Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PEMBAHASAN

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa


menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Konsep dari budidaya hidroponik yaitu menggunakan zat padat berpori
agar nutrisi tanaman dapat tembus dan bersirkulasi. Dalam percobaan ini, sistem
metode dan teknik yang digunakan yaitu sistem NFT (Nutrient Film Technique).
Percobaan yang dilakukan memilih 3 jenis tanaman yaitu sawi, pakcoy, dan
bayam.
4.1 Penanaman Hidroponik Menggunakan Sistem NFT (Nutrient Film
Technique)

Gambar 4.1 Penanaman Hidroponik Menggunakan Sistem NFT

Sistem yang digunakan untuk penanaman hidroponik dalam percobaan ini


adalah sistem NFT (Nutrient Film Technique). Konsep dasar sistem NFT ini
adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan
nutrisi hidroponik yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat
memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan
polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi
yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam
larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal
sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan
styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih
bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.
Pada penanaman kali ini tanaman yang ditanam dengan menggunakan
menggunakan hidroponik sistem NFT adalah tanaman pakcoy, sawi, dan bayam.
Pemilihan tiga tanaman tersebut didasarkan pada kepekatan pemberian pupuk atau
nutris pada tanaman. Tanaman pakcoy memiliki rentang kepekatan pupuk 1050 –
1400 ppm. Tanaman sawi memiliki kepekatan pupuk berkisar 840 – 1680 ppm.
Tanaman bayam memilii rentang kepekatan pupuk berkisar 1020 – 1610 ppm.
Ketiga tanaman dapat ditanam bersamaan pada satu instalasi hidroponik karena
rentang kepekatan pupuk tidak terlalu berbeda jauh.
Sistem NFT dapat menanggulangi kondisi tanah kritis, hama dan penyakit
yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak menentu,
dan mutu yang tidak seragam. Namun, terdapat beberapa kendala yang dihasilkan
dari percobaan kami karena terdapat beberapa perbedaan perlakuan dengan
beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sapto Wibowo
(2013) dijelaskankan bahwa penelitian hidroponik menggunkan Sistem NFT
hanya menggunakan 1 tanamanan dalam 1 instalasi. Sedangkan, percobaan yang
kami lakukan menggunakan 3 jenis tanaman dalam 1 instalasi. Hal ini
menyebabkan nutrisi yang diperoleh dalam konsentrasi yang sama, padahal ketiga
jenis tanaman yang dipilih memiliki kepekatan pupuk yang berbeda. Kondisi yang
berbeda lainnya juga pada penempatan bak larutan nutrisi. Penelitian yang
dilakukan oleh Sapto Wibowo (2013) dan Vidianto (2016) dijelaskan bahwa bak
larutan nutrisi diletakkan pada posisi sejajar dengan ketinggian minimum dari
ujung outlet pipa. Sedangkan, pada percobaan ini peletakkan bak larutan nutrisi
diletakkkan di tanah atau di bawah pipa.
Sistem NFT memiliki kelebihan dan kekurangan. NFT banyak dipakai untuk
skala perkebunan besar atau skala Industri. Beberapa kelebihan dari sistem NFT,
diantaranya adalah pertumbuhan tanaman lebih cepat dibandingkan dengan sistem
lain, kemudahan untuk mengontrol keadaan nutrisinya, resiko pengendapan
kotoran di dalam gully sangat sedikit, dan pertumbuhan tanaman bisa seragam.
Sedangkan, kelemahan utama dalam sistem NFT adalah investasi dan biaya
perawatannya yang mahal, sistem NFT sangat tergantung dengan listrik, dan
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh jamur pada air akan sangat cepat.
4.2 Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Hidroponik Menggunakan
Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Sistem tanam hidroponik cukup populer di kalangan petani maupun umum,
namun perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman pada sistem
hidroponik agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Faktor yang mempengaruhi
tanaman pada sistem tanam hidroponik di antaranya adalah kondisi
lingkungan,air, nutrisi, sinar matahari, pembibitan, media tanam, serta alat ukur.
Kondisi lingkungan tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhandan
perkembangan tanaman, kondisi lingkungan yang harus tetap di perhatikan
mencakup kelembapan, suhu, dan sirkulasi udara.
Air dan larutan nutrisi adalah faktor yang paling penting dalam memulai
metode tanam hidroponik. Air sebagai pelarut nutrisi sekaligus zat penting yang
dibutuhkan oleh tanaman. Cara untuk memeriksa apakah air yang digunakan baik
atau tidak adalah dari warna, bau, rasa, derajat keasaman (pH) dan kandungan zat
padatan terlarut (PPM). Sinar matahari juga merupakan faktor penting dalam
masa pertumbuhan tanaman yang digunakan untuk fotosintesis. Tanaman yang
kurang cahaya sinar matahari, pertumbuhannya akan menjadi kurang optimal.
Terlebih pada saat penyemaian, harus segera diletakkan di tempat yang terkena
sinar matahari untuk mengjindari tanaman tambah kurus dan tinggi. Tanaman
memerlukan suhu optimal untuk pertumbuhannya. Tanaman yang terkena suhu
panas akan mudah layu atau kering. Selain suhu tanaman, juga perlu dilakukan
pengecekan suhu larutan di bak nutrisi pastikan suhu di bak nutrisi tidak melebihi
dari 270C.
Faktor pembibitan juga berpengaruh pada metode sistem tanam hidroponik.
Bibit tanaman yang baik dapat tumbuh optimal pada media hidroponik sementara
jika kualitas bibit buruk maka tanaman yang dihasilkan juga tidak berkualitas
baik. Media tanam yang digunakan di sistem hidroponik juga mendukung
pertumbuhan tanaman dan penyangga batang tanaman agar tetap tumbuh tegak.
Media tanam yang digunakan pada penelitian ini yatu rockwoll. Pemilihan
rockwool karena rowckwool mampu menahan air dengan baik, memiliki daya
simpan air dan daya resap air yang sangat baik.
Alat ukur juga menjadi faktor pentng untuk mengetahui kodisi lingkungan
yang dapat mendukung pertumuhan tanaman.Metode sistem tanam hidroponik
memerlukan tanaman yang cukup teratur jika jika ingin berhasil. pH dan suhu air
serta kadar nutrisi harus di cek secara berkala karena tanaman hanya dapat
tumbuh pada kadar nutrisi dan pH yakni 5,5 - 6,5.

