Anda di halaman 1dari 34

Manfaat Daun Pegagan Centella Asiatica

Dao Riwoe | Minggu, Maret 03, 2013

| 1komentar

Pegagan (latin: Centella Asiatica) merupakan tanaman yang berkhasiat


bagi otak. Tanaman ini biasa tumbuh dikebun, ladang, pematang sawah
atau ditepi jalan. Tanaman ini bagus untuk dikonsumsi sehari-hari.
Sebagai pengganti ginko biloba yang terdapat dalam suplemen sintetis.
Sudah sejak dahulu pegagan telah digunakan untuk obat, seperti obat
kulit, gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah. Tanaman ini
berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk
Indonesia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia kemudian
menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal
untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan.

Jenis
Pegagan
Pegagan merupakan tanaman herbal tahunan yang tumbuh menjalar dan
berbunga sepanjang tahun. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah
pegagan merah dan pegagan hijau.

Pegagan merah. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan


kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah
bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat
dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi
mempunyai rhizoma (rimpang pendek).

Pegagan hijau. Pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah


pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh
pegagan hijau yaitu tempat agak lembap dan terbuka. Selain itu,
tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu

antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan


air.

Kandungan Pegagan

Pegagan
memiliki
kandungan
asiaticoside,
thankuniside,
isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid,
brahminoside,
madasiatic
acid,
meso-inositol,
centelloside,
carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin.

garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan


besi.

Glikosida triterpenoida diduga yang disebut asiaticoside yaitu antilepra


dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada
memberikan rasa pahit.
Manfaat
Pegagan
Pegagan selain bagus untuk kecerdasan otak, juga memiliki banyak
manfaat lain. Diantaranya:
1. Meningkatkan daya ingat
2. Meningkatkan syaraf memori
3. Meningkatkan mental dan stamina tubuh
4. Menghentikan pendarahan (haemostatika)
5. Membersihkan darah
6. Melancarkan peredaran darah
7. Peluruh kencing (diuretika)
8. Penurun panas (antipiretika)
9. Anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida,
antialergi dan stimulan
10.
Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka
yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid)
11.

Meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki

12.

Mencegah varises dan salah urat

13.

Menurunkan gejala stres dan depresi

Untuk mendapatkan manfaat dari daun pegagan dapat dengan


dikonsumsi secara langsung, seperti sebagai lalapan, dapat juga dengan
dikeringkan untuk dijadikan teh atau diambil ekstraknya untuk dibuat
kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body
lotion. Dengan demikian kita tahu ternyata sangat besar manfaat dari
tanaman yang kurang mendapat perhatian ini.

Manfaat Daun Pegagan


ARTIKEL November 15, 2012 Comments: 2

Nama latin: Centella asiatica


Nama lain: Gotu Kola, Asiatic pennywort, Indian pennywort
Nama daerah: Di Jawa disebut pacul gowang, rendeng, gagan-gagan, kerok batok,
Riau: pegago, kaki kuda, Sunda: antanan, Aceh: pegaga, Batak: ampagaga, Bali: taidah, Irian:
sandanan, Ujung Pandang: pegaga, Bugis: dau tungke, Madura: kos tekosan, Halmahera:
kori-kori.
Penyebaran tanaman: menyebar mulai dari Samudra India sampai ke daerah-daerah tropis
di Asia, terutama tumbuh di Indonesia, pesisir pantai timur Madagaskar, Mauritius, dan
Reunion.
Ciri-ciri tanaman: tumbuhan herba dengan batang horizontal, setiap ruas keluar akar dan
menjalar di tanah. Merupakan herba tahunan tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan
stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm 80 cm. Helai daun tunggal, bertangkai
panjang sekitar 5 cm 15 cm berbentuk ginjal, dan pada pangkal berbentuk pelepah. Tepinya
bergerigi, dengan penampang 1 cm 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 10 helai
daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun

dalam karangan berupa payung tunggal, 3 sampai 5 bersama-sama keluar dari ketiak daun,
tangkai bunga 5 mm 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang
2 2,5 mm, lebar lebih kurang 7 mm dan tinggi lebih kurang 3 mm, berlekuk 2, berwarna
kuning kecoklatan dan berdinding agak tebal, baunya wangi dan rasanya pahit. Akar keluar
dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Tanaman ini
terdapat di seluruh Indonesia, menyukai tanah yang agak lembap dan cukup mendapat sinar
matahari seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang
di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalap),
terdapat di daerah dengan ketinggian tidak lebih dari 2.500 m di atas permukaan laut.
Kandungan kimia: Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside,
brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garamgaram mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, dan zat
samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawa sejenis
yang berkasiat antilepra (Morbus Hansen).
Sifat kimiawi dan efek farmakologi: Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun
panas, peluruh air seni. Efek farmakologi utama dari pegagan ini diketahui berasal dari
kandungan senyawa triterpenoid yaitu Asiatic acid, Madecassic acid, Asiaticoside,
Madecassoside. Selain itu juga mengandung unidentified terpene acetate, camphor, cineole,
campesterol, stigmasterol, sitosterol, senyawa-senyawa polyacetylene, kaempferol, quercetin,
myo-inositol, vellarin, asam amino, dan resins. Berdasarkan penelitian farmakologi yang
dilakukan, pegagan mempunyai efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku,
meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan penghubung
(connective tissue), meningkatkan pembentukan mucin (zat utama pembentuk mucus) dan
komponen-komponen dasar pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan chondroitin
sulfate, meningkatkan daya kompak (tensile integrity) dermis (jaringan kulit di bawah
epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan keratin) epidermis melalui
perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan
penghubung.
Pegagan mengandung triterpenoids, beberapa macam vitamin yaitu A, B, E, G, dan K, dan
mengandung nilai nutrisi yang membantu vitalitas tubuh kita dan berfungsi sedatif.
Dosis yang direkomendasikan dalam pemakaian kaki kuda/pegagan

Herba kering: sendok teh pegagan kering diseduh dengan 150 ml air mendidih selama
10 menit, 3 kali/hari.

