Anda di halaman 1dari 8

Peran Positif Gulma

Gulma juga mempunyai pengaruh positif dalam lingkungan yaitu bermanfaat untuk:
1. Melindunngi tanah dari erosi
Imperata cylindrica, paspalum, conjugatan, axonopus
Gulma gulma tersebut menjalar pada perakaran tanah sehingga dapat menahan air
sehingga tidak terjadi erosi.
2. Menyuburkan tanah
3. Gulma yang dapat menyuburkan tanah yaitu Centrocema pubescens, Rureuria Javanica.
4. Sebagai Inang Pengganti
Gulma juga dapat berpperan sebagai predator serangga hama atau pathogen
5. Sebagai Musuh Alami
Contoh gulma sebagai musuh alami yaitu Cytrohynus lividevenis, Diadema Ecerophaga
6. Sebagai Trop Crop
Gulma yang berfungsi sebagai Trop Crop yaitu Tripascum laxum pada teh, Platylenchus
Titonia Diversipolia
7. Sebagai Tanaman Penghalang
Contohnya Tagetes patula, Meloidgyne Hapla.
8. Sebagai Herbalium
a. Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.)
Meniran mengandung filantin, hipofilantin, kalium, damar dan tannin. Filantin dan
hipofilantin berkhasiat melindungi sel hati dan zat toksik (hepatoprotektor). Meniran
berkhasiat membersihkan hati/ sakit kuning (liver),ayan, pereda demam, peluruh
kencing, peluruh dahak, peluruh haid,disentri, mengobati jerawat dan menambah nafsu
makan.
b. Rumput Teki ( Cyperus rotundus )
Sebuah situs kesehatan menyebutkan, penelitian di Cina menemukan bahwa secara
tunggai maupun kombinasi, 6-9 gram rimpang teki bisa membantu meringankan
ketidakteraturan siklus haid serta meringankan sindrom pramenstruasi (PMS). Rimpang
teki juga sering dipakai untuk meningkatkan nafsu makan, meredakan demam, dan
meringankan penyakit hati. Di India digunakan sebagai produk perawatan rambut dan
kulit. Kandungan minyak atsirinya digunakan sebagai parfum.
9. Pengaruh menguntungkan pada tanah
a. Mampu memompa hara

b. Perakaran dalam.
c. Melindungi tanah dari bahaya erosi
10. Pengaruh pada populasi jasad pengganggu
a. Beberapa jenis parasit tanaman lebih menyukai hidup di gulma dan akan
menyerang tanaman budidaya jika gulmanya tidak ada
b. Pengendalian gulma secara total tidak dianjurkan
Manfaat Gulma Ageratum conyzoides L.
Ageratum conyzoides L.merupakan gulam yang tumbuh tegak dengan batang bagian
bawah berbaring. Tinggi tumbuhan ini sekitar 30-90 cm dan bercabang. Batang berbentuk bulat
dan jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai dan memiliki panjang
sampai 7,5 cm, letaknya saling berhadapan dan bersilang. Helaian daun berbentuk bulat telur
dengan pangkal membulat, ujung meruncing, tepi bergerigi, dan kedua permukaan daun
berambut panjang dengan kelenjar yang terletak dipermukaan bawah daun. Batang dan daun
ditutupi dengan rambut halus berwarna putih. Bunga yang merupakan ciri khas Asteraceae ini
bertipe majemuk, muncul dari ketiak daun, bentuknya menyerupai bongkol yang menyatu
menjadi karangan, berbentuk malai rata, tangkai dan kelopak berwarna hijau, mahkota
berbentuk lonceng dengan warna putih atau ungu. Babadotan mempunyai buah berbentuk bulat
panjang, berukuran persegi lima, gundul atau berambut jarang, berwarna hitam, dengan biji
kecil dan hitam, sehingga perbanyakannya dapat dilakukan dengan biji. Bunga dan buahnya
mudah tersebar dengan bantuan angin. Tanaman ini banyak tersebar di dunia, terutama di
daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini umum ditemukan di Afrika Barat, beberapa bagian
Asia dan Amerika Selatan. Tanaman ini banyak ditemukan di pekarangan rumah, tepi jalan,
tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 100-2.100 m dpl. Tanaman ini mempunyai bau
yang tidak sedap, seperti kambing, sehingga diberi nama wedusan, babandotan, billygoat-weed.
Seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan baik sebagai tanaman obat maupun untuk
pestisida nabati.
A.

