Anda di halaman 1dari 15

TANAMAN HERBAL BESERTA FUNGSI

Disusun Oleh:
NABILA FITRIANI

KELAS XII MIA 1 SMA NEGERI 1 SINGINGI


KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
TP 2023/224
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia terdapat kurang lebih 280.000 jenis tumbuhan tersebar di seluruh dunia. Dari
jumlah tersebut, 80% merupakan tanaman yang berkhasiat untuk mengobati penyakit. Tanaman
– tanaman obat yang banyak diketahui oleh manusia sebenarnya telah disebutkan di dalam Al-
Qur’an, seperti manfaat buah tin, tanaman zaitun, kurma, dan lain-lain. Selain itu, di Indonesia
juga mengenal banyak tanaman obat,seperti temulawak,sambiloto, kunyit, bawang putih,
jahe,dan tanaman lain yang belum terdeteksi kandungan obatnya. Tanaman obat tersebut dapat
diperoleh dimana saja dan mudah dibudidayakan. Banyaknya kekayaan alam berupa tanaman
obat memacu masyarakat untuk memanfaatkan seluruh kekayaan alam yang ada.
Akan tetapi, melihat kenyataan yang ada, diprediksi jumlah jenis tumbuhan yang
terancam punah akan lebih banyak dibandingkan jumlah jenis tumbuhan yang masih melimpah.
Tingkat kerusakan hutan alam di Indonesia, yang menyimpan keanekaragaman tumbuhan paling
tinggi, semakin memprihatinkan. Bayangkan saja, Indonesia yang menduduki peringkat lima
besar dalam hal keanekaragaman tumbuhan, yaitu memiliki 38.000 jenis (Supriatna, 2008) dan
55% merupakan jenis endemik (BAPPENAS, 2003), mengalami keterancaman yang luar biasa
seperti itu. Jika kejadian tersebut dibiarkan begitu saja, prediksi bahwa jumlah jenis tumbuhan
yang terancam punah akan lebih banyak dibandingkan jumlah jenis tumbuhan yang masih
melimpah, semakin mendekati kenyataan.
Sebenarnya, prediksi di atas tidak akan menjadi kenyataan, jika kita selalu
mengupayakan kegiatan pelestarian terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan. Memang, upaya
konservasi telah banyak dilakukan oleh banyak orang. Namun, banyak yang masih belum
menyadari bahwa agama Islam telah mengajarkan prinsip-prinsip dasar mengenai pelestarian
tersebut sejak lama.

1.2 Tujuan
 Mengetahui keragaman tanaman obat
 Memahami makna keberagaman tanaman obat
 Mengetahui tindakan yang dilakukan terhadap tanaman obat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tanaman Obat


Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai
penyakit. Tanaman obat mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau
jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan /
sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Penggunaan tanaman obat
sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat
memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan.
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam
maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik
dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Tumbuhan obat merupakan salah
satu ramuan paling utama produk-produk obat herbal. Tanaman atau bagian tanaman yang
diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat.

2.2. Jenis-Jenis Tanaman Obat


1. Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang termasuk dalam keluarga Jahe


(zingiberaceae), Temulawak ini sebagai tanaman obat asli Indonesia. Namun demikian
Penyebaran tanaman Temulawak banyak tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan.
Karakteristik Temulawak tumbuh sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah
berupa tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m.
Daunnya panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup
membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian
750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12 bulan dengan ciri-ciri
daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh di pangkal batang berwarna
kuning gelap atau coklat muda dengan diameter panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan
sedikit pahit agak pedas. temulawak sudah lama digunakan secara turun temurun oleh nenek
moyang kita untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal.
Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan
darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan
tubuh. Dengan banyak manfaat yang nyata secara medis tersebut maka pemerintah
mencanangkan “Gerakan Minum Temulawak” sejak 2 tahun yang lalu.

2. Kunyit

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang
tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar
hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada
juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di daerah Jawa, kunyit banyak
digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan,
mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama
tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan
kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu
juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti
tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.

3. Keji Beling

Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di
tanah pasundan dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang
ternate menyebutnya dengan nama “lire”. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti
kalium, kalsium, dan natrium serta unsur mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam
silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat
batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus
untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara
teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat
atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian
yang gatal tersebut. Untuk mengatasi diare (mencret), disentri, seluruh bagian dari tanaman
ini direbus, selama lebih kurang setengah jam, kudian airnya diminum. Sama juga prosesnya
untuk mengobati batu ginjal. Daun keji beling juga dapat mengatasi kencing manis dengan
cara dimakan sebagai lalapan secara teratur setiap hari. Demikian pula untuk mengobai
penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur.

