UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH 2023 A. Pendahuluan Etnobotani berasal dari dua kata, yaitu etno (etnis) dan botani. Etnis mempunyai arti masyarakat adat atau kelompok sosial kebudayaan yang mempunyai arti tertentu karena keturunan adat, agama, bahasa, dan lain sebagainya. Sedangkan botani mempunyai arti tumbuh-tumbuhan. Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya yang meliputi sistem pengetahuan tentang sumber daya tumbuhan. Gulma merupakan tumbuhan yang peran, hak keberadaannya belum diketahui sepenuhnya. Pada umumnya gulma dianggap mengganggu tanaman budidaya karena kehadirannya yang tidak diinginkan. Gulma dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman budidaya. Namun, gulma dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal lain misalnya seperti bahan pembuatan minuman, bahan obat herbal, sebagai senjata, dan lain sebagainya. B. Etnobotani Minuman 1. Permot (Passiflora foetida L.)
Gambar 1. Permot (Passiflora foetida L.)
Permot merupakan tumbuhan yang termasuk dalam jenis gulma dan juga perdu. Namun memiliki bunga yang begitu indah mirip dengan bunga tanaman markisah. Permot adalah tanaman herba yang berasal dari Amerika tropis yang dapat ditemukan pada ketinggian 1 – 1000 mdpl, tumbuh pada tempat yang liar atau terbuka yang mendapat cahaya matahari seperti semak-semak, tanah lapang yang telantar, atau merambat di pagar yang berkhasiat sebagai obat batuk, radang kelenjar, insomnia, darah tinggi, bengkak, kencing berlamak dan borok (Dalimarha, 2008). Permot secara empiris berkhasiat untuk batuk karena paru-paru panas, radang kelenjar getah bening leher (servikal limfadenitis), sulit tidur (insomnia), gelisah, mimpi buruk, kelelahan kronis yang abnormal (neurasthenia), darah tinggi (hipertensi), bengkak (edema), kencing berlemak (chyluria), dan koreng, skabies, borok (ulcus) pada kaki. Juga buah berkhasiat menghilangkan nyeri (analgetik) dan memperkuat paru-paru (Dalimartha, 2008). Buah, biji, dan daun mengandung asam hidrosianat dan laktone. Selain itu permot juga mengandung alkaloid, steroid, saponin, dan flavonoid. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk bahan pembuatan minuman herbal karena memiliki khasiat seperti efek anti-radang dan analgetik (menghilangkan rasa sakit) Cara membuatnya adalah dengan merebus daunnya lalu disaring, baru dapat diminum. Salah satu obat tradisional yang cukup banyak digunakan dimasyarakat dan terbukti bermanfaat adalah teh kombcuha yang merupakan suatu ramuan minuman kuno, yang terjadi atas hasil simbiosis murni dari bakteri dan ragi yang berkhasiat dan menyembuhkan beberapa penyakit, diantaranya sebagai agen propofilaktit dan terapeutik untuk kanker terutama pada stadium awal, antiinflamasi, detoksikasi melancarkan pencernaan, menetralisir asam urat sehingga bermanfaat gout, rematik, arthritis, juga sebagai peluruh batu ginjal. Dimana teh dengan berbagai kandungan kimia yang mirip dengan kandungan kimia dari permot. 2. Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F)
Gambar 2. Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.F.)
