Pendidikan Kesehatan
Disusun Oleh :
Adelina Ayuningtyas
Bahry Subandi
Cindy Oktavinita
Deti Gusvena S.
Nurul Annisa
KALIMANTAN TIMUR
2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik Materi : Gangguan jiwa dan peran keluarga dalam merawat pasien
gangguan jiwa di rumah
2. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapakan sasaran dapat mengerti
dan memahami mengenai peran keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di
rumah
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, sasaran dapat: menjelaskan kembali
tentang:
a. Pengertian Gangguan jiwa
b. Penyebab gangguan jiwa
c. Tanda gejala gangguan jiwa.
d. Peran keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa di rumah
3. Proses Kegiatan Penyuluhan
Tanya Jawab
- Penyuluh membuka
sesi tanya jawab.
- Penyuluh menjawab
pertanyaan sasaran.
4. LATAR BELAKANG
Prevalensi penderita tekanan psikologis ringan adalah 20-40%, dan mereka tidak
membutuhkan pertolongan spesifik. Prevalensi penderita tekanan psikologis sedang
sampai berat yaitu 30-50%, membutuhkan intervensi sosial dan dukungan psikologis
dasar, sedangkan gangguan jiwa ringan sampai sedang (depresi,dan gangguan
kecemasan)yaitu 20%, dan gangguan jiwa berat(depresi berat, gangguan psikotik) yaitu
3-4% memerlukan penanganan kesehatan jiwa yang dapat diakses melalui pelayanan
kesehatan umum dan pelayanan kesehatan jiwakomunitas (Kaplan, 2002).
5. Setting tempat
Ket :
: Penyuluh
: Peserta
6. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan melakukan kontrak
sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum kegiatan. Sarana prasarana seperti
leaflet dan materi penyuluhan disiapkan paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. Peserta yang hadir 50% dari jumlah total peserta
c. Peserta yang aktif bertanya 50% dari total peserta.
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian gangguan jiwa
B. Penyebab
a. Faktor Organobiologis
Tingkat kematangan dan perkembangan pikiran tiap individu berbeda
b. Faktor Psikoedukatif
1) Interaksi ibu/ayah-anak: kehilangan ibu karena bekerja, terpaksa meeninggalkan
anak (perasaan tidak percaya dan kebimbangan)
2) Persaingan antar saudara kandung
Setiap anak saling mencari perhatian kepada orangtua (si sulung lebih agresif
daripada si bungsu)
3) Tingkat perkembangan emosi tiap individu yang berbeda
c. Faktor Sosiokultural
1) Pola mengasuh anak
Melindungi anak secara berlebihan, disiplon terlalu terlalu keras, menjadikan salah
satu anak sebagai anak emas (kesayangan)
2) Tingkat Ekonomi
3) Kemisknan dapat meningkatkan angka kriminalitas sehingga individu tersebut
mudah marah dan tersinggung
Kartini Kartono dan Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Mandar
Maju, Bandung, 1989