4.3 Kendala yang Dihadapi Selama Penanaman Hidroponik Menggunakan


Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Sistem hidroponik dapat dijadikan salah satu solusi berkebun di daerah
perkotaan karena tidak memerlukan lahan yang luas untuk media tanam. Namun
dalam menanam dengan sistem ini juga terdapat beberapa kendala yang akan
dihadapi. Kendala yang dihadapi dalam bercocok tanam hidropomik
menggunakan sistem nft ini diantaranya yaitu pada awal penanaman hidroponik
terjadi etioloasi pada tanaman, etiolasi ini disebabkan oleh tanaman yang tidak
memeproleh sinar matahari yang cukup, kondisi ini dikarenkan pada saat
pembenihan tanaman, benih pada rockwool disimpan ditempat gelap dengan
waktu yang cukup lama yaitu selama 2 hari. Etiolasi yang terjad tidak terlalu
parah sehingga tidak perlu dilakukan pembenihan ulang dan dilanjutkan ke proses
selanjutnya. Benih yang mengalami etiolasi yang cukup parah (batang tanaman
yang sangat panjang dan tidak proporsional) sebaiknya dilakukan
penyemaian/pembenihan ulang.
Kendala lain yang dihadapi pada saat pembenihaan adalah daun menguning
pada saat umur benih 18 hari. Daun yang menuning ini dikarenakan tanaman tidak
segera dipindahkan ke instalasi hidroponik melainkan masih di tempat
pembenihan sehingga menyebabkan kekurangan nutrisi yang menyebabkan daun
menguning. Tanaman yang semakin membesar memerlukan nutrisi yang cukup
pula untuk perkembangannya sedangkan pada tempat penyemaian karena luasan
terbatas nutrisi yang yang diberikan juga terbatas sehingga tidak mencukupi
kebutuhan nutrisi tanamanan. Tanaman yang telah dipindah tanam ke instalasi
hidroponik dalam beberapa hari daunnya mulai menghijau kembali karena dalam
media tanam air hidroponik terdapat larutan pupuk sehingga suplai nutrisi bagi
tanaman terpenuhi.
Pada saat tanaman telah dipindahkan ke instalasi hidroponik kendala yang
dihadapi adalah perkembangan tanaman yang tergolong lambat, pada penanaman
hidroponik ini tanaman yang digunakan adalah sawi, pakcoy dan bayam.
Pertumbuhan ketiga tanaman tersebut tergolong baik namun perkembangannya
yang cukup lambat hal tersebut ditandai dengan ukuran daun yang lebih kecil
dibandingkan dengan ukuran daun sayur pada umumnya. Namun jumlah daun
yang tumbuh lebih banyak dibandingkan sayur yang ditanam dimedia tanah.
Perkembangan yang lambat ini dikarenakan peletakan tanaman yang terlalu dekat
hal ini menyebabkan tanaman saling berebut nutrisi sehingga nutrisi yang diserap
kurang efisien untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian jarak antar lubang tanam
diperlukan untuk mencegah tanaman saling berebut nutrisi sehingga
perkembangan tanaman dapat berjalan dengan baik.
Kendala lain yaitu terdapat beberapa batang daun yang patah hal ini
dikarenakan kondisi cuaca yang berangin kencang. Peletakkan instalasi
hidroponik juga menjadi salah satu faktor penyebab karena instalasi yang
diletakkan didepan rumah dan tidak terdapat tanaman lain ataupun penghalang
lain yang dapat mengurangi intensitas angin. Lokasi penanaman adalah salah satu
faktor penting yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
hidroponik. Lokasi penanaman yang baik adalah yang memiliki area mendapatkan
