Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal dan bekerja di pedesaan
yang masih identik dengan pertanian secara luas, artinya sektor pertanian
mempunyai kontribusi yang besar dalam proses pembangunan ekonomi.
Kontribusi pertanian terhadap pembangunan ekonomi negara yaitu
kontribusi produksi, kontribusi pasar, kontribusi faktor produksi dan
kontribusi devisa. (Abdul Rahim dan Dian, 2007).
KKl atau Kuliah Kerja Lapangan adalah kegiatan perkuliahan di luar
kampus Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara,
Mahasiswa mampu mengembangkan pendidikan dan memiliki peran yang
sangat penting dalam membentuk keterampilan dan kecakapan seseorang
untuk memasuki dunia kerja. Agar dapat memahami dan memecahkan
setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu
melakukan kegiatan pelatihan kerja secara langsung di lembaga yang
relevan dengan pendidikan yang diikuti. Melalui kegiatan magang ini,
diharapkan mahasiswa dapat menguasai seluruh unit kegiatan usaha yang
ada di institusi mitra, mulai dari persiapan produksi sampai pemasaran
produk hidroponik khususnya pada tanaman selada.
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran
yang memiliki nilai ekonomi tinggi, bentuknya yang menarik seta
kandungan gizinya yang banyak membuat tanaman ini berpotensi untuk
terus dibudidayakan, Tanaman selada dibudidayakan untuk diambil
daunnya dan dimanfaatkan terutama untuk lalapan, perlengkapan sajian
masakan dan hiasan hidangan. Selada juga memiliki banyak kandungan
gizi dan vitamin antara lain Kalsium, Fosfor, Besi, Vitamin A, B dan C.
(Seryaningrum dan Suparinto, 2011)
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan
agribisnis.
b. Meningkatkan hubungan baik antara perguruan tinggi dengan instansi
pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat.
c. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya
di lapangan.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan kerja dalam
bidang pertanian khususnya pada budidaya tanaman Selada (Lactuca
sativa L.) hidroponik di HAW FARM.
b. Mengetahui kelayakan usahatani tanaman Selada hidroponik di HAW
FARM.

C. MANFAAT
1. Universitas dapat menjalin hubungan fungsional antara pihak Universitas
khususnya Fakultas Pertanian dengan HAW FARM.
2. Terciptanya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
kedua belah pihak, yaitu dapat menempatkan mahasiswa yang potensial
untuk mendapatkan pengalaman di lembaga yang bersangkutan.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan secara keseluruhan tentang proses
produksi tanaman Selada dan mengetahui kelayakan usahatani tanaan
selada yang dibudidayakan di HAW FARM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Selada Hidrpoik


1. Klasifikasi dan Syarat Tumbuh Selada (Lactuca Sativa L.)
Menurut klasifikasi dalam tata naman (sistematika) tumbuhan,
tanaman selada termasuk ke dalam family “compositae” dengan nama
latin Lactuca Sativa L. Asal tanaman ini diperkirakan dari dataran
Mediterania Timur. Berikut adalah klasifikasi tanaman selada :
Diviso : spermatophyte
Subdiviso : Angiospermae
Kelas : Dicotilodonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae (composite)
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca Sativa
Selada cocok dibudidayakan pada daerah dengan suhu optimum 20
derrrrrr pada siang hari dan 10 derrrrr pada malam hari. Benih selada akan
berkecambah dalam waktu 4 hari bahkan benih yang sangat baik akan
mampu berkecambah dalam waktu satu hari, selada dapat dipanen pada
usia 30-40 hst. Selada merupksn tanaman setahun polimorf (memiliki
banyak bentuk). Khususnya dalam hal bentuk daunnya. Daun selada
sering berjumlah banyak dan biasanya berposisi duduk (sessile), tersusun
berbentuk spiral dalam susunan padat. Bentuk daun yang berbeda-beda
dan beragam warna, raut tekstur, dan sembir daunnya. Daun tak
berambut, mulus, berkeriput (savoy) atau kisut berlipat.

2. Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)


Teknik NFT termasuk teknik favorit perkebunan komersial terutama
untuk tanaman sayuran daun. Dalam budidaya larutan mengalir, larutan
nutrisi mengalir, riak yang muncul akan membentuk oksigen terlarut yang
lebih tinggi menjadi kelebihan sistem ini dibandingkan larutan statis.
Sistem ini popular dengan naman NFT (Nutrient Film Technique).
Disebut film karena nutrisi yang dialirkan sangat tipis hanya setinggi
2-3 mm dari dasar saluran. Walau tipis, sirkulasi tanpa henti membuat
ketersediaan oksigen meningkat. Teknik ini diperkenalkan Al Cooper dari
Glasshouse Crops Research Institue, Litllehampton, Inggris. Untuk
membuat aliran, larutan dilewatkan melalui saluran dapat berupa talang
atau pipa yang di letakkan pada tingkat kemiringan tertentu. Kemiringan
talang/pipa yang disarankan sekitar 1,5-5drrrr. Perbedaan ketiggian talang
NFT membuat larutan nutrisi mengalir ke posisi yang lebih rendah.
Teknik NFT dapat menggunakan talang seperti yang dipakai diatap
rumah atau pipa paralon. Yang terpenting, pipa atau talang memiliki
kedalaman yang cukup untuk mengakomodasi perakaran tanaman
dewasa. Bila terlalu dangkal, aliran nutrisi bisa terhambat. Akar pun
sampai ke dasar ehingga pertumbuhannya tertekan. Itu sebabnya hanya
jenis tanaman yang perakarannya dangkal yang cocok untuk teknik NFT.
Talang atau pipa dapat disusun berjejer membentuk “meja” yangrata,
bertingkat kemudia ditempatkan merapat di satu sisi dinding. Pilihan bisa
disesuaikan dengan luasan lahan. NFT memungkinkan konsumsi air dan
nutrisi dalam jumlah minim. Pembersihan talang dapat dilakukan dengan
mengalirkan air bersih atau melepas rangka dan mencucinya. Kelemahan
teknik NFT, nutrisi yang disirkulasi ulang menyebabkan kadar garam
nutrisi makin meningkat secara bertahap. Untuk itu perlu dilakukan
pengecekan nutrisi setiap hari.
Teknik NFT dapat dilakukan dengan atau tanpa greenhouse.
Penanaman hidroponik teknik NFT dengan greenhouse tentunya
membutuhkan biaya investasi tinggi, maka sebaiknya petani juga
membudidayakan jenis tanaman yang bernilai jual tinggi. Sedangkan
untuk kebun yang tidak mnggunakan greenhouse mungkin memang
membutuhkan biaya investasi yang lebih rendah. Hanya saja pekebun
perlu waspada akan serangan hama dan penyakit yang muncul (EvY,
2014).

