Oleh :
WINDA NURFADILLAH
NIM :1014060
Oleh :
WINDA NURFADILLAH
NIM :1014060
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Sutjahjo, S.Si., M.Farm., Apt. Siti Pandanwangi TW, S.Si., M.M., Apt.
HALAMAN PENGESAHAN
1. Penguji I
2. Penguji II
3. Penguji III
Direktur
Agama : Islam
Sumber Cirebon
Pendidikan :
ABSTRAK
tiada kata yang patut terucap selain puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, diserta dengan usaha, doa dan
memenuhi tugas akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III Farmasi
Terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
Muhammadiyah Cirebon.
2. Bapak Sutjahjo S.Si., M.Farm., Apt selaku dosen pembimbing I yang telah
3. Ibu Siti Pandanwangi TW, S.Si., MM., Apt selaku dosen pembimbing II yang
i
4. Bapa dan Mamah tercintayang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik
6. Sahabat tercinta (Imeh, opi , risye, rian, ratna dan erlin) yang setia memberikan
7. Dan teman-teman satu pembimbing (heri, alif, wiki, bayu, rian, ratna dan nurul)
terima kasih sudah membantu dan atas kerjasamanya selama 1 semester ini.
semua bantuannya.
10. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya
Penul
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
BAB II ................................................................................................................. 8
iii
BAB III ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV ............................................................................................................. 26
B. Pembahasan ....................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel volume urin kumulatif kontrol positif (Na.CMC) ... 26
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) ... ……6
vi
DAFTAR LAMPIRAN
L.)
evaporator
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan
dari bahan alami. Berdasarkan WHO, sekitar 80% penduduk dunia dalam
harga murah, karena dapat ditanam sendiri dan efek samping yang relatif
kecil.Oleh karena itu obat tradisional diharapkan mampu berperan dalam usaha
Bayam merah telah dikenal sebagai salah satu sayuran bergizi tinggi
fosfor, purin, tannin, flavonoid dan asam oksalat yang sangat dibutuhkan oleh
dagang bayam ini sudah lama berfungsi sebagai obat. Khasiat bayam merah
secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan
untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis ,
Tanaman obat yang bersifat diuretik adalah tanaman obat yang salah
pengeluaran air seni atau air kencing adalah tindakan yang benar dan
yang tidak berguna sehingga secara otomatis dibuang oleh tubuh. Apabila
didalam tubuh, sebagai contoh akibat pengeluaran air seni yang tidak lancar
sebagai diuretik telah dilakukan oleh I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani
ekstrak 25% dan 40% diberikan secara per oral dengan volume pemberian 2,5
menggunakan suspensi furosemid dosis 0,72mg/ 200g BB. Pada penelitian ini
pemberian 2,5 ml/ kg BB pada tikus setara dengan dosis 28 mg/ 20 gram BB
mencit.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis akan melakukan uji
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
a. Apakah ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dengan
dosis 28mg/ 20gram BB memiliki efek diuretik terhadap mencit putih (Mus
musculus)jantan ?
b. Apakah ada perbedaan efek diuretik ekstrak etanol daun bayam merah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a. Untuk Peneliti
merah (Amaranthus tricolor L.) sebagai diuretik pada mencit putih (Mus
musculus) jantan.
E. Ruang Lingkup
(Amaranthus tricolor L.) sebagai diuretik pada mecit putih (Mus musculus)
dosis 0,1mg/ 20gram BB. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih (Mus
musculus) jantan dengan berat 20 gram sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 3
kelompok , yaitu 5 mencit untuk kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 0,5 %
, 5 mencit untuk kontrol positif diberi suspensi furosemid dan 5 mencit untuk
tricolor L.). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah volume urine
yang dieksresikan oleh mencit jantan selama 180 menit.Penelitian ini dilakukan
pada bulan November 2016 sampai dengan bulan Juni 2017.Penelitian tersebut
TINJAUAN PUSTAKA
(Anonim, 2016)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryphyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
(Anonim, 2016).