Kandungan senyawa

1.

Mono dan Sesquiterpene

Kandungan minyaknya bisa didapatkan dengan cara distilasi, yaitu 0,11-0,58% untuk daun dan
0,03-0,18% untuk akar tergantung pada musim. Dari distilasi pada bunga segar didapatkan
0,2%. Di Nigeria dari semua bagian tanaman A. conyzoides setelah dianalisis dengan GC-MS
didapatkan 51 unsur, termasuk 20 monoterpen (6,4%) dan 20 senyawa Sesquiterpene (5,1%).
Pada monoterpen terdapat sabinene dan beta-pinene 1,6%, beta phellandrene 1,8-cineole dan
limonene 2,9%, terpinen-4-ol 0,6% dan alpha terpineol 0,5%. Senyawa utama Sesquiterpene
adalah beta-kariofilen 1,9%. Di Kamerun didapatkan 10,5% dan Pakistan didapatkan 14-17%.

Di india, sesquiterpene lain, seperti cadinene terdapat 4,3%, sesquiphellandrene dan epoxide
kariofilen didapatkan 0,5-1,2% (Okunade, 2002).
2.

Chromene, chromone, benzofurans, dan kumarin

Komponen minyak atsiri lain yang umum pada tanaman ini adalah precocene I (7-metoksi-2,2dimethylchromene) dan precocene, 6,7-dimetoksi serta turunannya dengan persentase antara
30% di Vietnam dan 93% di Kongo, didapatkan pula asetil chromenes. Benzofuran dan
turunannya diperoleh dalam jumlah yang sedikit dan kumarin 1,24% di Brazil (12,16). Dari
hasil isolasi didapatkan minyak atsiri 12-6-metil asam heptadecenoic. Ini menunjukkan bahwa
tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida untuk mengendalikan belalang (Okunade,
2002).
3.

Flavonoid dan alkaloid

A.conyzoides kaya akan flavonoid polyoxygenated, 21 diantaranya telah dilaporkan di seluruh


tanaman, serta terdapat 14 polymethoxylated flavon. Polyhydroxyflavones termasuk quercetin,
kaempferol dan glikosida, dua yang utama yaitu sterol sitosterol dan stigmasterol yang diisolasi
dengan triterpene friedelin. Alkaloid pyrrolizidin banyak terdapat pada tanaman famili
Asteraceae, seperti lycopsamine dan echinatine ditemukan. Senyawa lainnya yaitu sesamine,
asam fumarat, asam caffeic, fitol, dan rantai panjang hidrokarbon (C27 H56 untuk H66 C32)
(Okunade, 2002).

B.

Manfaat Ageratum conyzoides L.

Tanaman ini dikenal secara luas sebagai tanaman obat juga dapat digunakan sebagai pestisida
nabati. Sebagai tanaman obat, di Indonesia, bagian akar dari tumbuhan ini digunakan untuk
menurunkan demam, sedangkan bagian daunnya digunakan sebagai pencuci mata serta
mengobati sakit perut dan luka. Di Malaysia, daun A. conyzoides digunakan untuk mengurangi
sakit gigi, keseluruhan tumbuhan digunakan untuk mengobati asma dan akarnya digunakan
untuk mengobati batuk. Di Brazil larutan ekstrak daun atau keseluruhan tanaman ini digunakan
untuk mengobati kolik, demam, flu, diare, rematik, kejang- kejang atau sebagai tonik. Sebagai
pestisida nabati, ekstrak kloroform tanaman ini telah diuji toksisitasnya, hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak kloroform A. conyzoides mempunyai efek toksik terhadap larva
Artemia salina. Ekstrak metanol daun dan akar tanaman ini juga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri S. pyogenes. Daun yang diekstrak dengan metanol pada konsentrasi 1%
beracun terhadap serangga. Tepung daunnya yang dicampur dengan tepung terigu mampu
menghambat pertumbuhan larva serangga menjadi pupa, seperti nyamuk, hama pascapanen
(Sitophilus sp. dan Callosobruchus sp.), nematoda (Meloidogyne incognita) dan sebagainya.

C.