Gandarasa mengandung senyawa kimia justisin, minyak atsiri, kalium, kalsium oksalat, tannin, dan alkaloid. Gandarusa ini dapat digunakan untuk obat rematik, cara pengolahannya adalah daunnya yang segar atau kering direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai tersisa satu gelas. Kemudian air rebusan yang telah dingin disaring dan diminum pada waktu pagi dan sore masing-masing setengah gelas. Menjadi tanaman perdu yang tidak terlalu dianggap keberadaannya, manfaat daun gandarusa bagi kesehatan tubuh ternyata ada banyak. Beberapa di antaranya adalah: 1. Mencegah Sembelit Manfaat daun gandarusa yang pertama adalah bisa membantu mencegah sembelit. Jadi, apabila mengalami sembelit bisa mencoba mengonsumsi segelas rebusan daun gandarusa. Daun gandarusa memiliki sifat laksatif sehingga bisa membantu melancarkan buang air besar. Bisa dikatakan, daun ini merupakan obat pencahar alami yang sering digunakan untuk melancarkan pencernaan. Tak hanya bisa melancarkan buang air besar saja, daun gandarusa ini bisa membantu melancarkan buang air kecil. 2. Mengobati Radang Sendi Salah satu manfaat daun gandarusa adalah bisa membantu mengobati radang sendi dan luka pada kulit. Di dalam daun ini, terdapat kandungan anti arthritis sehingga mencegah terjadinya peradangan. Selain itu, daun ini juga memiliki kandungan ekstrak chloroform, hexane, dan ethanol. Kandungan ini dapat meredakan luka pada kulit, baik yang terjadi karena luka bakar atau yang lainnya. 3. Meredakan Demam, Batuk, Dan Pilek Daun gandarusa memiliki kandungan efek analgentik sehingga membantu menurunkan demam. Sementara kandungan sifat antibakterinya bisa meredakan pilek serta batuk, terutama batuk berdahak, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. 4. Mencegah Infeksi HIV Ada sebuah jurnal penelitian yang berjudul Cytotoxicity of Justicia Gendarussa Burm F. Leaf Extracts on Molt-4 Cell . Jurnal ini menjelaskan daun gandarusa memiliki senyawa, seperti sitotoksik dan ekstrak etanol. Kandungan ini mencegah terjadinya penyebaran infeksi HIV pada tubuh seseorang. Hingga saat ini, penelitian mengenai manfaat daun gandarusa terhadap infeksi HIV masih saja berlanjut untuk memperkuat pernyataan tersebut. 5. Kontrasepsi Alami Untuk Pria Manfaat daun gandarusa yang terakhir ini sebenarnya sudah lama diketahui banyak masyarakat, terutama yang tinggal di Papua. Hal ini dikarenakan kaum pria di daerah Papua masih menggunakan daun gandarusa sebagai alat kontrasepsi Hal ini dikarenakan dalam tanaman gandarusa terdapat kandungan efek anti-spermatozoa. Kandungan ini bisa mematikan sperma sehingga tidak bisa menembus ke dalam dinding sel telur. Anggapan ini masih belum bisa dibuktikan dengan pasti. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk validasi anggapan in Dengan banyaknya manfaat daun gandarusa, ternyata tanaman ini juga memiliki efek samping jika dikonsumsi berlebihan. Pasalnya, di dalam ini terdapat kandungan alkaloid, minyak atsiri, justicin, dan kalium yang bisa menjadi racun. Hal ini jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam jangka panjang. Terlalu banyak mengonsumsi minuman atau makanan yang mengandung alkaloid bisa menyebabkan keracunan yang ditandai dengan rasa mual hingga pusing. Manfaat daun gandarusa memang akan lebih maksimal jika digunakan dengan cara yang tepat. Jika menggunakannya sebagai obat luar, siapkan sekitar 10-20 lembar daun gandarusa. Lalu, cuci dan hancurkan dengan cara menumbuknya hingga halus. Kemudian, peras airnya dan letakkan di bagian yang sakit atau mengalami luka. Sedangkan kalau Moms ingin mengonsumsinya menjadi minuman herbal, ambil 20 lembar daun gandarusa atau sekitar 30-60 gram. Lalu, cuci bersih dan rebus bersama dengan 3 gelas air hingga surut menjadi 1-1,5 gelas. bisa mengonsumsinya satu gelas saja sehari. 3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Gabar 3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Sambiloto merupakan tumbuhan yang cukup terkenal sebagai tanaman herbal dan memiliki khasiat sebagai obat yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai keluhan atau gejala penyakit yang sering terjadi, seperti demam dan batuk pilek. Sambiloto dikenal di daerah-daerah dengan nama lain, seperti papaitan, takilo, sandilata, takila, ampadu, dan sambilata. Tanaman sambiloto tumbuh di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti India, Sri Lanka, Malaysia, termasuk Indonesia. Tidak hanya daun sambiloto, batangnya juga berkhasiat sebagai obat sehingga sering digunakan untuk membuat obat herbal. Cara penggunaannya: Daun sambiloto segar sebanyak satu genggam (30 gram) ditumbuk rata