1. Ciri-ciri Botani
daerah tropis dan sub tropis di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri bayam
meter di atas permukaan laut, tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi
tumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak
panas.
berseling, lonjong, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, panjang 7-24
cm, lebar 4-12 cm, pertulangan menyirip, hijau kemerahan. Bunga: majemuk,
berkelamin dua, diketiak daun, bentuk bongkol, tangkai panjang ±2 cm, hijau
kemerahan, kelopak bentuk corong, benang sari kecil, tangkai putik kuning,
kepala putik bulat, mahkota merah, merah. Buah: batu, merah kecoklatan.
Herlina, 2011).
2. Nama Daerah
2011).
4. Secara Empiris
dicampurkan dengan air sebanyak 1 gelas air, lalu diblender sampai halus dan
diperas/disaring.
B. Simplisia
ekstrak, baik sebagai bahan obat atau produk. Dalam buku "Materi Medika
digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Gunawan, 2013)
C. Ekstraksi
adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstrakasi senyawa aktif dari
kemudiaan semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa dan serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.Simplisia
yang di ekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang
tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain.Senyawa aktif
minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Struktur kimia yang berbeda-
beda akan mempengaruhi kelarutan dan stabilitas senyawa-senyawa tersebut
terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat, dan derajat keasaman. Dengan
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Simplisia yang lunak seperti
rimpang dan daun mudah diserap oleh pelarut, karena itu pada proses ekstraksi
tidak perlu diserbuk sampai halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu
dan kulit akar susah diserap oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk sampai halus
disamping memperhatikan sifat fisik dan senyawa aktif dari simplisia harus juga
karbohidrat, lemak dan gula, karena senyawa ini akan mempengaruhi tingkat
aktif. Keajegan kadar senyawa aktif merupakan syarat mutlak mutu ekstrak yang
D. Maserasi
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel, dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif didalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat
aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung yang mudah
mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-
lain.
Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air etanol atau
pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya
penyarian.
E. Diuretik
dan garam natrium. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah jika garam natrium ditahan, air juga akan bertahhan
diuretik yang tidak menahan kalium, dan diuretik yang menahan kalium disebut
utamanya ialah menghambat enzim karbonik anhidrase pada sel epitel tubulus
a) Mekanisme Kerja
dkk, 2001).
b) Farmakokinetik
2. Loop Diuretik
a) Mekanisme Kerja
lumen pada pars asendens ansa Henle. Karena itu, reabsobsi Na+, K+ dan
Cl- menurun. Loop diuretik merupakan obat diuretik yang paling efektif,
2001).
b) Farmakokinetik
Diuretik loop diberikan per oral atau parentral. Masa kerja relatif
lebih besar daripada asetazolamid, dan obat-obat ini bekerja di ginjal dengan
dan semuanya memiliki efek diuretik maksimum yang sama, berbeda hanya
dalam potensi, dinyatakan dalam per milligram basa. (Champe, dkk, 2001).
a) Mekanisme Kerja
b) Farmakokinetik
waktu 1-3 minggu untuk mencapai penurunan tekanan darah yang stabil,
dan obat-obat ini menunjukkan waktu paruh biologis yang panjang (40
c) Hidroklorthiazid
lebih ringan dari diuretika lengkungan tetapi bertahan lebih lama, 6-12
a) Mekanisme Kerja
dengan tiazid. Adalah sangat penting bahwa pasien yang diobati dengan
b) Amirolida
5. Diuretik Osmotik
a) Mekanisme Kerja
air bersama kadalam cairan tubulus. Bila zat-zat yang disaring berikutnya
mengalami sedikit atau tidak direabsobsi sama sekali, kemudian zat yang
ekskresi air dari pada ekskresi Na+, maka obat-obat ini berguna untuk
memelihara aliran urine dalam keadaan toksik akut setelah menelan zat-zat
fungsi ginjal dalam jangka waktu lama dan dapat menghindarkan pasien
b) Manitol
F. Furosemid
lengkungan Henle bagian menaik.Sangat efektif pada keadaan udema diotak dan
paru-paru yang kuat. Mulai kerjanya pesat, oral dalam 0,5-2 jam dan bertahan 4-
Efek sampingnya berupa umum, pada injeksi intravena terlalu cepat, ada
Dosis pada udema oral 40-80 mg pagi p.c (setelah makan) jika perlu atau
1. Karakteristik Mencit
pendek, jumlah anak per kelahiran relatif banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi,
mudah ditangani. Mencit dapat hidup mencapai umur 1-3 tahun tetapi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
(Diana, 2009)
3. Pengenalan Hewan Uji
harus jelas fisiologinya, bebas dari penyakit, didapat dari breeding center
jenis kelamin, berat badan dan umur harus tepat. Beberapa jenis hewan dari
yang ukurannya terkecil dan sederhana sampai ukuran yang lebih besar dan
4. Cara Penanganan
pada kawat kasa dan ekornya sedikit ditarik. Cubit kuli bagian belakang
ear tag (anting bernomer), tato pada ekor, melubangi daun telinga dan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
melakukan percobaan pada objek yang akan diteliti dengan tujuan untuk
(Amaranthus tricolor L.) sebagai diuretik pada mencit putih (Mus musculus)
jantan.
