Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia, (L.) Merr) merupakan tanaman khas
Kalimantan Tengah. Tanaman ini sudah secara turun temurun dipergunakan masyarakat
Dayak sebagai tanaman obat. Tanaman ini memiliki warna umbi merah dengan daun
hijau berbentuk pita dan bunganya berwarna putih. Dalam umbi bawang dayak
terkandung senyawa fitokimia yakni alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan
tannin (Hidayah, Mulkiya dan Purwanti, 2015). Secara empiris bawang dayak sudah
dipergunakan masyarakat lokal sebagai obat berbagai jenis penyakit seperti kanker
payudara, obat penurun darah tinggi (hipertensi), penyakit kencing manis (diabetes
melitus), menurunkan kolesterol, obat bisul, kanker usus dan mencegah stroke.
Ciri spesifik bawang dayak adalah umbi tanaman berwarna merah menyala dengan
permukaan yang sangat licin. Letak daun berpasangan dengan komposisi daun bersirip
ganda. Tipe pertulangan daun sejajar dengan tepi daun licin dan bentuk daun berbentuk
pita berbentuk garis. Selain digunakan sebagai tanaman obat tanaman ini juga dapat
digunakan sebagai tanaman hias karena bunganya indah dengan warna putih yang
memikat (Rini, 2016).
Ramuan bawang dayak sudah lama dimanfaatkan berbagai kalangan masyarakat
Dayak sebagai obat alternatif karena mudah diperoleh dan harganya relatif murah dan
tanaman ini mudah diperoleh masyarakat luas. Bawang dayak sudah banyak
dibudidayakan di pekarangan sebagai TOGA (tanaman obat keluarga) dan ramuannya
sudah banyak menyembuhkan penyakit. Penggunaan bawang dayak dapat dipergunakan
dalam bentuk segar, simplisia, manisan dan dalam bentuk bubuk (powder).
Pemanfaatan bawang dayak terkendala aromanya yang kurang sedap dan kurang
praktis untuk dibawa-bawa dalam keadaan mentah. Karena itu, untuk mempermudah
ketersediaan dan kepraktisan dalam pemanfaatannya maka dilakukan pengolahan bawang
dayak menjadi teh celup.
1.2 Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat membuat produk pangan lokal dari bawang dayak.
1.3 Manfaat Praktikum
Menambah wawasan mahasiswa tentang manfaat bawang dayak serta kandungan yang
ada di dalam bawang dayak.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)

Bawang dayak merupakan tanaman khas Kalimantan. Bawang dayak secara turun
temurun sudah dipergunakan oleh masyarakat suku dayak sebagai tanaman obat. Secara
empiris bawang dayak diketahui dapat menyembuhkan penyakitkanker usus, kanker
payudara, diabetes melitus, hipertensi, menurunkan kolesterol, obat bisul, stroke, dan sakit
perut sesudah melahirkan. Bawang dayak termasuk tanaman habitus herba semusim,
merambat, dengan tinggi 30-40 cm, bentuk batang semu, memiliki umbi yang berlapis,
berwarna merah, berbentuk bulat telur dan memanjang. Daun tunggal dengan bentuk pita,
ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berwarna hijau. Bunga majemuk, tumbuh di ujung
batang dengan panjang tangkai ± 40 cm, bentuk silindris, kelopak terdiri dari dua daun
kelopak, hijau kekuningan, terdiri dari empat daun mahkota dengan panjang ± 5 mm,
berwarna putih. Benang sari empat, kepala sari kuning, putik bentuk jarum, panjang ± 4 mm,
putih kekuningan. Memiliki akar serabut dan berwarna coklat muda (BPOM RI, 2011).

Dalam ilmu taksonomi, berikut adalah klasifikasi dari bawang dayak atau Eleutherine
palmifolia L. (BPOM RI, 2008) :

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliales
Famili : Iridaceae
Genus : Eleutherine
Spesies : Eleutherine americana Merr
Bawang dayak banyak terdapat di daerah pegunungan dengan ketinggian 600-2000 m
di atas permukaan laut, banyak ditemui di pinggir-pinggir jalan yang berumput dan di dalam
kebun-kebun teh, kina, dan karet. Nama lain dari bawang dayak atau Eleutherine palmifolia
antara lain Eleutherine americana, E. bulbosa, E. subaphyla, E. citriodora, E. guatemalensis,
E. latifolia, E. longifolia,dan E. plicata. Di Indonesia, bawang dayak juga dikenal dengan
nama: Sumatera: bawang kapal; Jawa: bebawangan beureum, bawang sabrang, bawang siem
(Sunda), brambang sabrang, luluwan sapi, teki sabrang (Jawa), bawang arab, bawang mekah
babawangan, beureum (Jawa Barat); Kalimantan Barat: bawang dayak, bawang-bawangan;

2
Nusa Tenggara Timur: bawang berlian. Bawang dayak dapat digunakan dalam bentuk segar,
simplisia, dan dalam bentuk bubuk.

