Anda di halaman 1dari 14

RESUME ANALISA TANAMAN OBAT ADAS

(Foeniculum vulgare Mill) DAN ALANG-ALANG (Imperata


cylindrica)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Paliatif

OLEH :

Adelina Ayuning Tyas

NIM. P07220216001

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2018/2019
TANAMAN ADAS (Foeniculum vulgare Mill.)

Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.) adalah tanaman herba tahunan dari
kerajaan plantae, kelas Magnoliopsida, ordo Apiales, familii Umbelliferae dan genus
Foeniculum. Genus Foeniculum mempunyai tiga spesies yaitu Foenculum vulgare
(adas), F. azoricum (adas bunga digunakan sebagai sayuran) dan F. dulce (digunakan
juga sebagai sayuran). Foeniculum vulgare mempunyai sub spesies yaitu Foeniculum
vulgare varietas dulce (adas manis) dan F. vulgare varietas vulgare (adas pedas). Di
Indonesia dikenal dua jenis adas yang termasuk ke dalam famili Umbelliferae, yaitu
adas (F. vulgare Mill.) dan adas sowa (Anetum graveolens Linn.). Kedua jenis ini
telah banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama adas (F. vulgare Mill.).
Sedangkan Anetum graveolens Linn lebih banyak dibudidayakan di daerah dataran
rendah dan daunnya dimakan sebagai lalap (Anonim 2008).

Adas memiliki beberapa nama lokal. Adas disebut hades di Sunda. Di Jawa
adas disebut adas, adas londa, adas (Bali), wala wunga (Sumba), Adas pedas (Aceh),
adas, adas pedas (melayu), adeh, manih (Minangkabau), paapang, paampas
(Manado), adasa, rempasu (Makasar). Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan dan
daerah Mediterania, yang kemudian menyebar cukup luas di berbagai negara seperti
Cina, Meksiko, India, Itali, Indian, dan termasuk negara Indonesia. Di Cina tanaman
ini disebut hsiao hui (China). Di Thailand adas disebut phong karee atau mellet
karee. Jintan manis sebutan adas di Malaysia dan di Inggris disebut Fennel (Anonim
2008).

Tanaman adas dicirikan sebagai bentuk herba tahunan, tinggi tanaman dapat
mencapai 1-2 m dengan percabangan yang banyak, batang beralur. Daun berbagi
menyirip, berbentuk bulat telur sampai segi tiga dengan panjang 3 cm, bunga
berwarna kuning membentuk kumpulan payung yang besar. Dalam satu payung besar
terdapat 15 - 40 payung kecil, dengan panjang tangkai payung 1 - 6 cm. Bunga
berbentuk oblong dengan panjang 3,5 - 4 mm. Dalam masing-masing biji terdapat
tabung minyak yang letaknya berselang-seling. Buahnya adalah biji kering dengan
panjang 4 hingga 9 mm dan lebar separuh panjangnya, serta 4 mempunyai alur.
Gambar 1 menunjukkan buah adas kering yang dikenal sebagai biji adas. Pada waktu
muda biji adas bewarna hijau kemudian kuning kehijauan dan kuning kecokelatan
pada saat panen (Anonim 2008).

Gambar 1 Tanaman Adas

Kandungan Kimia Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.)

Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foenuculi) 1- 6%, 50 -60% anetol,


lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol,
anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kendungan anetol yang
menyebabkan adas mengeluarkan aroma khas dan berkhasiat karminatif. Agarnya
mengantung bergapten. Akar dan biji mengantung stigmasterin (serposterin).Daun
adas menjadi sumber makanan larva beberapa spesies Lepidoptera,
seperti ngengat Amphipyra tragopoginis dan Papilio zelicaon.
Efek Farmakologi Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.)

Adas berkhasiat menambah daya tahan tubuh, obat flu, anti-kholinesterase,


mengatasi ejakulasi dini, merangsang ereksi, anestesi, merangsang keringat, penguat
hepar serta perangsang saraf pusat, mencegah kemandulan, memperkuat daya hidup
sperma, pemicu pengeluaran hormone androgen, melemahkan potensi sperma,
merangsang pengeluaran hormone estrogen, penambah semangat dan
vitalitas. Adas juga berperan dalam menghambat pengeluaran ensim aldose-
reduktase, fosfodieterase dan lipoksiginase.

Selain itu Adas dapat memperlambat penuaan, merangsang terjadinya ovulasi


dan melindungi hati dari segala gangguan dan racun (antihepatotoksik). Stigmasterol
pada buah adas dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan hormone steroid dan
obat KB. Adas juga sering digunakan sebagai penyempurna atau pengharum rasa obat
(corrigens) dan pengawet alami bahan makanan tanpa efek samping.