3. Budidaya Tanaman Selada Hidroponik


A. Penyemaian
Penyemaian benih merupakan tahap awal dari proses berkebun,
menanam, bertani dan semacamnya. Benih yang digunakan dalam
proses produksi pada responden 1 adalah merk “selada kys” dengan
kemasan bungkus, dalam satu kemasan kurang lebih ada 3000 benih.
Dalam usahatani selada ini media tanam yang digunakan adalah
rockwoll yaitu media tanam sejenis gabus/busa yang bahan utama
pembuatannya berasal dari bebatuan.
B. Penanaman (pemindahan ke rak pembesaran)
Setelah tanaman sudah berumur 15 hari, maka tanaman sudah
siap di pindah ke rak instalasi yang sudah disedikan. Proses
pemindahan tanaman pertama dimulai dengan memasukkan tanaman
ke dalam net pot/nampan yang digunakan untuk menopang tanaman
dan menyangga akar-akar tanaman. Ketika memasukkan tanaman
beserta net pot ke dalam pipa pastikan agar akar tanaman semuanya
masuk ke dalam pipa.
Dalam penyemaian biasanya laju pertumbuhan tanaman
berbeda-beda sehingga ada yang berukuran besar dan kecil, untuk itu
tempatkan tanaman yang berukuran besar pada rak bawah dan tanaman
yang berukuran kecil pad arak yang lebih tinggi, ini dilakukan agar
sinar matahari bisa masuk merata mengenai tanaman. Dalam setiap rak
tanam memiliki keran irigasi nutrisi masing-masing, sehingga sebelum
tanam keran harus menyala dan dipastikan sistem irigasi dalam
keadaan baik. Sama seperti penanaman sistem konvensional dilakukan
pagi/sore hari ketika matahari tidak terik untuk mengurangi proses
transpirasi yang tinggi pada tanaman.
C. Perawatan serta penanggulangan hama dan penyakit
Proses perawatan tanaman hidroponik termasuk yang paling
mudah karena hemat waktu dan juga tenaga. Tanaman hidroponik
tidak perlu disiram karena medianya mnggunakan air sehingga
kebutuhan air sudah tersedia bagi tanaman, tidak di semprot pestisida
maupun obat-obatan kimia lainnya, tidak perlu pemupukan lanjutan
karena pupuk sudah terdapat pada nutrisi yang disediakan.
Perawatan lain berupa pengecekan pH air dan juga kadae
nutrisi pada tanaman, pengecekan dilakukan pada pagi hari atau pada
saat setelah turun hujan, pH yang sesuai untuk tanaman selada adalah
antara 6-7, sedangkan kebutuhan nutrisi untuk selada adalah 560-840
ppm. Pada keadaan tersebut pH air dan juga kadar nutrisi lebih cepat
beruah. Ketika pH berubah bisa mengontrolnya dengan menggunakan
pH down untuk menurunkan pH, kemudian apabila kadar nutrisi
berubah dilakukan pengontrolan nutrisi, apabila kadar nutrisi kurang,
ditambahkan nutrisi kedalam bak penampungan nutrisi yang ada.
Serangan hama dan penyakit ini lebih banyak terjadi pada usahatani
selada sengan sistem NFT, hal ini disebabkan karena pada sistem
budidaya dilakukan di tempat yang terbuka tanpa pelindung seperti
greenhouse atau semacamnya. Sehingga hama dan penyakit lebih
mudah menyerang pada usahatani ini, maka perlu dilakukan
penanggulangan seperti penyemprotan pestisida nabati.
D. Panen
Masa panen tanaman selada adalah berkisar 30 hari. Panen
dilakukan pagi/sore hari pada saat kondisi matahari tidak terik agar
menjaga kesegaran tanaman. Saat panen tanaman di keluarkan dari
dalam instalasi, akar dipotong dan dibersihkan dari tanaman. Panen
dilakukan apabila ada pemesanan dari konsumen sehingga proses
panen biasanya bertahap, akan dipilih tanaman dengan ukuran yang
besar terlebih dahulu. Sehingga tanaman yang lain bisa di panen pada
tahap pemanenan selanjutnya menunggu ukurannya sudah cukup
besar.
E. Pemasaran selada hidroponik
Proses pemasaran selada hidroponik memang memiliki segmen
pasar tertentu. Segmentasi pasar selada hidroponik adalah usaha
makanan siap saji seperti burger, kebab, salad. Tapi tidak menutup
kemungkinan ada pelanggan yang membeli untuk konsumsi rumah
tangga. Usahatani ini memiliki konsumen tetap di toko sayur dan
usaha resto.
Cara pemasaran selada hidroponik yang dilakukan oleh HAW
FARM adalah dengan promosi melalui media sosial. Usahatani ini
selalu membuka pemesanan melalui media online Instagram, pesanan
bisa diantar langsung kepada pelanggan, atau apabila ingin membeli
langsung bisa dating ke kebun HAW FARM yang berada di Desa