Masyarakat tradisional menggunakan umbi segar bawang dayak sebanyak ± 50 g


dengan cara dicuci, diparut, diperas, dan disaring. Hasil saringan ditambahkan setengah gelas
air matang panas, kemudian diminum seperempat gelas, 2 kali sehari. Bawang dayak juga
dapat dikonsumsi secara mentah sebanyak 7-10 siung 3 kali sehari (BPOM RI, 2011).

Gambar 2.1. Tanaman Bawang Dayak (Materia Medika Batu, 2017)

2.2 Senyawa Kimia

Bawang dayak memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti alkaloid,


glikosida,flavanoid, fenolik, steroid, dan tannin yang merupakan sumber potensial untuk
dikembangkan sebagai tanaman obat (Galingging, 2009). Senyawa flavonoid dan fenol yang
terdapat dalam ekstrak bawang dayak memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan inhibitor
alpha-glucosidase (Febrinda dkk, 2014). Kombinasi dari kapasitas antioksidan dan
kemampuan penghambatan enzim alfa glukosidase bawang dayak memiliki potensi sebagai
agen antidiabetik yang bermanfaat dalam pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit
diabetes mellitus (Fibrinda, dkk., 2013). Selain itu, bawang dayak juga memiliki kandungan
kimia seperti eleutherine, elekanakin, eleuthosida B, isoeleutherin, eleutherol, eleuthinon A,
eleuthraquinon A dan B, eleucanarol, naftokuinon, bi-eleuterol, dan elekanasin (BPOM RI,
2011).

2.3 Khasiat
3
Senyawa naftokuinon dan turunannya dikenal sebagai antimikroba,antifungal,
antivirial dan antiparasitik. Selain itu, naftokuinon memiliki bioaktivitas sebagai antikanker
dan antioksidan yang biasanya terdapat di dalam sel vakuola dalam bentuk glikosida (Babula
et al.,2005). Zat aktif eleutherinoside A, eleuthoside B, dan eleutherol pada Eleutherine
palmifolia (L.) Merr dapat sebagai inhibitor alpha-glucosidase yang bisa menurunkan kadar
glukosa darah postpandrial, dan juga dapat memperbaiki kerusakan sel beta pankreas,
sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin secara langsung. Pada terapi diabetes digunakan
ekstrak etanol dari Eleutherine palmifolia dengan 100 mg/kg tikus perhari (Febrindaet al,
2014). Eleutherinoside A memiliki hasil yang paling aktif dengan IC50 0,5 mM, sedangkan
dua lainnya menunjukkan kurang dari 50% .

2.4 Manfaat Umbi E. Palmifolia / bawang dayak

Secara tradisional umbi E. palmifolia biasa digunakan untuk berbagai jenis penyakit,
maka disebut juga sebagai tumbuhan dengan berbagai multifungsi yang berkhasiat pada
tubuh. Diduga dapat menyembuhkan darah tinggi kencing manis sebagai obat kanker dan
penyakit kulit seperti bisul. Manfaat lainny yaitu dapat sebagai anti nyeri, serta mencegah
perdarahan dan untuk pengobatan kanker payudara. (Saptowalyono, 2007)

E. palmifolia dapat tumbuh dalam berbagai cuaca dan dengan tipe tanah apapun
karena memiliki adaptasi baik pada lingkungan sekitarnya. Banyak dikembangkan untuk
industri obat karena memiliki waktu panen yang cepat. Harga umbi ini cukup terjangkau
sehingga banyak dari masyarakat yang sudah membudidayakannya sendiri di rumah serta
dijadikan ramuan sebagai obat alternatif yang memiliki banyak khasiat. Untuk memperindah
rumah bunganya yang berwarna putih dapat juga digunakan untuk tanaman hias
dipekarangan rumah (Firdaus, 2006)

2.5 Kandungan Kimiawi Umbi E. palmifolia / bawang dayak


Manfaat yang banyak dalam mengobati penyakit tanaman ini mempunyai Kandungan
kimiawi yaitu flavanoid, alkaloid, steroid dan terpenoid yang dengan kandungan ini dapat
digunakan sebagai alternatif untuk kehidupan manusia. Diduga metabolit sekunder seperti
glikosida, alkaloid dan flavanoid dapat menurunkan kadar gula dalam darah untuk pasien
penderita kencing manis, serta alkaloid yang sudah terkenal sebagai antimikroba.