Bagian Tanaman yang Dapat Digunakan

Bagian yang biasa dimanfaatkan dari tanaman adas adalah buah, biji dan
daun. Minyak adas merupakan minyak atsiri yang diekstrak terutama dari buah adas
yang masak dan kering. Minyak adas sering Edisi Februari 2016 87 disebut sebagai
oleum foeniculi, atau fennel oil. Simplisia buah adas (Foeniculi Fructus) juga sering
digunakan sebagai bahan obat masuk angin dan pastiles herbal. Di beberapa daerah
daun adas biasa dimanfaatkan sebagai sayuran.
TANAMAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica).

Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan tumbuhan yang dikenal sebagai


gulma, tumbuh merumput dengan tunas yang merayap di dalam tanah. Tingginya
bisa mencapai 30 – 180 cm, mudah berkembang biak, mempunyai rimpang kaku
yang tumbuh menjalar (Hembing, 2008). Alang-alang ditempatkan dalam anak
suku Panicoideae. Klasifikasi alang-alang yaitu sebagai berikut (Heyne, 1987):

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Imperata

Spesies : Imperata cylindrica

Alang-alang sering ditemukan pada tempat-tempat yang menerima curah


hujan lebih dari 1000 mm, atau pada kisaran sebesar 500-5000 mm. Di beberapa
negara, spesies ini tumbuh pada ketinggian dari batas permukaan air laut hingga 2000
m, dan tercatat tumbuh pada ketinggian hingga 2700 m dpl di Indonesia. Rumput ini
dijumpai pada kisaran habitat yang luas mencakup perbukitan pasir kering di lepas
pantai dan gurun, juga rawa dan tepi sungai di lembah. Tumbuhan ini tumbuh di
padang-padang rumput, daerah-daerah pertanian, dan perkebunan. Selain itu juga
pada kawasan-kawasan hutan gundul (Forage, 2012).

Nama Daerah: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias);
Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen,
Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih (Sunda); Alang-
alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii,
Rii (FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram);
Weli, Welia, Wed (Ambon).
Alang-alang menyebar alami mulai dari India hingga ke Asia timur, Asia
Tenggara, Mikronesia danAustralia. Kini alang-alang juga ditemukan di Asia
utara, Eropa, Afrika, Amerika dan di beberapa kepulauan. Namun karena sifatnya
yang invasif tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma
yang sangat merepotkan.

Gambar 1 Tanaman Alang-alang


Kandungan Kimia Tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica).

Metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang terdiri dari arundoin,
fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol,
skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asam
isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam
d-malat, asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan
5-hidroksitriptamin (Damayanti, 2008).

Damayanti (2008), menambahkan bahwa pada fraksi ekstrak yang larut dalam
air akar alang-alang ditemukan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH bebas,
flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon. Jayalakshmi, et al
(2011), menyebutkan bahwa akar alang-alang mengandung senyawa yang dapat
berfungsi sebagai antimikroba yaitu golongan triterpenoid diantaranya cylindrin,
arundoin, ferneon, isoarborinol dan simiarenol.

Menurut penelitian Ayeni dan Yahaya (2010), menunjukkan bahwa ekstrak


daun alang-alang mengandung tanin, saponin, flavonoid, terpenoid, alkaloid, fenol
dan cardiac glycosides. Kandungan senyawa fitokimia tersebut dalam farmasi dapat
digunakan sebagai obat untuk diare, sakit kepala, penyakit kulit, saluran usus. Selain
itu, juga dapat digunakan sebagai pestisida, insektisida dan herbisida dalam pertanian.

Efek Farmakologi Tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica).

Dari hasil pengujian ternyata tumbuhan yang juga disebut ilalang ini
mempunyai efek farmakologis atau dengan kata lain tumbuhan ini mempunyai sifat:
anti piretik/menurunkan panas, hemostatik/menghentikan pendarahan,
menghilangkan haus, diuretic/peluruh kemih dan masuk kedalam meridian paru-paru,
lambung juga usus kecil.

Pengobatan Cina tradisional menyebutkan, alang-alang memiliki sifat manis


dan sejuk. Efek pengobatan tanaman ini memasuki meridian paru-paru, lambung, dan
usus kecil. Dengan sifat diuretik yang melancarkan air kencing, alang-alang
bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit radang ginjal akut dan obat batuk. Bagian
tanaman alang-alang yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah rimpang,
baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Bahan alang-alang ini bisa diperoleh
di toko obat Cina. Kini bahkan sudah tersedia minuman alang-alang instan yang
berkhasiat menghilangkan panas dalam. Minuman instan ini bisa diperoleh di toko
jamu atau toko obat Cina.