4. Sambiloto

Sambiloto (Andrographis paniculata), adalah sejenis tanaman herba dari famili


Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di
daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua
Amerika. Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang
berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto). Daun
sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton
diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit ini pertama kali diisolasi oleh Gorter
pada tahun1911. Andrographolide memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan
terbukti mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini
berkaitan erat dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama
dikenal memiliki khasiat medis. Ayurveda adalah salah satu sistem pengobatan India kuno
yang mencantumkan sambiloto sebagai herba medis, dimana sambiloto disebut dengan nama
Kalmegh pada Ayurveda. Selain berkhasiat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan
pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni
Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4).

5. Handeuleum

Handeuleum (Graptopthyllum pictum [L.] Griff) Khasiat dan cara pengobatan: Wasir: 10
g daun handeuleum segar dicuci bersih lalu direbus dalam 2 gelas air sampai air rebusan
tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum air rebusan pagi dan sore masing-masing ½
gelas. Memar: kulit batang dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian dibalurkan dan
dibalut dengan perban pada daerah yang memar. Ganti 2 kali sehari. Sembelit: cuci 7 lembar
daun lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum
sekaligus.

6. Jahe

Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang
bersifat sebagai antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai
komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi
lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan
kekebalan tubuh. Berbagai manfaat jahe yang secara tradisional sudah dikenal luas adalah
seperti berikut ini: Masuk angin Ramuan: Ambil jahe yang tua sebesar ibu jari, cuci bersih
dan memarkan lalu direbus dengan air dua gelas, tambahkan gula aren secukupnya .
Didihkan lebih kurang 1/4 jam. Angkat dan minum hangat-hangat. Sakit kepala atau migrain
(sakit kepala sebelah) Ramuan: Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan
segelas air dan beri sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari. Mencegah
mabuk kendaraan Ramuan: Ambil jahe seibu jari, cuci dan iris tipis-tipis, lalu rebus dengan
segelas air. Diminum hangat-hangat sebelum naik kendaraan. Terkilir Ramuan: Ambil jahe
lebih kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan sedikit garam. Balurkan ramuan ini
pada anggota tubuh yang terkilir. Lakukan dua kali sehari.

7. Tempuyung

Tempuyung (Sonchus arvensis L) termasuk tanaman terna menahun yang biasanya


tumbuh di tempat-tempat yang ternaungi. Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya
berombak, dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar
membentuk roset dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling. Daun
berombak memeluk batang inilah yang berkhasiat menghancurkan batu ginjal. Di dalam
daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun
tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena
kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat,
atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan
hanyut keluar bersama urine. Untuk menggunakannya sebagai obat diperlukan lima lembar
daun tempuyung segar. Setelah dicuci bersih, daun diasapkan sebentar. Daun tersebut
dimakan sekali habis sebagai lalap bersama nasi. Dalam sehari kita bisa memakan lalap itu
sebanyak tiga kali

8. Bawang Putih

Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif sebagai berikut : a. Bawang
putih Flu dan Batuk. Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya
memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran
mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan
lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh
bakteri dan virus penyebab penyakit. Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang
putih sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih
pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan bawang
dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci, lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan
minum hangat-hangat. b. Bawang Putih dan Kolesterol Sekarang ada lebih dari 12 studi
yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai
bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini
dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang
dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil
HAW tahun 1994 menyebutkan bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi
lemak. Penulis menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam
penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar
12 % dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawata c. Bawang Putih
dan Kanker Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker
perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati
memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker
beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi
bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk
memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State
Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang
selama paling sedikit 10 menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-
kandungan yang membantu memerangi kanker.