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak
etanol daun bayam merah yang telah dikeringkan. Daun bayam merah yang
26
D. Hipotesis
E. Variabel Penelitian
2. Variabel Terikat : Uji efek diuretik ekstrak etanol daun bayam merah
3. Variabel Terkontrol : Tingkat stress, berat badan, umur dan jenis kelamin.
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian efek
diuretik ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) pada
hewan uji mencit (Mus musculus) jantan. Data primer pada penelitian ini
menit ke 180.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh berdasar hasil studi literatur dari
27
G. Analisis Pengumpulan Data
jarum oral (terumo)., mortir & stemper., timbangan elektrik (Ohaus)., oven
I. Prosedur Penelitian
didapat kemudian dipisahkan dari kotoran yang masih menempel pada daun
pencucian dengan air yang mengalir hingga bersih, lalu dikeringkan. Daun
28
2. Ekstraksi
dibiarkan selama 5 hari, aduk, serkai, lalu ampas diperas, cuci ampas
dengan cairan penyari hingga diperoleh seluruh sari sebanyak 900 ml.
d. Setelah itu ekstrak etanol cair dituangkan kedalam labu alas bulat rotary
menyusut.
10 ml
= 100 ml x 28 = 2,8 gram
Ambil sebanyak 2,8 gram ekstrak etanol daun bayam merah kemudian
29
5. Pembuatan Furosemid 0,1%
Injeksi Furosemid
1 ampul = 2 ml
2 ml x 10 mg = 20 mg/ 2ml
o,o2
% Sediaan = 0,2 x 100% = 1%
Konversi dosis dari tikus 200 gram ke mencit 20 gram adalah 0,14
dosis mencit
= 0,1 ml
30
b. Furosemid 0,1%
Konversi dosis dari tikus 200 gram ke mencit 20 gram adalah 0,14
ke dosis mencit
= 0,1 mg / 20 gram BB
0,1 mg
Volume furosemid yang diberikan = 100 mg x 100 ml
= 0,1 ml
c. Na CMC 0,5%
c. Tiap ekor mencit diberikan air hangat secara oral sebanyak 0,5 ml dan
31
a) Kelompok kontrol negatif diberi mucilago Na.CMC 0,5% sebanyak
gram BB.
dirangkai sebelumnya.
f. Amati dan catat volume urin tiap 30 menit selama 180 menit.
32
BAB IV
A. Hasil Penelitian
etanol daun bayam merah diperoleh data yang diolah dengan memakai
Tabel 4.1 Tabel volume urin kumulatif kontrol negatif (Na.CMC 0,5%)
III 20 0,1 0 0 0 0 0 0 0
33
Tabel 4.2 Tabel volume urin kumulatif kontrol positif (Furosemid 0,1%)
Rata-rata volume urin 0,62 0,4 0,2 0,06 0,06 0,04 1,38
34
Tabel 4.3 Tabel volume urin kumulatif perlakuan (ekstrak daun bayam merah 28%)
Rata-rata volume urin 0,18 0,12 0,08 0,12 0,22 0,08 0,8
Kontrol negatif
0,18 ml
(Na. CMC 0,5%)
Kontrol positif
1,38 ml
(furosemid 0,1%)
Perlakuan
35
Gambar 4.1 Grafik perbandingan volume urin Na. CMC, furosemid dan ekstrak
antara kontrol
negatif (Na.CMC)
dengan kontrol
positif
(furosdemid).