Pengaruh allelopati

Gulma A.conyzoides ini menunjukkan potensi allelopati terhadap tanaman lainnya. Allelopati
adalah pelepasan suatu senyawa kimia oleh suatu tanaman yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman lainnya. Dalam uji coba di laboratorium, minyak atsirinya dapat
menghambat tanaman lain pada 60 mikrogram/ml, pada 300 g/ml menjadi dosis yang
mematikan. Oleh karena itu tanaman ini dapat mendominasi di lapangan sebagai gulma
(Okunade, 2002). Flavones yang dikeluarkan oleh A.conyzoides dapat digunakan untuk
mengendalikan patogen jamur sebagai fungisida alami yang sebanding dengan Carbenzin
(Okunade, 2002). Dari hasil uji coba di lapangan, emulsi minyak atsirinya disemprotkan pada
anggrek dapat menurunkan populasi tungau, namun minyak atsirinya hanya bertahan sampai 48
jam saja karena mudah menguap (Okunade, 2002).
Dengan mengetahui berbagai kandungan kimia dan manfaat dari tanaman ini diharapkan gulma
A. conyzoides ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman herba dan pestisida nabati untuk
mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan yang aman bagi kesehatan dan ramah
lingkungan.
Referensi
Okunade AL (2002) Ageratum conyzoides L. (Asteraceae) (Review) Fitoterapia.
http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-209-manfaat-gulma-ageratum-conyzoidesl-.html
Keragaman dan Potensi Gulma Padi di Indonesia untuk Pakan Ternak Ruminansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baru 26 spesies yang umum digunakan sebagai
pakan ternak. Rata-rata produksi gulma di daerah persawahan maupun di galengan pada musim
ini berkisar antara 890 g/m2 hingga 2300 g/m2 dengan kandungan bahan kering sekitar 12,0
16% dan protein kasar bisa mencapai 13%. Hal ini menunjukkan bahwa gulma padi secara
kumulatif dari berbagai hijauan yang digunakan memiliki potensi untuk digunakan sebagai
sumber bahan pakan ternak ruminansia dilihat produktivitas dan kandungan nutrien.
Sumber: Executive Summary Laporan Hasil Penelitian berjudul: Keragaman Komunitas Gulma
Padi di Lahan Pertanian Beririgasi Pulau Jawa, Indonesia, DIPA BIOTROP 2012
Pemanfaat Gulma
Sebagai Pupuk Organik

C. odorata memiliki keunikan tersendiri, selain dapat berkembang dengan cepat, gulma ini juga
mampu tumbuh di lahan marginal dan miskin air (Jamilah 2005). Jika dipangkas, maka 3 (tiga)
bulan kemudian akan tumbuh kembali bahkan dapat menghasilkan 4 ton/ha atau setara 1,2
ton/ha bahan kering kandungan pupuk buatan (73 kg Urea, 97 kg SP-36 dan 84 kg KCl).
Pengolahan gulma ini lebih lanjut hingga menjadi kompos, dapat menghasilkan nilai kandungan
hara lebih tinggi di bandingkan dengan kandungan pada pupuk kandang dari kotoran sapi
(Kastono 2005),dengan komposisi 2.42 %N, 0.26 %P, 50.40 %C, dan 20.82 C/N. Selain itu,
daun dan ranting hijaunya dapat dipakai untuk membuat pupuk cair.
Sebagai Biopestisida
a. Sebagai insektisida
Pemanfaatan daun C. odorata sebagai pestisida nabati telah dimulai pada beberapa hama antara
lain pada ordo Lepidoptera, Coleoptera, Hemiptera dan Isoptera. Variasi aktivitasnya dapat
berupa efek insektisidal atau repelen, tergantung spesies hamanya. Gulma ini diketahui
mengandung sejenis alkaloid Pyrolizidine Alkaloids (PAs), yang berfungsi sebagai penghambat
makan dan insektisidal (Moder 2002; cit Haryati et al., 2004).
Berdasarkan hasil penelitian Hidayah (2010), C. odorata cukup efektif dalam mengendalikan
beberapa OPT penting, termasuk S.litura pada tanaman tembakau.
b. Sebagai Larvasida
C. odorata mengandung senyawa fenol, alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid (eupatorin) dan
limonen. Kandungan tanin yang terdapat dalam daun kirinyuh adalah sebesar 2,56%
(Romdonawati 2009). Senyawa inilah yang dapat digunakan sebagai larvasida alami pada
nyamuk Aedes aegypti.
c. Sebagai Nematisida
Menurut Haryati dkk (2004), C. odorata mampu memberikan efek kronik pada nematoda
parasit (Radhopolus similis), dan beberapa jenis serangga seperti rayap, Sitophilus zeamais,
Prostephanus truncatus, Plutella xylostella, Spodoptera litura, dan Spodoptera exigua. Hal ini
disebabkan oleh adanya senyawa metabolik sekunder yang dikandungnya.
Dari isolasi gulma ini berhasil ditemukan sejumlah alkohol, flavononas, flavonas, khalkones,
asam aromatik dan minyak esensial. Minyak esensial dari daun gulma ini diduga dapat
menimbulkan efek pestisidal dan nematisidal.
d. Sebagai termitisida