kemudian ditambahkan air matang setengah cangkir (110 mL), saring kemudian minum sekaligus. Atau bisa juga menggunakan bahan kering sebanyak 3 gram direbus dan diminum 2 kali sehari sebelum makan. Ramuan obat daun sambiloto aman jika diminum dengan tepat dan jangka pendek, baik pada dewasa maupun anak-anak. Namun demikian, dapat menyebabkan efek samping seperti kehilangan nafsu makan, diare, muntah, ruam, sakit kepala, dan kelelahan. Daun sambiloto mengandung senyawa yang bernama andrographolide yang pahit namun banyak manfaatnya. Berdasarkan penelitian, senyawa andrographolide pada daun sambiloto mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Daun sambiloto memiliki manfaat sebagai agen pembunuh bakteri, penghilang rasa sakit, dan penurun demam. Daun sambiloto bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan jumlah sel darah termasuk sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Andrographolide juga berperan besar dalam menurunkan kadar enzim CDK4 sehingga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Daun sambiloto tidak aman bagi ibu hamil dan menyuisi, karena ada kekhawatiran dapat menyebabkan keguguran. Manfaat Daun Sambiloto Untuk Kesehatan 1. Mengobati flu biasa Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun sambiloto yang dikombinasi dengan ginseng Siberia (Kan Jang, Swedia Herbal Institute) dapat meringankan gejala flu biasa ketika ramuan damun sambiloto tersebut mulai diminum dalam waktu 72 jam pertama. Beberapa gejala bisa membaik setelah 2 hari pengobatan, tetapi biasanya memakan waktu 4-5 hari pengobatan sampai semua gejala hilang. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kombinasi sambiloto dan ginseng Siberia dapat mengurangi gejala flu pada anak-anak, bahkan lebih baik daripada echinacea. Selain itu, penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak sambiloto dapat membantu mengobati masuk angin, dan mencegah pilek. 2. Mengurangi demam dan sakit tenggorokan karena tonsilitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi sambiloto (6 gram sehari) memiliki khasiat yang setara dengan acetaminophen (parasetamol) dalam menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit tenggorokan setelah 3 sampai 7 hari pengobatan. 3. Mengobati penyakit radang usus (kolitis ulserativa) Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak sambiloto setiap hari selama 8 minggu dapat mengurangi gejala penyakit radang usus yang khasiatnya setara dengan bat moderen Mesalamine. 4. Mengobati berbagai permasalahan kesehatan lainnya a. Masalah pencernaan seperti diare, sembelit, gas usus, kolik, dan nyeri perut b. Masalah pernafasan, seperti radang tenggorokan, batuk, bengkak amandel, bronkitis, dan alergi c. Penyakit liver seperti pembesaran hati, sakit kuning, dan kerusakan hati akibat obat d. Penyakit Infeksi termasuk kusta, pneumonia, TBC, gonore, sifilis, malaria, kolera, leptospirosis, rabies, sinusitis, dan HIV / AIDS e. Masalah kulit seperti luka, bisul dan gatal Berikut beberapa tumbuhan yang dapat digunakan sebagai minuman di Kecamatan Banyuasin III Table 1. Data hasil wawancara narasumber penelitian tanaman obat di kecamatan banyuasin III No Nama Jenis tanaman yang Bagian tanaman Cara Khasiat yang dimanfaatkan sebagai yang dimanfaatkan pengelolaan dimanfaatkan sebagai obat tanaman obat untuk dijadikan obat 1 Leni 1. Laos Rimpang Digosok Mengobati panu, kadas kurap 2. Kunyit Rimpang Direbus Kolestrol 3. Sambung nyawe Daun Direbus Darah tinggi 4. Kumis kucing Herba Direbus Pelancar kencing 2 Sarmila 1. Kunyit Rimpang Direbus Kolestrol 2. Kumis kucing Daun dan bunga Direbus Pelancar kencing 3. Sambiloto Daun Diseduh Diabetes 3 Emi wati 1. Laos Rimpang Digosok Panu, masuk angin, pegel linu 2. Kunyit Rimpang Direbus Kolestrol 3. Serai Daun Diseduh Penghangat badan C. Etnobotani Tumbuhan Beracun 1. Senjata
Gambar 4. Gadung (Dioscorea hispida)
Gadung dimanfaatkan getahnya untuk menjebak/menangkap burung. Pucuk/ujung tumbuhan gadung menghasilkan getah beracun. Getah racun ini dicampur dengan makanan burung, lalu efeknya burung akan pingsan sementara Kandungan racun yang ada pada tumbuhan ini berupa senyawa glikosida sianogenik, alkaloid dioscorin, dan senyawa pahit yang terdiri dari saponin dan sapogenin. Alkaloid yang terdapat pada umbi gadung bisa di jadikan racun untuk membunuh hewan. Umbi gadung sering kali di gunakan oleh petani untuk membunuh hama tanaman, dan juga kadang di gunakan oleh pemburu untuk melumpuhkn binatang buruan dengan mengoleskan racun pada senjata mereka, juga kadang di gunakan oleh pemancing untuk membunuh ikan dengan menaruh racun di mata kail.