Simplisia serbuk E. palmifolia mempunyai kadar air 8,98% dan kadar larut air sekitar
8,03% dan kadar larut etanol sebesar 9,6%. Untuk ekstrak etanol umbi E. palmifolia
mempunyai efek sebagai antioksidan yang kuat (Rusmiati et al, 2012).

4
Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa umbi E. palmifolia
memiliki senyawa naphtoquinonens danturunannya seperti eleuthernone, eleutherine dan
eleutherol. (Alia mustika, 2011)Senyawa naphtoquinonens memiliki efek yang dipercaya
sebagai antibakteri, antijamur, dan antivirus serta antiparasit. Ada pula glikosida yang dapat
sebagai antikanker (Hara et al, 1997) Senyawa turunan dari antrakinon juga berperan penting
untuk obat pencahar yaitu senyawa isoeleutherine.(Hara, 1997).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

5
A. Alat
1. Sutil
2. Wajan
3. Kompor
4. Nampan
5. Talenan
6. Pisau
7. Blender
8. Prekat
9. Gelas Cangkir
10. Piring kecil
B. Bahan
1. Bawang dayak
2. Teh Cap Botol
3. Gula
4. Air
5. Kantong teh
a. Cara Kerja
1. Besihkan bawang dayak potong daun kupas umbinya
2. Cuci bersih
3. Potong melintang umbinya
4. Jemur 2-3 jam
5. Di belender
6. Kemudian disangrai sampai agak kehitaman menggunakan wajan
7. Masukan bawang dayak ke kantong teh yang telah disedikan
8. Teh bawang dayak siap disajikan.

b. Diagram Alir

Bersihkan bawang dayak potong


daun kupas umbinya
6
Cuci bersih

Potong melintang umbinya

Jemur 2-3 jam

Di belender

Kemudian di sangrai sampai agak


kehitaman mnggunakan wajan

Masukan bawang dayak


kekantong teh yang telah
disedikan

Teh bawang dayak siap disajikan.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

7
4.1 Hasil dan Pembahasan

Teh herbal yang dibuat dengan memanfaatkan bawang dayak didapatkan


pengeringan dan pemotongan terhadap bahan baku yaitu bawang dayak.

a. Uji organoleptik
1. Teh bawang dayak

Warna Kuning teh


Rasa Agak pahit
Aroma Khas bawang dayak

2. Teh bawang dayak + teh cap botol

Warna Kuning kemerahan


Rasa Tidak terlalu pahit
Aroma Khas teh cap botol

b. Tinggakat kesukaan
Dari hasil survei yang dilakukan saat praktek rata rata mahasiswa lebih menyukai teh
bawang dayak + teh cap botol, karena aromanya wangi khas teh cap botol, dan rasa
tidak terlalu pahit.
1) Perbandingan teh bawang dayak dengan teh bawang dayak yang dicampurkan
dengan teh cap botol berdasarkan dari aroma kedua teh tersebut sudah berbeda
lebih wangi aroma teh bawang dayang yang dicamput dengan teh lain
dibandingankan hanya dari bawang dayak sendiri. Dari segi rasa setelah dicoba teh
bawang dayak agak terasa pahit walaupun sudah dicampur dengan gula
dibandingkan dengan teh bawang dayak yang sudah dicampur dengan teh cap botol
rasanya seperti rasa teh pada umumnya setelah dicampurkan gula. Dan jika dari
segi warna teh bawang dayak lebih menarik warnanya dibandingkan dengan teh
bawang dayak yang dicampurkan dengan teh cap botol.
2) Perbedaan warna dari kedua teh tersebut
3) Rasa pahit disebabkan
4) Senyawa kimi apada bawang dayak yaitu kandungan senyawa bioaktif seperti
alkaloid, glikosida, flavanoid, fenolik, steroid, dan tannin yang merupakan
sumber potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman obat.
a. Alkaloid

8
Alkaloid adalah senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen, biasanya dalam bentuk gabungan sebagai bagian dari sistem siklik.
Alkaloid pada tumbuhan dipercaya sebagai hasil metabolisme dan merupakan
sumber nitrogen. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal dan hanya sedikit yang
berupa cairan pada suhu kamar. Kebasaan nitrogen menyebabkan senyawa
tersebut mudah mengalami dekomposisi terutama oleh sinar dengan adanya
oksigen.

b. Saponin
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada
tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam.
Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada
selaput lendir.