Bubuk: 1.000 4.000 mg, 3 kali/hari (biasanya dalam kapsul).

Tincture: (1:2, 30% alcohol) 30 60 tetes (sama dengan 3 ml 5 ml ukuran sendok teh obat),
3 kali/hari.

Ekstrak: 60 120 mg/hari; atau tergantung masalah penyakit.

Herba segar: 30-60 gram direbus dengan 3 gelas air menjadi 1 gelas air.

Untuk pemakaian luar: pegagan segar digiling halus dan ditempelkan di bagian yang akan
diobati (herpes zoster, eksim, dll).

Untuk pencegahan, dapat digunakan dengan dosis 0,5-1 gram pegagan kering atau 4-8 gram
pegagan segar satu hari. Dari hasil penelitian juga dilaporkan bahwa tumbuhan ini praktis
tidak toksik atau aman digunakan. Jadi, tidak perlu ditakuti bahwa kelebihan takaran akan
menyebabkan efek samping. Penyajiannya bisa dilakukan dalam bentuk teh (dikeringkan dan
direndam dalam air seperti teh) atau pegagan segar diseduh dengan air panas selama 10
menit.
Di Eropa dan Amerika, pepagan tidak dianjurkan untuk dipakai oleh usia di bawah 19 tahun.
Akan tetapi di beberapa negara di Asia (termasuk di Indonesia), anak-anak sejak kecil sudah
biasa lalapan daun pegagan.
Manfaat Pegagan
Di India, pegagan telah lama dipakai sebagai obat untuk banyak penyakit misalnya: lepra,
psoriasis, sipilis, kanker, hemaroid, artritis, TBC, melancarkan sirkulasi darah ke otak
sehingga pegagan dipercayai juga sebagai tonikum otak dan menguatkan memori,
menurunkan demam, panas dalam, konstipasi, dan lain-lain. Pegagan juga membantu
menghilangkan kelelahan mental dan fisik, sehingga menenangkan sekaligus meningkatkan
stamina dan energi.
Ahli pengobatan herbal di China menggunakan pegagan untuk masalah emosi: depresi,
insomnia, gelisah, stres, dan kecemasan. Pegagan mempunyai kandungan yang bisa
merevitalisasi syaraf dan sel otak, dan disebut makanan untuk otak karena berpengaruh
langsung pada pusat syaraf di otak. Sehingga pegagan sering dipakai untuk memperkuat daya
ingat, terutama ketika akan menghadapi ujian. Selain itu mereka menganggap pegagan
mampu memperpanjang usia, sehingga disebut the miracle elixirs of life, dengan legenda
seorang ahli pengobatan herbal dari China yang hidup sampai lebih dari 200 tahun dan
mempunyai 23 istri karena tiap hari makan pegagan.
Akhir-akhir ini di Eropa dan Amerika, pegagan dipakai oleh untuk masalah yang
berhubungan dengan pembengkakan jaringan misalnya scleroderma, psoriasis arthritis
(artritisa yang berhubungan dengan psoriasis), anklylosing spondylitis (arthritis pada tulang
belakang), dan rheumatoid arthritis. Bahkan penelitian terakhir menyatakan bahwa pegagan
bisa dipakai untuk menurunkan hipertensi, mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan
daya ingat dan kecerdasan, menurunkan kadar kecemasan, dan melancarkan peredaran darah
pada varises (HealthandAge.com).
Di India, para ahli pengobatan herbal menggunakan pegagan sebagai tonikum otak dan
tonikum untuk panjang usia. Dengan karakternya yang dingin, tumbuhan ini juga digunakan
sebagai anti-infeksi, anti-toksik, antipiretik, dan diuretik. Dalam sistem pengobatan ayurvedic

di India, ini dibuat dalam bentuk sirup tanpa alkohol untuk pengobatan epilepsi. Selain itu, di
Thailand, juga digunakan sebagai tonikum dan obat diare. Di Sri Langka, tumbuhan ini
banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan pengeluaran air susu, sedangkan di Vietnam
digunakan untuk mengatasi lemah badan karena usia lanjut (senility). Di Indonesia sendiri,
pegagan selain dipakai sebagai herbal obat, juga dimakan sebagai lalap. Menurut Rumphius,
pegagan digunakan untuk menyembuhkan luka, sakit perut, obat cacing, dan kencing batu.
Menurut Kloppenburg, tumbuhan ini juga digunakan sebagai obat demam, pembersih darah,
hemoroid, batuk kering, dan penyakit anak-anak hidung berdarah. Ridley juga menyatakan
tumbuhan ini digunakan untuk obat kusta dan sipilis.
Lebih kurang 90 persen dari seluruh wanita yang berumur 18 tahun ke atas menderita selulit
atau sering dikenal dengan orange-peel skin. Selulit merupakan kombinasi dari lemak, toksin
(cellular wastes), dan air yang berbentuk massa, seperti gel yang terjebak pada jaringan
penghubung di bawah permukaan kulit. Jaringan penghubung akan menebal dan mengeras
sehingga menimbulkan bentuk seperti lesung tidak datar. Ini memberikan bentuk yang tidak
bagus pada tubuh sehingga kadang-kadang menyebabkan seseorang rendah diri. Biasanya
terjadi pada pinggul dan paha, tetapi juga bisa terjadi pada lengan, perut, dan pundak.
Pegagan merupakan salah satu tumbuhan yang efektif digunakan untuk mengatasi selulit.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa 80 persen wanita yang diobati dengan pegagan
memberikan hasil yang memuaskan dalam pengobatan selulit. Hal ini sangat berhubungan
dengan kemampuan pegagan dalam memperkuat struktur jaringan penghubung dan
mengurangi pengerasannya dengan bekerja secara langsung pada fibroblast. Untuk hasil yang
lebih memuaskan, disarankan untuk mengonsumsi pegagan selama 3 bulan karena untuk
pengobatan selulit memang memerlukan waktu yang lebih banyak.
Selain itu, sejalan dengan mekanisme kerja pegagan pada tubuh, tumbuhan ini juga terbukti
secara klinik mampu mengobati luka bakar, sirosis hati, keloid, scleroderma, dan gangguan
pembuluh vena. Hal yang menarik sekali adalah pegagan ini dapat juga digunakan sebagai
pengganti ginkgo biloba terutama untuk mengatasi kepikunan dini atau meningkatkan
kecerdasan. Tidak mengherankan apabila orang-orang yang sering lalap pegagan atau minum
teh herbal pegagan nampak awet muda dan sehat serta kuat memorinya.
Anda bisa mendapatkan daun pegagan kering yang telah dicampur dengan teh hijau dan
pegagan bubuk yang telah dikemas dalam kapsul. Anda juga bisa mendapatkan pegagan segar
gratis di sawah, tempat lembap yang banyak airnya dan merebusnya sebagai teh herbal
maupun melalapnya sebagai teman makan nasi.
Sakit maag dan perut kembung
5 gram pegagan, 1 gram pupus pepaya, 7 gram adas, 3 gram jinten, 5 gram kencur (diparut), 5
gram sembung, 6 gram daun pooh, 5 gram pulosari, 2 gram ketumbar, dan 10 gram falerian.
Semua bahan direbus dengan 500 ml air dan diminum untuk 1 hari.

