Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN GERONTIK

“STRATEGI KOMUNIKASI
TERAUPETIK LANJUT USIA”
Kelompok 6
Adelina Ayuningtyas
Deti Gusvena Sugiantari
Ezza Isfi Tsany
Nurul Annisa
Siti Raudhatul Jannah
Pengertian dan Manfaat Komunikasi

Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerja sama


yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, Manfaat komunikasi terapeutik adalah
perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina untuk mendorong dan menganjurkan kerja
hubungan intim terapeutik. Komunikasi dengan sama antara perawat dan pasien melalui
lansia harus memperhatikan faktor fisik, psikologi, hubungan perawat dan pasien.
lingkungan dalam situasi individu harus Mengidentifikasi. mengungkap perasaan
mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang dan mengkaji masalah dan evaluasi
tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran tindakan yang dilakukan oleh perawat
penuh serta memperhatikan waktu yang tepat. (Indrawati, 2003 : 50).
(Stuart dan Sundeen, 2013).

Menurut Wahjudi Nugroho (2008) Komunikasi dengan lansia adalah


proses penyampaian pesan atau gagasan dari petugas atau perawat
kepada lanjut usia dan diperoleh tanggapan dari lanjut usia sehingga
diperoleh kesepakatan tentang isi pesan komunikasi.
Menurut Lilik Ma’arifatul Azizah (2011)
Keterampilan komunikasi terapeutik pada lanjut
usia dapat meliputi :

 Perawat membuka wawancara dengan memerkenalkan diri dan


menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab berkaitan
dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar
belakang sosikulturalnya.
Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia
kesulitan dalam berfikir abstrak.
Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan
memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk
dan menyentuh pasien.
Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian
pasien dan distres yang ada.
Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari komunikasi
dan tindakan.
Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan
cermat dan tetap mengobservasi.
Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi
pasien.
Lingkungan harus dibuat nyaman, kursi harus dibuat senyaman mungkin.
Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitive, suara
berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.
Perawat harus mengkonsultasi hasil wawancara kepada keluarga pasien.
Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.
Ada 3 hal mendasar yang Ikhlas (Genuiness)
memberi ciri-ciri
komunikasi terapeutik Empati (Emphaty)
yaiu sebagai berikut
(Arwani, 2003 : 54) : Hangat (Warmth)
Teknik Komunikasi Pada Lansia

a. Teknik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan
menunjukan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika
pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat di mengerti.

b. Responsif
Reaksi petugas kesehatan tearhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakana
bentuk perhatian petugas kepada klien.
c. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang di inginkan.

d. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun
psikis secara bertahap  menyebabkan emosi klien relative menjadi labil
perubahan ini perlu di sikapi dengan menjaga kesetabilan emosi klien
lansia,
e. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi
tidak berlangsung dengan lancar.

F, Sabar dan Ikhlas


Seperti diketahui sebelumnya klien lansia umumnya mengalami perubahan-
perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan perubahan ini bila
tidak di sikapai dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel
bagi perawat sehingga komunikasi yang di lakukan tidak terapeutik, namun dapat
berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan
hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.
Hambatan Komunikasi dengan Lansia

a. Agresif
Ditandai dengan Berusaha mengontrol dan mendominasi orang lain (lawan
bicara), Meremehkan orang lain , Mempertahankan haknya dengan menyerang
orang lain, Menonjolkan diri sendiri

b. Non Asertif
Ditandai dengan Menarik diri bila di ajak berbicara, Merasa tidak sebaik
orang lain (rendah diri), Merasa tidak berdaya , Tidak berani mengungkap
keyakinaan
Komunikasi dengan Kelompok Keluarga
dengan Lansia

1. Melibatkan keluarga atau pihak terkait dalam membantu klien lansia


menentukan perasaannya.
2. Meluangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang
bersangkutan tentang apa yang sedang terjadi pada klien lansia serta hal
– hal yang dapat dilakukan dalam rangka membantu.
3. Hendaknya pihak – pihak lain memuji usaha klien lansia untuk
menerima kenyataan.
4. Menyadarkan pihak lain akan pentingnya hukuman (bukan hukuman
fisik) apabila klien lansia mempergunakan penolakan atau denial.
Masalah yang Umum Terjadi Pada Lansia
dengan Masalah Komunikasi
1. Pasien dengan defisit sensorik
Beberapa pasien menunjukkan defisit pendengaran dan penglihatan
yang terkait dengan usia, keduanya memerlukan adaptasi dalam
berkomunikasi. Aging/penuaan mengakibatkan penurunan fungsi
pendengaran yang dikenal sebagai presbyacussis, yang terutama
berkenaan dengan suara berfrekuensi tinggi.

2. Pasien dengan demensia


Demensia memiliki efek yang merugikan pada penerimaan dan
ekspresi komunikasi pasien. Sebagian besar pasien mengalami
kehilangan memori dan mengalami kesulitan mengingat kejadian
yang baru terjadi. Sebagian pasien demensia memiliki rentang
konsentrasi yang sangat singkat dan sulit untuk tetap berada dalam
satu topik tertentu (Miller, 2008).
Diagnosa Keperawatan pada Lansia dengan
Masalah Komunikasi

1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan


degenerasi tulang-tulang pendengaran.

Di tandai dengan:
• Kriteria Mayor:
a. Tidak mampu berbicara atau mendengar
b. Menunjukkan respon tidak sesuai

• Kriteria Minor:
a. Afasia
b. Disfasia
c. Aprasia
d. Disleksia
Diagnosa Keperawatan pada Lansia dengan
Masalah Komunikasi

2. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan


perubahan status sosial keluarga

Di tandai dengan:
• Kriteria Mayor:
a. Keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi
b. Tidak mampu berkomunikasi secara terbuka diantara anggota
keluarga
• Kriteria Minor:
a. Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan
fisik/emosional/spiritual anggota keluarga
b. Keluarga tidak mampu mencari atau menerima bantuan secara
tepat
Diagnosa Keperawatan pada Lansia dengan
Masalah Komunikasi

3. Ketegangan peran pemberi asuhan berhubungan dengan


persaingan komitmen peran pemberi asuhan

Di tandai dengan:
• Kriteria Mayor:
a. Khawatir klien akan kembali dirawat di rumah sakit
b. Khawatir tentang kelanjutan perawatan klien
c. Khawatir tentang ketidakmampuan pemberi asuhan dalam
merawat klien
• Kriteria Minor:
a. Sulit melakukan dana tau menyelesaikan tugas merawat klien
Rencana Keperawatan pada Lansia dengan
Masalah Komunikasi
Rencana Keperawatan pada Lansia dengan
Masalah Komunikasi
Rencana Keperawatan pada Lansia dengan
Masalah Komunikasi
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai