Anda di halaman 1dari 6

1) Kelapa Sawit

Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit. Dalam tulisan kali ini akan dibahas
pengklasifikasian tanaman kelapa sawit secara lengkap tentang kelasifikasi kelapa sawit
tersebut buat anda.

Adapun klasifikasi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

Divisi : Embryophyta Siphonagama


Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae (dahulu disebut Palmae)
Sub famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : E.guineensis. Jacq
E.oleifera (HBK) Cortes
E.odora

Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili Palma yang digunakan
untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Pohon kelapa sawit afrika, Elaeis guineensis Jacq, berasal dari Afrika Barat di antara Angola
dan Gambia, manakala pohon kelapa sawit amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat
mencapai 24 meter.

Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila
masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya
mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan
lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan
pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang
(Anonim a, 2007).

2) Kopi

Tanaman kopi arabika tumbuh rimbun dan mendesak pohon perdu kecil. Adapun
tanaman kopi ekselsa memiliki pertumbuhan pohon besar dan kuat. Tanaman kopi memiliki
dua tipe pertumbuhan cabang, yaitu cabang ortotrop tumbuh ke arah vertikal dan cabang
plagiotrop ke arah horisontal. Kopi arabika memiliki percabangan yang lentur serta
berdauntipis. Adapun spsies kopi yang memiliki percabangan lebih kaku serta berdaun lebih
tebal dan lebar. Daun kopi berwarna hijau mengkilap yang tumbuh berpasangan dengan
berlawanan arah. Bentuk daun tanaman kopi lonjong dengan tulang daun yang tegas.
Tanaman kopi membutuhkan 3 tahun dari saat perkecambahan sampai menjadi tanaman
berbunga dan menghasilkan kopi. Semua spesies kopi berbunga berwarna putih yang
beraroma wangi. Bunga tersebut muncul pada ketiak daunnya. Adapun buah kopi tersusun
dari kulit buah (epicarp), daging buah (mesocarp) dikenal dengan sebutan pulp, dan kulit
tanduk (endocarp). Buah yang terbantuk akan matang selama7-12 bulan. Setiap bulan kopi
memiliki dua biji kopi. Buah dan biji kopi liberika sangat besar. Biji kopi dibungkus kulit
keras disebut kulit tanduk (parchment skin). Biji mempunyai alur pada bagian batangnya.
Perakaran tanaman kopi arabika lebih dalam dari pada kapi robusta. Oleh karena itu,
kapi arabika lebih tahan kering dibandingkan dengan kopi robusta. Tanaman dapat berakar
lebih dalam pada tanah normal, tetapi 90% dari perakaran tanaman kopi berada pada lapisan
tanah diatas 30 cm.

3) TEH

Morfologi Tanaman

Tanaman teh berbentuk pohon. Tingginya bisa mencapai belasan meter. Namun
tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan pemetikan, sehingga
tingginya hanya mencapai 90 120 cm. Mahkota tanaman teh berbentuk kerucut. Daunnya
berbentuk jorong atau agak bulat telur terbalik/lanset. Tepi daun bergerigi. Daun tunggal dan
leteknya hampir berseling. Tulang daun menyisip. Permukaan atas daun muda berbulu halus,
sedangkan permukaan bawahnya bulunya hanya sedikit. Permukaan daun tua halus dan tidak
berbulu lagi.

Morfologi Pucuk pada Tanaman Teh

Bunga tunggal dan ada yang tersusun dalam rangkaian kecil. Bunga muncul dari
ketiak daun. Warnanya putih bersih dan berbau wangi lembut. Namun, ada bunga yang
berwarna semu merah jambu. Mahkota bunga berjumlah 5 6 helai. Putik dengan tangkai
yang panjang atau pendek dan pada kepalanya terdapat tiga buah sirip. Jumlah benang sari
100 200.

Buah teh berupa buah kotak berwarna hijau kecokelatan. Dalam satu buah berisi satu
sampai enam biji, rata rata tiga biji. Buah yang masak dan kering akan pecah dengan
sendirinya serta bijinya ikut keluar. Bijinya berbentuk bulat atau gepeng pada satu sisinya,
berwarna putih sewaktu masih muda dan berubah menjadi cokelat setelah tua.

Akar teh berupa akar tunggang dan mempunyai banyak akar cabang. Apabila akar
tunggangnya putus, akar akar cabang akan menggantikan fungsinya dengan arah tumbuh
yang semula melintang (horisontal) menjadi ke bawah (vertikal). Akar bisa tumbuh besar dan
cukup dalam.