Potensi daya
diuretik kelompok
36
kontrol negatif
12% dan
kelompok kontrol
positif 92%
daun bayam
merah dosis 28
Potensi daya
diuretik kelompok
kontrol negatif
12% dan
kelompok kontrol
perlakuan 54%.
37
BB) dengan perlakuan
(ekstrak etanol
daun bayam
merah dosis 28
Potensi diuretik
kelompok kontrol
perlakuan 54%
dan kelompok
kontrol positif
92%.
B. Pembahasan
Sampel dalam penelitian yang digunakan adalah daun bayam merah yang
diperoleh dari salah satu supermaket Kota Cirebon. Efek diuretik yang
2016).
daun bayam merah yang sudah dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air
daun, lalu tiriskan. Daun bayam merah dikeringkan dengan menggunakan oven
pada suhu 40ᵒC agar kandungan airnya berkurang sehingga tidak mudah
ditumbuhi jamur dan kapang (Maulita Cut Muria, dkk. 2009). Simplisia daun
38
bayam merah yang telah dikeringkan kemudian dirajang dengan tujuan untuk
memperbesar luas permukaan kontak antara daun bayam merah dengan cairan
penyari, sehingga golongan senyawa yang ada dalam daun bayam merah dapat
maserasi dengan cairan penyari etanol 70% selama 5 hari. Maserasi dilakukan
Penggunaan etanol 70% sebagai cairan penyari karena bersifat netral, kapang
dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, absorbsinya
baik, etanol dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan, selektif
dalam menghasilkan jumlah senyawa aktif yang optimal, serta panas yang
diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit (Maulita Cut Muria, dkk. 2009).
senyawa aktif yang lebih cepat didalam cairan. Cairan penyari dibagi menjadi 2
bagian, bagian pertama sebanyak 75% kurang lebih 675 ml, bagian kedua
sebanyak 25% kurang lebih 225 ml, dengan tujuan agar golongan senyawa
aktif dapat tertarik secara sempurna dan didapat jumlah maserat sesuai yang
dikehendaki.
dengan putaran 70 rpm, tujuannya agar golongan senyawa yang ada dalam
39
daun bayam merah agar tidak mudah rusak (Maulita Cut Muria, dkk. 2009).
Hewan yang digunakan adalah mencit jantan yang memiliki bobot yang
dahulu selama 16 jam agar lambung tidak penuh sehingga penyerapan obat
tidak terganggu.
Mencit yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 15 ekor yang telah
diberi air hangat sebanyak 0,5 ml, dengan tujuan untuk memperjelas efek
diuretik yang terjadi dan pemberian air hangat juga dapat membuat vasodilatasi
arterior aferen yang melebar meningkat maka tekanan darah kapiler glomerolus
sari, dkk. 2015). Kemudian dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu 5 mencit untuk
kontrol negatif yang diberi Na CMC 0,5%, 5 mencit untuk kontrol positif yang
diberi furosemid dengan dosis 0,1 mg/ 20 gram BB dan 5 mencit untuk
perlakuan yang diberi ekstrak etanol daun bayam merah dengan dosis 28 mg/
20 gram BB. Setelah diberi masing-masing dosis secara peroral, amati volume
Dari tabel hasil pengamatan dapat dilihat bahwa kelompok mencit yang
volume urin rata-rata yamg dikeluarkan yaitu 0,18 ml. Untuk kelompok mencit
yang diberi furosemid menghasilkan urin lebih banyak dengan jumlah volume
urin rata-rata yang dikeluarkan yaitu 1,38 ml. Sedangkan kelompok mencit
yang diberi ekstrak etanol daun bayam merah menghasilkan urin dengan
40
jumlah volume urin rata-rata yaitu 0,8 ml. Dari hasil pengamatan ini
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bayam merah dosis 28 mg/ 20 gram
BB memiliki efek diuretik dan dari grafik terlihat bahwa kelompok mencit
yang diberi ekstrak etanol daun bayam merah berada diatas grafik kelompok
ekstrak etanol daun bayam merah data yang diperoleh diolah menggunakan
diperoleh nilai sig lebih dari 0,05 ini menunjukkan bahwa uji normalitas dan
uji LSD. Pengujian statistik ini bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan efek
diuretik yang signifikan atau tidak antara kelompok kontrol negatif, kontrol
Berdasarkan hasil uji LSD dengan taraf kepercayaan 95% dan dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan efek diuretik yang signifikan antara ekstrak
etanol daun bayam merah dosis 28 mg/ 20 gram BB, furosemid dosis 0,1 mg/
20gram BB dan mucilago Na. CMC. Hal ini menujukkan bahwa ada perbedaan
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Hasil uji statistik menggunakan ANOVA dan dilanjut dengan uji LSD
antara ekstrak etanol daun bayam merah dosis 28 mg/ 20 gram BB dengan
B. Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Adrianta, K. A., & Wardani, I. A. (2016). Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam
Indonesia.