sinar matahari yang cukup selain itu lokasi diusahakan jauh dari faktor yang
mengganggu pertumbuhan tanaman.
Pengecekan kepekatan dengan menggunakan TDS meter dan pH dengan
menggunakan pH meter diperlukan untuk mengetahui kondisi larutan nutrisi pada
tanaman. Pengukuran kepekatan dilakukan untuk mengetahui apakah nutrisi yang
terdapat dalam larutan masih cukup dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan
tanaman sedangkan pengukuran pH untuk mengetahui pH air tanaman sesuai atau
tidak apabila pH tidak sesuai akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan
tanaman sehingga diperlukan larutan pH up dan down untuk mengatur pH larutan.
Namun pada penanaman kali ini tidak dilakukan pengecekan kepekatan pupuk
dan pH hal ini dikarenakan alat yang digunakan untuk melakukan mengalami
kerusakan. Sehingga tidak dapat diketahui secara pasti nutrisi dan pH pada
tanaman tersebut sudah sesuai atau belum. Hal tersebut juga dapat memungkinkan
perkembangan tanaman lebih lambat. Pengecekan nutrisi dan pH setidaknya
dilakukan seminggu sekali karena dalam seminggu pertumbuhan tanaman cukup
signifikan
Perawatan instalasi hidroponik juga menjadi salah satu aspek penting yang
harus diperhatikan. Masalah yang biasanya terdapat pada instalasi hidroponik
adalah sambungan pipa yang tersumbat. Sambungan pipa biasanya memiliki
ukuran lubang yang kecil hal ini dapat menimbulkan larutan pupuk mengendap
ataupun menempel pada pipa sehingga menyumbat aliran air. Pipa yang tersumbat
oleh endapan pupuk menyebabkan alirannya menjadi sangat kecil atau bahkan
tidak mengalir sehingga suplai nutrisi untuk tanaman menjadi tidak terdistribusi
dengan baik. Masalah tersumbatnya pipa ini dapat diatasi dengan melakukan
perawatan rutin yaitu dengan melepas sambungan pipa dan membersihkannya.
Pembersihan ini dapat dilakukan setelah masa panen atau sebelum dilakukan
penanaman lagi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari projek Hidroponik Kelompok Study Lingkungan adalah
sebagai berikut:
1. Benih yang digunakan untuk menanam secara hidroponik menggunakan
sistem NFT yaitu sawi, pakcoy dan bayam. Media tanam yang digunakan
yaitu rockwool. Sistem NFT memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Salah satu kelebihanya yaitu pertumbuhan tanaman lebih
cepat dibandingkan sistem yang lain. Contoh kekurangan dari sistem
tanam NFT yaitu investasi dan biaya perawatanya yang mahal.
2. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
menggunakan sistem tanam NFT yaitu kondisi lingkungan, air, nutrisi,
sinar matahari, pembibitan, media tanam, serta alat ukur. Air dan larutan
nutrisi adalah faktor yang paling penting dalam memulai metode tanam
hidroponik
3. Beberapa kendala saat menanam hidroponik menggunakan sistem NFT
yaitu pada saat pembenihan terjadi etiolasi. Terjadi penguningan daun saat
benih berusia 18 hari dikarenakan tidak segera dipindahkan ke instalasi
hidroponik. Kendala lainya yaitu pertumbuhan yang lambat dikarenakan
peletakan tanaman yang berdempetan. Kondisi lingkungan seperti cuaca
yang berangin kencang juga menyebabkan batang daun patah.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Sayur. Jakarta: Dian Rakyat

