Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TERSTRUKTUR

KLINIK TANAMAN
(PNA4651)

Oleh :

Nur Annisa P. (A1D017110)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2020
Postulat Koch

A. Sejarah

Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk
mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu. Waktu
dalam masa Koch, dikenal beberapa penyebab infektif yang bertanggung jawab
pada suatu penyakit dan tidak memenuhi semua postulatnya. Usaha untuk
menjalankan postulat Koch semakin kuat saat mendiagnosis penyakit yang
disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Masa itu virus belum dapat dilihat atau
diisolasi dalam kultur. Hal ini merintangi perkembangan awal dari virologi
(Rivers, 1989).
Menurut Bollard (1993), pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan
metoda laboratorium dan menentukan kriteria yang diperlukan untuk
membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu.
Kriteria ini dikenal dengan Postulat Koch yaitu:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit
yang ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah
terinfeksi tersebut.

B. Pengertian

Postulat Koch merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui


hubungan sebab akibat antara patogen dengan gejala penyakit (Sakbani, 2017).
Teknik Postulat Koch meliputi empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi,
dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala penyakit dengan tanda penyakit
(pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu membuat
biakan murni pathogen pada media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi adalah
menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan
mendapatkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena
penyaki pada tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi kembali patogen hasil
inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen yang sama dengan tahap isolasi.
Menurut Aisah (2014), Postulat Koch digunakan untuk membuktikan bahwa hasil
isolasi tanaman sakit jika diinokulasikan pada tanaman sehat akan menghasilkan
gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit.
Postulat Koch dapat dingunakan dan diterapkan pada berbagai bidang
dengan aplikatifnya sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Berbagai bidang
yang menerapkan Postulat Koch diantaranya yaitu bidang mikrobiologi, bidang
pertanian, peternakan, dan bidang pangan. Contoh pada bidang pertanian yaitu
postulat koch dapat digunakan ketika terdapat serangan oleh pathogen pada
pertanaman agroforestry, kemudian dalam bidang mikrobiologi postulat koch
dapat digunakan untuk mengetahui peranan mikroba sebagai penyebab penyakit
yang diterangkan secara jelas dengan postulat (batasan) tertentu (Nasir, 2003).

C. Contoh Identifikasi Patogen dengan metode Postulat Koch


Gangguan penyakit getah kuning (gummosis) merupakan salah satu penyebab
utama rendahnya kualitas buah manggis. Getah kuning adalah cairan atau eksudat
yang keluar dari pembuluh getah kulit buah manggis, seringkali mengotori buah
dan menurunkan kualitas buah (Verheij, 1992). Penyakit getah kuning dapat
menyebabkan daging buah terlumuri getah kuning, penampilan buah tidak
menarik, dan kulit buah menjadi keras sehingga sukar dibelah. Pengamatan yang
dil.l;;;;;;;dakukan Rai et al., (2009) telah dijumpai mikroba yang berasosiasi dalam
getah kuning yaitu Penicillium sp., Fusarium oxysporum, dan Xanthomonas
namun belum dibuktikan sebagai patogen penyebab getah kuning. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian yang dapat membuktikan patogen getah kuning dengan
menerapkan isolasi, inokulasi, reisolasi, dan identifikasi mikroba yang berasosiasi
dan teknik pembuktian ini dikenal dengan metode Postulat Koch:
a. Pengamatan Intensitas Penyakit.

Buah yang bergetah kuning, diamati/diambil sebanyak 3 (tiga) kali yaitu pada
umur 5 Minggu Setelah Bunga Mekar (MSBM), 10 MSBM, dan 15 MSBM.
Masa pengamatan ini merupakan masa perkembangan dan kematangan buah
menurut kriteria Rai (2007). Pengamatan buah yang terserang getah kuning
dibedakan menjadi persentase buah yang bergetah kuning di kulit buah
bagian luar dan persentase buah yang bergetah kuning di kulit buah bagian
dalam (Suada & Suniti, 2014).

b. Pengambilan Sampel Buah Manggis Bergetah Kuning dan Isolasi


Patogen.