9. Belimbing wuluh

Blimbing Wuluh menyebuhkan Gusi berdarah Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik
segar maupun manisan secara rutin tiap hari Dua buah belimbing wuluh dimakan tiap hari
Blimbing Wuluh sebagai Obat Gondongan 1/2 genggam daun belimbing wuluh ditumbuk
dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yg gondongan. 10 ranting muda belimbing
wuluh berikut daun dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus.
Balurkan ketempat yg sakit. Blimbing Wuluh sebagai Obat Rematik Segenggam daun
belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih gosokkan ke bagian yg
sakit. 100 gr daun muda belimbing wuluh 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu
digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan
adonan bubur tadi ketempat yg sakit. 5 buah belimbing wuluh 8 lembar daun kantil
(Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus
diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih.
Dipakai utk menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
Blimbing Wuluh sebagai Obat Sariawan 10 kuntum bunga belimbing wuluh asam jawa gula
aren direbus dgn 3 gelas air sampai air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari. Segenggarn
bunga belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah
dingin disaring dipakai utk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. 2/3 genggam
bunga belimbing wuluh dicuci lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing wuluh 3 butir
bawang merah 1 buah pala yg muda 10 lembar daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari
pulosari dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas lalu
disaring. Dipakai utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari. Blimbing Wuluh
sebagai Obat Sakit gigi Lima buah belimbing wuluh setelah dicuci bersih dikunyah dgn
garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya. Blimbing Wuluh sebagai Obat
Pagel linu  Satu genggam daun belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh 15 biji
lada digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakit Blimbing
Wuluh sebagai Obat Penghilang Panu Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling
halus tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai utk
menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2 kali sehari

10. Beluntas

Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang banyak, dengan tinggi bisa
mencapai dua meter. Daun tunggal, bulat bentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun
muda berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang daun
3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa tempat di wilayah
Jawa Barat tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas antar guludan di
perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut nama beluntas dengan nama yang
berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa Tengah), dan Lamutasa (Makasar). Secara
tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat
turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk
mengobati sakit kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai lalapan. Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama
memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong para peneliti
untuk mengadakan berbagai penelitian guna membuktikan khasiatnya secara ilmiah.

2.3. Manfaat Tanaman Obat


Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat dengan adanya tanaman obat.
Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat,
namun penggunaan tumbuhan menjadi obat tradisional oleh masyarakat terus meningkat dan
perkembangannya juga semakin maju. Hal ini dapat dilihat terpenting dengan semakin
banyaknya obat tradisional dan jamu-jamu yang beredar di komunitas yang diolah oleh
industri-industri. Berikut adalah beberapa manfaat tumbuhan obat, yaitu:
1. Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat tradisional dalam menunjang kesehatan telah
terbukti secara empirik, penggunaannyapun terdiri dari berbagai lapisan, mulai anak-
anak, remaja dan orang lanjut usia.
2. Memperbaiki status gizi masyarakat. Banyak tumbuhan apotik hidup yang dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatkan gizi,seperti: kacang, sawo dan
belimbing wuluh, sayur-sayuran, buah-buahan sehingga kebutuhan vitamin akan
terpenuhi.
3. Menghijaukan lingkungan. Meningkatkan penanaman apotik hidup salah satu cara untuk
penghijauan lingkungan tempat tinggal.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat. Tanaman obat dapat dibudidayakan, kemudian
hasilnya bisa dijual. Selain itu, tanaman obat bisa diolah terlebih dahulu menjadi produk
yang memiliki nilai jual. Penjualan hasil tanaman obat ini akan menambah penghasilan
keluarga.
Oleh karena itu, pembudidayaan tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat perlu dilestarikan dengan baik. Tanaman obat yang ditanam di pekarangan
rumah penduduk memiliki banyak manfaatnya, selain dapat dijadikan menjadi obat
tradisional yang diramu dan dibuat menjadi obat, tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menambah pendapat keluarga. Dengan demikian disamping dijadikan menjadi
penyembuhan penyakit, tanaman obat-obatan juga dapat meningkatkan pendapatan
keluarga.

Tanaman Obat banyak jenisnya, sebagian telah disebutkan dalam Alquran dan Hadits.
Meskipun telah lama tercantum dalam Alquran dan Hadits, tetapi bukti ilmiah dan penelitian
terkini semakin menguatkan hal yang sama. Ini menandakan apa yang ditulis dalam Alquran dan
Hadits berasal dari sumber yang sama dengan penciptaan alam semesta ini, yakni Allah SWT.
Dari berbagai macam tanaman yang berkhasiat sebagai obat, diantaranya telah disebutkan di
dalam Al-Qur’an seperti yang terantum dalam Surat Al-An’am ayat 99,

“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman
yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula)zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di
waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (Al-An’am
[6]:99)

Di antara buah-buahan yang disebutkan dalam Alquran adalah:


Pertama, Kurma. Kisah paling populer tentang buah ini adalah ketika Maryam, ibunda Nabi Isa
sedang hamil dan hendak melahirkan. Beliau lalu memakan buah kurma ini. Nabi Muhammad
juga gemar makan buah kurma. Kandungan buah Kurma memang luar biasa, 50% gula, karena
daging buahnya terdiri dari fruktosa dan glukosa yang berkalori tinggi.Kurma yang masih segar
sangat baik bagi otak, terdiri dari 2,2% protein dan Vitamin A, B1 serta B2. Juga memiliki
kandungan nutrisi penting bagi tubuh semisal potasium, kalsium, sodium, mangan, besi dan
tembaga.