Berdasarkan hasil penelitian Hadi (2010), ekstrak daun kirinyuh pada kertas dengan konsentrasi
2,5 % (LC-50) mampu menimbulkan efek anti feedant pada rayap, bahkan bersifat toksik
sehingga rayap mengalami mortalitas.
e. Sebagai fungisida
Panggabean (2009) menyatakan bahwa ekstrak kirinyuh yang diaplikasikan secara pengolesan
dapat menghambat perkembangan gejala penyakit busuk buah kakao pada tingkat konsentrasi
70%.
f. Sebagai Herbisida
Senyawa alelopati yang diproduksi oleh gulma ini dapat menjadi racun bagi tanaman lain. Hasil
penelitian Darana (2006) menunjukkan bahwa ekstrak daun C. odorata dapat menghambat
pertumbuhan gulma di perkebunan teh.
Sebagai Pakan Hewan
Disamping efek mematikan pada beberapa jenis OPT, gulma ini ternyata memiliki kandungan
protein cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan dalam campuran pakan ternak. Sesuai pernyataan
Marthen, (2007), C. odorata mengandung protein (21-36%), alanine (4,03%), arginine (4,96%),
glysine (4,61%), lysine (2,01%), methionine (1,58%), cystine (1,30%), leucine (7,01%), valine
(6,20), dan asam glutamic (9,38%) setara dengan turi, lamtoro dan gamal; produksi protein
kasar sebesar 15 ton/thn. Gulma ini memiliki keseimbangan asam amino yang baik untuk ternak
monogastrik. Palatabilitas lebih baik dari gamal, dan suplementasi dalam ransum mencapai
30% mampu meningkatkan konsumsi serta pertumbuhan ternak kambing.
Penelitian di Pakistan oleh Bamikole dan Osemwenkhoe (2004) menunjukkan bahwa
pemberian tepung daun C. odorata sebagai konsentrat sebanyak 30% pada pakan kelinci dapat
menambah bobot badan. Demikian pula halnya penambahan tepung 10% pada pakan burung
puyuh dan ayam pedaging (Ginting 2009). Selain itu, gulma ini juga mengandung senyawa anti
helmintik/obat anti cacing. Namun demikian pemanfaatan gulma ini perlu dikaji lebih jauh
karena memiliki zat anti nutrisi. Sesuai pernyataan Ikhimioya (2003), C. odorata mengandung
Haemagglutinnin 9.72 mg/g, Oxalate 1.89 %, Phytic acid 1.34 % dan Saponin 0.50 %.
Sebagai Obat
Laporan dari berbagai daerah menunjukkan bahwa daun kirinyuh berkhasiat dan bisa digunakan
sebagai obat. Daun segarnya dipakai untuk menyembuhkan luka-luka, mengobati malaria, serta
gangguan maag dan mata.

Farizza S.p . 2013. Kirinyuh (Chromolaena odorata), Gulma dengan banyak potensi manfaat.
Situs http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-226-kirinyuh-chromolaena-odoratagulma-dengan-banyak-potensi-manfaat.html

Gulma dimanfaatkan sebagai bahan industri kertas dan kerajinan


Gulma dapat dimanfaatkan sebagai bahan indutri kertas dan kerajinan, misalnya jenis
Eichornia crassipes.

Gulma dimanfaatkan sebagai tanaman pagar atau tanaman hias


Gulma dimanfaatkan sebagai tanaman pagar atau tanaman hias, contohnya Crotalaria
anagyroides, Clitoria ternatea, Tithonia diversifolia.

Clitoria ternatea

http://kejarlingkunganhidupspensya.blogspot.com/2012/07/pengaruh-gulma-yangmenguntungkan-bagi.html

Anda mungkin juga menyukai