
dan menarik, sehingga layak jika digunakan sebagai terapi modern yang tepat sasaran.
Masyarakat dan medis mulai melirik kebaradaan obat herbal karena adanya
kepercayaan obat herbal lebih aman karena telah terbukti keamananya selama bertahun-
tahun. Selain itu juga disebabkan karena adanya kepusasaan terhadap penggunaan obat
modern yang tidak didapatkan efek yang diinginkan bahkan tidak jarang menimbulkan
permasalahan yang baru.
Penelitian obat herbal mempunyai peran yang sangat besar untuk menentukan
ketepatan penggunaan suatu sediaan. Hasil uji penelitian merupakan bukti ilmiah yang
dapat digunakan sebagai dasar terapi.
Rasionalisasi terhadap obat tradisional sangatlah harus dikedepankan untuk
meningkatkan penggunaan terhadap obat tradisional dikalangan masyarakat luas.
Pemberian wawasan dan meyakinkan masyarakat menjadi kunci untuk rasionalisasi
terhadap obat tradisional. Sebab selama ini efektivitas dari obat tradisional masih
dianggap lemah dan memang lama dalam proses penyembuhan, dan biaya pembelian
obat tradisional juga masih cukup tinggi sehingga hal tersebut menjadikan tingkat
rasionalisasi obat tradisional masih tergolong rendah

Formulasi obat tradisional terdiri dari :


R/ Bahan aktif utama berkhasiat
Bahan aktif pendukung berkhasiat
Bahan penyedap rasa (Corrigens soporis)
Bahan penyedap bau (Corrigens odoris)
Bahan pewarna (Corrigens coloris)
Bahan pengisi
Bahan penghantar (stabilizer,solubilizer,suspending agent)

PRINSIP PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL


 Promotif, untuk penyegar badan
 Preventif, untuk pencegahan penyakit
 Kuratif, ntuk penyembuhan penyakit
 Rehabilitatif, untuk memulihkan kondisi tubuh
 Paliatif, untuk mengurangi penderitaan pasien ketika penyakitnya tidak mungkin
disembuhkan

CONTOH FORMULA
Buah Adas

Manfaat : membantu mengatasi mulas (kolik) dan perut kembung


Larangan : alergi, anak < 12 tahun, kehamilan dan menyusui
Peringatan : dosis besar dapat menyebabkan penurunan hormon laki-laki karena
tanaman ini mengandung bahan yang mirip hormone perempuan
(kandungan zat aktif mempunyai aktivitas estrogenik)
Efek samping : mual, kadang terjadi alergi pada saluran nafas yang dapat menimbulkan
asma
Interaksi : Siprofloksasin (menurunkan efek siprofloksasin)
Dosis : 2 x 3 g (1 sdt)/ hari

Cara pembuatan/penggunaan :
a) Bahan direbus dengan 1 gelas air, sampai menjadi separuhnya, disaring dan diminum
selagi hangat
b) Bahn dihaluskan, diseduh dengan air mendidih, diamkan saring dan minum

(Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia)

KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT


1. Tepat Bahan (Kebenaran Bahan)
Buah Adas berkhasiat untuk membantu mengatasi mulas (kolik) dan perut kembung
2. Tepat Dosis
Buah Adas hanya boleh dikonsumsi 2 x 3 g (1 sdt)/ hari
3. Tepat Waktu Penggunaan
Buah Adas dikonsumsi saat mulas dan perut kembung,

4. Tepat Cara penggunaan


Buah Adas sebanyak 3-9 gram direbus, atau buah adas digiling halus, lalu diseduh
dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat

Contoh Pemakaian :
 Batuk : Siapkan serbuk buah adas 5 gram/1 sendok teh (sdt), seduh dengan ½ cangkir
air mendidih, setelah dingin disaring dan tambahkan 1 sendok makan air panas.
Minum selagi hangat. Lakikan 3 kali sehari, sampai sembuh
 Sesak napas : Ambil minyak adas (10 tetes), seduh dengan 1 sendok makan air panas.
Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh
 Sariawan : siapkan adas ¾ sendok teh, ketumbar ¾ sendok teh, daun iler 1/5
genggam, daun saga ¼ genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung ¼ genggam,
pegangan ¼ genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari ¾ jari, rimpang lempuyung
wangi ½ jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, dan gula merah 3 jari

Cuci dan potong-potong seperlunya, lalu rebus bahan-bahan tadi dengan 4 ½ gelas air
bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring, siap untuk diminum. Sehari
3 kali setiap kali cukup ¾ gelas.
 Haid tidak teratur : Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing 1/5 genggam,
jinten hitam ¾ sendok teh, adas ½ sendok teh, pulosari ½ jari, bunga kesumba keling
2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, dan gula batu sebesar telur ayam.
Cuci dan potong-potong seperlunya, lalu rebus bahan-bahan tadi dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin,saring dan minum 3 kali sehari,
masing-masing ¾ gelas
 Keracunan tumbuhan obat atau jamur : Siapkan serbuk buah adas (5gram/1 sdt) lalu
seduh dengan setengah cangkir arak. Minum selagi hangat
 Batu empedu : Siapkan serbuk buah adas (5 gram/1 sdt) lalu seduh dengan 1 cangkir
air panas . Minum setelah dingin. Lakukan setiap hari
(Sumber Dikutip dari Buku Ayo Mengenal Tanaman Obat, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian – Jakarta: IAARD Press, 2012,
Halaman 1-2). Redaksi JamuDigital.Com

V. TINJAUAN FARMASETIKA
Adas menghasilkan minyak adas yang merupakan hasil sulingan serbuk adas yang
sudah masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya
digunakan dalam industri obat-obatan, Adas juga dipakai untuk bumbu atau digunakan
sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan
obat. Biasanya ada digunakan bersama dengan kulit batang pulosari, Daunnya bisa
dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak
tanaman.
Saat ini biji dan ekstrak daun adas sudah banyak dijual d pasaran.

Contoh sediaan di pasaran

Minyak atsiri buah adas (Foeniculum vulgare Mill) dapat diformulasikan dalam sediaan lotion
yang stabil secara fisik dilihat dari pH, uji daya sebar, daya lekat dan viskositas. Dalam sediaan lotion,
minyak atsiri buah adas (Foeniculum vulgare Mill) memiliki aktivitas antibakteri meskipun lemah.

(Rahma Yuanita caesar, dkk Jurnal media farmasi, vol 11 No 1 maret 2014, Formulasi Dan Aktivitas
Antibakteri Lotion Minyak Atsiri Buah Adas, , fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto)

Anda mungkin juga menyukai