Tanaman teh mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas tumbuh pada
ketiak atau bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti dengan pembentukan
daun. Tunas baru pada teh memiliki daun kuncup yang menutupi titik tumbuh serta daunnya.
4) Tanaman Karet

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal
dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia.
Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat
seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga
menghasilkan getah Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman
Castillaelastica(family moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi
getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai
penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara
besar-besaran(nazarudin dkk1992).
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar
Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan
memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan
arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah
yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai
anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm
dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai
daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing.Tepinya rata
dan gundul Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga
kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya
coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya,
akar tanagaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman
yang tumbuh tinggi dan besar. Lebih lengkapnya, struktur botani tanaman karet ialah tersusun
sebagai berikut (APP,2008): Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas :
Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Hevea Spesies : Hevea
brasiasiliensis

5) Tanaman Kakao

Morfologi Tanaman Kakao.

Batang dan Cabang

Menurut Hall (1932 dalam PPKKI, 2010), Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan
di kebun maka tinggi tanaman kakao umur 3 tahun mencapai 1,8 3 meter dan pada umur 12
tahun dapat mencapai 4,5 7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam , dipengaruhi oleh
intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia.

PPKKI (2010), juga menyatakan bahwa tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya
mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut
dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah
pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan).

Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan
membentuk jorket(jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan
ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao. Pembentukan jorket didahului
dengan berhentinya pertumbuhan tunas ortotrop karena ruas-ruasnya tidak memanjang. Pada
ujung tunas tersebut, stipula (semacam sisik pada kuncup bunga) dan kuncup ketiak daun
serta tunas daun tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebut selanjutnya tumbuh 3 6
cabang yang arah pertumbuhannnya condong ke samping membentuk sudut 0 60 dengan
arah horisontal. Cabang-cabang itu disebut dengan cabang primer (cabang plagiotrop). Pada
cabang primer tersebut kemudian tumbuh cabang-cabang lateral (fan) sehingga tanaman
membentuk tajuk yang rimbun (PPKKI, 2010).

Daun

Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas
ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang
tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall (1932) dalam PPKI, 2010). Tangkai daun
bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya.

PPKKI (2010), juga menjelaskan bahwa salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua
persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun
mapu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk
helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun runcing (acutus). Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke
permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen.
Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan
lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap.

Masih menurut PPKKI (2010), bahwa pertumbuhan daun pada cabang plagiotrop
berlangsung serempak tetapi berkala. Masa tumuhnya tunas-tunas baru itu dinamakan
pertunasan atau flushing. Saat itu setiap tunas memebnetuk 3-6 lembar daun baru sekaligus.
Setelah masa bertunas tersebut selesai, kuncup-kuncup daun tersebut kembali dorman
(istirahat) selama periode tertentu. Kuncup-kuncup akan bertunas lagi oleh rangsangan faktor
lingkungan. Dan ujung daun yang dorman tadi tertutup oleh sisik (scales) yang akan rontok
jika daun kembali bertunas.

Bunga

Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas
ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin
membesar dan menebal atau biasa disebut denganbantalan bunga (cushioll). Bunga kakao
mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas
satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-
masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang
bersatu.

Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada
benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai bunga
kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian.
Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis merah.
Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.

Buah dan Biji

Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna.
Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna
kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna
jingga (oranye).

Kulit buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada
tipe criollo dan trinitario alur kelihatan jelas. Kulit buahnya tebal tetapi lunak dan
permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forasero, permukaan kulit buah pada umumnya
halus (rata), kulitnya tipis, tetapi dan liat. Buah akan masak setelah berumur enam bulan.
Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, pada kultivar dan faktor-
faktor lingkungan selama perkembangan buah.

6) Tanaman Vanili

Habitat : semak, menjalar, tahunan, panjang 10m


Morfologi daun --> (hasil belajar morfologi daun .. morfologi akar, batang, serta bunga..
tunggu kelanjutan nya hehehe)
Circumscriptio : jorong (ovalis) atau lanceolatus (lanset)
Apex foli : rotundatus (membulat)
Basis foli : acuminatus (meruncing)
Nervatio : cervinervis (melengkung)
Margo foli : integer (rata)
Intervenium : carnosus (berdaging)
Warna daun : hijau
Permukaan : pruinosus (berselaput lilin)
Daun tunggal :(folium simplex)
7) Tanaman Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-
arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia
sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa
juga adalah sebutan untuk buahyang dihasilkan tumbuhan ini.

Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari pesisir Samudera Hindia di sisi Asia, namun
kini telah menyebar luas di seluruh pantai tropika dunia. Pohon dengan batang tunggal atau
kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk
bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak
terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik),
berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun merupakan daun tunggal
dengan pertulangan menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun
majemuk.
Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga
jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga
jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau
bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat
yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan
kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada
sisi dalam endokarp. Endospermiumberupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fase
padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin tuanya buah; embrio
kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).

Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia


berasal dari pesisirSamudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika.
Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring
dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai