Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL INDIVIDU

MAGANG MAHASISWA

PROSES BUDIDAYA TANAMAN SELADA HIDROPONIK DI VALE


FARM HIDROPONIK, KECAMATAN GONDANGREJO,
KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Jeffrizal Muhammad Fauzian

H0719097

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL INDIVIDU MAGANG MAHASISWA

JUDUL : PROSES BUDIDAYA TANAMAN SELADA HIDROPONIK DI


VALE FARM HIDROPONIK, KECAMATAN GONDANGREJO,
KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH

MAHASISWA : Jeffrizal Muhammad Fauzian NIM (H0719097) Prodi


Agroteknologi
PEMBIMBING INDIVIDU
1. Nama : Ir. Retna Bandriyati Arniputri, M.S.
2. NIP : 196411141988032001
3. Prodi : Agroteknologi
INSTITUSI MITRA
1. Nama Institusi Mitra : PT. Vale Farm Hidroponik
2. Alamat : Jl. Woonolaban RT 02 RW 12, Wonorejo,
Gondangrejo
3. Nomor telepon/faks : +62 877-3884-7666
4. Jangka waktu : 3 Januari 2022 – 3 Februari 2022
Surakarta, 04 Januari 2021
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Unit Magang FP UNS Dosen Pembimbing Individu

Dr. Ahmad Pramono, S.Pt., M.P. Ir. Retna Bandriyati Arniputri. M.S.
NIP. 198312062008121003 NIP. 196411141988032001

Mengesahkan,
Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset,
dan Kemahasiswaan

Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P., IPU


NIP. 196412081989031001
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hidroponik adalah suatu budidaya menanam dengan mamakai


(memanfaatkan) air tanpa memakai tanah dan menekankan penumbuhan
kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Kebutuhan air pada tanaman hidroponik
lebih sedikit dibandingkan kebutuhan air pada budidaya dengan memakai
media tanah. Hidroponik memakai air yang lebih efisien, jadi sangat cocok
diterapkan pada daerah yang mempunyai pasokan air yang terbatas.
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air
dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture
atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman
yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam
atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala
usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang
mempunyai nilai jual di atas rata-rata, yaitu selada.
Tanaman selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang dimanfaatkan
daunnya sebagai sayur lalapan yang berumur semusim dan tergolong kedalam
famili composite. Menurut jenisnya daun selada ada yang dapat membentuk
krop dan ada pula yang tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunya
berbentuk "rosette". Daun selada pada umumnya berwarna hijau terang
sampai putih kekuningan. Selada lebih sering dikonsumsi mentah atau
sebagai lalapan. Selada merupakan tanaman semusim serta memiliki
penampilan yang menarik, bunganya yang unik mengumpul dalam tandan
membentuk sebuah rangkaian. Daun selada banyak mengandung vitamin
yang bermanfaat bagi tubuh manusia diantaranya adalah vitamin A, vitamin
B, dan vitamin C. Terdapat tiga jenis tanaman selada yang cukup familiar
yaitu selada mentega, selada tutup, dan selada potong. Selain jenis ini, ada
pula tanaman yang menyerupai selada baik syarat tumbuh maupun cara
tanamnya, akan tetapi rasanya pahit. Tanaman yang dimaksud adalah Andewi
(Cichorium endevia L).
Kegiatan magang mahasiswa ini merupakan sarana bagi mahasiswa
Agroteknologi untuk dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan selama
masa perkuliahan dan juga sebagai pengalaman kerja yang dapat melatih
mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi di lapangan
dan mencari pemecahannya. Kegiatan magang ini juga dirancang agar
mahasiswa dapat mempraktikkan dan memahami setiap aktivitas di unit-unit
proses teknologi budidaya di Vale Farm Hidroponik.

B. Tujuan Magang

Tujuan yang akan dicapai pada kegiatan magang di Balai Penelitian


Getas Salatiga oleh mahasiswa adalah:
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dengan penerapannya di dunia kerja serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa
setelah masuk dunia kerja.
b. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja di bidang
agroteknologi.
c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan
agroteknologi.
d. Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Instansi
Pemerintah, Perusahaan Swasta dan masyarakat dalam meningkatkan
Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Mempelajari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Vale Farm
Hidroponik.
b. Meningkatkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
c. Mengasah keterampilan dan pengalaman kerja praktis sehingga secara
langsung dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan
di bidang penelitian dan pengembangan pertanian.
d. Mempelajari proses pemupukan yang diberikan pada tanaman kelapa
sawit.
e. Bagi Vale Farm Hidroponik., kegiatan magang dapat menjadi salah
satu sarana dalam transfer ilmu kepada mahasiswa untuk mengasah
kemampuan bagaimana bekerja dalam sebuah instansi pemerintahan.
C. Manfaat Magang

Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan magang di Vale Farm


Hidroponik. yaitu:

1. Melatih teamwork baik dengan mahasiswa magang lainnya maupun


dengan staf karyawan Vale Farm Hidroponik.
2. Melatih kepekaan mahasiswa dalam identifikasi masalah dan berfikir
solusi melalui pendekatan lintas disiplin ilmu guna meningkatkan
kemampuan intelektualnya dengan berbagai pertimbangan.
3. Memperoleh akses terhadap fasilitas peralatan, prosedur teknik maupun
kegiatan lainnya yang mungkin tidak diperoleh di Perguruan Tinggi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Selada (Lactuca sativa.)
Klasifikasi botani tanaman Selada Menurut Ardiansyah (2021) :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asteraceae
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa.
Selada (Lactuca sativa. L) termasuk kedalam kelompok tanaman
sayuran daun yang dikenal di masyarakat, selain sebagai bahan makanan,
selada juga berperan penting bagi kesehatan manusia. Selada berpotensi besar
untuk dikembangkan di Indonesia karena disamping kondisi iklim yang cocok
untuk komoditas ini juga dapat memberikan keuntungan bagi pembudidaya.
Ada beberapa varietas tanaman selada yang beredar di Indonesia, yaitu tipe
selada kepala atau telur, selada rapuh, selada daun dan selada batang
(Syamsiah dan Marlina 2017).
B. Budidaya Selada (Lactuca sativa)
Tanaman selada bukan merupakan sayuran asli Indonesia. Selada berasal
dari Asia Barat yang kemudian menyebar di Asia dan negara-negara beriklim
sedang dan panas. Tanaman selada di Indonesia ditanam mulai dari dataran
rendah sampai dataran tinggi, dengan mempertimbangkan pemilihan varietas
yang cocok dengan lingkungan tempat tumbuhnya. Varietas tanaman selada
yang dapat tumbuh di dataran rendah lebih sedikit dibandingkan varietas yang
cocok ditanam di dataran tinggi (Syahputra et al. 2014).
Tanaman selada tumbuh baik di daerah yang mempunyai udara sejuk
sehingga cocok ditanam di dataran tinggi. Bila ditanam di dataran rendah
memerlukan pemeliharaan intensif dan cenderung lebih cepat berbunga dan
berbiji. Tanaman selada kurang tahan terhadap sinar matahari langsung
sehingga memerlukan naungan. Daerah yang cocok untuk penanaman selada
pada ketinggian sekitar 500m-2000mdpl dan suhu rata-rata 150C-200C, curah
hujan antara 1000mm–1500mm per tahun dan kelembaban 60%-100%, pH
yang dikehendaki tanaman selada sebaiknya netral (6,5–7), apabila terlalu
masam daun selada menjadi kuning (Pracaya 2002).
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura
yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik. Semakin
bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta meningkatnya kesadaran
penduduk akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan
sayuran. Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral tidak
dapat disubtitusi melalui makanan pokok (Nazaruddin 2003).
C. Proses Budidaya Selada
1. Instalasi DFT
Sistem hidroponik DFT memakai larutan nutrisi tersirkulasi
dengan kedalaman yang lebih dalam. Menurut Fitmawati et al (2018),
Hidroponik sistem DFT merupakan salah satu metode kultur
menggunakan air sebagai media dan persediaan nutrisi. Prinsip kerja
teknologi DFT yaitu mensirkulasi larutan nutrisi dan aerasi secara kontiniu
selama 24 jam pada rangkaian aliran tertutup . Keuntungan sistem DFT
adalah penanaman dengan kebutuhan nutrisi yang cukup sedikit dan
memiliki sistem aerasi yang baik dengan air setinggi 2 cm dan disertai
adanya rongga udara yang menyediakan oksigen bagi tanaman dengan
aerasi yang dibantu oleh mesin pompa air. Dengan adanya rongga udara di
dalam sistem sangat membantu dalam mengurangi resiko tidak adanya
pergerakan air akibat tidak ada daya listrik, sehingga tanaman tidak mudah
terpengaruh dan dalam jangka pendek kebutuhan oksigen tetap dapat
terpenuhi. Kekurangan dari sistem ini adalah sistem perakarannya yang
mudah busuk, sehingga memerlukan banyak nutrisi, apabila terkena
penyakit maka akan menjalar ke tanaman lain dan mengurangi peluang
panen. (Maneeply, 2018).
2. Penyemaian
Tahapan persemaian mempengaruhi hasil dan kualitas selada yang
dihasilkan. Persemaian diawali dengan memilih benih selada yang
memiliki viabilitas tinggi sehingga pada saat persemaian tidak banyak
benih yang tidak tumbuh. Benih-benih bersertifikat memiliki masa
kedaluwarsa pada kemasannya. Benih yang telah melewati masa
kedaluwarsa akan menurun daya kecambahnya.
Benih selada yang sudah dipastikan bersertifikat dan tidak
kedaluwarsa kemudian direndam dengan air hangat + 50℃ selama 10-15
menit (Setiawati et al., 2007). Proses perendaman untuk membantu proses
dormansi benih. Setelah direndam kemudian benih ditiriskan sebelum
disemai pada media tanam. Penyemaian dalam hidroponik dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu cara pertama langsung ke media tanam seperti
rockwool atau peat moss.
Proses penyemaian di rockwool dilakukan dengan membuat lubang
pada rockwool kemudian benih selada dimasukan ke dalam rockwool satu
per satu. Rockwool yang berisi benih kemudian dimasukan ke ruang gelap
dengan tetap menjaga kelembabannya. Benih selada yang sudah disemai
disimpan di dalam ruang gelap selama 1-2 hari dengan tetap dikontrol
setiap 1 hari sekali.

3. Pindah Tanam
Pindah Tanam merupakan proses pemindahan bibit yang disemai. Bibit
yang dipindah tanam stelah muncul daun ketiga atau bibit berumur ± 14 Hari
setelah semai. Langkah pindah tanam dari proses penyemaian ke instalasi
penanaman dilakukan pada tanaman yang berumur 2 minggu atau 14 hari.
Penanaman dilakukan dengan memisahkan tanaman selada yang telah
disemai menjadi satu-satu per lubang tanam dan dietakkan pada netpot.
Netpot yang berisi semaian selada kemudian diletakkan pada instalasi dengan
larutan yang mengalir.

4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman selada diantaranya mengontrol kepekatan
larutan atau pemberian nilai EC. Rekomendasi pemberian nilai EC
disesuaikan dengan fase pertumbuhannya. Menurut Sutiyoso (2006)
rekomendasi nilai EC untuk sayuran daun antara 1,5 – 2,5 mS cm-1. Hasil
penelitian Frasetya, et al. (2018) membagi fase pertumbuhan vegetatif
menjadi dua bagian 1-14 HST dikelompokkan sebagai fase vegetatif I dan
15-42 HST fase vegetatif II. Pemberian nilai EC 1,7 mS cm-1 fase
vegetatif dan EC 2,4 mS cm-1 fase vegetatif II dapat meningkatkan panen
lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian nilai EC yang lebih tinggi di
setiap fase pertumbuhannya.
Pengaturan pH juga penting berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman namun tetap harus memperhatikan fluktuasi pH agar tidak
ekstrim fluktuasinya karena tanaman kurang toleran terhdap fluktuasi pH.
Rekomendasi pH untuk budidaya hidroponik antara 5,8 - 6,5 (Mason,
2014). Pemberian nilai EC tinggi - pH rendah lebih tinggi dibandingkan
dengan EC rendah – pH tinggi (Wortman, 2015).
Langkah-langkah perawatan pada pertanaman secara hidroponik
yang dilakukan yaitu melakukan pengecekan nutrisi dengan tds meter
setiap hari, pengendalian hama dan penyakit, dan penyulaman.
Pengecekan nutrisi tanaman dilakukan setiap hari menggunakan tds meter,
diukur ppm nutrisi tanaman, bila berlebihan maka ditambahkan air dan
bila kurang maka ditambah dengan larutan nutrisi lagi hingga ppm sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Kegiatan penyulaman dilakukan jika terdapat
tanaman yang mati, rusak, atau hilang setelah dilakukan pindah tanam.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan jika terdapat hama
atau penyakit yang menyerang yang sebelumnya telah dilakukan
pengontrolan atau monitoring bersama dengan pengecekan nutrisi
tanaman.
5. Panen dan Pascapanen
Tanaman selada merupakan tanaman yang mudah layu sehingga
pemanenan harus dilaksanakan pada saat evapotranspirasi rendah, yaitu
pada pagi hari atau malam hari. Waktu pemanenan ini disesuaikan dengan
kebutuhan waktu untuk pengepakan dan pengiriman ke pasar atau
konsumen. Pemanenan tanaman hidroponik ada baiknya rockwool yang
ada di bagian agar tetap dipertahankan agar dapat menyimpan air agar
kesegaran tanaman tetap terjaga. Pada dasarnya pemanenan dan
pengemasan perlu mempertimbangkan kebutuhan pasar.

1.
III. TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Magang Mahasiswa


Waktu : 03 Januari – 03 Februari 2022
Lokasi : Valefarm Hidroponik, Jl. Wonolaban, RT 02/ RW 12 Wonorejo
Gondangrejo Karanganyar Jawa Tengah.
B. Metode Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang akan berlangsung di
Vale Farm Hidroponik ini menggunakan beberapa metode pengambilan data.
Beberapa metode yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan Lapang
Pengamatan lapang ini dilakukan secara langsung dengan cara ikut
bekerja di Vale Farm Hidroponik mulai dari proses persemaian benih,
penanaman pada instalasi, panen, pascapanen hingga pemasaran. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara lebih jelas mengenai
aspek yang dikaji. Seluruh mahasiswa peserta magang di Vale Farm
Hidroponik juga harus mengamati dan ikut melaksanakan kegiatan–
kegiatan yang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan arahan