Buah contoh diambil dari pohon yang menunjukkan gejala getah kuning
sebanyak 10 buah manggis dan diamati di laboratorium. Bagian jaringannya
kemudian diinkubasi selama lima hari pada media PDAkloramfenikol untuk
mendapatkan isolat jamur dan media CPGA-PCNB untuk isolat bakteri.
Jamur dan atau bakteri yang tumbuh disubkultur pada media baru masing-
masing sampai didapatkan biakan murni (Suada & Suniti, 2014).

c. Inokulasi Isolat Patogen.

Setelah didapatkan biakan murni, tiap isolat diinokulasikan satu persatu pada
buah manggis sehat baik di laboratorium maupun di pohon menggunakan
kapas steril yang sebelumnya telah disentuhkan/dicolekkan pada biakan
mikroba (Suada & Suniti, 2014).

d. Reisolasi Isolat Patogen.

Buah yang diperlakukan di pohon dipetik kemudian dibawa ke laboratorium


untuk diisolasi langsung mikrobanya.Sebagian potongan jaringan tersebut
dikultur pada media. Mikroba yang tumbuh dalam masing-masing media
tersebut disubkultur beberapa kali sampai didapat biakan murni yang siap
diidentifikasi. Selanjutnya, bagian jaringan yang bergejala getah kuning
maupun tidak, diamati di bawah mikroskop untuk mengetahui perbedaan
struktur antara kedua jaringan tersebut (Suada & Suniti, 2014).

e. Identifikasi Isolat Patogen.

Isolat patogen hasil reisolasi yang menimbulkan gejala getah kuning


diidentifikasi secara visual di bawah mikroskop dengan mencocokkan ciri-
ciri jamur yang teramati terhadap pustaka yang ada. Mikroba penyebab getah
kuning adalah jamur. Setelah dilakukan identifikasi secara visual di bawah
mikroskop dan dilanjutkan dengan analisis molekuler maka didapat nama
spesies jamur tersebut. Jamur tersebut adalah Verticillium albo-atrum,
Fusarium oxysporum, dan Pestalotia macrotricha (Suada & Suniti, 2014).

DAFTAR PUSTAKA
Aisah, A.R. 2014. Identifikasi dan Patogenitas Cendawan Penyebab Primer Penya
kit Mati Pucuk pada Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq). Te
sis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Bollard, T., & Braille. 1993. A simple greenhouse climate control model
incorporating effects on ventilation and evaporative cooling. Agricultural
and Forest Meteorology, 65(2): 145-157.

Rai, I.N. 2007. Bunga dan buah gugur pada tanaman manggis (Garcinia
mangostana L.) asal biji dan sambungan. Agritrop. 26(2): 66–73.

Rai, I.N., Wiratmaja, W., & Arsana, D. 2009. Pengendalian getah kuning pada
buah manggis dengan irigasi tetes, pemberian antitranspiran, dan
pemupukan kalsium. Kerjasama Kemitraan antara Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kantor Pusat Jakarta dengan Universitas Udayana.
Universitas Udayana, Denpasar.

Rivers, T. 1989. Viruses and Koch’s Postulate. Journal of Bacteriology, 33 (1).


New York : The Rockefeller Institute for Medical Research.

Saida, I.K. & Suniti, N.W. 2014. Isolasi dan identifikasi patogen getah kuning ma
nggis melalui pendekatan postulat kocah dan analisis secara molekuler. J.
HPT Tropika. 14(2): 142 – 151.

Sakbani, L. 2017. Identifikasi dan Uji Postulat Koch Cendawan Penyebab Penyak
it Daun pada Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil). Sk
ripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Verheij EWM. 1992. Garcinia mangostana L. In: Verheij EWM & Coronel RE.
(Eds.). BuahBuahan yang Dapat Dimakan, pp. 77–181. Sumberdaya Nabati
Asia Tenggara (PROSEA).

Anda mungkin juga menyukai