Gambar 5. Kecubung (Datura metel)
Kecubung adalah tanaman perdu, berumur setahun dan tegak dengan bagian pangkal yang berkayu, bercabang cabang, tingginya sekitar 0,5 – 2 meter. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga 800 meter dari permukaan laut, terutama pada daerah yang beriklim kering. Daunnya tunggal bertangkai, letaknya berhadapan. Bentuk helaian daun bulat telur, ujungnya runcing, tepi berlekuk, panjang daun 6 – 25 centimeter dan lebarnya 4,5 – 20 centimeter. Bunganya tunggal berbentuk terompet, tegak, keluar dari ujung tangkai. Bunganya mekar menjelang matahari terbenam dan kuncup di sore hari berikutnya. Berbuah kotak berbentuk bulat, berduri tempel yang tajam. Bijinya gepeng, berwarna coklat, berukuran kecil dan jumlahnya banyak. Tanaman ini tumbuh liar di tempat yang terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu lembap, dan perbanyakan tanaman ini melalui biji atau stek. Daun kecubung dimanfaatkan masyarakat suku Dawan Fatuleu Tengah sebagai racun, yaitu dengan cara mengoleskan getah daun pada bagian bawah batang bamboo yang diisi dengan tuak aren. Dengan demikian, musuh yang meminum tuak tersebut akan keracunan dan mati dalam waktu singkat. Semua bagian tumbuhan kecubung diketahui memiliki senyawa aktif yang dapat menjadi racun. Pada daun kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid, saponin, flavonoida, dan fenol. Beberapa bagian pada tanaman kecubung dapat digunakan sebagai insektisida atau virusida. Daun kecubung (Datura metel) dapat dimanfaatkan sebagai anti serangga Pericallia riccini dan Epilachna sp. Daunnya juga dapat digunakan sebagai obat tungau di kasur/bantal dan repellen terhadap kutu anjing, efektif sebagai anti virus pada ketimun, virus mosaik Gomphrena, virus rosen Sunhem dan virus mosaik tembakau, virus bercak cincin tembakau, juga digunakan sebagai insektisida mengendalikan Crocidolomia binotalis dan Euproctis fraterna. Buah kecubung digunakan sebagai insektisida pada Aphis gossypii, disamping itu buahnya juga bersifat anti serangga terhadap Lipapis erysimi. Daun dan bijinya digunakan sebagai rotensida pada tikus, dan getahnya menjadi anti virus terhadap virus X kentang. Daun kecubung menyebabkan kegagalan metamorfos pada nyamuk Aedes aegyptii dan Plutella xylostella sehingga menyebabkan kematian fase awal pada hama. Biji kecubung mengandung saponin yang mempengaruhi viabilitas Plutella xylostella, menurunkan tegangan permukaan selaput kulit larva atau ulatnya. Tanaman yang mendapatkan perlakuan ekstrak biji kecubung akan terlindungi dari serangan hama Plutella xylostella. Kecubung dapat digunakan untuk mengendalikan hama wereng, caranya adalah buah kecubung sebanyak 2 butir dan buah tuba 1 kilogram direbus dalam air hingga mendidih, lalu disaring. Setiap 1 liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air dan disemprotkan pada tanaman yang terserang wereng. Kecubung juga dapat digunakan untuk mengendalikan walang sangit, caranya adalah buah kecubung sebanyak 2 butir dan brotowali 1 kilogram, lalu direbus, dicampurkan dengan 16 liter air, kemudian disemprotkan ke pertanaman yang terserang walang sangit di waktu pagi dan sore hari. Mengendalikan hama Plutella xylostella terhadap pertanaman kubis di lapangan dapat dilakukan dengan cara menghaluskan 0,5 kilogram daun atau biji kecubung, lalu direndam dalam 1 liter air yang ditambah dengan 1 gram detergen/sabun colek. Campuran diendapkan selama 24 jam, lalu disaring. Ini dicampur dengan air menjadi konsentrasi 1 persen (atau dalam 10 militer cairan ekstraksi dicampur 1 liter air) untuk aplikasi lapangan. 