dan bimbingan dari petugas lapang dari Vale Farm Hidroponik.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tidak
dapat ditemukan pada saat obeservasi atau praktik langsung di lapang
atau untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. Kegiatan
wawancara yang dilakukan yaitu menanyakan hal yang berhubungan
dengan institusi mitra, seperti kondisi institusi mitra, praktik budidaya
tanaman, dan penelitian, serta hal lain yang berhubungan dengan
kegiatan magang yang dilakukan. Wawancara dilakukan oleh mahasiswa
magang dengan pembimbing lapang di Vale Farm Hidroponik tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi kegiatan magang dilakukan dengan pengambilan
gambar setiap kegiatan yang dilakukan mahasiswa magang di institusi
mitra dan pengambilan gambar yang dapat memberikan informasi
relevan dengan tujuan magang.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menambah informasi yang telah
didapatkan pada saat magang. Kegiatan studi pustaka dilakukan dengan
cara mencari referensi mengenai permasalahan yang berkaitan langsung
dengan pelaksanaan magang mahasiswa sebagai data pelengkap dan
pembanding serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah. Referensi
tersebut antara lain diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah, koran, dan
internet.
C. Aspek yang Dikaji
Kegiatan magang yang akan dilaksanakan di Vale Farm Hidroponik
menginginkan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
mumpuni. Berbagai aspek yang akan dikaji dalam pelaksanaan magang kali
ini meliputi:
1. Aspek umum
Mengkaji tentang keadaan umum perusahaan meliputi sejarah dan
perkembangannya, lokasi, dan struktur organisasi perusahaan.
2. Aspek khusus
a. Aspek budidaya tanaman
Kesesuaian antara pengetahuan yang diperoleh saat kuliah dapat
dipraktikan langsung saat kegiatan magang berlangsung. Mahasiswa
diharapkan mengetahui cara teknik budidaya yang tepat di berbagai
jenis tanaman. Teknik budidaya tanaman yang dilakukan tidak hanya
menaman tanaman saja, namun mahasiswa dapat memahami
mengenai prinsip, proses, dan kesesuaian budidaya tanaman.
b. Aspek Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Suatu tanaman yang sedang dibudidayakan tentunya tidak
pernah lepas dengan berbagai faktor pengganggu yang menyebabkan
penurunan kuantitas hasil tanaman. Melalui aspek ini diharapkan
mahasiswa dapat memahami berbagai hama dan penyebab penyakit
yang menyerang suatu tanaman dengan cara mengidentifikasi gejala
maupun tanda penyakit yang tampak, sehingga mahasiswa dapat
melakukan pengendalian yang tepat untuk menangani hal tersebut.
c. Aspek Panen, Pasca Panen, dan Pemasaran
Produk pertanian yang dibudidayakan memiliki sifat perishable
atau mudah rusak sehingga diperlukan penanganan yang cepat agar
daya simpan lama dan kualitas produk tetap terjaga. Mahasiswa
setelah magang diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan
penanganan produk pertanian pasca panen dan kemampuan
managerial pemasaran produk pertanian hingga ke tangan konsumen.
D. Jadwal Kegiatan Magang
Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan, dialokasikan pada
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan budidaya, manajemen
produksi dan manajemen pemasaran Vale Farm Hidroponik.
Tabel 1. Rencana Kegiatan Magang Mahasiswa
Minggu ke-
No. Kegiatan
I II III IV
1. Orientasi        
- Pengamatan tempat serta penyelesaian  
  administrasi      
2. Pembagian kerja di Vale Farm Hidroponik
dan di lapangan
3. PraktikLapang        
  - Pembibitan        
  - Transplanting        
  - Perawatan        
  - Pemanenan        
4. Penanganan Pasca panen        
  - Sortasi dan grading        
  - Pengemasan      
  - Pemasaran      
5. Pengumpulan Data      
  - Data produksi      
  - Data pemasaran      
6 Penyusunan hasil akhir kegiatan lapanan
Keterangan: Jadwal ini dimungkinkan dapat berubah sesuai dengan kebijakan
dari Vale Farm Hidroponik dan perjanjian sebelumnya dengan unit
pelaksanaan magang.

DAFTAR PUSTAKA
EtyRosa, S. (2017). Pengaruh pemberian kombinasi kompos sapi dan fertimix
terhadap pertumbuhan dan produksi dua kultivar tanaman selada (Lactuca
sativa L.) dalam sistem hidroponik rakit apung. Jurnal Pertanian, 4(1), 6-
20.
Maneeply, C., Sujipuli, K., & Kunpratum, N. (2018). Growth of Brahmi ( Bacopa
monnieri ( L .) Wettst .) by NFT and DFT hydroponic systems and their
accumulation of saponin bacosides Department of Biology , Faculty of
Science , Naresuan University , Department of Agricultural Science ,
Faculty of Agricultur. NU. Internationl Journal of Science, 15(2), 114–
124.
Nazaruddin. 2003. Budidaya dan pengaturan panen sayuran dataran rendah.
Penebar Swadaya, (ID): Jakarta.
Pracaya R. 2002. Bertanam sayuran di kebun pot dan polibag. Penebar Swadaya,
(ID): Jakarta.
Setiawati, W., Murtiningsih, R., Sopha, G. A., & Handayani, T. (2007). Petunjuk
Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. Bandung: Balai Penelitian Tanaman
Sayuran.
Sutiyoso, Y. (2006). Hidroponik Ala Yos. Jakarta: Penebar Swadaya.
Syahputra E, Rahmawati M, Imran S. 2014. Pengaruh komposisi media tanam dan
konsentrasi pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada
(Lactuca sativa L.). J Floratek 9(1): 39-45.
Syamsiah M, Marlina G. 2017. Respon pertumbuhan tanaman selada (Lactuca
sativa L.) varietas kriebo terhadap konsentrasi asam giberelin. J
Agroscience 6(2): 55-60.

Anda mungkin juga menyukai