Demam dan menambah nafsu makan


5 gram pegagan diseduh dengan air secukupnya, ditumbuk dan diperas sebagai pengganti air
teh.
Asma dan batuk
2 genggam pegagan segar dan air secukupnya ditumbuk dan diperas untuk diambil airnya,
diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir selama 14 hari.
Sariawan usus dan disentri
2 genggam pegagan segar, 1 jari rimpang kunyit, 1 sendok teh rasuk angin (serbuk), 9 butir
ketumbar, 110 ml air, ditumbuk, tambahkan air, dan disaring. Dididihkan dan minum 1 kali
sehari 100 ml selama 7 hari.
Tyfus
1 genggam daun kaki kuda, genggam daun jintan dan 5 batang tapak liman, semua bahan
tersebut dicuci bersih dan dikukus untuk diambil airnya, ditambah dengan 1 sendok makan
madu dan diminum.
Busung
tumbuhan kaki kuda lengkap (akar, batang dan daunnya), 3batang alang-alang, 1 potong kulit
kamboja, semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
gelas, diminum 3 kali sehari 1 cangkir.
Sakit Kepala
1 genggam daun kaki kuda dan seujung sendok makan jintan direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal gelas, disaring dan ditambah dengan 1 sendok makan
madu, kemudian diminum.
Keracunan jengkol
10-15 daun kaki kuda direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas
disaring dan diminum.
Ayan
Daun kaki kuda yang sudah kering dan gula aren secukupnya, daun kaki kuda ditumbuk halus
kemudian diambil 1 sendok dan dicampur dengan gula aren secukupnya. Kedua bahan
tersebut diseduh dengan 1 gelas air panas (masak), disaring dan diminum, diulangi secara
teratur.

Demam
Satu genggam (30-60 gram) pegagan segar ditumbuk, tambahkan air lalu diperas dan
disaring, boleh ditambah sedikit garam. Minum dalam keadaan perut kosong, 3 kali sehari.
Rejuvenasi dan insomnia
Minum campuran jus pegagan dari 30-60 gram daun segar yang ditumbuk, diperas, dan
dicampur dengan susu.
Kesehatan umum
1/2 sdt pegagan kering atau segar (30-60 gram) direbus dengan beberapa iris jahe, tambahkan
gula merah atau madu secukupnya.
Wasir dan konstipasi
Minum air rebusan 30-60 gram pegagan segar yang dicampur dengan beberapa siung bawang
merah.
Sariawan di mulut
Tumbuk daun pegagan sampai halus, lalu tempelkan di tempat yang luka. Bisa juga minum
rebusan daun pegagan.
Cacingan
1/2 sdt pegagan kering diseduh dengan air mendidih selama 20 menit, minum hangat-hangat.
Menaikkan stamina dan panjang umur
Tumbuk segenggam daun pegagan bersama kunyit. Peras dan saring airnya, kemudian
dicampur madu dan kuning telur ayam kampung.
Anti batuk dan asma
Sering makan lalapan daun pegagan sebagai sayur lalap.
Eksim dan kurap
Tumbuk daun pegagan dan tempelkan di tempat yang terkena eksim.
Influensa
Minum air rebusan 30-60 gram pegagan segar yang telah dicampur dengan beberapa iris jahe.

Menetralkan kadar gula dan tekanan darah


30-60 gram herba pegagan segar atau 1/2 sdt pegagan kering direbus dan diminum airnya.
Sinusitis
30-60 gram pegagan segar yang direbus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas,
ditambah sedikit merica.
Pemakaian pegagan (maupun umumnya pemakaian herba lainnya juga) tidak dianjurkan lebih
dari 6 minggu. Bila ingin melanjutkan lebih dari 6 minggu, dibutuhkan waktu 2 minggu jeda.
Kandungan Asiaticoside pada pegagan pada sebuah penelitian ilmiah telah menyebabkan
terjangkitnya tumor pada tikus, tapi hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut
(HealthandAge.com); jadi orang yang mempunyai sel tumor atau kanker dianjurkan lebih
baik tidak mengasup pegagan.
Efek samping: Jarang ditemukan efek sampingan setelah mengasup pegagan, akan tetapi ada
beberapa keluhan sebagai berikut: alergi pada kulit dan kulit terasa panas seperti terbakar
(pada pemakaian luar), pusing, perut terasa kurang enak, mual, sakit kepala, dan rasa
mengantuk berat pada pemakaian dosis tinggi.
Wanita hamil tidak dianjurkan mengonsumsi pegagan karena bisa terjadi keguguran spontan.
Karena pegagan tidak direkomendasikan untuk bayi, maka wanita yang sedang menyusui
dianjurkan untuk tidak mengasup pegagan. Sedangkan manula, 65 tahun ke atas dianjurkan
memakan dosis setengah takaran standar. Untuk pemakaian yang serius, perlu
dikonsultasikan dengan ahli herbal.
MANFAAT DAUN PEGAGAN

Seorang teman bercerita, betapa frustrasinya ia menumpas tuberkulosis (TB) paru-paru.