2. Hama Berdasarkan hasil penelitian jenis tumbuhan beracun yang digunakan oleh masyarakat di Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak diperoleh 25 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam 20 famili. Persentase terbesar jenis tumbuhan yang diperoleh yaitu Fabaceae sebesar (12%). Euphorbiaceae (8%), dan Sapindaceae (8%), Solanaceae (8%). Famili tumbuhaan beracun di Desa Keranji Paidang menggambarkan berbagai jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pengusir hama dan meracun ikan. Berikut ini beberapa tumbuhan yang dapat digunakan untuk meracun hama di Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak: Table 2. Famili dan jenis tumbuhan beracun yang digunakan masyarakat di Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak No Famili dan jenis Nama Kegunaan Cara pengolahan Cara Sasaran tanaman lokasi penggunaan hama beracun 1 Araceae kalimonteng Pengusir Diambil 5-7 helai daun Disemprotkan Wereng, Homolomena hama kemudian dipotong walang cordata padi dengan ukuran kecil sangit setelah dipotong lalu dan ulat ditumbuk sampai hancur. Kemudian dilarutkan kedalam 1 liter air bersih dan aduk selama 5 menit selanjutnya diendapkan selama 1 menit dan disaring 2 Acharaiaceae Kapayang Meracun Siapkan 1-3 buah Disebarkan di Ikan dan Pangium edule ikan kemudian ditumbuk sungai atau keong reinw hingga halus rawa mas 3 Acanthaceae Tuba Pengusir Diambil 3-7 helai daun Disebarkan Ulat, Justicia gonyeng hama kemudian daun grayak, gendarussa dikeringkan dan belalang dibakar dan tikus 4 Annonaceae Selumang Pengusisr Diambil 20-30 helai Disemprotkan, Kutu Asimina triloba jawi hama, daun, kemudian daun dilarutkan dan daun, peracun ditumbuk, bahan direndam ulat ikan dimasukkan kedalam 2 didalam air kubis liter air selanjutnya sungai dan direndam selama 24 tungau jam. Larutan disaring untuk racun ikan, kulit batang dipukul hingga keluar cairan 5 Aracaceae Risi/ tukas Pengusir Diambil 10-20 helai Disebarkan Ulat, Caryota mitis hama, daun kemudian daun disekitar belalang, Lour. racun dikeringkan dan tanaman, ikan dan ikan dibakar, untuk racun disebarkan di keong ikan diambil batang sungai mas dengan jumlah yang dibutuhkan, kemudian dicincang larutkan di sungai 6 Apocynaceae Bintaro Pengusir Disiapkan 7-9 helai Disebarkan Tikus Cerbera hama daun menjadi beberapa disekitar area dan ulat manghas bagian kemudian tanaman dikeringkan dibawah matahari setelah kering kemudian daun dibakar 3. Penyakit
Gambar 6. Kecubung (Datura metel)
Semua bagian tumbuhan kecubung diketahui memiliki senyawa aktif yang dapat menjadi racun. Pada daun kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid, saponin, flavonoida, dan fenol. Tijani et al. 2015) mendeteksi kehadiran alkaloid, senyawa psikoaktif atropine dan skolopamin pada ekstrak daun kecubung, yang menyebabkan gangguan otoric dan mengurangi daya ingat. Gejala keracunan yang timbul adalah mulut kering, sembelit. Sensitive terhadap cahaya, dan sakit mata. Ekstrak daun kecubung juga dilaporkan memiliki efek toksik terhadap hati, ginjal, dan saluran pencernaan.
Gambar 6. Allamanda (Allamanda cathartica L.)
Menurut masyarakat Dayak Bakumpai di Desa Simpang Arja didapat informasi bahwa getah allamanda beracun, getahnya apabila terkena tubuh manusia berakibat gatal. Damayanti dan Zuhud (2011) menerangkan bahwa tumbuhan ini apabila terkena getahnya bisa berkibat iritasi kulit dan gatal atau alergi. Pada ramuan daunnya bisa dimanfaatkan untuk obat, namun apabila dalam jumlah yang banyak malah menyebabkan diare berat dan mual-mual sampai muntah. REFERENSI Dawan Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang Jurnal Penelitian dan Kehutanan Faloak. Vol 5(1): 31-46, Irsyad, M.Nur, dkk. Studi etnobotani masyarakat Desa Sukolio kawasan pegunungan Kendeng Pati Jawa Tengah. Jurnal BIOMA. Vol 15(1):27-34. Dalimartha, S., 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 3, Puspa Swara. Jakarta Efremila, Evy Wardenaar, dkk. Studi etnobotani tumbuhan obat oleh etnis suku Dayak di Desa Kayu Tanam Kecammatan Mandor Kabupaten Landak Jurnal Hutan Lestari Vol 3(2): 234-246 Hendrik, Arnold ch., dkk. 2021 Studi etnobotani jenis-jenis tumbuhan beracun pada Suku Herwin, Rahmat K., Iswan S. 2013. PRODUKSI SEDIAAN KOMBUCHA DARI DAUN PERMOT (Passiflora foetida L) SECARA FERMENTASI. As-Syifaa Vol 05(01):20-27 Irtiawati, Rafidinal, dkk. 2020. Etnobotani pemanfaatan tumbuhan beracun di Desa Keranji Paidang Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Jurnal Protobion. Vol 9(2): 132-141