(http://m.detik.com/food/read/2011/11/17/092049/1769081/900/bayam-
Champe, P., & Harvey, R. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta: Widya
Medika.
Indonesia.
Dhika Rovyta Sari, dkk. (2015). Uji Efek Diuretik Herba ruku-ruku (Ocimum
Kirana, R., & Tjay, T. (2003). Obat-Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komutindo.
43
44
Maulita Cut Muria, dkk. (2009). Uji AKtivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Dan Salmonella typhi ATCC
1408. 26-37.
Rumimper, E. A., & Wisnu, J. (2014). Uji Efek Perasan Daun Bayam Merah
Safitri, Y. (2016). UJI Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus
Tricolor L) Terhadap Kadar Gula Darah Padatikus utih Jantan Galur Wistar.
1-13.
Sumita. (2015). Efek Diuretik Etanol Daun Bit ( Beta vulgaris L.) Terhadap Mencit
Cirebon.
= 675 𝑚𝑙
V1. NI = V2. N2
X . 96% = 47250
47250
X = 96
= 492, 18 ml
= 182, 82 ml
= 225 𝑚𝑙
V1. NI = V2. N2
X . 96% = 15750
15750
X = 96
= 164 ml
= 61 ml
16,8758 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
90 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 18, 75 %
Lampiran 3 Gambar Daun Bayam Merah
Lampiran 4 Gambar Simplisia Daun Bayam Merah
Lampiran 5 Hasil uji Makroskopik daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.)
2011)
kemerahan.
Lampiran 6 Tabel Konversi Perhitungan Dosis
Mencit
Tikus
Marmot
Kelinci
Kucing
Kera
Anjing
Manusia
(20-30 gram)
(100 gram)
(50 gram)
(250 gram)
(300 gram)
(2,5 kg)
Kucing (3 kg) 5,0 – 10,0 1,0 10,0 – 20,0 5,0 – 10,0 50,0
Anjing (5 kg) 10,0 – 20,0 5,0 20,0 – 50,0 5,0 – 10,0 100,0
Lampiran 8 Alur Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kersen
Serkai, peras ampas dan cuci ampas dengan etanol 70% sampai
diperoleh 900 ml
CMC 0,5%
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet0]
kelompok volume_urin
N 15 15
/MISSING ANALYSIS.
Oneway
[DataSet0]
volume_urin
1.576 2 12 .247
ANOVA
volume_urin
Total 3.937 14
Lampiran 14 Tabel uji LSD
ONEWAY volume_urin BY kelompok
/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=LSD ALPHA(0.05).
Multiple Comparisons
volume_urin
LSD
ektrak_etanol_daun_
-.62000* .10583 .000 -.8506 -.3894
bayam_merah
ektrak_etanol_daun_
.58000* .10583 .000 .3494 .8106
bayam_merah
0,06
= 𝑥 100 %
0,5
= 12%
0,46
= 𝑥 100 %
0,5
= 92%
0,27
= 𝑥 100 %
0,5
= 54%