Sifat diuretik yang mengeluarkan cairan tubuh tak berguna ini juga berguna
untuk mengontrol tekanan darah yang cenderung tinggi. Sifat hemostatik yang bisa
menghentikan pendarahan pada alang-alang dapat juga dimanfaatkan untuk
mengatasi mimisan dan pendarahan di dalam. Herba ini di dalam tubuh akan
menyusup ke dalam organ paru-paru, lambung, dan usus kecil.

Gambar 2 Akar Alang-alang sebagai Diuretik


Bagian Tanaman yang Dapat Digunakan

Di Bali dan Indonesia timur, daun alang-alang yang dikeringkan dan dikebat
dalam berkas-berkas, digunakan sebagai bahan atap rumah dan bangunan lain. Daun
alang-alang juga kerap digunakan sebagai mulsa untuk melindungi tanah di lahan
pertanian. Serat halus dari malai bunganya kadang-kadang digunakan sebagai
pengganti kapuk, untuk mengisi alas tidur atau bantal.

Rimpang dan akar alang-alang, kerap digunakan sebagai bahan obat


tradisional, untuk meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain.
Sejumlah kultivarnya diseleksi untuk dijadikan rumput hias di taman-taman. Di
antaranya, kultivar ‘Red Baron’ yang berdaun merah.

Penelitian Terkait Tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica).

Salah satu tanaman yang biasa digunakan sebagai obat oleh masyarakat
Indonesia untuk berbagai macam keluhan dan penyakit adalah tanaman alang-alang
(Imperata Cylindrica L. Beauv)

Hasil penelitian sebelumnya tentang tumbuhan alang-alang ini menyebutkan


bahwa ada kandungan manitol, glukosa, sakarosa, malic acid, citric acid, coixol,
arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar dan logam
alkali (Dalimartha, 2000).

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengolah limbah cair industri.


Pada umumnya metode yang sering digunakan untuk penyerapan logam berat adalah
metode kolom dan metode batch. Hanya saja ada beberapa kelemahan dari kedua
metode yang sering digunakan tersebut. Salah satu metode yang relatif mudah dan
bahan yang digunakan relatif murah adalah menggunakan biomassa tumbuhan
sebagai adsorben logam berat. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
biomassa adalah Imperata cylindrica (rumput alang-alang). Tumbuhan ini dapat
hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrim, termasuk lingkungan yang banyak
terdapat logam berat toksik (Sastroutomo, 1990).

Khasiat dan Manfaat Tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica).

Menurut Hembing (2008), khasiat akar alang-alang sangat banyak sebagai


obat untuk berbagai gangguan kesehatan, seperti: batu ginjal, infeksi ginjal, kencing
batu, batu empedu, buang air kecil tidak lancar atau terus-menerus, air kemih
mengandung darah, prostat, keputihan, batuk rejan, batuk darah, mimisan,
pendarahan pada wanita, demam, campak, radang hati, hepatitis, tekanan darah
tinggi, urat saraf melemah, asma, radang paru-paru, jantung koroner, gangguan
pencernaan, diare, dan lain-lain.

Manfaat senyawa yang terkandung pada akar alang-alang (Adina, 2012):

a. Dalam akar alang-alang terkandung imperanene yang ternyata mempunyai efek


menghambat agregasi trombosit (sel pembeku darah) sesuai hasil penelitian para
ahli dari Universitas di Jepang. Efek menghambat agregasi ini sama dengan efek
yang ditimbulkan oleh asetosal (asam asetil salisilat) yang digunakan untuk
mencegah pembekuan darah pada penderita infrak jantung.

b. Cylindol A yang terkandung di dalam akar alang-alang mempunyai efek


menghambat enzim 5- lipoksigenase. Dengan terhambatnya 5-lipoksigenase maka
pembentukan prostaglandin yang menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada otot
dapat terhalangi. Bahan lain yang terkandung, yaitu Cylendrene mempunyai
aktivitas menghambat kontraksi pembuluh darah pada otot polos sehingga sirkulasi
darah tetap lancar.
c. Graminone B menghambat penyempitan pembuluh darah aorta (pembuluh darah
terbesar).

Gambar 3 Atap Rumah Alang-alang

Efek Samping Tanaman Alang-alang (Imperata cylindrica).

Alang alang umumnya dianggap aman di tingkat makanan dan obat-obatan.