Kedua, Zaitun. Buah Zaitun selain rasanya yang enak juga menjadi salah satu sumber makanan
yang menyehatkan. Mengandung asam linoleik yang terutama sangat berguna bagi ibu-ibu yang
sedang menyusui. Sebab asam linoleik membantu dalam proses pertumbuhan bayi. Bahkan para
penderitan diabetes dan arterioclerosis (penebalan saluran darah) dianjurkan
untuk mengkonsumsi minyak zaitun yang mengandung sekitar 30% asam linoleik.Zaitun juga
mengandung klorin yang membantu kerja sistem liver. Selain itu zaitun juga dipercaya
mampu membantu menyembuhkan penyakit jantung dan saluran darah. Minyak zaitun memiliki
kemampuan untuk mengurangi LDL, sejenis kolestrerol yang menganggu kesehatan.

Ketiga, Buah Tin. Buah Tin mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Manfaat
Buah Tin sangat beragam. Selain mengandung asam lemak tak jenuh yakni omega 3 dan omega
6. Rendah lemak, rendah sodium, rendah kalori dan rendah kolesterol sehingga buah Tin aman
dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Buah Tin dipercaya bisa mengurangi resiko kanker
payudara dan kanker usus besar (kolon).

Keempat, buah Anggur. Anggur memiliki nilai gizi tinggi. Terdiri dari 20-25% gula yang mudah
masuk ke dalam aliran darah. Cocok untuk mereka yang beraktifitas menguras fisik. Anggur
juga efektif mengurangi anemia. Dalam Buah Anggur terdapat kandungan zat besi dan gula,
membantu menggiatkan produksi darah sekaligus mengobati liver, ginjal dan sistem
perncernaan.

Kelima, buah Delima. Banyak mengandung potasium, fosfor, kalsium, besi dan sodium serta
vitamin A, B dan C. Baik untuk menjaga kenormalan detak jantung. Delima juga sangan
membantu dalam menghilangkan rasa letih pada otot. Alquran sendiri menyebut buah Delima
dan Zaitun dalam satu ayat. “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-An’aam [6]: 141)

Sebelum membicarakan ajaran Islam mengenai pelestarian terhadap keanekaragaman


jenis tumbuhan, terlebih dahulu kita harus mengetahui bahwa ternyata Islam telah menjelaskan
mengenai adanya keanekaragaman pada tumbuhan. Al-Qur’an telah menerangkan kepada umat
manusia bahwa tumbuhan memiliki keanekaragaman, baik di tingkat jenis maupun genetik
(Khafaqi dkk., 2006). Ditambah lagi, Allah juga telah menyuruh kita untuk memperhatikan
perkembangan buah hingga matang, kemudian memanfaatkan buah yang matang tersebut.
Setelah itu, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat dari hasil panen buah yang telah kita tanam
sebagai ungkapan rasa syukur kita terhadap nikmat Allah SWT. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tetumbuhan, maka Kami keluarkan dari tetumbuhan tersebut tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau tersebut butir yang banyak; dan dari
mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulang, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya
di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. al-
An-‘aam [6]: 99)
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
kurma, tetumbuhan yang beraneka ragam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang beraneka ragam itu) bila
dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya);
dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.” (QS. al-An’aam [6]: 141).
Secara khusus, Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan tentang tetumbuhan dalam
banyak ayat-Nya. Hal tersebut, karena Islam memandang bahwa tetumbuhan adalah sesuatu
yang baik dan indah (al-Atsari, 2008). Salah satu dalilnya, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“ …Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu, dan suburlah, dan menumbuhkan tetumbuhan yang indah.” (QS. al-Hajj [22]: 5)
Rosulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallah al-Azhim wa bihamdih, maka akan
ditanamkan baginya sebuah pohon di surga.” (HR. Tirmidzi: 3464, Abu Ya’la: 2233. Shohih).

