PENGENDALIAN
HAYATI “KOMPETISI”
Our Team
Persaingan Eksudat Akar Persaingan Eksudat Akar Persaingan pada Sisi Luka
Eksudat tanaman berupa biji dan Eksudat tanaman berupa biji dan Bentuk lain dari persaingan nutrisi
akar tanaman dewasa akar tanaman dewasa adalah pengolonian awal pada
sisi luka yang masih baru. Hal ini
mempengaruhi keberhasilan mempengaruhi keberhasilan terjadi karena luka sangat mudah
pengendalian hayati, karena pengendalian hayati, karena dikoloni dan diserang oleh
kecepatan tanggap mikroba kecepatan tanggap mikroba patogen, dan jika agensia
tanah dimulai dari pemanfaatan tanah dimulai dari pemanfaatan pengendali hayati mampu
eksudat. eksudat. mengoloninya lebih awal
Contohnya : sporangium Pythium Contohnya : sporangium Pythium Contoh: Penerapan Trichoderma
sp. yang berkecambah dan sp. yang berkecambah dan viride, yang diterapkan dengan
menginfeksi biji dapat diturunkan menginfeksi biji dapat diturunkan cara penyemprotan pada apel,
dengan perlakuan benih dengan perlakuan benih mampu mengendalikan patogen
daun perak, Chondrostereum
menggunakan isolat Trichoderma menggunakan isolat Trichoderma purpureum.
sp. sp.
Persaingan untuk Unsur Minor Persaingan Jaringan nekrosis
Persaingan ini sering terjadi didalam Dijumpai pada penerapan agensia pengendali
tanah. Persaingan akan Fe merupakan hayati filosfer misalnya trichoderma sp terhadap
salah satu cara aksi Pseudomonas botrytis sp dan Sclerotinia sp. Patogen yang
berpendar untuk dapat membatasi mengoloni akan dihambat pengoloniannya,
pertumbuhan jamur patogen dan menunda pengolonian, dan mengurangi
menurunkan keberadaan atau perkembangan penyakit tanaman selanjutnya.
keparahan penyakit. Penghambatan disebabkan oleh persaingan
Contoh: Pada kondisi stres unsur Fe pengolonian. Persaingan nutrisi merupakan strategi
bakteri ini akan menyintesis siderofor, pengendalian melalui penekanan produksi
yang disebut pseudobaktin pioverdin, inokulum patogen misalnya Sclerotinia sp atau
yang memperlihatkan daya ikat tinggi Botrytis sp pada jaringan tanaman tua.
akan Fe daripada siderofor jamurnya.
Mekanisme
Mekanisme penghambatan cendawan Aspergillus
sp. yaitu dengan menghasilkan enzim khitinase dan ß-1, 3
glucanase (Laminarinase) yang mempunyai kemampuan
untuk memecah komponen dinding sel cendawan
patogen (Sudarma dan Suprapta, 2011). Cendawan
Penicillium sp. memiliki kemampuan dalam menghambat
pertumbuhan cendawan patogen karena adanya
kompetisi dan pengeluaran beberapa senyawa alkaloid
seperti agroklavine dan ergometrine yang memiliki sifat
antifungi (Haggag dan Hala, 2007). Cendawan Penicillium
sp. juga bersifat heterolitik kuat dan dapat mendegradasi
kitin (Gandjar et al., 1999).