Digempur pakai obat-obatan medis, si penyakit tetap saja eksis. Ia juga panik, karena
katanya, bakteri TB bisa kebal terhadap gempuran obat yang diracik apotik. Untunglah, saat
nyaris frustrasi, ia menemukan pegagan dan kawan-kawan.
Menjalani takdir sebagai penderita TB paru-paru memang tak gampang. Jika tidak ulet,
alih-alih sembuh, pasien bisa mati bosan. Maklum, proses penyembuhan TB, selain cukup
sulit, juga makan waktu lama, berkisar 3 6 bulan. Itu pun dengan catatan, pasien berdisiplin
minum obat dan rajin memeriksakan diri ke dokter.
Lamanya pengobatan itulah apalagi jika disertai kendala biaya yang kerap menyebabkan
pasien frustrasi. Ya frustrasi minum obat, ya bosan menanggung derita. Padahal, disiplin
minum obat menjadi faktor penentu dalam proses penyembuhan. Pengobatan yang tidak
tuntas dapat menyebabkan bakteri TB resisten terhadap beragam obat konvensional, termasuk
obat kombinasi.
Dengan kata lain, pasien TB sebenarnya dilarang keras menoleransi kata bosan, apalagi

sampai putus asa. Itu sebabnya, buat teman tadi, perjumpaan dengan pegagan dan kawan
sejawatnya menjadi sangat berarti. Paling tidak, ia merasa tak sendiri lagi menghadapi
tuberkulosis. Ketika banyak sanak saudara dan handai taulan menjauh lantaran takut tertular,
pegagan dan kawan-kawan menjadi teman paling setia.
Yang paling penting, harga mereka murah dan tak membuat kantung cekak jika dikonsumsi
dalam kurun waktu lama.
Mematikan dan bikin bosan
Tuberkulosis pertama kali diketahui keberadaannya tahun 1882 oleh ahli bakteri Jerman,
Robert Koch. TB tergolong penyakit menahun nan mematikan.
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (KRT, 1995), sebagai penyebab kematian secara
umum, TB menduduki peringkat ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan infeksi saluran
napas. Namun, khusus di kelas penyakit infeksi, ia ada di posisi nomor satu.
TB umumnya dipicu oleh perumahan yang kurang sehat, terutama di tempat yang memiliki
tingkat hunian sangat padat. Bisa juga lantaran makanan yang disantap kurang bergizi, serta
kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan. TB ditandai oleh hadirnya
bakteri tahan asam bernama mikobakteria tuberkulosis yang memiliki sifat rada beda dari
kuman lain pada paru-paru.
Sifat-sifat berbeda itu di antaranya cepat mati bila terkena sinar Matahari, cepat mati jika
berada dalam air mendidih, dan akan mati setelah 24 jam terkena cairan karbol 5%. Namun
sebaliknya, basil tuberkulosis dapat hidup berminggu-minggu dalam ludah, di tempat yang
sejuk, dan berbulan-bulan di tempat yang gelap. Ia juga dapat dengan mudah menular lewat
hidung atau mulut.
Penderita TB paru-paru, seperti yang terjadi pada teman tadi, merasa badannya lemah dan
nafsu makan berkurang. Timbul batuk yang kadang disertai darah (awalnya cuma sedikit),
muka pucat dan berat badan terus berkurang, serta suhu badan naik terutama pada petang dan
malam hari. Selain itu, pada malam hari penderita sering mengeluarkan keringat, kadang
suaranya berubah menjadi parau atau serak.
Dengan suara parau, teman tadi terus bercerita, termasuk pertemuannya dengan seorang
kawan lain yang membawa pencerahan. Kata teman sang teman, mengandalkan obat-obat
medis memang tidak salah, tapi melengkapinya dengan meminum air rebusan tumbuhan
berkhasiat layak dicoba. Kalau Tuhan mengizinkan, bisa sembuh lebih cepat, jelasnya.
Sejak itu, asa teman tadi tumbuh kembali. Ia mencoba mencari tahu, beragam tanaman obat
yang telah diteliti oleh berbagai institusi penelitian maupun perguruan tinggi di Indonesia. Ia
mendapati, ternyata cukup banyak tanaman obat yang secara empiris telah dikenal
masyarakat. Beberapa tumbuhan yang sempat tercatat, antara lain pegagan, singawalang,
bunga tembelekan, dan bumbu tali.
Menghambat & menghancurkan
Pegagan atau nama kerennya Centella asiatica itu tumbuhan liar yang ada di dataran rendah,
sampai sekitar 2.500 m di atas permukaan air laut.
Secara empiris, biasa digunakan sebagai tonik, antiinfeksi, antirematik, penenang,
mempercepat penyembuhan luka, dan diuretik. Berbagai penelitian telah dilakukan guna
mendukung manfaat empirisnya.
Misalnya, penelitian yang merujuk pegagan sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor,
atau untuk meningkatkan daya ingat (susunan saraf pusat), eksem (luka terbuka), dan

hepatitis. Hal itu berkaitan dengan kandungan senyawa yang dimiliki pegagan, yaitu
asiaticiside, thankuniside, medecassoside, brahmoside, brahminoside, madastic acid, vitamin
B1, B2, dan B6.
Penduduk asli India dan Malaysia konon suka menanam dan menyimpan pegagan dalam
bentuk ready stock, agar siap digunakan sewaktu-waktu. Oleh warga dua bangsa itu pegagan
lazim disimpan dalam bentuk kering untuk mengobati beragam penyakit. Terkadang mereka
juga membuat jus daun segar, yang diminum untuk menghilangkan pusing ringan.
Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya
menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus,
Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara
dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.
Laorpuksa A. dan kawan-kawan dalam penelitian pada 1988 membuktikan, estrak air
pegagan dapat melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran napas. Sementara
Herbert D. dan kawan-kawan dari Tuberculosis Research Center di India mencoba efek
pegagan pada bakteri tuberkulosis H37Rv secara in vitro. Hasilnya, pegagan tidak langsung
berefek pada bakteri tuberkulosis. Namun, Herbert menyarankan penelitian lebih lanjut
terhadap senyawa aktif asiaticoside.
Feeling Herbert terbukti benar. Berdasarkan penelitian lanjutan, senyawa aktif pegagan itu
ternyata dapat melawan Mycobakterium tuberculosis dan Bacillus leprae (Oliver-Bever,
1986). Penelitian berikutnya yang dilakukan Walter H. Lewis juga menyatakan, pegagan
termasuk kelompok tanaman yang menghasilkan zat seperti antibiotika dan asiaticoside.
Keampuhan pegagan juga telah diuji coba oleh Boeteau P. dan kawan-kawan, yang
menginokulasi binatang percobaan marmut dengan bakteri basilus tuberkulosis selama 15
hari. Injeksi 0,5 ml 4% asiaticoside yang diberikan pada marmut, terbukti dapat mengurangi
jumlah lesi tuberkular di paru-paru, hati, dan limpa. Senyawa asiaticoside membuat pegagan
tak hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri tuberkulosis, tapi juga berpotensi sebagai
imunomodulator peningkat daya tahan tubuh.
Secara empiris, pemanfaatan pegagan untuk membasmi tuberkulosis paru-paru dapat
dilakukan dengan berpedoman pada resep berikut. Cuci 30 60 g pegagan segar, lalu rebus
dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dan diminum 3 kali sehari. Untuk TB kulit, lumatkan
pegagan, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit. Kajian etnobotani di Bogor.
Masih ada sejawat pegagan yang bermanfaat serupa. Singawalang (Pertiveria alliacea),
menurut R. Indra Pandu Gunawan, yang melakukan kajian etnobotani di salah satu kampung
di Bogor, Jawa Barat, juga dapat digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Kesimpulan itu
diambilnya setelah masyarakat di kampung yang diteliti itu sukses menggunakan
singawalang untuk mengobati batuk darah akibat TB.
Weniger B. pada 1988 pun menyatakan, masyarakat Haiti, Republik Dominika, telah sejak
lama memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati radang paru-paru. Singawalang sendiri
merupakan tanaman berbentuk semak, tingginya bisa mencapai 1 m. Secara empiris,
singawalang sering digunakan untuk peluruh kencing, peluruh dahak, peluruh keringat, dan
pereda kekejangan.
Penelitian in vitro memang menunjukkan, singawalang mampu melawan bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Namun, penelitian langsung pada

bakteri tuberkulosis belum dilakukan. Dosis pemanfaatan singawalang: 5 lembar daun yang
telah dicuci bersih ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan diseduh dengan air panas,
dibubuhi garam dan gula merah secukupnya. Aduk sampai larut, saring dan minum setelah
dingin. Frekuensi meminumnya dua kali sehari.
Masih ada lagi yang namanya bunga tembelekan (Lantana camara). Tumbuhan ini dapat
hidup secara liar atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Perdu setinggi 0,5
4 m dan berbau ini secara empiris berkhasiat meredakan demam, penawar racun, penghilang
nyeri, dan penghenti perdarahan. Ia tumbuh di dataran rendah sampai 1.700 m di atas
permukaan laut.
Untuk melawan tuberkulosis paru-paru dengan batuk darah, digunakan bunga tembelekan
kering sebanyak 6 10 g, direbus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa
separuh. Setelah dingin, air rebusan itu disaring, dibagi untuk 3 kali minum (pagi hari, siang,
dan sore) masing-masing setengah gelas.
Jangan lupakan juga tanaman bambu tali (Asparagus cochinchinensis). Tumbuhan asal Cina,
Jepang, dan Korea itu tingginya dapat mencapai 1,5 m. Daunnya berwarna hijau, berbentuk
helai panjang, runcing, dan halus. Bagian yang digunakan untuk obat adalah umbinya. Untuk
mengatasi penyakit tuberkulosis yang disertai batuk darah, digunakan 6 12 g umbi kering
bambu tali, direbus dalam 1,5 gelas air. Air rebusannya diminum dalam keadaan hangat dua
kali sehari, sampai penyakit sembuh.
Obat hati
Kalau mau digali lagi, sebenarnya masih banyak tumbuhan berdasarkan pengalaman
empiris nenek moyang dipercaya dapat digunakan untuk memerangi TB.
Salah satunya daun legundi (Vitex negundo L). Untuk menggunakannya, 3/5 genggam
daunnya dicuci, lalu direbus dengan air bersih sebanyak 3 gelas makan, sampai air
rebusannya tinggal 3/4 gelas saja. Sesudah dingin, disaring lalu diminum dengan madu
seperlunya. Frekuensi minumnya 3 kali sehari.
Ada lagi serbuk biji pronojiwo (Euhrseta horfieldii Benn). Untuk pengobatan diperlukan 3/4
sendok teh serbuk biji pronojiwo, diseduh dengan air panas sebayak 1/2 cangkir dan madu 1
sendok makan. Dalam keadaan suam-suam kuku, ramuan diminum 3 kali sehari. Atau bunga
kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L). Ramuannya, 3 kuntum bunga kembang sepatu
dicuci bersih, lalu digiling halus, diberi air masak 1/2 cangkir dan madu 1 sendok makan,
kemudian diperas dan disaring. Ramuan diminum tiga kali sehari.
Bisa juga dicoba bidara upas (Merremia mammosa). Ambilah 1/3 jari bidara, dicuci bersih
lalu diparut, diberi air masak 1 sendok makan dan madu 2 sendok teh, diperas dan disaring.
Obat alami ini diminum tiga kali sehari.
Terakhir, daun gandapura (Gaultheria fragrantissima). Diperlukan 1 sendok makan serbuk
kering daun gandapura. Bahan itu diseduh dengan air panas 3/4 cangkir dan madu 1 sendok
makan. Seduhan diminum dalam keadaan suam-suam kuku. Frekuensinya 3 kali sehari.
Melihat begitu banyaknya alternatif, teman saya jelas makin girang. Kini ia tidak hanya lebih
optimistis menyikapi hidup, tapi juga lebih telaten merawat tanaman-tanamannya, terutama
tanaman pegagan dan kawan-kawan. Buat sang teman, mereka bukan hanya andalan baru
untuk mengusir TB paru-paru, tapi juga mengisi sepi dan mengusir frustrasi.
Catatan :
Satu Tanaman Lain Sebutan Pegagan dikenal juga sebagai daun kaki kuda (Jakarta), antanan

gede (Sunda), kori-kori (Halmahera), kolotidi menora (Ternate), gagan-gagan, gangagan,


kerok batok, pantegowang, panigowang, rendeng (Jawa).
Nama lain bunga tembelekan adalah bunga pagar atau kayu Singapura. Di Sunda kerap
disebut kembang satek, saliyara, tai ayam atau tai kotok. Sedangkan di Jawa kadang disebut
oblo, puyengan, pecengan, atau waung.
Bambu tali atau bambu apus suka juga disebut awi tali (Sunda), deling apus, deling tangsul,
jajang pring (Jawa) atau tiing tali, tiing tlantan (Bali). Tumbuhan lainnya, legundi, punya
nama alias gendarasi (Palembang) atau langgundi (Minangkabau). Sedangkan bidara upas
kerap disebut blanar (Jawa) atau hailale (Ambon).

Pemanfaatan Daun pegagan Sebagai Alternatif Makanan Ringan

PEMANFAATAN DAUN PEGAGAN (Centella asiatica)


SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN RINGAN

OLEH :
Nur Dian Haznawati
Sanisa Nawidiya
Nilawati

NIS. 4187
NIS. 4234
NIS. 4430

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA SE-JAWA TENGAH

SMA NEGERI 2 PURBALINGGA


JL. RAYA PUCUNG RUMBAK TELP. (0281) 892180
PURBALINGGA
2011

LEMBAR PENGESAHAN

PEMANFAATAN DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) SEBAGAI


ALTERNATIF MAKANAN RINGAN

OLEH :
Nur Dian Haznawati
Sanisa Nawidiya
Nilawati

NIS. 4187
NIS. 4234
NIS. 4430

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Guna Mengikuti Lomba Karya Tulis remaja
Se - Jawa Tengah yang Diadakan Oleh Unit Penelitian Ilmiah Fakultas Biologi
Universitas Jendral soedirman Tahun 2011

Purbalingga,

September 2011

Mengetahui,
Kepala SMA N 2 Purbalingga

Guru Pembimbing

Dra. Nanik Indriyati

Rahayu Cahya Rodinda, S.Si

NIP. 195806091983032004

NIP. 197603062007012009

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
RINGKASAN..................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
D. Manfaat................................................................................................ 2
E. Hipotesis............................................................................................... 2
BAB 2. TELAAH PUSTAKA............................................................................. 3
A.

Ciri ciri umum pegagan...................................................................... 3

B.

Manfaat pegagan................................................................................. 4
BAB 3. METODE PENULISAN....................................................................... 6
A.

Cara pengumpulan data...................................................................... 6

B.

Cara pengolahan data........................................................................ 6

C.

Analisis dan sintetis............................................................................ 6

D.

Penarikan simpulan............................................................................ 6

E.

Perumusan saran................................................................................ 6

BAB 4. ISI ......................................................................................................... 7


A.

Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 7

B.

Alat dan Bahan.................................................................................. 7

C.

Cara pembuatan................................................................................ 8

D.

Pembahasan....................................................................................... 9

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 11

A. Kesimpulan.......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BIODATA PENULIS.......................................................................................... 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga Karya Tulis Ilmiah berjudul PEMANFAATAN DAUN PEGAGAN
(Centella asiatica) SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN RINGAN dapat diselesaikan dengan hasil
yang memuaskan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis bermaksud memberi gambaran
serta dukungan terhadap pembuatan alternatif pengganti susu dalam rangka mengurangi permasalahan
ekonomi dan kesehatan masyarakat indonesia.
Ungkapan terimakasih penulis curahkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, diantaranya :
1. Guru pembimbing : Rahayu Cahya Rodinda, S.Si yang telah membimbing dan membina kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan Karya Tulis ini.
2. Kepala SMA Negeri 2 Purbalingga : Dra. Nanik Indriyati yang telah memberikan kesempatan serta
dukungan moril terhadap siswa - siswi SMA Negeri 2 Purbalingga, sebagai bentuk kreatifitas siswa siswinya.
3. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikann ya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
terlepas dari semua kelemahan yang ada karena ketidaksempurnaan serta keterbatasan penulis sebagai
seorang manusia.
Kritik dan saran mengenai Karya Tulis Ilmiah ini akan sangat membantu untuk perbaikan
selanjutnya. Penulis sadar dalam penulisan Kraya Tulis Ilmiah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Terima kasih.
Purbalingga,12 September 2011

Penulis

RINGKASAN

Pegagan atau nama lainnya: antanan, panegowang, rendeng, caling rambut, antenan gede, kos
tekosan, pegaga, kori-kori bisa tumbuh hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut. Jenisnya
tumbuhan tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 1080 cm. Akarnya keluar dari setiap bonggol, dengan cabang yang akan membentuk tumbuhan baru.

Helai daun bersifat tunggal (satu), panjang tangkai sekitar 5-15 cm dengan bentuk ginjal manusia.
Berbagai penelitian mengenai khasiat pegagan telah banyak dilakukan. Manfaat yang berhubungan
dengan fungsi saraf dan otak telah dibuktikan lewat berbagai penelitian.
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang
tahun. Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoisde,
brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids,
garam mineral ( seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vellarine dan zat
samak. Melihat kandungan gizinya yang cukup tinggi, persebarannya yang luas serta jumlahnya yang
cukup banyak sepanjang tahun, daun pegagan diolah sebagai makanan alternatif. Sehingga rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi
suatu produk makanan ringan sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai
gizi tinggi.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 September 2011 di ruang Lifeskill SMA N 2 Purbalingga.
Dengan tahap _ tahap sebagai berikut : tahap persiapan
proposal

(meliputi pengajuan judul, pembuatan

penelitian), tahap pelaksanaan (studi pustaka, pembuatan dan penyusunan instrument

penelitian, pelaksanaan penelitian), tahap penyelesaian (analisis data dan penyusunan laporan).

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang
tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup
tanah. Pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat
yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi.
Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya
menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli,
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau
ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Pegagan

mengandung

asiaticoside,

thankuniside,

isothankuniside,

madecassoside,

brahmoisde, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose,


caretenoids, garam mineral ( seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit

vellarine dan zat samak. Melihat kandungan gizinya yang cukup tinggi, persebarannya yang luas serta
jumlahnya yang cukup banyak sepanjang tahun, daun pegagan diolah sebagai makanan alternatif.
Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan
teh, diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun
body lotion. Sampai saat ini pemanfaatan daun pegagan sebagai makanan alternative masih sangat
terbatas sehingga perlu diteliti kemungkinan pemanfaatan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai beikut :
Bagaimana pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan
sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan sebagai salah satu
usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana cara
pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan, sehingga
masyarakat mengenal lebih banyak produk makanan alternatif yang bergizi.
E. Hipotesis
Daun pegagan dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi suatu produk makanan ringan sebagai
salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.

BAB 2
TELAAH PUSTAKA

A. Ciri Ciri Umum Pegagan


Pegagan atau Centella asiatica bisa tumbuh hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut.
Jenisnya tumbuhan tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan
panjang 10-80 cm. Akarnya keluar dari setiap bonggol, dengan cabang yang akan membentuk
tumbuhan baru. Helai daun bersifat tunggal (satu), panjang tangkai sekitar 5-15 cm dengan bentuk
ginjal manusia. (Abu

Usamah. 2009).

Taksonomi Pegagan adalah sebagai berikut :


Kerajaan

Divisio

Plantae

Kelas

Spermatophyta
:

Ordo

Dicotyledone
:

Familia

Umbillales

Umbilliferae

Genus

(Apiaceae)

Species

Nama Binominal

C.

asiatica

Centella
&

Hydrocotyleasiatica

: Centella asiatica (Bobcat. 2008)

Pegagan terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak
lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan,
sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai
tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut.
Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolonstolon yang merayap dengan panjang 10 cm 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak
bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm 15
cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm 7 cm tersusun dalam
roset yang terdiri atas 2 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau
merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari
ketiak daun.
Tangkai bunga 5 mm 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang
2 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim Ketinggian tempat : 1 m
2.500 m di atas permukaan laut Curah hujan tahunan : 1.500 mm 2.500 mm/tahun Bulan basah (di

atas 100 mm/bulan) : 9 bulan Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan 4 bulan Suhu udara :
20 C 25 C Kelembapan : tinggi Penyinaran : sedang b. Tanah Tekstur : pasir sampai liat Drainase :
sedang baik Kedalaman air tanah : 25 cm 50 cm dari permukaan tanah Kedalaman perakaran : 5
cm 25 cm dari permukaan tanah Kemasaman (pH) : 5 7 Kesuburan : sedang 2.
Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai
tumbuhan liar. Meskipun demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. Buat lubang
tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan
jarak tanam 1 m x 1 m. Batangnya tumbuh merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk
rumpun yang menutupi tanah. Di daerah Jawa Barat, tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam
sebagai penutup tanah di perkebunan teh (Nurudin Jauhari. 2011).
B. Manfaat Pegagan
Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya
menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli,
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau
ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri. (Solagracia. 2008)
Berikut ini merupakan unsur unsur yang terkandung dalam tanama pegagan :
1.

Asiatosida berfungsi memperbaiki sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan
ikat.

2. Glikosida Saponin. Dengan pemakaian dosis tinggi mampu menghasilkan efek pereda nyeri.
3.

Saponin bermanfaat untuk mempengaruhi kolagen, misalnya dalam menghambat produksi jaringan
bekas luka yang berlebihan.

4. Triterpenoid mempunyai aktivitas penyembuhan luka yang luar biasa.


5.

Senyawaan Glikosida Triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai
manfaat sebagai anti lepra (Morbus Hansen).

6. Beberapa bahan aktif lainnya akan meningkatkan fungsi mental melalui efek penenang, antistres, dan
anticemas. (http://www.pegagan.org/)

BAB 3
METODE PENULISAN

A. Cara Pengumpulan Data


Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di
internet dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik yang di bahas.
B. Cara Pengolahan Data
Data, fakta atau informasi kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dalam bentuk teks.
C. Analisis dan Sintesis
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan intisari intisari sumber bacaan sebagai hasil
pengolahan dan penafsiran data, fakta atau informasi.
D. Penarikan Simpulan
Simpulan dibuat dengan menggunakan pola pikir induktif, yaitu menarik simpulan dari
proposisi proposisi yang khusus yang kemudian di generalisasikan.
E. Perumusan Saran
Perumusan saran dan rekomendasi dibuat berdasarkan hasil simpulan.

BAB 4
ISI

A.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2010 di ruang lifeskill SMA Negeri 2
Purbalingga dengan tahap sebagai berikut :

ersiapan

: meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian.

elaksanaan

: studi pustaka, pembuatan dan penyusunan instrument penelitian, pelaksanaan penelitian.


3. Tahap penyelesaian

: analisis data dan penyusunan laporan.

B. Alat dan Bahan


Alat :
1. Penghalus bumbu
2. Wajan
3. Kompor
4. Baskom
5. Spatula
6. Sendok
7. Saringan
Bahan :
1. Daun pegagan
2. Air
3. Tepung beras
4. Tepung kanji

5. Bawang putih
6. Ketumbar
7. Garam
8. Minyak sayur
C. Cara Pembuatan
1. Pengumpulan daun pegagan
2. Pencucian daun pegagan
3. Pembuatan bumbu dengan menghaluskan bawang putih, ketumbar, garam, dan penyedap rasa.
4. Pembuatan adonan dengan mencampurkan tepung beras, tepung kanji, dan bumbu yang telah
halus.
5. Memasukan daun pegagan kedalam adonan.
6. Memanaskan minyak diatas wajan dengan api kecil.
7. Proses penggorengan keripik daun pegagan.
8. Keripik daun pegagan siap disajikan.

