2.1 Gulma
Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu
tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau
sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat
diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian, banyak
juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada
karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya
(Sembodo, 2010). Keadaan suhu yang relatif tinggi, cahaya matahari yang
melimpah, dan curah hujan yang cukup untuk daerah tropik juga mendorong
gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah dalam budidaya
tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perairan dan lahan non pertanian
lainnya (Sukman, 1991).
Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat
menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat perkembangbiakan gulma
sangat mudah baik secara generatif maupun secara vegetatif. Secara
generatif, biji-biji gulma yang halus, ringan, dan berjumlah sangat banyak dapat
disebarkan oleh angin, air, hewan, maupun manusia. Perkembangbiakan secara
vegetatif terjadi karena bagian batang yang berada di dalam tanah akan
membentuk tunas yang nantinya akan membentuk tumbuhan baru. Demikian juga,
bagian akar tanaman, misalnya stolon, rhizomma, dan umbi, akan bertunas dan
membentuk tumbuhan baru (Barus, 2003).
termasuk
Amaranthaceae,
Asteraceae,
didalamnya
Mimosaceae,
marga-marga
Euphorbiaceae,
Leguminoceae,
Rubiaceae,
tertentu tidak akan terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah
yang banyak. Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat
bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannnya misalnya untuk
mengevaluasi hasil pengendalian gulma. Metode yang digunakan untuk analisa
vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi. Ada empat metode
yang lazim dalam analisa vegetasi yaitu metode estimasi visual, metode kuadrat,
metode garis dan metode titik (Surasana, 1990).
DAFTAR PUSTAKA