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Hal 12-
62. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama.

Chaidirin Y. 2001. Pelaihan aplikasi teknologo hidroponik untuk pengenmbangan


agribisnis perkotaan. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Chow V. 1990. The commercial approach in hydroponics. International seminar


on hydroponic culture of high value crops in the tropics in Malaysia,
November 25-27 1990.

Farmtech-mart. 2013. Nutrient Film Technique (NFT). Farmtech mart.

Halim, M.W., 2018. Pengaruh Komposisi Media Organik Dengan Sistem


Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah
(Allium Ascalonicuml.)Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang

Indriyati, D.J. 2002. Kajian Karakteristik Termal Aliran Larutan Nutrisi


Sepanjang

Paat, M. 2012. Analisis pendapatan usahatani pakcoy non-organik dan pakcoy


organik kota Tomohon. Artikel. Universitas Sam Ratulangi, Manado. 21
hal

Pipa Lateral pada Sistem Hidroponik Substrat. Teknik Pertanian. Fakultas


Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Roidah, I.S. (2014). Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem


Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO, 1(2), 43-50.

Rukmana. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Hal 11-35. Yogyakarta : Kanisius

Satya, T.M, Tejaningrum, A., & Hanifah. (2017). Manajemen Usaha Budidaya
Hidroponik. Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas

Suhardianto, A. dan K. M. Purnama. 2011. Penanganan pasca panen caisin


(Brassica campestrisL.) dan pak choy (Brassica rapa L.) dengan
pengaturan suhu rantai dingin (Cold Chain). Laporan Penelitian Madya
Bidang Ilmu. FMIPA. Universitas Terbuka.

Sukmawati, S. 2012. Budidaya pakcoy (Brassica chinensis. L) secara organik


dengan pengaruh beberapa jenis pupuk organik. Karya Ilmiah. Politeknik
Negeri Lampung. 9 hal.

Sunarjono, H. 2007. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.


Sutiyoso, Y. 2004. Hidroponik ala Yos. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutiyoso, Yos. 2009. Hidroponik Ala Yos. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal.

Triutami, T. 2011. Keunggulan Dan Kelemahan Hidroponik. Jurnal Lingkungan

Untung O. 2004. Hiroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Technique).


Penebar Swadaya, Jakarta.

Wibowo, S., dan Asriyanti, A.S. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya
Pakcoy. Jurnal Penelitian Terapan Vol.13 No.3 :159-167.