Beberapa orang mungkin memiliki reaksi alergi terhadap akar alang alang. Siapa pun
yang memiliki alergi harus menghindari akar alang alang, dan siapa pun yang hamil,
menyusui, atau minum obat resep harus berbicara dengan dokter sebelum
menambahkan sesuatu yang baru ke makanan mereka termasuk misalnya ramuan
akar alang alang.

Penggunaan alang-alang untuk dikonsumsi perlu diikuti dengan dosis yang


tepat. Jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan perasaan pusing, mual, dan rasa
ingin BAB (Buang Air Besar)Gambar 2 Buah Tanaman Adas

Penelitian Terkait Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.)


Pada penelitian dengan penggunaan Adas yang dilakukan Malini et al, (1985)
dinyatakan bahwa dengan menggunakan dosis sedang biji Adas pada tikus betina
dapat menyebabkan kenaikan berat kelenjar mammae, sedangkan dosis yang tinggi
dapat menaikkan bobot oviduk, endometrium, myometrium, serviks, dan vagina.
Tanaman Adas memiliki pengaruh terhadap siklus haid pada wanita dan siklus etrus
pada hewan maka diduga kuat bahan ini juga berpengaruh pada bobot organ
reproduksi induk betina seperti uterus dan indung telurnya (Sa’roni & Adjirni, 2001).

Khasiat dan Manfaat Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.)

Buah adas memiliki beberapa khasiat yaitu sebagai antispasmodik, karminatif,


diuretik (pelancar air seni), ekspektoran (pengencer dahak), laksatif, stimulan
(perangsang), dan obat sakit perut. Adas juga digunakan sebagai obat untuk
merangsang Air Susu Ibu (ASI), pelancar haid, obat kolik dan digunakan untuk
memperbaiki rasa obat lainnya. Minyak esensial dan oleoresin adas dapat digunakan
untuk aroma sabun, krem, parfum dan minuman beralkohol.

Obat-obatan herbal Cina juga menggunakan adas sebagai obat grastroenteritis,


hernia, gangguan pencernaan, gangguan abdomen, dan meng-hancurkan lendir.
Minyak esensial adas dilaporkan bisa menstimulasi perbaikan liver pada tikus putih
dan juga sebagai antibakteri. Untuk kesehatan wanita selain memperlancar ASI, adas
juga dapat memperlancar haid, dan meningkatkan efek estrogenik sehingga buah adas
dapat memperlambat menopause (Anonim 2008).

Adas memiliki komponen aktif anisaldehid yang meningkatkan khasiat


streptomycin untuk pengobatan TBC, meningkatkan peristaltik saluran cerna dan
merangsang keluarnya angin, menghilangkan dingin dan dahak. Kandungan anetol,
fenkon (zat berasa pahit dan mempunyai aroma seperti kamfer), chavicol dan
anisaldehid dalam minyak adas berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan
merangsang nafsu makan. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan
aroma yang khas dan berkhasiat karminatif (mengeluarkan gas dari saluran
pencernaan). Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang
memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Rebusan
daun adas bisa dimakan sebagai sayuran sekaligus sebagai obat penurun tekanan
darah tinggi. Ekstrak buah yang telah dikeringkan berefek diuretik, antipiretik,
antimikroba, dan peningkatan sekresi empedu (Widyastuti, 2014)

Gambar 3 Minyak Atsiri Terbuat dari Adas

Efek Samping Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.)

Pada umumnya, adas adalah tanaman obat yang digunakan jika dikonsumsi
pada dosis yang tepat. Meski jarang terjadi, adas dapat menyebabkan masalah pada
usus dan hingga menimbulkan kejang. Bahkan, beberapa orang dapat mengalami
reaksi alergi pada adas. Orang yang alergi terhadap tanaman seperti seledri, wortel,
dan mugwort lebih mungkin juga alergi terhadap adas. Adas juga bisa membuat kulit
lebih sensitif terhadap sinar matahari dan membuatnya lebih mudah untuk
mendapatkan sengatan matahari.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Zaki Ismail . 2015. Perkembangan Teknologi Budidaya Adas (Foeniculum


vulgare Mill.)

Handayani, Tuti. 2013. Apotik Hidup. Penerbit Padi

Lutfi Suhendra dan I Wayan Arnata. Potensi Aktivitas Antioksidan Biji Adas
(Foeniculum vulgare Mill.) sebagai Penangkal Radikal Bebas.

Widodo, Rahayu. 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat.


Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana.

Steenis, van C.G.G.J.2010. Flora Pegunungan Jawa, diterjemahkan oleh


Kartawinata, Jenny A. Bogor: Pusat Penelitian BiologiLIPI

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai