Anda di halaman 1dari 5

MORFOLOGI DAN SIKLUS HIDUP Cylas formicarius

Sumber : http://cipotato.org/vitaa/manual/09_TM%20Chapt%204b.pdf

Siklus hidup C. formicarius memerlukan waktu 12 bulan, secara umum 3540
hari pada musim panas. Generasinya tidak merata, demikian pula jumlah generasi
selama setahun. Di Indonesia, terdapat 9 generasi C. formicarius dalam setahun,
(Nonci dan Sriwidodo 1993; Supriyatin 2001), di Florida 68 generasi, di Texas 5
generasi, dan di Louisiana Amerika Serikat 8 generasi (Waddil 1982; Capinera
1998). Serangga dewasa tidak berdiapause, tetapi cenderung tidak aktif bila
kondisi lingkungan kurang sesuai. Semua fase pertumbuhan dapat ditemukan
sepanjang tahun jika tersedia makanan yang sesuai.
Telur
Telur diletakkan di dalam rongga kecil yang dibuat oleh kumbang betina dengan
cara menggerek akar, batang, dan umbi. Telur diletakkan di bawah kulit atau
epidermis, secara tunggal pada satu rongga dan ditutup kembali sehingga sulit
dilihat (Morallo dan Rejesus 2001; AVRDC 2004). Menurut Supriyatin (2001),
telur C. formicarius sulit dilihat karena ditutup dengan bahan semacam gelatin
yang berwarna cokelat. Telur C. formicarius berwarna putih krem, berbentuk oval
tak beraturan (AVRDC 2004, Gambar 1), berukuran 0,460,65 mm (Supriyatin
2001), sedangkan menurut Capinera (1998) panjang telur 0,77 mm dengan lebar
0,50 mm. Di Florida, lama fase telur berkisar 5 hari pada musim panas dan 1112
hari bila musim dingin (Capinera 1998). Periode inkubasi telur beragam sesuai
dengan suhu, yakni 4 hari pada suhu 30o C dan 7, 9 hari pada suhu 20oC. Di
Indonesia, rata-rata lama fase telur adalah 7 hari (Supriyatin 2001), sedangkan di
India 6,30 hari Rajamma (1983). Seekor kumbang betina meletakkan telur 34
butir/hari atau 7590 butir selama hidupnya (30 hari). Di laboratorium, setiap ekor
kumbang betina mampu meletakkan telur 122250 butir (Capinera
1998),sedangkan menurut Supriyatin (2001) sekitar 90340 butir.
Larva
Larva yang baru menetas berukuran lebih besar dari telur, tanpa kaki, berwarna
putih dan lambat laun berubah menjadi kekuningan (AVRDC 2004, Gambar 2).
Larva yang baru menetas langsung menggerek batang atau umbi. Bila larva
menggerek batang, biasanya arah gerekan menuju umbi. Larva C. formicarius
terdiri atas tiga instar dengan periode instar pertama 8 16 hari, instar kedua 221
hari, dan instar ketiga 3556 hari (Capinera 1998). Supriyatin (2001) melaporkan
bahwa larva C. formicarius terdiri atas 5 instar dalam waktu 25 hari.
Suhu merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat perkembangan
larva. Perkembangan larva mencapai 10 dan 35 hari berturut-turut pada suhu
30oC dan 24oC (Capinera 1998). Di India, fase larva di laboratorium rata-rata
berlangsung 16 hari (Rajamma 1983) dan di Taiwan 2535 hari. Larva instar akhir
berukuran panjang 7,50 8 mm dan lebar 1,802 mm (CABI 2001, Gambar 3),
berwarna putih kekuningan. Caput besar berukuran sepertiga dari panjang badan
dan seperdua dari lebar badan. Kepala berwarna kuning hingga cokelat,
mandibula kuning hampir hitam dan abdomen larva agak besar (AVRDC 2004).

Pupa
Larva instar akhir membentuk pupa pada umbi atau batang, berbentuk oval,
kepala dan elytra bengkok secara ventral. Panjang pupa berkisar 66,50 mm
(Capinera 1998; CABI 2001; AVRDC 2004). Pupa berwarna putih, tetapi seiring
dengan waktu dan perkembangannya, berubah menjadi abu-abu dengan kepala
dan mata gelap. Lama masa pupa berkisar 710 hari, tetapi pada cuaca dingin
dapat mencapai 28 hari (Capinera 1998). Di laboratorium di India, rata-rata
stadium pupa adalah 4,10 hari (Rajamma 1983).

Serangga Dewasa
Kumbang yang baru keluar dari pupa tinggal 12 hari di dalam kokon, kemudian
keluar dari umbi atau batang. CABI (2001) melaporkan bahwa kumbang C.
formicarius menyerupai semut, mempunyai abdomen, tungkai, dan caput yang
panjang dan kurus (Gambar 4). Kepala berwarna hitam, antena, thoraks, dan
tungkai oranye sampai cokelat kemerahan, abdomen dan elytra biru metalik
(Capinera 1998; Morallo dan Rejesus 2001). Supriyatin (2001) juga menyatakan
bahwa C. formicarius mempunyai kepala, abdomen, dan sayap depan berwarna
biru metalik, sedangkan kaki dan dadanya cokelat. Tungkai mempunyai cincin di
sekeliling tibia. Antena mempunyai 10 ruas. Perbedaan kumbang jantan dan
betina terletak pada antena. CABI (2001) melaporkan bahwa antena kumbang
jantan berbentuk benang, ruas antenna mempunyai jarak yang sempit, dan tidak
sama, berbentuk sosis, dan panjangnya lebih dari dua kali panjang flagelum.
Antena kumbang betina berbentuk gada, jarak ruas antena 2/3 dari panjang
flagellum Suhu sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan lama hidup
C.formicarius. Mullen (1981) menyatakan bahwa kumbang C. formicarius yang
dipelihara pada ubi jalar varietas Jewel menurun perkembangannya sejalan
dengan meningkatnya suhu dari 20oC menjadi 30oC. Kumbang akan hidup lebih
lama pada suhu 15oC sehingga penyimpanan ubi jalar pada suhu 15oC belum
dapat memusnahkan populasi C.formicarius. Kumbang betina dapat hidup 113
hari dan mampu bertelur 90 340 butir. Siklus hidup setiap generasi berlangsung
38 hari, sehingga dalam setahun terdapat 9 generasi (Supriyatin 2001). Di India
siklus hidup C. formicarius berkisar 23,2024,70 hari pada bulan FebruariMei,
26,2026,50 hari pada bulan JuniSeptember, dan 2729,10 hari pada bulan
OktoberJanuari. Periode praoviposisi, oviposisi, dan pascaoviposisi berturut-
turut adalah 8,40; 82,60; dan 6,10 hari (Rajamma 1983). Pada suhu 15oC di
laboratorium, serangga dewasa dapat hidup lebih dari 200 hari jika makanan
tersedia, dan hanya 30 hari jika dilaparkan. Namun, lama hidup kumbang
menurun menjadi 3 bulan jika dipelihara pada suhu 30oC dengan makanan, dan 8
hari tanpa makanan (Capinera 1998). Kumbang dapat terbang tetapi jarang terjadi
dan jarak terbangnya relative dekat. Kaku et al. (1999) melakukan pengamatan
terhadap pergerakan kumbang C. formicarius di laboratorium pada suhu 27oC,
RH 70% dan 16 jam terang serta 8 jam gelap. Persentase kumbang dewasa yang
bergerak dari satu umbi ke umbi lainnya selama 7 hari adalah 77,10% untuk
kumbang jantan dan 40% untuk kumbang betina. Persentase pergerakan kumbang
jantan pada umbi yang berumur 30 hari adalah 91,90% dan kumbang betina
41,40%. Dengan demikian, kumbang jantan bergerak lebih sering dibanding
kumbang betina, dan kumbang jantan tua lebih aktif dibanding kumbang jantan
muda.











Siklus Hidup Cylas formicarius pada tanaman ubi jalar

Anda mungkin juga menyukai