Yogiandre,dkk.,(2011),Budidaya Pakcoy. yogyakarta: Penerbit Kanisius

Yulia, A.E., Murniati dan Fatimah. 2011. Aplikasi pupuk organik pada tanaman
caisim untuk dua kali penanaman. Jurnal Sagu, 10 (1): 14-19.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman pada


Penanaman Sistem Hidroponik
Tanggal Gambar Keterangan
16 mei Penyemaian benih
2020 sawi, pakcoy, bayam
pada media rockwool

21 Mei Setelah benih


2020 diletakkan ditempat
gelap selama 2 hari
dan biji berkecambah
membentuk
kotiledon, benih
diletakkan ditempat
yang terdapat sinar
matahari
24 Mei Muncul daun sejati
2020 diantara kotiledon
dan batang mulai
memanjang

3 Juni 2020 Muncul 2 daun sejati


namun daun sejati
berwarna kekuningan
4 Juni 2020 Pemindahan benih ke
sistem hidroponik
dengan meletakkan
rockwool yang berisi
benih pada netpot
yang telalh diberi
kain flanel bawahnya

Wadah penampung
air dan nutrisi
hidroponik, air yang
digunakan diberikan
pupuk AB mix
dengan perbandingan
setiap 1 liter air
digunakan 5 ml
pupuk AB mix, air
sebanyak 26 liter
dengan pupuk
sebanyak 135 ml
7 Juni 2020 Daun sejati mulai
menghijau dan setiap
4 hari sekali wadah
penampung air
ditambahkan dengan
air nutisi sebanyak 1-
2 liter dengan
perbandingan pupuk
dan nutrisi, 5 ml
pupuk untuk 1 liter
air
14 Juni Tumbuh daun baru 4-
2020 5 daun ukuran daun
semakin melebar akar
tanaman mulai
menembus rockwool
24 juni Daun mulai melebar
2020 dan bertambah, akar
tanaman mulai
merambat pada kain
flanel yang terletak
dibawah netpot, dosis
pemberian pupuk
bertambah menjadi
setiap 3 hari sekali
sebanyak 2 liter air
dengan pupuk
sebanyak 20 ml
29 Juni Jumlah daun
2020 berttambah dan daun
mulai melebar namun
beberapa daun patah
dikarenakan kondisi
cuaca berangin
kencang sehingga
menyebabkan
beberapa daun patah

7 Juli 2020 Daun mulai melebar


dan jumlahnya
bertambah

15 Juli 2020 Tanaman mulai


membesar dan sudah
dapat dipanen
Lampiran 2. Tolak Ukur Keberhasilan Penanaman Sistem Hidroponik
No. Rencana TUK
1. 1x Panen Tanaman yang Ditumbuhkan

Lampiran 3. Hambatan dan Penyelesaian dalam Penanaman Hidroponik


No
Hambatan Penyelesaian
.
1. Terjadi etiolasi pada benih yang Diletakkan di tempat yang terkena
disemai sinar matahari yang cukup
2. Daun tanaman yang disemai Dipindahkan ke instalasi
menguning pada saat umur 18 hari hidroponik untuk memperoleh
karena kekurangan nutrisi nutrisi yang cukup
3. Beberapa daun patah karena angin Diberikan tanaman naungan
kencang didepan hidroponik untuk
mengurangi terpaan angin kencang
4. Perkembangan tanaman yang Dosis pupuk ditingkatkan dan
melambat dikarenakan peletakkan peletakkan tanaman diberi jarak
yang terlalu rapat
5. Tidak tahu dosis pupuk yang tepat Meperkirakan nutrisi yang
yang harus ditambahkan karena diberikan, jika pertumbuhan
tidak tahu kepekatan dan pH dari melambat dan daun menguning
larutan nutrisi nutrisi ditingkatkan, jika daun
ujungnya terlihat seperti terbakar
maka nutrisi harus diturunkan
dengan menambahkan air
6. Pengendapan pupuk pada Pipa dibersihkan secara berkala
sambungan pipa sehingga setelah penanaman maupun
menyumbat aliran sebelum memulai penanaman

Lampiran 4. Anggaran Penanaman Hidroponik


No Pembelian Harga
.
1. Rockwool Rp. 23.000,00
2. Pupuk AB Mix Rp. 16.000,00
3. Paket Benih Sayuran Daun Rp. 18.000,00
TOTAL Rp. 57.000,00

Anda mungkin juga menyukai