Melihat Islam memandang baik tetumbuhan, maka Islam juga menganjurkan umatnya
untuk memperbanyak menanam tumbuhan. Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam atau bercocok tanam, kemudian tanamannya dimakan oleh
burung, manusia, atau binatang ternak, melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhori:
2152, Muslim: 2904).
Sebagai catatan, anjuran di atas tidak bertentangan dengan hadits yang mengisyaratkan larangan
bercocok tanam, karena larangan tersebut berlaku apabila menanam dan bercocok tanam telah
melampaui batas sehingga membuat seseorang lupa dari perkara agama

Hadits berikutnya yang berkaitan dengan anjuran untuk menanam tumbuhan, adalah
sabda Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila telah datang hari kiamat, dan tangan salah seorang di antara kalian sedang
memegang pohon kurma kecil, apabila ia mampu untuk tidak berdiri hingga menanam, maka
tanamlah dahulu.” (HR. Ahmad 3/18, al-Bukhori dalam al-Adabul Mufrod no. 479, at-
Thoyalisi: 2068. Shohih).
Disamping itu, Islam juga menganjurkan umatnya untuk tidak menebang pohon secara
sembarangan. Sesungguhnya, menebang pohon tanpa ada kebutuhan yang dibenarkan termasuk
membuat kerusakan di muka bumi. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Dan apabila dia berpaling (dari mukamu), dia berjalan di bumi untuk mengadakan
kerusakan padanya, dan merusak tetanaman serta binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan.” (QS. al-Baqoroh [2]: 205).

Islam juga memiliki metode yang menarik untuk mendukung pelestarian terhadap
keanekaragaman jenis tumbuhan, yaitu dengan menyebutkan jenis tetumbuhan yang bermanfaat
dalam al-Qur’an ataupun as-Sunnah. Sebut saja, Allium cepa (bawang merah),Allium
sativum (bawang putih), Beta vulgaris (bit), Cucumis sativus (mentimun), Ficus carica(buah
tin), Nigella sativa (jinten hitam), Ocimum basilicum (kemangi), Olea europaea (zaitun),Oryza
sativa (padi), Phoenix dactylifera (kurma), Punica granatum (delima), Salvadora persica(kayu
siwak), dan Zingiber officinale (jahe), merupakan beberapa jenis tumbuhan yang telah
diabadikan namanya di dalam dua sumber utama umat Islam tersebut (lihat penjelasan dari
Khafagi dkk., 2006; Sunardi, 2008; dan Marwat dkk., 2009). Tidak hanya disebutkan namanya
saja, beberapa jenis tumbuhan di atas disebutkan pula manfaatnya secara khusus. Dengan
mengetahui manfaat dari suatu tumbuhan, kemungkinan besar masyarakat akan lebih menjaga
keberadaannya.

Islam mengajarkan bahwa pelestarian terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan,


merupakan bentuk amaliah kebaikan dan ibadah di sisi Allah. Selain itu, Islam juga telah
menjelaskan manfaat-manfaat tumbuhan bagi manusia dan makhluk hidup yang lain secara
langsung.Sudah saatnya bagi umat Islam Indonesia, sebagai salah satu negara yang berpenduduk
muslim terbesar di dunia, menjadi penggerak utama dalam upaya pelestarian keanekaragaman
jenis tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

 al-Atsari, A. A. 2008. Islam cinta lingkungan. al-Furqon 7(9): 47–51


 BAPPENAS (=Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Strategi dan Rencana
Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020. 2003.01
 Khafagi, I., A. Zakaria, A. Dewedar, & K. El-Zahdany. A voyage in the world of plants
as mentioned in the Holy Qur’an. International Journal of Botany 2(3): 242–251.
 Mangunjaya, F. M. 2005. Konservasi alam dalam Islam. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta: xxiii + 142 hlm.
 Marwat, S. K., M. A. Khan, M. A. Khan, M. Ahmad, M. Zafar, F. Ur-Rehman & S.
Sultana. 2009. Vegetables mentioned in the Holy Qur’an and Ahadith and their
ethnomedical studies in Dera Ismail Khan, N.W.F.P., Pakistan. Pakistan journal of
nutrition 8(5): 530–538
 Rifa’i, M. A. 1995. Ut taxonomiam defendamus. Pidato pengukuhan Guru Besar Luar
Biasa. FMIPA-UI, Depok: 57 hlm
 Supriatna, J. 2008. Melestarikan alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: xx +
482 hlm.
 Sunardi. 2008. Pilih resep Nabi atau resep dokter? Aqwamedika, Solo: xi + 126 hlm.
 www.mahasiswamuslim.com/pelestarian-keanemahasikaragaman-jenis-tumbuhan-dalam-
ajaran-islam/

Anda mungkin juga menyukai