Mojolaban.
Usahatani selada hidroponik di HAW FARM sudah banyak
mendapat tawaran kerjasaman dari supermarket untuk memasok
selada. Namun petani enggan dikarenakan produksi yang masih belum
stabil dan belum dalam jumlah yang besar. Petani masih mengerjakan
semua usahanya sendiri dengan segala keterbatasan waktu dan juga
modal masih belum mampu untuk memenuhi permintaan pasar
tersebut.
4. Usahatani
Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat
di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian, seperti sinar
matahari, tubuh tanah, dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan
terhadap tanah tersebut, dan bangunan-bangunan yang telah didirikan di
atasnya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara
ternak. Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan
tanahnya dengan maskud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan
tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan
untuk memperoleh hasil selanjutnya. (Efendi, Yusuf : 2011)
a. B/C ratio, yaitu perbandingan antara keuntungan dengan biaya usaha.
b. R/C ratio, yaitu perbandingan antara penerimaan dengan biaya usaha.
c. Titik Pulang Pokok (Break Event Point/BEP), yaitu kondisi dimana
suatu usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun menderita
kerugian.
d. Parameter lain sesuai dengan keutuhan seperti Payback Period, Return
Of Investmen (ROI), dll.
BAB III
METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan magang/KKL ini dilaksanakan mulai dari penentuan lokasi
hingga evaluasi laporan kegiatan magang. Kegiatan magang mahasiswa
dilaksanakan selama di HAW FARM yang beralamat di Geblug Rt 02/07
Dukuh, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Adapun pelaksanaan magang ini kurang lebih selama 1 bulan yaitu
dari tanggal ………. Dengan waktu 5 hari kerja dari hari Senin-Jumat
dengan ja kerja pukul 08.00 –11.00 WIB.
B. Metode Kuliah Kerja Lapangan
Pengumpulan data-data yang menunjang dalam penyajian laporan
hasil Kuliah Kerja Lapangan
1. Observasi
Yaitu kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan cara mengamati dan
meneliti secara langsung bahan, alat, serta kerja atau sistem yang
diterapkan di HAW FARM.
2. Wawancara
Melakukan interaksi kepada narasumber untuk mendapatkan informasi
lebih jelas yng mungkin tidak ada dalam studi pustaka.
3. Praktek Langsung
Melakukan kegiatan yang telah dipelajari secara teori.
4. Pencatatan
Mencatat semua tahap-tahap yang telah dilakukan dan menyelesaikan
laporan.
5. Dokumentasi
Mendokumentasikan dan mencatat data atau hasil-hasil yang ada pada
pelaksanaan magang mahasiswa.
C. Metode Analisis Data
Menurut (Fadli, Sadam, 2014) Analisis usaha merupakan sebuah cara untuk
mengetahui tingkat kelayakan suatu jenis usaha yang akan dilakukan,
menilai kelangsungan usaha, stabilitas, dan profitabilitas suatu usaha. Tujuan
analisis usaha adalah untuk mengetahui tinggi tingkat keuntungan yang
dihasilkan dan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya
investasi atau modal. Beberapa alat analisis yang digunakan pada penelitian
ini adalah :
1. Biaya Total
Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variable. Total Biaya Tetap (TFC) adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh factor produksi yang tidak dapat berupa
jumlahnya. Total Biaya Variabel (TVC) adalah keseluruhan ongkos yang
dikeluarkan untuk memperoleh factor produksi yang jumlahnya dapat
berubah (Hartoyo et al, 2000).
Menurut Suratiyah (2006), rumus perhitungan total biaya (TC) adalah :

Total Biaya = TFC + TVC


Keterangan :
TC : Total Biaya (Total Cost)
TFC : Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
TVC : Total Biaya Variabel (Total Variabel Cost)
2. Penerimaan
Menurut Shinta (2011), penerimaan usaha tani adalah hasil perkalian antara
produksi yang diperoleh dengn harga jualnya. Penerimaan pada usahatani
bayam merah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TR=PQ.Q
Keterangan :
TR : Total Revenue (Penerimaan Total), Rp PQ : Price (Harga), Rp/Kg
Q : Quantity (Jumlah Barang), Kg

Anda mungkin juga menyukai