D. Pembahasan
Tanaaman pegagan adalah sejenis tanaman liar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu.
Tetapi selain sebagai tanaman pengganggu, pegagan juga memiliki manfaat yang bergunapegagan
adalah sejenis tanaman liar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu. Tetapi selain sebagai tanaman
pengganggu, pegagan juga memiliki manfaat yang berguna bagi manusia, terutama untuk mengatasi
berbagai macam masalah kesehatan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
pegagan mengandung senyawa glikosida triterpenoida, asiaticoside, dan senyawaan sejenis, pegagan
secara umum berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi sel hati dari berbagai kerusakan
akibat racun dan zat berbahaya. Sehingga sangat baik dikonsumsi oleh masyarakat.
Seiring perkembangan jaman, tanaman pegagan semakin dikenal di kalangan masyarakat.
Melalui berbagai penelitian, diketahui bahwa pegagan memiliki banyak manfaat dan khasiat. Sudah
ada beberapa produk yang terbuat dari tanaman ini, antara lain kapsul ekstrak pegagan, obat herbal,
cream, salep, dan body lotion. Pengolahan pegagan dalam bentuk obat herbal dipercaya mampu
menghambat prosees penuaan
Selain sebaagai tanaman obat, pegagan juga dapat di konsumsi, misalnya diolah sebagai
teh, maupun secara mentah, misalnya sebagai lalapan. Disini peneliti mencoba untuk memberikan
gamabaran pada masyarakat salah satu contoh cara pengolahan daun pegagan menjadi sebuah
makanan alternatif yang mudah di olah dan cocok di lidah masyarakat umumnya. Yaitu pengolahan
daun pegagan menjadi keripik.
Seperti yang kita ketahui, tentu sangat banyak di jumpai berbagai macam keripik dari
berbagai jenis bahan, namun banyak masyarakat yang jarang bahkan tidak tahu cara pemanfaatan dan
pengolahan.keripik terutama dari bahan yang mengandung banyak manfaat seperti dari tanaman
pegagan ini
Apabila dibandingkan dengan keripik bayam, keripik daun pegagan mampu mengimbangi
baik dalam segi rasa, warna, maupun aroma. Dari segi rasa, keripik pegagan sama gurihnya dengan
keripik bayam. Akan tetapi zat vellarine yang terkandung dalam daun pegagan memberikan rasa agak
pahit. Dalam segi warna dan aroma, keripik pegagan tidak kalah menarik dari keripik bayam. Meski
telah diolah menjadi makanan yang siap saji, namun kandungan dalam keripik ini tidak banyak yang
terbuang sia sia karena tidak banyak mengalami proses pengolahan.
Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa daun pegagan selain dianggap sebagai
tanaman liar, tanaman ini juga berpotensi tinggi untuk di olah sebagai obat ataupun makanan yang
sangat berguna bagi masyarakat. Pemanfaatan daun pegagan ini juga dapat digunakan untuk
mengurangi jenis tanaman liar disekitar kita. Disamping itu, pengolahan pegagan sebagai keripik, juga

dapat dijadikan sebagai peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga sangat
menguntungkan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daun pegagan
berpotensi diolah menjadi makanan kecil sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif
yang memiliki banyak khasiat karena kemampuan pegagan atau Centella asiatica menghancurkan
berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas
aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol,
tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Apabila dibandingkan dengan jenis keripik lainnya, terutama keripik bayam, keripik dari daun
pegagan juga tidak bias diremehkan, baik dalam segi rasa, warna, maupun aroma. Selain sebagai
alternatif makanan kecil (cemilan), produksi keripik daun pegagan juga dapat dekembangkan sebagai
wira usaha.
B. Saran
1. Perlu diadakan penelitian mengenai kandungan gizi yang terdapat di dalam keripik daun pegagan.
2. Perlu diadakan eksperimen lebih lanjut mengenai pemanfaatan daun pegagan.
3.

Apabila akan dikembangkan sebagai usaha,sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
stategi pengembangan usaha keripik daun pegagan.

DAFTAR PUSTAKA

Bobcat.

2008.

Pegagan.

http://bobcatreviewnat.blogspot.com/2008/02/pegagan-

centella-asiatica.html. di akses tanggal 10 September 2011


Sutomo.

2011.

Kandungan

Pegagan.

http://obatsakit2011.blogspot.com/2011/06/kandungan-

pegagan.html. diakses tanggal 10 September 2011


Usamah, Abu. 2009. Khasiat Pegagan. http://apotekherba.blogspot.com/2009/11/khasiat-pegagan.html.
di akses tanggal 10 September 2011
Solagracia.

2008.

Kelemahan

Obat

Modern

atau

Obat

Kimia.

http://solagracia1811.multiply.com/journal/item/7/Back_To_Nature. diakses tanggal 10.9.2011


Wikipedia. 2011. Pegagan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan. diakses tanggal 10 September 2011
Jauhari,

Nurudin

2011.

Tanaman

obat

Kaki

kuda.

http://informasidantips.com/search/tanaman+kaki+kuda/. diakses tanggal 10 September 2011


BBPD

Ketindan.

2011.

Sekilas

Tentang

Pegagan

Sebagai

Tanaman

Obat.

http://www.deptan.go.id/bpsdm/bbppketindan/index.php/artikel/223-sekilas-tentang-pegagan-sebagaitanaman-obat. diakses tanggal 10 sepetember 2011

Gunawan. 2011. Kapsul Pegagan Melancarkan Sirkulasi Darah Serta Penguat


Daya Ingat, Konsentrasi Dan Kecerdasan. http://www.pegagan.org. diakses
tanggal 12 September 2011

Anda mungkin juga menyukai