c. Tanin
Tanin merupakan senyawa yang memiliki jumlah gugus hidroksi fenolik yang
banyak pada tumbuh-tumbuhan. Tanin dapat berfungsi sebagai antioksidan karena
kemampuannya dalam menstabilkan fraksi lipid dan keaktifannya dalam
penghambatan lipoksigenase.

d. Fenolik
Senyawa fenolik telah diketahui memiliki berbagai efek biologis seperti aktivitas
antioksidan melalui mekanisme sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas,
pengkelat logam, peredam terbentuknya singlet oksigen serta pendonor elektron.
Komponen fenolik merupakan kelompok molekul yang besar dan beragam, yang
terdiri dari golongan aromatik pada metabolit sekunder tumbuh-tumbuhan.
Fenolik dapat diklasifikasikan ke dalam komponen yang tidak larut seperti lignin
dan komponen yang larut seperti asam fenolik, phenylpropanoids, flavonoid dan
kuinon.

e. Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu dari kelompok senyawa fenolik yang dapat
ditemukan di buah dan sayur. Flavonoid telah diteliti memiliki berbagai aktivitas
biologis seperti antikanker, antiviral, antiinflamasi, mengurangi risiko penyakit
kardiovaskuler dan penangkap radikal bebas.

f. Triterpenoid/ Steroid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isopropana dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu
skualena. Licberman-Burchard (anhidrat asetat- H2SO4) yang dengan kebanyakan
triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru.

g. Glikosida
Glikosida merupakan salah satu senyawa aktif tanaman yang termasuk dalam
kelompok metabolit sekunder. Senyawa ini mengandung komponen gula dan
bukan gula. Komponen gula dikenal dengan nama glikon dan komponen bukan
gula dikenal sebagai aglikon.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bawang dayak (Eleutherine palmifolia, (L.) Merr) merupakan tanaman khas


Kalimantan Tengah. Tanaman ini sudah secara turun temurun dipergunakan masyarakat

10
Dayak sebagai tanaman obat. Tanaman ini memiliki warna umbi merah dengan daun
hijau berbentuk pita dan bunganya berwarna putih. Dalam umbi bawang dayak
terkandung senyawa fitokimia yakni alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan
tannin (Hidayah, Mulkiya dan Purwanti, 2015). Secara empiris bawang dayak sudah
dipergunakan masyarakat lokal sebagai obat berbagai jenis penyakit seperti kanker
payudara, obat penurun darah tinggi (hipertensi), penyakit kencing manis (diabetes
melitus), menurunkan kolesterol, obat bisul, kanker usus dan mencegah stroke.
Bawang dayak termasuk tanaman habitus herba semusim, merambat, dengan tinggi
30-40 cm, bentuk batang semu, memiliki umbi yang berlapis, berwarna merah, berbentuk
bulat telur dan memanjang. Daun tunggal dengan bentuk pita, ujung dan pangkal runcing,
tepi rata, berwarna hijau. Bunga majemuk, tumbuh di ujung batang dengan panjang
tangkai ± 40 cm, bentuk silindris, kelopak terdiri dari dua daun kelopak, hijau
kekuningan, terdiri dari empat daun mahkota dengan panjang ± 5 mm, berwarna putih.
Benang sari empat, kepala sari kuning, putik bentuk jarum, panjang ± 4 mm, putih
kekuningan.

5.2 Saran

Diharapkan dari laporan yang kami tentang pembuatan teh bawang dayak dapat
membantu teman-teman mengetahui informasi pada bawang dayak. Dan kami juga
menyadari dalam pembuatan laporan masih ada kekurangannya harap dimaklumi dan
sekiranya teman-teman juga bisa memberikan masukan terhadap laporan kami.

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/42571/3/jiptummpp-gdl-dewisukmal-49303-3-2.babii.pdf

http://scholar.unand.ac.id/32236/2/I.%20PENDAHULUAN.pdf

http://melyasarditatehherbal.blogspot.com/2016/07/teh-herbal-daun-sambiloto.html?m=1

11
Hidayah, A. S., Mulkiya, K, Purwanti, L. 2015. Uji AktifitasAntioksidan UmbiBawang
Dayak (Eleitherinebulbosa,Merr.). Farmasi. Universitas IslamBandung. Bandung.Hal. 397

Rini, P. 2016.Keajaiban Bawang Berlian Ampuh Sembuhkan Berbagai Penyakit.Pustaka


Baru Press. Yogyakarta.Hal.12-19, 74-91.

BPOM RI. (2011).Acuan sediaan herbal. Jakarta: Badan Pengawasan Obat danMakanan
Republik Ind

12
LAMPIRAN

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai